Konsep Transnasional Crime KERANGKA TEORITIS

mempertahankan eksistensinya ditengah pergaulan internasional dengan memanfaatkan instrumen kebijakan yang tersedia baginya. Negara berkembang seperti Indonesia misalnya, senantiasa mengaitkan kebijakan luar negerinya dengan tiga persoalan mendasar yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan lembaga kenegaraan atau state-building termasuk keamanan internal dan eksternal dan pembangunan kebangsaan nation-building. Reaksi negara berkembang terhadap berbagai isu global bisa dikaitkan dengan salah satu tiga agenda besar. 22

1.5.2 Konsep Transnasional Crime

Konsep transnasional crime merupakan konsep yang bersifat dinamis karena konsep ini berjalan seiring dengan perkembangan berbagai bidang teknologi. Konsep ini lebih berkonsentrasi sebagai analisator dari kejahatan transnasional terorganisasi Transnational Organized CrimeTOC yang bersifat global. Secara konsep, TOC merupakan tindak pidana atau kejahatan yang malintasi batas negara. Konsep ini diperkenalkan pertama kali secara internasional pada era tahun 1990-an dalam pertemuan Perserikatan Bangsa Bangsa PBB yang membahas tentang pencegahan kejahatan. Globalisasi dan interdependensi ekonomi suatu negara dengan negara lain yang semakin kompleks dewasa ini akan mendorong terciptanya kesetaraan kesejahteraan internasional dalam bidang ekonomi dan kemajuan peradaban. Seiring dengan berkembangnya bidang komunikasi, teknologi dan transportasi sebagai instrument dalam era global telah 22 Ibid. Hal. 63. membuat seorang individu yang tercatat sebagai warga negara tertentu, barang dan jasa ataupun kelompok, baik yang terorganisasi maupun tidak untuk berpindah dan bepergian keluar masuk ke negara lain menjadi lebih mudah seolah mengaburkan batas-batas negara. Namun, globalisasi pada kenyataannya tidak hanya membawa dampak positif saja, globalisasi yang bersifat out of control juga dapat membawa implikasi berupa dampak negatif yang pada kelanjutannya dapat mengakibatkan kemunculan TOC. 23 Pengertian “transnational” sendiri meliputi: 24 1. Dilakukan di lebih dari satu negara 2. Adanya persiapan, perencanaan, pengarahan dan pengawasan yang di lakukan di negara lain. 3. Melibatkan organized criminal group OCG dimana kejahatan di lakukan di lebih satu negara. 4. Berdampak serius pada negara lain. Organized criminal group OCG memiliki karakteristik yaitu: 25 1. Memiliki struktur grup. 2. Terdiri dari 3 orang atau lebih. 3. Dibentuk untuk jangka waktu tertentu. 4. Tujuan dari kejahatan adalah melakukan kejahatan serius atau kejahatan yang diatur dalam konvensi. 5. Bertujuan mendapatkan uang atau keuntungan material lainnya. 23 Saifudz Anan Asyfuri. 2010. Kejahatan Transnasional Dalam Kasus Trafiking Di Batam. Skripsi. Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jember: Universitas Jember. Hal 9. 24 Ibid, hal 10. 25 Ibid, hal 11. TOC adalah kejahatan yang harus memiliki elemen-elemen sebagai berikut: 26 1. Lintas batas, baik yang dilakukan oleh orang penjahat kriminal, buronan atau mereka yang sedang melakukan kejahatan atau korban seperti dalam kasus penyelundupan manusia, atau oleh benda senjata api, seperti saat teroris memasukkan senjata kedalam pesawat sebelum lepas landas, uang yang akan digunakan dalam kejahatan money laundering, benda-benda yang digunakan dalam kejahatan seperti obat-obatan terlarang, atau oleh niatan kriminal seperti penipuan melalui komputer. 2. Pengakuan internasional terhadap sebuah bentuk kejahatan. Pada tataran nasional, sebuah tindakan anti sosial, baru bisa dikatakan sebagai tindakan kriminal apabila sudah terdapat aturan hukum tertulis yang mengaturnya. Sedangkan pada tataran internasional, sebuah tindakan dapat dikatakan sebagai tindakan kriminal apabila dianggap demikian oleh minimal dua Negara. Pengakuan ini dapat berasal dari konvensi internasional, perjanjian ekstradisi atau adanya kesamaan hukum nasional dua negara atau lebih. Terlepas dari organized atau tidaknya sebuah kejahatan transnasional ini, mereka kemudian melakukan aksi, interaksi dan kerjasama dengan sesama OCG atau dengan individu atau dengan aparat negara tertentu untuk mendapatkan dukungan, dana dan perijinan. Kelebihan dari TOC yang membuatnya sangat sulit untuk dilacak adalah jika kelompok tersebut sudah berpindah dari satu negara ke 26 Ibid. negara yang lain, maka hukum suatu negara tidak dapat menembus hukum negara lain. Hal ini dikarenakan TOC merupakan suatu konsep kriminologi atau sosiologi dan bukan konsep yuridis. 27 TOC merupakan sebuah organisasi kejahatan yang memiliki dua pola gabungan khusus yaitu pola yang bercorak “intererconnected but independent network of entities” dan pola Rhizome. Pola bercorak “intererconnected but independent network of entities” berarti bahwa TOC mempunyai sindikat atau kelompok-kelompok groups yang berkaitan dan merupakan jaringan, tetapi masing-masing sindikat atau kelompok mempunyai lagi jaringan independen. Sedangkan pola Rhizome tanaman yang merambat dari tanah secara terus menerus dengan akar dan daunnya yang menjalar kemana-mana mempunyai kecenderungan untuk mengikuti proses globalisasi terutama di bidang ekonomi karena TOC berorientasi untuk mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itulah, TOC mempunyai jaringan yang luas global, infrastruktur komunikasi dan hubungan-hubungan internasional dalam kegiatan kejahatannya. 28 Menurut Louise Shelley, TOC memiliki persamaan dengan Trans-National Corporation TNC dan Multi-National Corporation MNC meskipun dalam bentuk sebaliknya. Persamaan yang dimaksud oleh Shelley adalah bahwa TOC dapat menjadi “dominant economic and political forces” yang dapat mengatur kebijakan-kebijakan sebuah negara. Hal tersebut serupa dengan yang dilakukan oleh TNC dan MNC melalui jalur-jalur politik dalam negeri mereka. Dengan adanya dominasi di bidang ekonomi dan politik tersebut, maka TOC dapat 27 Ibid. 28 Ibid. memberikan dampak ketidakstabilan negara tertentu bahkan kepada negara dengan perekonomian yang kuat sekalipun. Hal ini dikarenakan mereka mempunyai pengaruh yang kuat di ranah legislatif sebuah negara dengan melakukan lobi-lobi atau penipuan kepada pejabat negara, hakim, jaksa dan polisi dalam rangka terciptanya sebuah kebijakan atau regulasi yang menguntungkan bagi kegiatan kejahatan mereka. 29 Pada prinsipnya, kejahatan transnasional tidak menganggap negara sebagai aktor tunggal. Bahkan mereka cenderung berusaha untuk meruntuhkan peran atau dominasi negara dan mengancam konsep negara kesatuan yang berdasarkan nation state. 30 Hal ini dikarenakan aksi, interaksi, perilaku, karakter dan orientasi TOC yang bersifat borderless yang bahkan dapat melebihi sebuah negara itu sendiri. Secara global, munculnya persoalan kejahatan transnasional seperti perdagangan manusia human trafficking, peredaran narkoba drug - trafficking, penyelundupan kayu illegal logging, aksi-aksi pembajakan, kejahatan internet cyber crime, terorisme, pencucian uang money laundering, penyelundupan senjata, dan aneka kejahatan ekonomi internasonal lainnya, hakikatnya merupakan rentetan dari laju globalisasi. 31 Kaitannya dengan masalah yang diangkat penulis tentang Implikasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia dalam Pemberantasan Perdagangan 29 Ibid, hal 12. 30 Rozi, R. F. 2008. Komunikasi Massa dan Globalisasi Media Dalam Konstelasi Transnasionalisme Dunia. Skripsi. Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jember: Universitas Jember. Hal 65. 31 Andi Purwono, Kejahatan Transnasional dan Human Security, Suara Merdeka Rabu, 19 April 2006, dalam http:www.suaramerdeka.comharian060419opi03.htm, diakses tanggal 20 januari 2010. Manusia Di Indonesia, adalah sebagai bagian dari masyarakat internasional, Indonesia tidak bisa lepas dari kejahatan transnasional khususnya perdagangan manusia. Laju globalisasi yang disertai dengan kemajuan teknologi yang pesat menyebabkan hubungan antar bangsa, antar masyarakat dan antar individu semakin dekat, saling tergantung dan saling mempengaruhi sehingga tercipta suatu dunia tanpa batas borderless world.

1.6 METODE PENELITIAN