terdapat pada daun sebesar 67,29 dan terkecil terdapat pada bagian batang sebesar 36,92.
Kadar zat terbang biasanya dipengaruhi oleh tingginya suhu pada saat karbonisasi. Selain suhu kadar air juga sangat berpengaruh terhadap kadar zat
terbang, dimana semakin tinggi kadar air maka kadar zat terbang juga akan semakin tinggi Lusyani 2011. Air memang bukan termasuk kedalam zat terbang
namun air akan ikut keluar bersama dengan zat-zat lain selama proses pengujian. Hal ini dapat dibuktikan dari Tabel 2. dimana jumlah kadar air tertinggi terdapat
pada daun dengan rata-rata sebesar 199,60, dan kadar zat terbang tertingi terdapat pada daun.
3. Kadar Abu
Menurut Rosintah 2015 mengatakan bahwa kadar abu itu sendiri merupakan jumlah abu yang tertinggal mineral yang tidak dapat menguap
dengan pembakaran suatu serbuk menjadi abu. Berdasarkan hasil uji laboratorium dan analisis, maka diperoleh hasil rata-rata kadar abu yang disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai Rata-rata Kadar Abu Sampel Tebang Pada Berbagai Bagian Tanaman Bambu Belangke Gigantochloa pruriens W.
Kadar Abu No. Plot
Sampel Tebang Batang
Ranting Daun
1 1,40
2,65 13,70
1 2
1,91 4,33
9,52 3
1,20 4,30
13,80 1
2,00 4,56
14,88 2
2 1,54
6,78 16,02
3 2.15
5,67 16,38
1 1,45
4,76 12,98
3 2
1,52 4,76
10,20 3
2,39 4,10
12,77
Total 15,56
41,91 120,25
Rataan 1,73
4,66 13,36
Dari hasil yang diperoleh, kadar abu pada setiap bagian yaitu batang, ranting, dan daun memiliki kandungan abu yang berbeda. Jumlah
rata-rata kadar abu paling tinggi terdapat pada bagian daun yaitu sebesar 13,36 dan pada bagian ranting rata-rata kadar abunya sebesar 4,66. Kadar abu
terendah terdapat pada bagian batang dengan rata-rata 1,73. Jika dibandingkan dengan penelitian lain, hasil ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan Purwitasari 2011 pada tegakan Akasia mangium dan memperoleh kadar abu tertinggi terdapat daun sebesar 3,61 dan kadar abu terkecil terddapat
pada batang sebesar 1,46. Peneletian lain yang mendukung berdasarkan hasil penelitian Alpian
2011 memperoleh hasil kadar abu pada batang
kayu Gelam
Melalleuca cajuputi lebih rendah dibandingkan pada bagian tiang dan pancang. Hal yang menyebabkan rendahnya kadar abu pada batang disebabkan karena
adanya perbedaan kandungan komponen anorganik dalam batang. Kandungan komponen anorganik pada batang lebih kecil di bandingkan pada tiang. Bila
dikaitkan dengan kadar abu pada bambu, dimana pada setiap bagian bambu memiliki kandungan kadar abu yang berbeda. Penyebab dari perbedaan
kandungan kadar abu dikarenakan adanya perbedaaan kandungan anorganik pada setiap bagian bambu yaitu pada bagian batang, ranting, dan daun. Perbedaan ini
terlihat sangat signifikan dengan kadar abu paling tertinggi terdapat pada daun sebesar 13,36. Persentase kadar abu terendah terdapat pada bagian batang
dengan rata-rata sebesar 1,73. Dengan adanya perbedaan kandungan bahan anorganik pada setiap bagian bambu, menyebabkan adanya perbedaan kadar abu
pada setiap bagian bambu.
4. Kadar Karbon