Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Praktek Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu proses yang harus dilewati dan wajib dilaksanakan bagi mahasiswai dalam memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Di dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Mandiri wajib bagi mahasiswai untuk melakukan riset dan pengumpulan data yang nantinya akan diperlukan dalam pembuatan Tugas Akhir. Praktek Kerja Lapangan Mandiri saya laksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, dalam hal ini saya sangat tertarik untuk membahas dan melakukan riset mengenai Mekanisme Pengukuhan Dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan. Pajak adalah suatu kata yang tidak asing ditelinga masyarakat, bahkan untuk saat ini menjadi bahan perbincangan yang cukup hangat di media cetak ataupun elektronik. Serentetan kasus yang dialami oleh para pegawainya yang melakukan tindakan dengan melanggar kode etik pegawai pajak yang melibatkan perusahaan-perusahaan ternama di Indonesia sehingga negara mengalami kerugian hingga milyaran rupiah. Namun bukan hanya berita kejelekan dari instansi ini saja yang jadi perbincangan tetapi peran instansi ini dalam hal penerimaan negara mempunyai peran yang sangat penting. Semua pembiayaan yang dikeluarkan negara berasal dari pajak mulai dari gaji PNS,TNI dan POLRI, Subsidi Bahan Bakar Minyak BBM, biaya pendidikan, biaya kesehatan sampai pembangunan fasilitas publik agar masyarakat dapat mencapai kesejahteraan dan kenyamanan. Seperti yang tercantum pada pasal 1 ayat 1 pada Undang - Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum Perpajakan “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang- undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Badan Pusat Statistik BPS mencatat rata – rata tiap tahun penerimaan negara berasal dari pajak sekitar 74 - 80. Namun dalam lima tahun belakangan ini penerimaan negara yang berasal dari pajak tidak mencapai target. Penyebab tidak tercapainya target adalah praktik penghindaran pajak tax avoidance dan pengelakan pajak tax evasion yang dilakukan oleh para wajib pajak baik orang pribadi ataupun badan. Hal ini dikarenakan banyak wajib pajak yang belum sadar kewajiban mereka terhadap negara yaitu membayarkan pajak mereka dan melaporkannya. Bahkan banyak wajib pajak khususnya Pengusaha yang berusaha menghindar dari pajak dengan melakukan penghindaran pajak yang melanggar undang – undang baik itu dengan cara mengecilkan pajaknya atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak padahal sudah memenuhi syarat untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak PKP. Menurut Undang-Undang pasal 1 ayat 4 Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum Perpajakan “Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang,mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daearah pabean”. Namun tidak semua pengusaha mempunyai niat yang tidak baik dalam hal perpajakan, masih banyak juga para pengusaha yang berniat baik untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya dan masih banyak pengusaha yang memilih untuk mengukuhkan usaha mereka sebagai pengusaha kena pajak. Bagi pengusaha yang memilih untuk mengukuhkan usaha mereka sebagai PKP, maka dapat mengukuhkan usahanya sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 20PJ2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak,Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak. Yang dikatakan Pengusaha Kena Pajak PKP berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 5 tentang Ketentuan Umum Perpajakan “Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan Penyerahan Barang Kena Pajak danatau Penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya”. Akan tetapi pencabutan PKP juga dapat dilakukan sesuai dengan .Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-12PJ2014 tentang Tata Cara Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,khusus pencabutan pengukuhan PKP secara jabatan atas pengusaha kecil PPN tahun 2014. Jika bicara mengenai Pengusaha Kena Pajak maka tidak terlepas dari Pajak Pertambahan Nilai PPN dimana pengusaha yang sudah dikukuhkan sebagai PKP wajib memungut PPN, membayarkannya ke kas negara dan melaporkan Surat Pemberitahuan SPT Masa PPN setiap bulan. Agar pemungutan PPN dan PPnBM terlaksana secara efektif dan lancar, sudah sewajarnya apabila pengusaha yang sejak semula melakukan penyerahan BKP danatau JKP dan mempunyai niat baik untuk melaksanakan kewajiban perpajakan mereka dapat melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP. Dengan memperhatikan hal tersebut di atas penulis tertarik membuat laporan tugas akhir dengan judul : “ Mekanisme Pengukuhan Dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak PKP Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama KPP Medan Belawan ”.

B. Tujuan dan Mantaat PKLM 1. Tujuan Praktek Kerja Lapangan Mandiri