1993 2.087 1994 2.161
1995 2.249 1996 2.342
1997 2.909 1998 10.014
1999 7.855 2000 9.525
2001 10.625 2002 9.261
2003 8.571 2004 8.938,9
2005 8.704,7 2006 9.167
Sumber : BPS Sumut
4.5 Perkembangan Inflasi Sumatera Utara
Sebelum terjadi krisis moneter, laju inflasi di Sumatera Utara masih berada pada posisi yang tidak terlalu parah, yakni masih berada kisaran satu digit. Namun pada tahun
1998 sejak krisis melanda perekonomian Indonesia, inflasi melonjak tajam mencapai 83,56. Ini menjadi tingkat inflasi yang paling parah yang pernah melanda perekonomian Sumatera
Utara. Laju inflasi masih dalam kecenderungan menurun hingga pada akhir 2006 mencapai
sebesar 6,11. Kecenderungan penurunan laju inflasi tersebut terutama dipengaruhi oleh kecukupan pasokan barang, baik dari produksi dalam negeri maupun impor, rendahnya
dampak harga-harga yang ditetapkan pemerintah administered prices dan menguatnya nilai tukar rupiah.
Tabel 4.4 Tingkat Inflasi di Sumatera Utara
1986-2005 Tahun Inflasi
1985 4,61 1986 3,83
Universitas Sumatera Utara
1987 4,40 1988 6,78
1989 6,64 1990 7,56
1991 8,99 1992 8,56
1993 9,75 1994 8,28
1995 7,24 1996 8,70
1997 13,10 1998 83,56
1999 11,37 2000 15,73
2001 15,50 2002 10,49
2003 9,66 2004 6,81
2005 22,41 2006 6,11
Sumber : BPS Sumut
4.7 Analisis Data
Dalam bab ini penulis mencoba untuk membuat suatu analisis dan evaluasi yang merupakan hasil interpretasi dari data-data yang telah diperoleh. Untuk menganalisis data di
atas, penulis menggunakan model analisis kuantitatif dengan menggunakan regresi linear berganda, yaitu :
Y = α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+µ
Dimana : Y
= Ekspor komoditas pertanian Sumatera Utara juta US α =
Konstanta β
1
, β
2
, β
3
= Koefisien regresi X
1
= Suku bunga kredit persen X
2
= Kurs rupiah X
3
= Inflasi
persen
Universitas Sumatera Utara
µ =
Term of error Dari kegiatan pengolahan data dengan menggunakan program Eviews 4.1 metode
OLS, diperoleh hasil estimasi sebagai berikut: Y
= 2101,33 - 90,352X
1
+ 0,252X
2
- 6,351X
3
Standard error 432,48 23,246 0,0334 8,0796 t-statistik
4,859 -3,887 7,534 -0,786 R
2
= 0,768
Adjusted R
2
= 0,729
F-statistik =
19,823 D-W Statistik
= 1,100 Probabilitas
= 0.000006
4.6.1 Interpretasi Model
Berdasarkan hasil regresi linear berganda dengan menggunakan program Eviews 4.1 diperoleh estimasi sebagai berikut :
Y = 2101,33 - 90,352X
1
+ 0,252X
2
- 6,351X
3
Dari hasil estimasi di atas, pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Suku bunga kredit mempunyai pengaruh yang negatif terhadap ekspor komoditas
pertanian Sumatera Utara. Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien X
1
sebesar - 90,352. Artinya, apabila suku bunga kredit Sumatera Utara naik sebesar satu
persen, maka ekspor komoditas pertanian Sumatera Utara akan mengalami penurunan sebesar 90,352 juta US, ceteris paribus. Hasil estimasi sesuai dengan
hipotesis awal. b.
Kurs mempunyai pengaruh yang positif terhadap ekspor komoditas pertanian Sumatera Utara. Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien X
2
sebesar 0,252. Artinya, apabila kurs naik sebesar satu rupiah, maka ekspor komoditas pertanian
Universitas Sumatera Utara
Sumatera Utara akan mengalami kenaikan sebesar 0,252 juta US, ceteris paribus. Hasil estimasi sesuai dengan hipotesis awal.
c. Inflasi mempunyai pengaruh yang negatif terhadap ekspor komoditas pertanian
Sumatera Utara. Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien X
3
sebesar -6,351. Artinya, apabila inflasi naik sebesar satu persen, maka ekspor pertanian Sumatera
Utara akan mengalami penurunan sebesar 6,351 juta US, ceteris paribus. Hasil estimasi sesuai dengan hipotesis awal.
4.7.2 Uji Kesesuaian Test of Goodness of Fit a.
Koefisien Determinasi R
2
Dari hasil regresi didapat nilai R
2
sebesar 0,768. Hal ini menggambarkan bahwa variabel-variabel independen secara bersama-sama mampu memberi
penjelasan mengenai variabel dependen sebesar 77 atau 0,77. Sedangkan sisanya sebesar 23 lagi, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
atau dijelaskan dalam term of error µ.
b. Uji t-Statistik Uji Parsial
Untuk mengetahui apakah variabel suku bunga kredit X
1
, kurs X
2
, dan inflasi X
3
mempengaruhi ekspor komoditas pertanian Sumatera Utara Y, dapat diketahui melalui uji t-statistik sebagai berikut:
1 Suku bunga kredit X
1
Hipotesa: H
: β
1
= 0 Ha :
β
2
≠ 0 df
=
n-k-1
=
22-3-1
=
18 Kriteria pengambilan keputusan:
Universitas Sumatera Utara
H diterima, jika t-hitung t-tabel.
Ha diterima, jika t-hitung t-tabel. α = 1
½ α = 0,005
t-tabel = 2,878
t-hitung = -3,887 Berdasarkan hasil penghitungan diketahui bahwa t-hitung t-tabel
,
dengan demikian Ha diterima. Artinya, suku bunga kredit X
1
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ekspor komoditas pertanian Y pada
tingkat kepercayaan 99 α = 1 .
H
a
diterima H
a
diterima H
diterima
1,734 -3,887
-1,734
Gambar 4.2 Uji t-Statistik Suku Bunga Kredit
2 Kurs
Hipotesa: H
: β
1
= 0 Ha :
β
2
≠ 0 df
=
n-k-1
=
22-3-1
=
18 Kriteria pengambilan keputusan:
H diterima, jika t-hitung t-tabel.
Universitas Sumatera Utara
Ha diterima, jika t-hitung t-tabel. α = 1
½ α = 0,005
t-tabel = 2,878
t-hitung = 7,534 Berdasarkan hasil penghitungan diketahui bahwa t-hitung t-tabel
,
dengan demikian Ha diterima. Artinya, kurs X
1
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ekspor komoditas pertanian Y pada tingkat kepercayaan
99 α = 1 .
H
a
diterima H
a
diterima
0 2,878 7,534
H diterima
-2,878
Gambar 4.3 Uji t-Statistik Kurs
3 Inflasi
Hipotesa: H
: β
1
= 0 Ha :
β
2
≠ 0 df
=
n-k-1
=
22-3-1
=
18 Kriteria pengambilan keputusan:
H diterima, jika t-hitung t-tabel.
Ha diterima, jika t-hitung t-tabel.
Universitas Sumatera Utara
α = 10 ½
α = 0,05 t-tabel
= 1,734 t-hitung = -0,786
Berdasarkan hasil penghitungan diketahui bahwa t-hitung t-tabel
,
dengan demikian Ho diterima. Artinya, inflasi X
1
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ekspor komoditas pertanian Y pada
tingkat kepercayaan 90 α = 10 .
H
a
diterima H
a
diterima H
diterima
0 1,734 -1,734 -0,786
Gambar 4.4 Uji t-Statistik Inflasi
c. Uji F-Statistik Uji Serempak