Apabila letak titik Ls lebih 4 mm di belakang garis E maka profil tampak cekung sebaliknya tampak cembung jika terletak di depan garis E. Namun demikian
menurut Ricketts nilai ideal tersebut dapat bervariasi tergantung pada umur dan jenis kelamin Gambar 3.
1,2,14, 16,17,18,19,20,23
Gambar 3. Garis Estetis Ricketts garis E. Kedudukan ideal Ls 2-4 mm di belakang garis E dan Li 1-2 mm di
belakang garis E
,2,14
2.5.2 Analisa Holdaway
U ntuk analisa keseimbangan dan keharmonisan profil jaringan lunak
Holdaway mempergunakan garis H sebagai singkatan dari garis harmoni atau nama keluarganya sendiri yaitu Holdaway. Garis H ini diperoleh dengan menarik garis
dari titik Pogonion kulit Pog’ ke Labral superior Ls. Analisa profil jaringan lunak yang dilakukan Holdaway berbeda dengan Ricketts yang mana Holdaway
tidak mempergunakan puncak hidung sebagai titik penentuan analisanya gambar 4.
9,.23
Universitas Sumatera Utara
Menurut Jackobson dan Vlachos, analisa Holdaway lebih berani, terperinci, jelas dan luas dalam pembahasannya tentang analisa profil jaringan lunak
sehingga Bishara mempergunakan analisa Holdaway khusus untuk analisa profil jaringan lunak dalam tabel normanya. Holdaway melakukan 11 analisa
pengukuran untuk memperolek profil jaringan lunak yang seimbang dan harmonis yaitu terdiri dari 1. Jarak puncak hidung Pr, 2. Kedalaman sulkus labialis
superior. 3. Kedalaman sulkus labialis inferior, 4.Jarak bibir bawah ke garis H, 5.Tebal bibir atas, 6.Kurvatura bibir atas, 7 Besar sudut fasial, 8.Tebal
dagu,9.Strain bibir atas,10. Besar sudut H dan 11. Kecembungan skeletal
9,23
Gambar 4. Garis Harmoni garis H. Holdaway membuat garis H sebagai pedoman untuk analisa profil jaringan lunak
yang ditarik dari titik Pog’ ke titik Ls
9
- 1 Jarak puncak hidung ke garis H
Garis H merupakan garis harmoni yang digunakan Holdaway untuk analisa
profil jaringan lunak. Menurut Holdaway idealnya jarak puncak hidung ke garis H
Pr-H adalah 6 mm. Namun demikian Holdaway masih memberi batas maksimal
Universitas Sumatera Utara
sampai 12 mm, terutama pada anak usia 14 tahun, sebaiknya tinggi hidung jangan melebihi 12 mm Gambar 4.
9,24
2.5.2 Kedalaman sulkus labialis superior
Sulkus labialis superior terletak pada titik tercekung antara titik Sn dengan titik Ls. Keseimbangan dan keharmonisan kedudukan bibir atas jika kedalaman
sulkus labialis superior kisaran 5,0 mm terhadap garis H. Pada bibir pendek atau dan tipis jika dijumpai kedalaman sulkus labialis superior 3 mm, hal ini masih
dapat diterima. Begitu juga halnya pada bibir tebal dan atau panjang apabila dijumpai kedalaman sulkus labialis superior sampai 7 mm, keadaan ini masih
dalam batas lumayan bagus Gambar 4
9,24
.
- 3 Kedalaman sulkus labialis inferior
Sulkus labialis inferior terletak pada titik tercekung antara titik Labral inferior Li dengan titik Pog’. Profil jaringan lunak seseorang untuk kedalaman
sulkus labialis inferior dikatakan harmonis dan seimbang jika kedudukan sulkus labialis inferior terhadap garis H sama seperti kedalaman sulkus labialis superior
yaitu mendekati 5,0 mm Gambar 4.
9,24
- 4 Jarak bibir bawah ke garis H
Jarak bibir bawah paling anterior umumnya pada titik Labral Inferior Li. Jarak bibir bawah ke garis H diukur dari titik Li ke garis H arah horizontal. Pada
ras Kaukasoid idealnya jarak bibir bawah ke garis H yaitu 0 mm atau merupakan garis H menyinggung titik Li. Namun demikian menurut Holdaway pada ras
Kaukasoid masih dapat dikatakan harmonis dan seimbang jika jarak Li ke garis H dalam batasan -1 sampai dengan +2 mm. Tanda negatif menunjukkan letak titik Li
Universitas Sumatera Utara
di belakang garis H, sebaliknya dikatakan positif jika terletak di depan garis H Gambar 4.
9,24
- . 5 Tebal dagu
Ketebalan jaringan lunak dagu diukur dari titik Pogonion skeletal ke
Pogonion kulit Pog – Pog’. Dikatakan tebal jaringan lunak dagu harmonis dan seimbang pada ras Kaukasoid jika tebalnya kisaran 10-12 mm sedangkan jika lebih
tipis terlihat dagu sangat datar. Dagu datar dapat disebabkan oleh inklinasi insisvus inferior lebih protrusif Gambar 4.
5
- 6 Tebal bibir atas Pengukuran tebal bibir atas dari 2 mm dibawah titik A skeletal ke bagian
luar kulit labialis superior..Ideal tebal bibir atas kisaran 14 mm Gambar 5.
Gambar 5. Tebal dan strain bibir atas. Ideal tebal bibir 14 mm dan strain bibir atas 12 mm.
9
- 7 Kurvatura bibir atas
Kurvatura bibir atas berbentuk lekukan yang dibentuk oleh titik Sn-Sls- Ls.Yang dimaksud dengan kedalaman kurvatura bibir atas yaitu jarak titik Sls ke
Universitas Sumatera Utara
garis yang ditarik dari titik Sn tegak lurus ke bidang Franfurt Gambar 6. Jarak Sls ke garis tersebut pada bangsa Kaukasoid rerata 2,5 mm, pada kelompok yang
mempunyai bibir tipis rerata 1,5 mm dan 4,0 mm pada kelompok bibir tebal. Pada kelompok bibir tipis menunjukkan kurvatura bibir atas lebih datar sedangkan pada
kelompok bibir tebal menunjukkan lebih dalam Gambar 6.
9
- 8 Sudut fasial
Yang dimaksud dengan sudut fasial oleh Holdaway yaitu sudut yang dibentuk oleh perpotongan garis Frankfurt dengan garis N’-Pog’ yang membentuk
sudut a. Idealnya besar sudut ini 90
o
tetapi masih dapat diterima jika dijumpai 92
o
Gambar 6. Apabila sudut fasial ini lebih besar dari 92
o
menunjukkan profil cekung karena letak Pog’ lebih ke anterior, sebaliknya apabila lebih kecil dari 90
o
tampak profilnya cembung karena letak titik Pog’ lebih ke posterior Gambar 6
9
.
Gambar 6. Sudut fasial a dan kurvatura bibir atas. Sudut fasial
dibentuk oleh garis N’-Pog dengan bidang Frankfurt. Kurvatura bibir atas yaitu kedalaman Sls ke garis Sn
tegak lurus dengan bidang Franfurt arah horizontal.
9
Universitas Sumatera Utara
- 9 Strain bibir atas
Strain bibir atas diukur dari titik perbatasan vermilion superior umumnya pada titik labral superior Ls ke permukaan labial insisivus sentralis superior.
Sebaiknya ukuran tebal dari titik perbatasan vermilion superior ke permukaan labial insisivus sentralis superior atas ini hampir sama atau sedikit lebih tipis
dari tebal bibir atas yaitu idealnya kisaran 12 mm Gambar 6. Jika strain bibir atas mencapai separuh dari tebal bibir atas maka sebaiknya insisivi sentralis
superior diretraksi ke palatinal.
9,2
- 10 Sudut H
Yang dimaksud dengan sudut H adalah sebuah sudut yang dibentuk oleh perpotongan garis H dengan garis N’-Pog’. Sudut H juga merupakan penentuan
bentuk profil jaringan lunak cembung, lurus atau cekung. Besar sudut H ini harmonis dan seimbang pada ras Kaukasoid kisaran 7
o
-15
o
. Apabila besar sudut H lebih besar dari 15
o
maka bentuk profil menunjukkan cembung
Gambar 7. Sudut H. Sudut H dibentuk oleh garis H dengan garis N’-Pog.’
9
Universitas Sumatera Utara
sedangkan lebih kecil dari 7
o
menunjukkan profil jaringan lunaknya cekung karena letak Pog’ lebih ke posterior atau letak titik Ls lebih ke antrior. Apabila
kecembungan skeletal dengan besar sudut H tidak sesuai maka kemungkinan di sini terjadi pertumbuhan fasial yang tidak seimbang Gambar 7.
9
- 11 Kecembungan skeletal Kecembungan skeletal di ukur dari titik A ke garis Nasion-Pogonion
skeletal N-Pog. Titik A yaitu titik tercekung antara Spina nasalis anterior dengan puncak prosessus alveolar maksila. Di sini dikatakan dengan tegas bahwa
kecembungan skeletal ini tidak termasuk pengukuran jaringan lunak namun sangat berguna dalam penentuan kecembungan wajah skeletal dalam hubungannya dengan
posisi bibir. Kecembungan wajah skeletal yang ideal jika jarak antara garis N-Pog ke titik A -2 mm sampai dengan +2 mm Gambar 7.
9
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Konsep
Analisa Profil Jaringan Lunak Metode Holdaway
Kaukasoid Analisa Holdaway
Deutro-Melayu ?
Mahasiswa FKG USU suku Deutro Melayu
Analisa Profil Jaringan Lunak Radiografi Sefalometri Lateral
pada Mahasiswa Deutro Melayu FKG USU
Nilai Mean Profil Jaringan Lunak Mahasiswa FKG USU suku
Deutro Melayu
Analiisa metode Holdaway Nilai Mean Kaukasoid
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN