Menurunnya Tingkat kesejahteraan Rakyat Makin Buruknya Distribusi Pendapatan Terganggunya Stabilitas Ekonomi

ekspor tersebut dapat meningkat bila mereka mengadakan perdagangan internasional. Kenaikan ekspor ini dengan sendirinya dapat dipakai untuk membiayai program pembangunan dan juga impor barang-barang yang mereka butuhkan. Dalam hal ini, komponen barang-barang subsitusi impor tersebut masih juga di impor ongkos produksinya relatif lebih tinggi. Dengan tingginya ongkos akan mengakibatkan harga barang-barang tersebut menjadi lebih mahal. Disamping faktor di atas, kenaikan harga juga terjadi dikarenakan adanya ketidakselarasan antara produksi barang-barang kebutuhan pokok pangan dengan pertumbuhan penduduk, berarti penawaran pangan lebih kecil dari permintaan pangan, yang mengakibatkan harga mengalami peningkatan dan diikuti dengan terjadinya inflasi.

2.4.6 Biaya Sosial dari Inflasi

Harus diakui, sampai tingkat tertentu, inflasi dibutuhkan untuk memicu pertumbuhan penawaran agregat. Sebab kenaikan harga akan memacu produsen untuk meningkatkan outputnya. Kendatipun belum dapat dibuktikan secara matematis, umumnya ekonom sepakat bahwa inflasi yang aman adalah 5 per tahun. Jika terpaksa, maksimal 10 per tahun. Bagaimana jika inflasi melebihi 10? Umumnya sudah mulai sangat mengganggu stabilitas ekonomi. Apalagi bila yang terjadi adalah hiper-inflasi hyper-inflation, yaitu inflasi yang 100 per tahun. Ada beberapa masalah sosial biaya sosial yang muncul dari inflasi yang tinggi 10 per tahun yang akan dibahas dalam bagian ini adalah:

a. Menurunnya Tingkat kesejahteraan Rakyat

Tingkat kesejahteraan masyarakat, sederhananya diukur dengan tingkat daya beli pendapatan yang diperoleh. Inflasi menyebabkan daya beli pendapatan makin rendah, khususnya masyarakat yang berpenghasilan kecil dan tetap. Universitas Sumatera Utara

b. Makin Buruknya Distribusi Pendapatan

Dampak buruk inflasi terhadap tingkat kesejahteraan dapat dihindari jika pertumbuhan tingkat pendapatan lebih tinggi dari tingkat inflasi. Jika inflasi 20 per tahun, pertumbuhan tingkat pendapatan harus lebih besar dari 20 per tahun. Persoalannya adalah jika inflasi mencapai angka 20 pertahun, dalam masyarakat hanya segilintir orang yang mempunyai kemampuan meningkatkan pendapatannya 20 per tahun. Akibatnya, ada sekelompok masyarakat yang mampu meningkatkan pendapatan riil pertumbuhan pendapatan nominal dikurangi laju inflasi 0 per tahun. Tetapi sebagian besar masyarakat mengalami penurunan pendapatan riil. Distribusi pendapatan, dilihat dari pendapatan riil, makin memburuk.

c. Terganggunya Stabilitas Ekonomi

Pengertian yang paling sederhana dari stabilitas ekonomi adalah sangat kecilnya tindakan spekulasi dalam perekonomian. Produsen berproduksi pada kapasitas penuh optimal. Konsumen juga memakai barang dan jasa optimal dengan kebutuhan mereka. Kondisi nyaman ini mulai terganggu bila inflasi yang relatif tinggi telah menjadi kronis. Inflasi menggangu stabilitas ekonomi dengan merusak perkiraan tentang masa depan ekspektasi para pelaku ekonomi. Inflasi yang kronis menumbuhkan perkiraan bahwa harga-harga barang dan jasa akan terus naik. Bagi konsumen perkiraan mendorong pembelian barang dan jasa lebih banyak dari yang seharusnya biasanya. Tujuannya untuk lebih menghemat pengeluaran konsumsi. akibatnya, permintaan barang dan jasa dapat meningkat. Bagi produsen, perkiraan akan naiknya harga barang dan jasa mendorong mereka menunda penjualan, untuk mendapat keuntngan yang lebih besar. Penawaran barang dan jasa berkurang. Akibatnya, kelebihan permintaan membesar dan Universitas Sumatera Utara mempercepat laju inflasi. Tentu saja, kondisi ekonomi akan menjadi semakin memburuk. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah suku bunga kredit, kurs, inflasi, serta ekspor komoditas pertanian Sumatera Utara periode 1985-2006.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang bersifat time series dengan kurun waktu 1985-2006. Sumber data berasal dari Badan Pusat statistik BPS Sumatera Utara serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode tidak langsung indirect method, yakni dengan menggunakan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan pencatatan langsung dari berbagai bahan kepustakaan seperti tulisan ilmiah, jurnal, artikel, laporan, dan sebagainya.

3.4 Pengolahan Data

Untuk mengolah data penelitian digunakan program E-Views 4.1. Universitas Sumatera Utara