Sifat Fisis dan Kimia Tanaman Bambu Belangek Gigantochola pruriens W.
1. Kadar Air
Bambu merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki kemampuan menyerap air yang tinggi. Dengan sifatnya yang higroskopis tersebut maka bambu
ini mempunyai afinitas terhadap air, baik dalam bentuk uap maupun cair. Dengan kondisi tersebut membuat kadar air sangat berpengaruh terhadap sifat fisis dan
mekanis bambu. Kadar air itu sendiri adalah persentase kandungan air yang terdapat dalam suatu bahan berdasarkan berat basah atau berat kering dan
dinyatakan dalam persen. Dari hasil uji laboratorium yang telah dilakukan, ternyata pada setiap
bagian bambu memiliki persentase kadar air yang berbeda-beda. Berikut persentase kadar air bambu disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai Rata-rata Kadar Air Sampel Tebang Pada Berbagai Bagian Tanaman Bambu Belangke Gigantochloa pruriens W.
Kadar Air No. Plot
Sampel Tebang Batang
Ranting Daun
1 104,82
87,07 232,03
1 2
118,57 222,80
206,88 3
96,11 86,00
237,34 1
11,00 109,14
224,53 2
2 148,81
93,54 117,17
3 104,69
106,99 179,89
1 85,00
97,36 207,60
3 2
97,19 77,86
207,47 3
118,36 83,02
183,45
Total 984,55
963,78 1796,36
Rataan 109,40
107,09 199,60
Dari Tabel 2. menunjukkan adanya perbedaan kadar air pada setiap bagian bambu antara batang, ranting dan daun. Kadar air tertinggi terdapat
pada daun dengan rata-rata sebesar 199,60 . Persentase kadar air pada batang
sebesar 109,40 . Kadar air terendah terdapat pada bagian ranting yaitu sebesar 107,09. Menurut hasil penelitian Sulaiman 2014 mengatakan bahwa jumlah
atau kerapatan stomata pada daun bambu juga berpengaruh terhadap jumlah kadar kadar air yang terdapat pada bambu. Semakin banyak jumlah stomata yang
terdapat pada daun bambu, maka akan semakin tinggi kerapatan stomata tersebut. Jumlah stomata paling banyak terdapat pada bawah daun, sehingga adapatasi ini
akan menyebabkan kehilangan air melalui daun akan semakin minimum dibandingkan dengan bagian lain.
Bila dibandingkan dengan hasil penelitian Widyasari 2010 yang melakukan penelitian terhadap pendugaan biomassa dan potensi karbon terikat di
atas permukaan tanah pada hutan rawa gambut bekas terbakar di Sumatera Selatan juga memperoleh hasil yang serupa yaitu jumlah kadar air tertinggi yang diperoleh
terdapat pada bagian daun dengan rata-rata sebesar 59,65 – 68,66 diikuti bagian ranting 39,69 – 63,18 dan bagian batang dengan rata-rata berkisar antara 5,28 –
13,34. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil pernyataan Basri 2015 yang
mengatakan bahwa perbedaan kadar air pada bagian bambu, khususnya bagian batang juga dipengaruhi oleh umur. Semakin tua umur bambu dan semakin
keujung batang, maka akan semakin rendah kadar air yang terdapat pada batang bambu tersebut. Hal ini dikarenakan parenkim yang terdapat pada batang akan
menurun seiring bertambahnya umur bambu. Parenkim tersebut merupakan tempat nutrisi dan air yang terdapat pada batang bambu.
2. Kadar Zat Terbang