18 kemandiriannya.berkaitan dengan program ini adalah seperti pengembangan ataupun
penguatan kelompok-kelompok swadaya masyarakat, komuniti lokal, organisasi profesi serta peningkatan kapasitas usaha masyarakat yang berbasis sumber daya
setempat. 3. Community Relations; yaitu kegiatan yang menyangkut pengembangan
kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait. Seperti konsultasi public, penyuluhan dan sebagainya.
Menurut Lattimore Dan, dkk 256: 2010 Community relations yang efektif bergantung pada pengenalan mengenai saling bergantungnya lembaga dan komunitas.
Kejelasan dari adanya saling kepentingan antara organisasi dan komunitas, tidak mengaplikasikan bahwa community relations dapat dipraktikan tanpa perencanaan dan
eksekusi hati-hati. Community relations yang efektif tidak terjadi begitu saja, juga bukan sebagai hasil yang tidak bisa dielakkan dari organisasi yang berjalan dengan
baik dan senantiasa memikirkan kepentingan umum. Seperti semua aspek dalam Public Relations, program community yang baik harus dibangun dalam struktur dan budaya
organisasi.
g. Peran Public Relations PR Dalam Pelaksanaan Corporate Social
Responsibility
Hal yang mendasari dari konsep tanggung jawab sosial korporat adalah adanya pergeseran filosofi dalam cara menjalankan bisnis. Pergeseran filosofi itu membawa
perubahan dalam cara pandang terhadap publik,atau menurut Hallahan 2003 lebih tepat disebut komunitas. Publik menjadi pihak yang terlibat dalam organisasi. Apalagi
kini, manajemen strategis diterapkan dalam dalam pengelolaan organisasi sehingga lingkungan eksternal organisasi pun dipandang sama pentingnya dengan lingkungan
19 internal organisasidalam proses pencapaian tujuan. Dalam konteks ini, terjadi
perubahan peran PR Public Relations dalam menjalin hubungan dengan publik- publik organisasi. Perubahan tersebut khususnya terjadi dalam membina hubungan
dengan komunitas. Implementasi tanggung jawab korporat yang salah satu dimensinya berkenaan dengan keterlibatan korporat dalam organisasinya, mendorong praktisi PR
untuk bisa bekerja bersama-sama dengan komunitas demi kemaslahatan bersama Iriantara, 2010:61.
Dalam implementasi CSR, PR Public Relations mempunyai peran yang penting baik secara internal maupun eksternal. Dukungan dari pemerintah dan masyarakat
memberikan kontribusi yang besar pada perusahaan, sehingga CSR menjadi suatu keharusan bagi perusahaan untuk membangu reputasinya. Dimana CSR merupakan
bagian dari community development yang harus diperhatikan dan diimplementasikan oleh PR dalam membangun reputasi perusahaan.
Pada dasarnya peran suatu PR dalam perusahaan dapat dikategorikan menjadi empat menurut Doozier Broom dalam Ruslan, 2007: 20-21, yaitu:
1. penasehat ahli expert prescriber, yaitu seorang praktisi Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi
dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya public relationship. 2. Fasilitator komunikasi communication fasilitator, dalam hal ini PR bertindak
sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.
3. Fasilitator proses pemecahan masalah problem solving process fasilitator, peran praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan Public Relations ini merupakan bagian
dari tim manajemen.
20 4. Teknisi komunkasi Communication Technical, peranan Communication
Technical ini menjadikan praktisi PR sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknisi komunikasi atau dikenal dengan methode of
communication in organization. Menyadari bahwa peran PR dalam menjalin hubungan dengan berbagai publik
perusahaan sangat penting. Sehingga melalui empat kategori tersebut dapat diketahui bahwa, dalam pelaksanaan CSR di perusahaan PR dapat bertindak sebagai penasehat
ahli, fasilitator komunikasi dan fasilitator proses pemecahan masalah antara perusahaan dengan masyarakat yang mendapat terpaan CSR serta menjadi teknisi komunikasi yang
handal dalam mengkomunikasikan program CSR yang tengah dilakukan oleh perusahaan.
CSR yang dilakukan oleh perusahaan pada dasarnya bukan hanya sekedar filantropi atau kedermawanan perusahaan semata, tetapi murni keinginan perusahaan
untuk menjalin dan membangun hubungan dengan komunitas secara keberlanjutan. Sehingga fungsi PR dalam pelaksanaan CSR sangatlah penting, namun hal tersebut
sesuai dengan kebijakan yang dibuat oleh manajemen perusahaan. Maka PR dapat memiliki alasan yang berbeda dalam penerapan CSR sesuai dengan kebijakan
perusahaannya. Yusuf Wibisono 2007: 73-76 dalam bukunya membedah konsep dan aplikai CSR menyatakan alasan perusahaan menerapkan CSR, yang diklasifikasikan
dalam tiga kategori, yaitu: 1. CSR dipraktekkan lebih karena faktor eksternal eksternal driven, artinya
pemenuhan tanggung jawab lebih karena keterpaksaan akibat tuntutan dari pada kesukarelaan.
2. Sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban compliance. CSR diimplementasikan karena emang ada regulasi, hukum, dan aturan yang memaksanya.
21 3. CSR bukan lagi sekedar compliance tapi beyond compliance alias compliance plus.
CSR diimplementasikan karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam internal driven. Perusahaan telah menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan lagi sekedar
kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan.
2. Reputasi