Pesan Dakwah LANDASAN TEORITIS

Menurut Toto Tasmara pesan dakwah adalah sebuah pernyataan yang bersumber dari Al- Qur’an dan As-Sunnah baik yang tertulis maupun dengan pesan-pesan tersebut. 25 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesan mengandung arti perintah, nasihat, amanat yang disampaikan orang lain. 26 Menurut H. A. W. Widjaja pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan komunikator, 27 sedangkan lain halnya dengan Onong Ucahyana Effendi mengatakan bahwa pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. 28 Dengan demikian pesan dakwah adalah sesuatu yang disampaikan oleh da‟i kepada mad‟u dengan muatan materi yang berisikan tentang aqidah, syari‟ah, dan akhlaq, sehingga dakwah yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh mustami‟i pendengar. Pesan dakwah harus disampaikan dengan ke-Ilmuan yang cukup, karena jika pesan yang disampaikan hanya dengan Ilmu yang minim maka makna yang disampaikan akan memiliki berbeda makna, atau pergeseran makna. Dengan demikian materi yang disampaikan dapat menjerumuskan penerimanya, dan yang lebih membahayakan lagi apabila kebenaran atas kesalahan tersebut berkelanjutan menjadi sesuatu yang dianggap benar. Adapun pesan-pesan dakwah di sini adalah pesan-pesan dari pada komunikasi yang bersumber dari Al- Qur’an. Sebagaimana firman-Nya : 25 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta : Gaya Media Pratama, 1987, Cet. Ke-1. hal. 43. 26 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2003, hal- 761. 27 H. A. W. Widjaja, Ilmu Komunikasi, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, Cet. Ke-2. hal. 32. 28 Onong Ucahyana Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdakarya. 1994, Cet. Ke-8. hal. 18.  Artiny a : “yaitu orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan”. Q.S. Al- Ahzab : 39. Untuk itu, agar pesan dakwah yang disampaikan da‟i kepada mad‟u dapat diterima, maka menurut Wilbur Schramm memiliki beberapa kriteria pesan di antaranya:  Pesan hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian mad‟u;  Pesan hendaknya dapat membangkitkan kebutuhan pribadi mad‟u, sekaligus menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhannya itu;  Pesan hendaknya dapat menawarkan suatu jalan yang relevan dengan situasi di mana kelompok mad‟u itu berada. 29 Untuk itu pesan dakwah yang disampaikan da‟i pada mad‟u pada dasarnya bersumber dari Al- Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama 30 yang meliputi akidah, syari‟at dan akhlak. Hal yang perlu disadari adalah bahwa ajaran yang diajarkan itu bukanlah semata-mata berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT, namun bagaimana menumbuhkan kesadaran mendalam agar mampu memanifestasikan akidah, syari’at, dan akhlak dalam ucapan, pikiran, dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. 29 M. Hasan Tholchah. Dinamika Kehidupan Religius, Jakarta: LF. Putra, 2004 .hal. 27. 30 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997, Cet. Ke- 1. h. 33. Dengan demikian, pesan dakwah yang disampaikan oleh da‟i kepada mad‟u haruslah dikemas dengan cara menarik dan menggunakan metode yang sesuai di mana dakwah harus tampil secara aktual, faktual dan kontekstual. Aktual berarti mampu memecahkan masalah yang kekinian dan tengah hangat dibicarakan di masyarakat. Faktual dalam arti konkret dan nyata, serta kontekstual dalam arti relevan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Karena dakwah bukanlah sebuah perjalanan yang mudah, banyak rintangan yang perlu dihadapi dari berbagai macam kalangan termasuk kalangan Islam sendiri. Sedangkan Ari Ginanjar Agustian merumuskan akidah tersebut dengan 165, yang mengkaji bagian dari ajaran Islam yakni 1 ihsan, 6 rukun iman, dan 5 rukun Islam yang dia rumuskan dengan “ESQ way 165″. Hal ini merupakan sebuah hal yang sangat menarik karena Ari Ginanjar mengkaji Islam dari segi ihsan, rukun iman dan rukun Islam yang merupakan wilayah aqidah dengan penjelasan yang berisi tentang pemaknaan ihsan, rukun iman dan rukun Islam dalam peningkatan diri manusia menjadi lebih baik 31 . Wilayah aqidah ini biasanya merupakan wilayah yang akan jarang dikaji karena merupakan konsep paling sensitive dalam akidah Islam.

B. Dakwah Dzatiyah

Dakwah dzatiyah adalah dakwah kepada diri sendiri melalui pendekatan komunikasi di dalam diri. Di dalam ilmu komunikasi dakwah dzatiyah dapat dikatakan sebagai komunikasi intrapribadi dan. Kata dzatiyah dapat dikatakan sebagai tarbiyah dzatiyah. Abdul bin Abdul Aziz Al-Aidin mendefinisikan tarbiyah dzatiyah ialah tarbiyah pembinaan seseorang terhadap diri sendiri dengan dirinya sendiri. 32 31 Ari Ginanjar, ESQ, Jakrta: ARGA, 2005. 32 Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 17. Baharuddin menambahkan, di dalam diri manusia dilengkapi dengan sejumlah dimensi, yaitu dimensi al-jism, al-nafs elemen dasar psikis manusia yang menguraikan jiwa manusia, al-aql kemampuan mengendalikan sesuatu, baik berupa perkataan, pikiran maupun perbuatan, al-qalb suatu keadaan rohaniyah yang selalu bulak-balik dalam menentukan suatu ketetapan hati, al-ruh dimensi spiritual yang menyebabkan jiwa manusia dapat dan memerlukan berhubungan dengan hal-hal yang bersifat spiritual, dan al-fitrah suatu kecenderungan alamiah manusia atau keyakinan agama, bahwa manusia sejak lahirnya telah memiliki fitrah beragama tauhid, yaitu mengesakan Tuhan. 33

C. Media Dakwah Radio 1. Pengertian Radio

Merujuk pada pengertiannya dalam The Encyclopedia of Americana International 1983: 121a, radio is mean of communication that tillies on the use of electromagnetic waves propagates through space the speed of light. The electronic wave used for radio communication are similiar to light and heat waves, but generally much lower in frequency radio adalah alat komunikasi yang menggunakan gelombang eektromagnetik yang disebarkan melalui ruang pada kecepatan cahaya. Gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam komunikasi radio persis dengan cahaya dan gelombang panas, tetapi frequensinya lebih rendah. 34 Menurut Anton M. Moeliono, pengertian radio adalah siaran pengiriman suarabunyi melalui udara 1982: 791. Sedang Jull Swanell dalam The Little Oxford Dictionary of Current English, mendefinisikan, radio transmission reception of messages by electronic waves without connecting wires radio adalah pengiriman dan 33 Baharuddin, Ibid. 34 A. Ius Y. Triartanto, Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, Cet. 1 h. 30.