Bentuk Hukum dan Izin Usaha Perusahaan Bongkar Muat

dicabuthal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 60 Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 1999. 15 Izin usaha perusahaan bongkar muat dicabut tanpa melalui proses peringatan dan pembekuan izin, yaitu dalam hal perusahaan yang bersangkutan: a. Melakukan kegiatan yang membahayakan keamanan negara Melakukan kegiatan yang membahayakan keamanan negara antara lain melakukan kegiatan mata-mata untuk kepentingan negara lain atau menyelundupkan senjata api atau bahan peledak. Pencabutan izin usaha secara langsung dilakukan setelah terbukti melakukan perbuatan berbahaya. b. Melakukan kegiatan yang membahayakan jiwa manusia dan lingkungan hidup Melakukan kegiatan yang membahayakan jiwa manusia dan lingkungan hidup antara lain terlibat dalam pelanggaran yang dapat membahayakan jiwa manusia dan lingkungan hidup. Pencabutan izin usaha secara langsung dilakukan setelah terbukti melakukan pelanggaran. c. Memperoleh izin usaha dengan cara tidak sah Memperoleh izin usaha dengan cara tidak sah antara lain memberikan keterangan tidak benar pada waktu mengajukan permohonan izin usaha atau memperoleh izin usaha tanpa melalui prosedur yang ditetapkan. Pencabutan izin usaha secara langsung dilakukan setelah diketahui adanya fakta pelanggaran tersebut. 16 Berdasarkan uraian diatas dalam proses bongkar muat diperlukan suatu izin usaha yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Apabila dalam proses bongkar muat ditemukan pelanggaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan bongkar muat maka izin usaha perusahaan tersebut dapat dicabut oleh pemberi izin. Dengan demikian perusahaan bongkar muat tersebut tidak dapat lagi menjalankan kegiatan usaha perusahaannya. 15 Lihat Pasal 60 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999 tentang Angkutan Perairan 16 Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hlm. 102-103

2.2.6 Dokumen Bongkar Muat

Didalam dokumen bongkar muat dibedakan menjadi dua jenis,yaitu dokumen pemuatan dan dokumen pemuatan barang. Dokumen-dokumen tersebut antara lain: 1 Dokumen Pemuatan Barang a. Bill of lading Bill of lading yang disebut juga sebagai konsumen, bagi pengangkut merupakan kontrak pengangkutan sekaligus sebagai bukti tanda terima barang. Bill of lading juga tanda hak yang memungkinkan barang bisa ditransfer dari shipper ke consignee atau dipindahkan ke pihak ketiga. Bill of lading dibuat oleh perusahaan pelayaran pengangkut atau agennya berdasarkan shipping instruction yang diberikan oleh pengirim. Berdasarkan shipping instruction yang diterima dari pengirim, perusahaan pelayaran atau agennya membuat draft bill of lading untuk diserahkan kembali ke pengirim untuk diperiksa isinya. Apabila perlu, pengirim akan melakukan perubahan atau penambahan. Setelah dikoreksi, perusahaan pelayaran membuat bill of lading yang asli dalam beberapa lembar sesuai permintaan pengirim. Apabila nama kapal dituliskan dalam konosemen, berarti pengirim yang menentukan kapalnya. Sedangkan jika nama kapal tidak dicantumkan dalam konosemen maka forwarder yang akan menentukan kapalnya. b. Cargo List loading list Loading list adalah daftar semua barang yang dimuat dalam kapal. Loading list dibuat oleh perusahaan pelayaran atau agennya dan diserahkan kepada semua pihak yang terkait dengan pemuatan, yaitu: kapal, stevedore, gudang dan pihak-pihak lain. c. Mate’s Receipt Mate’s receipt adalah tanda terima barang yang akan dimuat ke kapal. Mate’s receipt dibuat oleh agen pelayaran dan ditandatngani oleh mualim kapal. Jumlah koli dan kondisi barang disesuaikan dengan data yang tercantum pada mate’s receipt. Apabila jumlah colli tidak sesuai