Salinan Analisis Yuridis Kekuatan Pembuktian Akta Perjanjian Musyarakah Yang Dibuat Notaris Studi Bank Sumut Syariah Medan

4. Salinan

Bahwa salinan atau kutipan atau fotocopy dapat mempunyai nilai hukum pembuktian sepanjang sesuai dengan aslinya, hal tersebut sesuai dengan Pasal 1888 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang menyatakan, bahwa : ” Kekuatan pembuktian suatu bukti tulisan adalah pada kata aslinya apabila akta yang asli itu ada maka salinan-salinan serta ikhitiar-ikhtiar hanyalah dapat dipercaya, sekadar salinan-salinan serta ikhtiar-ikhtiar itu sesuai dengan aslinya yang mana senantiasa dapat diperintahkan mempertunjukkannya.” Menurut Pitlo mengatakan bahwa : ”Salinan adalah pemberitaan tertulis yang asli yang serupa kata demi kata juga dengan pemberitahuan tanda tangan.” Salinan dan atau kutipan dari suatu akta alas hak dapat memperoleh kekuatan pembuktian sama dengan aslinya, apabila aslinya tidak dapat diperlihatkan lagi karena hilang, peristiwa-peristiwa lain yaitu, seperti yang ditentukan dalam Pasal 1889 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, antara lain : a Salinan-salinan pertama b Salinan-salinan yang dibuat karena perintah Hakim dengan disaksikan oleh kedua belah pihak. c Salinan-salinan yang dibuat tanpa perintah Hakim atau tanpa persetujuan para pihak, setelah dikeluarkannya salinan pertama, dibuat oleh pegawai umum Notaris yang berwenang untuk itu, Sedangkan salinan-salinan lainnya hanya mempunyai kekuatan sebagai permulaan pembuktian saja. Dengan catatan bahwa pihak yang menyatakan bahwa aslinya tidak dapat diperlihatkan harus membuktikannya. Untuk tulisan yang berupa Imelda : Analisis Yuridis Kekuatan Pembuktian Akta Perjanjian Musyarakah Yang Dibuat Notaris Studi Bank Sumut Syariah Medan, 2009 tembusan suatu surat yang dibuat rangkap dengan menggunakan karbon mempunyai kekuatan bukti seperti aslinya, karena tembusan itu sama dengan surat yang ditulis pada halaman pertama dengan mana pensil atau pena itu langsung berhubungan. Dengan demikian alat bukti tertulis itu pada umumnya dipergunakan oleh pihak lain dari pada membuatnya kecuali bahwa Hakim bebas untuk menggunakan pembukuan seseorang guna bukti lagi keuntungan yang membuat. Dalam Pasal 66 Undang-Undang Jabatan Notaris menyebutkan : 1 Untuk kepentingan proses peradilan penyidik, penuntut unun, atau Hakim dengan persetujuan Majelis Pengawas Daerah berwenang : a. mengambil fotokopi minuta akta danatau surat-surat yang dilekatkan pada minuta akta atau akta atau Protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris; dan b. memanggil Notaris untuk hadir dalam pemeriksaan yang berkaitan dengan akta yang dibuatnya atau Protokol Notaris yang berada dalam penyimpanan Notaris. 2 Pengambilan fotokopi minuta akta atau surat-surat sebagaimana dimaksud dalam pada ayat 1 huruf a, dibuat berita acara penyerahan.

5. Alat Bukti Saksi