Rudi Mahruzar : Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi Dengan Klorokuin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian Di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006,
2009 USU Repository © 2008
N1 = N2 = z
•
√ 2PQ + z
♣
√ P
1
Q
1
+ P
2
Q
2 2
P
1
– P
2 2
P = ½P
1
+P
2
Q = 1-P P
1
= Proporsi kesembuhan malaria falciparum tanpa komplikasi kombinasi sambiloto dengan klorokuin = 80
P
2
= Proporsi kesembuhan malaria falciparum tanpa komplikasi sambiloto tunggal = 95
Z
•
= 0,960 Z
♣
= 0,5 Dari perhitungan diatas didapatkan besarnya sample pada masing-
masing kelompok = 25 orang.
3.6.7. Persetujuan Komite Etik Penelitian Bidang Kesehatan
Sebelum melakukan penelitian uji klinis ini dimintakan persetujuan dari Komite Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, dengan mengajukan proposal penelitian. Surat Persetujuan terlampir
3.6.8. Cara kerja
Pada pasien dewasa yang ditemukan di lapangan dengan gejala klinis malaria, mula-mula dilakukan skrining dengan pemeriksaan Rapid Test
Malaria falciparum dengan Rapid test malaria Pf Acon Laboratories Inc.San
Diego, CA 9221, USA. Bagi yang memberikan hasil positip, dilanjutkan dengan pemeriksaan darah tepi malaria sediaan darah tebal dan tipis.
Sediaan darah tebal berguna untuk menghitung kepadatan parasit. Hal ini dilakukan dengan mengambil darah dari jari tangan penderita, kemudian
diletakkan pada dek gelas dan biarkan kering, lalu diwarnai dengan pewarnaan Giemsa 10 dalam larutan buffer pH 7,1 selama 10-15 menit.
Setelah selesai lalu dicuci menggunakan aquades dengan hati-hati selama 1- 2 menit lalu dibiarkan kering dan siap untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Pada sediaan darah tipis berguna untuk mengidentifikasi jenis parasit malaria. Cara pengecatan sama dengan pemeriksaan darah tebal namun
sebelum dicat sediaan darah difiksasi dulu dengan metanol murni. Cara menghitung kepadatan parasit yaitu :
Jumlah parasit aseksual dalam 1 mm
3
200 .
3
mm lekosit
jumlah X
=
Di mana
X= jumlah parasit aseksual per 200 lekosit
Semua penderita yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan pemeriksaan klinis lengkap yang meliputi anamnese dan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia darah. Setiap penderita dirawat inap selama tiga hari di R.S.U.D Panyabungan atau puskesmas Siabu, yang
selanjutnya secara random diberikan terapi sesuai dengan urutan nomor obat yang telah dibuat. Obat pertama dimakan di depan peneliti.
Rudi Mahruzar : Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi Dengan Klorokuin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian Di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006,
2009 USU Repository © 2008
Rudi Mahruzar : Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi Dengan Klorokuin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian Di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006,
2009 USU Repository © 2008
Setelah subjek yang direkrut jumlahnya terpenuhi sesuai dengan penghitungan besar sampel penelitian dan ditherapi dengan obat uji klinis
yang diberi nomor, maka dari nomor obat akan diketahui subjek terbagi menjadi dua kelompok.
Kelompok I : Diberikan Sambiloto kapsul 250 mg setiap kapsul mengandung Ekstrak
Sambiloto 250 mg ES250 dan Sambiloto kapsul plasebo tiga kali sehari selama lima hari Per Oral. Disamping itu diberikan juga empat kapsul
Klorokuin plasebo pada hari I dan II serta dua kapsul Klorokuin plasebo pada hari III Per Oral.
Kelompok II : Diberikan Sambiloto kapsul 250 mg setiap kapsul mengandung Ekstrak
Sambiloto 250 mg dan Sambiloto kapsul plasebo tiga kali sehari selama lima hari Per Oral. Disamping itu diberikan juga empat kapsul Klorokuin
Rudi Mahruzar : Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi Dengan Klorokuin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian Di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006,
2009 USU Repository © 2008
basa 150 mg pada hari I dan II serta dua kapsul Klorokuin basa 150 mg pada hari III Per Oral.
Kepadatan parasit diperiksa pada hari ke 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, kemudian hari ke 14, 21, dan 28. Semua slide darah tepi pasien yang diteliti,
dikonfirmasi di Bagian Parasitologi FK USU terhadap diagnostik spesies plasmodium dan kepadatan parasitnya. Pemeriksaan darah tepi dilakukan
setiap hari sampai hari ke 3 pada saat pasien dirawat inap dirumah sakitpuskesmas. Pada hari ke 4, 7, 14, 21, dan 28, pasien diminta datang ke
Puskesmas untuk diperiksa darah tepi, atau pasien dikunjungi ke kediamannya.
Selama pengobatan penderita di follow up terhadap kepatuhan, efek samping, komplikasi malaria ataupun keadaan klinis lain yang dianggap
penting. Apabila dalam follow up penderita terjadi komplikasi malaria atau menunjukkan keadaan malaria berat atau kepadatan parasit pada hari ke-3
tidak menurun atau meningkat, maka kepada penderita ini segera diberikan pengobatan malaria yang lebih intensif dengan Kinine dihidroklorida drip
atau Artemeter injeksi, dirawat di Puskesmas atau rumah sakit dan dikeluarkan dari penelitian.
Bila ditemukan kasus yang resisten terhadap pengobatan, maka diberi pengobatan lanjutan dengan kombinasi Kina dan Doksisiklin selama 7 hari,
Rudi Mahruzar : Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi Dengan Klorokuin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian Di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006,
2009 USU Repository © 2008
dan pasien tetap di follow up sampai pemeriksaan darah tepi malaria negatip.
Definisi operasional
Pasien Malaria falciparum tanpa komplikasi adalah pasien dengan gejala klinis malaria dan pada pemeriksaan darah tepi dengan metode
standard ditemukan bentuk Plasmodium falciparum aseksual bentuk cincin atau tropozoit, serta tidak ditemukan bentuk skizon dan penderita tidak
menunjukkan tanda dan gejala kearah malaria berat sejak awal pemeriksaan sampai selesai pengobatan.
Early Treatment Failure ETF, bila terjadi salah satu kriteria dibawah ini :
- Hari pertama H
1
– H
3
terjadi malaria beratpemburukan - Hari ke2 H
2
hitung parasit H
o
hari mula-mula. - Hari ke3 H
3
hitung parasit 25 H
o
Pengamatan Respons
Parameter respons :
Rudi Mahruzar : Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi Dengan Klorokuin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian Di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006,
2009 USU Repository © 2008
Waktu hilangnya demam Fever Clearance Time merupakan parameter klinis yang diamati dengan cara mengukur suhu tubuh pasien
dengan termometer digital pada daerah aksila selama ± 5 menit yang diukur setiap 6 jam setelah pasien diberi obat, sampai temperatur tubuh
menunjukkan nilaiangka normal, dan tidak meningkat lagi. Waktu hilangnya parasit Parasite Clearance Time, yang dilihat dari
hilangnyatidak ditemukannya lagi parasit Plasmodium falciparum bentuk aseksual pada sediaan darah tepi. Juga diamati waktu hilangnya bentuk
seksual gametosit pada sediaan darah tepi, untuk menilai kemungkinan obat uji mempunyai efek gametosidal. Pengamatan sediaan darah tepi
dilakukan sampai hari ke 28, sesuai jadwal. Hilangnya parasit dari darah tepi sampai hari ke 28 pengamatan merupakan responskeluaran utama.
Pengamatan lainnya merupakan responskeluaran sekunder.
Keluaran Utama Asexual parasite clearance rate pada hari ke 28
Keluaran Sekunder
− Gagal terapi awal Early Treatment failures
− Gagal terapi akhir Late Treatment Failure
− Ratio penyembuhan klinis pada hari ke 3,7, 21 dan 28
− Waktu hilangnya demam Fever Clearance Time
Rudi Mahruzar : Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi Dengan Klorokuin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian Di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006,
2009 USU Repository © 2008
− Waktu hilangnya parasit P.falciparum Parasite
Clearance Time −
Keamanan dan tolerabilitas dari semua jenis pengobatan penelitian
Jadwal Pengamatan
Prosedur Penelitian Hari ke
0 1 2 3 4 5 6 7 14 21
28
Pernyataan persetujuaninformed consent
X
Riwayat Medis Anamnese
X
Tanda Vital
X X X X X X X X
Tanda dan gejala Klinis
X X X X X X X X
Pemeriksaan Fisik Lengkap
X X X
X X
Pemeriksaan sediaan darah tebaltipis
X X X X X X X X X X X
Rudi Mahruzar : Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi Dengan Klorokuin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian Di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006,
2009 USU Repository © 2008
Tes diagnosa malaria cepat
X
Pemeriksaan hematology dan kimia darah
X X X
a
X
a
X
a
Tes Kehamilan
X
b
Mengevaluasi efek samping
X X X X X X X X X X X
Mengevaluasi penggunaan obat penyerta
X X X X X X X X X X X
Pemberian terapi
X X X X X X
Evaluasi peneliti terhadap reaksi terapi
X X X X X
a
Jika ada indikasi klinis
b
Pada kasus yang dicurigai saja
Pemantauan dan penghentian uji klinik Pemantauan
Pemantauan dilakukan oleh peneliti. Pemantauan dilakukan setiap hari selama 7 hari terhadap keadaan klinis pasien, mencakup keluhan, efek
samping obat, tanda-tanda vital, serta respon klinis dari pengobatan yang diberikan. Setelah itu pemantauan dilakukan pada hari ke 14, 21, dan 28.
Penghentian uji klinik
Uji klinik perorangan akan dihentikan bila : subjek mengundurkan diri dari penelitian atau tidak datang pada kontrol yang ditetapkan peneliti atau
Rudi Mahruzar : Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi Dengan Klorokuin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian Di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006,
2009 USU Repository © 2008
ditemukan keadaaan seperti yang tercantum pada kriteria eksklusi. Penelitian secara keseluruhan akan dihentikan bila pada evaluasi
pendahuluan, didapati efikasi hasil pengobatan pada obat uji kurang dari 70. Keputusan penghentian uji klinik perorangan maupun keseluruhan
ditetapkan peneliti.
Data Pencatatan data
Data pasien baik demografi, klinis, laboratorium, pemberian obat, keluhan efek samping dan data lainnya dicatat dalam formulir pencatatan
pasien case report form
Pengolahan data dan penyajian hasil .
Data diolah dengan perangkat komputer, dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang sesuai dengan jenis datanya.
3.6.9. Analisis data.