3.6 Metode Pengambilan Data
Subjek penelitian yaitu Mahasiswa FKG USU tahun 2006 suku Deutro Melayu. Data-data Mahasiswa diperoleh dari Bagian pendidikan FKG USU.
Berdasarkan namanya, yang diduga suku Deutro Melayu dibagikan quistioner yang berisi nama, umur, suku ayah, ibu, nenek dan kakek dari pihak ayah dan
ibunya. Setelah diperoleh asli suku Deutro Melayu kemudian diperiksa ekstra dan intra oral. Subjek yang memenuhi kriteria diambil foto radiografisefalometri lateral
di Unit Radiologi Dental FKG USU.Sebelum subjek diekspos terlebih dahulu diolesi bubur barium di bagian tengah wajah agar lebih kontras pada hasil
sefalogram nanti. Subjek diekspos pada jarak 1,5 meter dari tabung selama 5 detik dengan kekuatan 85 KVP, 10 mA. Gigi dan rahang pada oklusi sentrik. Film
diproses sehingga diperoleh foto Rontgen sefalogram lateral kemudian dilakukan trasing di kertas asetat di atas sefalogram untuk dianalisa menurut metode
Holdaway.
3.7 Variabe Penelitian 3.7.1 Variabel bebas
1. Jarak puncak hidung Pr ke garis H
2. Kedalaman sulkus labialis superior Sls
3. Tebal bibir atas
4. Jarak bibir bawah Li ke garis H
5. Kurvatura bibir atas
6. Besar sudut fasial
7. Kedalaman sulkus labialis inferior Sli
Universitas Sumatera Utara
8. Tebal dagu
9. Strain bibir atas
10. Besar sudut H
11. Kecembungan skeletal
3.7.2. Variabel tergantung •
Analisa profil jaringan lunak menurut metode Holdaway 11 analisa 3.7.3.
Variabel kendali •
Mahasiswa FKG USU suku Deutro Melayu dengan kriteria: a.
Kesehatan umum baik berat dan tinggi badan seimbang serta tidak ada cacat di kepala dan wajah
b. Usia 20-25 tahun
c. Gigi permanen lengkap kecuali molar ketiga
d. Penutupan bibir kompeten
e. Belum pernah dirawat ortodonsia
f. Skeletal Klas I, tidak ada karies dan tambalan aproksimal, overjet.dan
overbite normal 2-4 mm serta diperbolehkan diskrepansi + 2 mm •
Jenis dan alat yang digunakan: sama pada setiap subjek
3.7.4 Variabel tak terkendali: -
3.8 Definisi Operasional
1,3,4,5,6,8,9,15,16,17,19
Universitas Sumatera Utara
3.8.1 Titik-titik yang digunakan: •
Nasion kulit N’: titik paling cekung pada pertengahan dahi dan hidung •
Pronasale Pr : titik paling anterior dari hidung •
Subnasale Sn :titik septum nasal yang berbatasan dengan bibir atas •
Labrale superior Ls : titik perbatasan mukokutaneus dari bibir atas •
Sulkus labialis superior Sls : titik tercekung di antara titik Sn dan Ls •
Stomion superior Stm
s
: titik paling bawah dari vermillion bibir atas. •
Stomion inferior Stm
i
: titik paling atas dari vermillion bibir bawah •
Labrale inferior Li : titik perbatasan mukokutaneus dari bibir bawah •
Sulkus labialts inferior Sls: titik paling cekung di antara Li dan Pog’ •
Pogonion kulit pog’: titik paling anterior pada jaringan lunak dagu •
Pogonion skeletal pog: titik paling anterior pada dagu:skeletal •
Menton kulit Me’ : titik paling inferior pada jaringan lunak dagu 3.8.1 Garis-garis yang digunakan:
• Garis Harmoni garis H: garis yang ditarik dari titik Pog’ ke Ls
• Jarak puncak hidung: jarak titik Pr ke garis H arah horizontal
• Kedalaman sulkus labialis superior: jarakSls ke garis H arah horizotal
• Tebal bibi atas: Jarak dari 2 mm di bawah titik A ke bagian kulit luar
labialis superior arah horizontal. •
Strain bibir atas: jarak perbatasan vermilion superior Ls ke permukaan labial insisivus sentralis superior arah horizontal.
• Kurvatura bibir atas: jarak Sls ke garis yang ditarik dari Ls tegak lurus ke
bidang Frankfurt arah horizontal. •
Jarak bibir bawah ke garis H: jarak Li ke garis H arah horizontal.
Universitas Sumatera Utara
• Kedalaman sulkus labialis inferior: jarak Sli ke garis H arah horizontal.
• Tebal jaringan lunak dagu: jarak dari Pog ke Pog’ arah horizontal.
• Sudut H: sudut yang dibentuk oleh garis N’- Pog’ dan garis H
• Sudut fasial: dibentuk oleh garis N’-Pog’ dan bidang Frankfurt
• Kecembungan skeletal: jarak dari titik A ke garis N-Pog arah horizontal
3.9 Metode Pengukuran Sampel