Dokumen Bongkar Muat Perusahaan Bongkar Muat 1 Pengertian Perusahaan Bongkar Muat
n. Hatch List
Setiap palka mempunyai muatan sendiri. Hatch list merinci muatan
yang ada pada tiap palka. Hatch list dibuat oleh pihak kapal.
o. Parcel List
Karena sering ada barang kiriman yang bukan barang dagangan dikirim melalui kapal laut sebagai barang titipan, misalnya
personal effect, maka barang tersebut di daftar dalam suatu daftar yang disebut
sebagai parcel list.
18
Dalam proses bongkar muat yang dilakukan oleh perusahaan bongkar muat diperlukan suatu dokumen yaitu dokumen bongkar muat. Dokumen tersbut
diperlakukan sebagai prasyarat untuk menjamin kelancaran dan keamanan pengangkutan barang dilaut.
2.3 Hukum Persaingan Usaha di Indonesia 2.3.1 Pengertian Hukum Persaingan Usaha
Secara umum dapat dikatakan bahwa hukum persaingan usaha adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan persaingan
usaha.Namun banyak istilah yang digunakan dalam bidang hukum ini selain istilah hukum persaingan usaha yakni hukum anti monopoli
antimonopoly law dan hukum antitrust
antitrust law. Untuk memperoleh pengertian yang mendalam tentu pengertian hukum persaingan usaha demikian itu tidaklah
mencukupi. Oleh karenanya,perlu dikemukakan beberapa pengertian hukum persaingan dari para ahli hukum persaingan usaha. Menurut Arie Siswanto, dalam
bukunya yang berjudul “Hukum Persaingan Usaha” yang dimaksud dengan hukum persaingan usaha
competition law adalah instrumen hukum yang menentukan tentang bagaimana persaingan itu harus dilakukan. Meskipun secara
khusus menekankan pada aspek “persaingan”, hukum persaingan juga menjadi
18
http:boygiawa.blogspot.co.id201209dokumen-bongkar-muat.html diakses pada
tanggal 7 Oktober 2015. Jam 23.50 WIB
perhatian dari hukum persaingan adalah mengatur persaingan sedemikian rupa, sehingga ia tidak menjadi sarana untuk mendapatkan monopoli.
Di dalam Kamus Lengkap Ekonomi yang ditulis oleh Christopher Pass dan
Bryan Lowes, yang dimaksud dengan Competition Laws hukum persaingan
adalah bagian dari perundang-undangan yang mengatur tentang monopoli, penggabungan dan pengambilalihan, perjanjian perdagangan yang membatasi dan
praktik anti persaingan.Berdasarkan beberapa pengertian diatas jelas yang dimaksud dengan hukum persaingan usaha adalah sebagaimana yang telah diatur
didalam ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Didalam persaingan usaha tentu ada dampak dari persaingan tersebut. Persaingan usaha tersebut
memiliki dampak positif dan dampak negatif. Menurut Anderson dalam Siswanto, dalam konteks pertumbuhan ekonomi dan kesejahtraan, persaingan dapat
membawa dua dampak sekaligus, yaitu:
19
a. Aspek Positif Persaingan: 1. Melindungi para pelaku ekonomi terhadap eksploitasi dan
penyalahgunaan. 2. Mendorong alokasi dan realokasi sumber-sumber daya ekonomi sesuai
dengan kegiatan konsumen karena ditentukan oleh permintaan demand.
3. Mendorong penggunaan sumber daya ekonomi dan metode pemanfaatannya secara efisien.
4. Adanya persaingan akan mendorong setiap pesaing yang ada akan mengurangi biaya produksi serta memperbesar market share. Hal ini
akan mendorong pula adanya peningkatan mutu produk, pelayanan proses produksi, serta inovasi teknologi.
b. Aspek Negatif Persaingan: 1. Sistem persaingan menimbulkan adanya biaya dan kesulitan-kesulitan
tertentu yang tidak didapati dalam sistem monopoli. Hal ini disebabkan pihak penjual dan pembeli secara relatif akan memiliki kebebasan
19
Wahyu Retno Dwi Sari, Kartel : Upaya Damai Untuk Meredam Konfrontasi Dalam Persaingan Usaha. Jurnal Persaingan Usaha. KPPU. Edisi 1 Tahun 2009, Hlm 195.
untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, serta memiliki posisi tawar yang tidak jauh berbeda. Konsekuensinya adalah adanya waktu yang
lebih lama dan upaya yang lebih keras dari masing-masing pihak untuk mencapai kesepakatan. Biaya yang harus dibayar untuk hal ini adalah
biaya kontraktual yang tidak perlu seandainya para pihak tidak bebas bernegosiasi.
2. Persaingan dapat mencegah kordinasi yang diperlukan dalam industri tertentu. Salah satu sisi negatif dari persaingan adalah bahwa
persaingan bisa mencegah koordinasi fasilitas teknis dalam bidang usaha tertentu yang dalam lingkup luas sebenarnya diperlukan demi
efisiensi. 3. Kemungkinan munculnya praktek-praktek curang
unfair competition karena persaingan dianggap sebagai kesempatan untuk menyingkirkan
pesaing dengan cara apapun.