Rudi Mahruzar : Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi Dengan Klorokuin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian Di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006,
2009 USU Repository © 2008
Apabila terjadi kegagalan obat diberikan pengobatan tahap berikutnya, bila termasuk malaria berat diberikan pengobatan malaria berat.
2.5. Obat antimalaria di Indonesia
Saat ini obat antimalaria yang tersedia di Indonesia terbatas pada Klorokuin, Pirimetamin Sulfadoksin, Kina dan Primakuin.
23
Antibiotika yang bersifat antimalaria seperti derivat Tetrasiklin, Doksisiklin, Klindamisin, Eritromisin, Kloramfenikol, Sulfametoksazol
Trimetorpin dan Quinolon. Obat ini umumnya bersifat skizontosida darah, untuk Plasmodium falciparum kerjanya sangat lambat dan kurang efektif.
Oleh sebab itu, obat ini digunakan bersama obat antimalaria lain yang kerjanya cepat dan menghasilkan efek potensiasi yaitu antara lain dengan
Kina.
24
2.6. Obat antimalaria baru
Obat antimalaria baru sampai saat ini belum ada yang terdaftar dan beredar di Indonesia, beberapa obat baru seperti: Meflokuin, Halofantrin,
derivat Artemisinin, dan lain-lain, merupakan obat malaria yang belum
Rudi Mahruzar : Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi Dengan Klorokuin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian Di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006,
2009 USU Repository © 2008
terdaftar dan beredar secara resmi di Indonesia. Oleh karena itu sangat diperlukan penelitian-penelitian uji klinis untuk mempersiapkan obat malaria
baru sebagai obat alternatif didaerah-daerah endemis malaria.
24
2.7. Herba Sambiloto Andrographis paniculata Nees 2.7.1. Uraian tumbuhan
Sambiloto Andrographis paniculata Nees adalah tumbuhan yang termasuk famili Acanthaceae, banyak tersebar luas diseluruh dunia terutama
didaerah tropis seperti di India, semenanjung Malaka, dan hampir di seluruh Indonesia pada tempat seperti : di kebun, ditepi sungai, tanah gembur, dan
sering tumbuh berkelompok. Tumbuh didataran rendah sampai ketinggian 700 meter diatas permukaan laut. Didaerah Sumatera dikenal dengan nama
Papaitan, di Jawa disebut Sambilata, Takila, Sadilata, Bidara, Ki oray, Ki piurat.
25, 26, 27
2.7.2. Morfologi tumbuhan.
Sambilota Andrographis paniculata Nees tumbuh tegak , tingginya 40-90 cm, disertai banyak cabang dengan letak yang berlawanan, cabang
Rudi Mahruzar : Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi Dengan Klorokuin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian Di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006,
2009 USU Repository © 2008
berbentuk segi empat kwadrangularis dan tidak berambut. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan silang, bentuk daun lanset, pangkal
daun runcing, ujung daun meruncing, tepi daun rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang daun 2-8 cm, lebar 1-3 cm, panjang
tangkai daun 5-25 mm, daun bagian atas bentuknya seperti daun pelindung, perbungaan tegak bercabang-cabang, gagang bunga 3-7 mm, panjang
kelopak bunga 3-4 mm, bunga berbibir bentuk tabung, panjang 6 mm, bibir bunga bagian atas berwarna putih dengan warna kuning dibagian atasnya,
ukuran 7-8 mm, bibir bunga bawah lebar berbentuk biji, berwarna ungu dan panjang 6 mm. Tangkai sari sempit dan melebar pada bagian pangkal,
panjang 6 mm. Bentuk buah jorong, panjang sekitar 1,5 cm lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah membujur terbagi menjadi
4 keping, biji gepeng, kecil-kecil, warnanya coklat muda. Perbanyakan dengan biji atau stek batang.
27, 28
2.7.3. Kandungan kimiawi dan Efek Farmakologi
Daun Sambiloto mengandung Saponin, Flavonoida, dan Tanin. Beberapa kandungan kimia daun dan cabang Sambiloto yaitu Lakton yang
terdiri dari Deoxy-andrographolide, Andrographolide zat pahit,
Neoandrographolide, 14 deoxy-11,12 didehydroandrographolide, dan
Homoandrographolide. Flavonoid dari akar mengandung Polymethoxyflavone, Andrographin, Panicolin, Mono-o-methylwithin,
Apegenin-7, 4-dimethyl eter, Alkana, Keton, Aldehid, Kalium, Kalsium, Natrium, asam Kersik, dan Damar. Kandungan lain yaitu Andrographolide
kurang dari 1, Kalmegin zat amorf, Hablur kuning yang memiliki rasa pahit.
7, 8, 26, 27
Secara farmakologi Andrographis paniculata AP mempunyai kasiat sebagai analgesik, antibakteri, memperbaiki imunitas, antipiretik, antidiare,
antiinflamasi, antimalaria, dan antiviral.
26, 28
Absorbsi dan ekskresinya cepat, delapan puluh persen ekskresinya melalui ginjal urine dan
gastrointestinal, sembilan puluh persen akan dieliminasi dalam waktu 48 jam.
7, 28
Penggunaan sambiloto dalam dosis tinggi dapat menyebabkan perut tidak enak, muntah-muntah dan kehilangan selera makan.
7, 25
Obat ini tidak dianjurkan pemberiannya pada wanita hamil, diduga pengaruhnya
kemungkinan dapat menyebabkan abortus.
29
Rudi Mahruzar : uin Pada Pengobatan Malaria
Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian Di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006, 2009
USU Repository © 2008 Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi Dengan Klorok
Rudi Mahruzar : Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi Dengan Klorokuin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian Di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006,
2009 USU Repository © 2008
Gambar 1 : Andrographis paniculata Nees.
dikutip dari 8
2.8. Penelitian Herba Sambiloto Andrographis paniculata Nees
Herba sambiloto Andrographis paniculata Nees adalah satu dari tanaman obat yang terdapat hampir di seluruh daerah Indonesia.
5
Andrographis paniculata AP yang juga dikenal sebagai “King of Bitters” adalah sejenis tumbuhan famili Acanthaceae telah digunakan selama
beberapa abad di Asia untuk mengobati beberapa penyakit termasuk malaria.
8
Widyawaruyanti dan kawan-kawan tahun 1995, yang menemukan bahwa Ekstrak Herba Sambiloto dapat menghambat pertumbuhan
Plasmodium falciparum secara in vitro dan fraksi petroleum eter pada konsentrasi 10.000 µgml mempunyai efektivitas yang sama dengan
Rudi Mahruzar : Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi Dengan Klorokuin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian Di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006,
2009 USU Repository © 2008
Klorokuin difosfat, sedangkan fraksi kloroform pada konsentrasi 10.000 µgml.
9
Nik Najib dan kawan-kawan 1999 di Kuala Lumpur, membandingkan efek antimalaria dari Andrographis paniculata AP dengan 2 jenis herbal
lainnya daun sirih Piper sarmentosum dan brotowali Tinospora crispa, dan mendapatkan efek antimalaria dari Andrographis paniculata AP lebih
besar secara in vivo dan bentuk ekstrak kloroform Andrographis paniculata AP menghambat parasit malaria dengan dosis yang lebih kecil dibanding
bentuk ekstrak metanol secara in vitro.
10
Melchior dan kawan-kawan melakukan uji klinis fase III terhadap pasien infeksi saluran nafas tanpa komplikasi dan mendapatkan perbaikan
yang sangat signifikan dari kelompok Andrographis paniculata AP dibanding dengan plasebo dalam menghilangkan gejala dan tanda infeksi
saluran nafas.
30
Thamlikitkul dan kawan-kawan melakukan uji klinis efek anti inflamasi Andrographis paniculata AP pada pasien faringo tonsilitis
dewasa dan mendapatkan pada pemberian Andrographis paniculata AP dosis tinggi mempunyai efek yang bermakna dalam menghilangkan demam
dan nyeri tenggorokan pada hari ke 3 dibandingkan dengan Andrographis paniculata AP dosis rendah.
29
Rudi Mahruzar : Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi Dengan Klorokuin Pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian Di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006,
2009 USU Repository © 2008
BAB III PENELITIAN SENDIRI
3.1. Latar belakang