26
Berdasarkan perhitungan didapat jumlah sampel untuk satu kelompok sekolah dasar adalah sebanyak 62,1 dibulatkan menjadi 63 siswa. Jadi jumlah
sampel keseluruhan untuk 6 lokasi adalah 378 siswa. Jumlah siswa kelas 6 pada lokasi terdekat sebanyak 189 siswa sedang pada lokasi terjauh sebanyak 189
siswa. Pengambilan sampel murid kelas 6 SD pada setiap sekolah yang terpilih dilakukan secara random Tabel 3.2..
Tabel 3.2. Jumlah sampel pada SD Terpilih berdasarkan Puskesmas Terpilih Kota Binjai
Lokasi Terdekat Lokasi Terjauh
No Puskesmas
SD Jumlah Sampel
SD Jumlah Sampel
1 Binjai Kota
020267 63
020254 027089
63 2 Kebun
Lada 020272
023905 63 024760
027144 63
3 Tanah Tinggi 020259
63 020269
020268 63
Jumlah
4 189 6 189
3.4 Metode Pengumpulan dan Instrumen Data
3.4.1. Metode pengumpulan data Data penelitian dikumpulkan melalui beberapa cara yaitu :
1. Data primer tentang karakteristik organisasi dan cakupan pelayanan UKGS
diperoleh melalui wawancara, yaitu tentang pelaksanaan program UKGS di puskesmas berpedoman pada kuesioner penelitian. Sedangkan data untuk
status kesehatan gigi dan mulut siswa SD diperoleh dengan cara pemeriksaan
NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAHKOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.
27
gigi secara langsung dalam rongga mulut dibantu dengan kuesioner yang dilakukan oleh peneliti didampingi pencatat data.
2. Data sekunder dihimpun melalui pencatatan dokumen yang ada di lokasi
penelitian yaitu laporan bulanan puskesmas yang dipergunakan untuk menunjang kelengkapan data primer tentang cakupan pelayanan UKGS.
3.4.2. Instrumen penelitian 1.
Pemeriksaan karies gigi dengan indeks DMFT WHO dilakukan dengan menggunakan alat : kaca mulut dan sonde half moon.
2. Pemeriksaan gingivitis dan periodontitis dengan indeks CPITN memakai
Periodontal Probe WHO dan kaca mulut. 3.
Pemeriksaan oral debris dan kalkulus dengan indeks OHIS Greene dan Vermillion memakai kaca mulut dan sonde half moon. Penerangan
menggunakan sinar matahari secara langsung.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel bebas
1. Sarana dan prasarana adalah kecukupan ketersediaan alat baik medis maupun
non medis yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program UKGS. Indikator penelitian untuk sarana dan prasarana meliputi :
a. Tersedia buku catatan kartu status dan alat tulis secukupnya.
NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAHKOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.
28
b. Tersedia sarana alat peraga, dengan pengertian yang termasuk alat peraga
adalah poster, flashcard, buatan percetakan atau buatan sendiri disesuaikan dan dikembangkan dengan kondisi setempat.
c. Tersedia UKGS Kit yaitu ketersediaan dan kecukupan seperangkat alat
kedokteran gigi yang diperlukan untuk pelaksanaan program UKGS. d.
Tersedia bahan dan obat-obatan yaitu ketersediaan dan kecukupan bahan habis pakai dan obat-obatan yang diperlukan untuk pelaksanaan UKGS.
e. Sarana transportasi yaitu ketersediaan alat transportasi seperti sepeda
motor untuk mengangkut petugas dan peralatan kegiatan program UKGS. 2.
Biaya operasional adalah kecukupan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pelaksanaan program UKGS. Biaya operasional dapat berasal dari
pemerintah maupun masyarakat. Indikator penelitian untuk biaya operasional yang bersumber dari pemerintah adalah apabila ada atau tidak ada sumber
dana di Puskesmas untuk membiayai pelaksanaan program UKGS. Sedangkan indikator biaya operasional yang bersumber dari masyarakat adalah apabila
ada atau tidak ada dana dari pihak swasta, perusahaan atau donatur dari masyarakat yang membantu membiayai pelaksanaan program UKGS.
3. Petugas UKGS adalah ketersediaan petugas pelaksana program UKGS di
Puskesmas ada atau tidak ada salah satu dari petugas UKGS di puskesmas yang terdiri atas kepala puskesmas, dokter gigi dan perawat gigi, Dinas
Kesehatan ada atau tidak ada petugas yang menerima dan mencatat laporan bulanan Puskesmas, dan Sekolah ada atau tidak ada salah satu dari petugas
UKGS yang terdiri atas guru dan dokter kecil.
NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAHKOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.
29
4. Unit sekolah adalah dukungan dan keterlibatan dari kepala sekolahguru serta
orang tua murid dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan program UKGS. Indikator dukungan dan keterlibatan kepala sekolahguru adalah apabila ada
atau tidak ada kehadirannya dalam kegiatan UKGS serta pertemuan komite sekolah. Sedang indikator penelitian untuk keterlibatan orang tua murid adalah
apabila ada atau tidak ada kehadirannya dalam pertemuan komite sekolah dan merujuk perawatan gigi anaknya.
5. Monitor dan evaluasi adalah adanya pelaksanaan kegiatan monitor dan
evaluasi di puskesmas berdasarkan indikatornya.
3.5.2. Variabel terikat
1. Cakupan pelayanan UKGS adalah merupakan angka persentase berupa hasil akhir jumlah SDMI yang dibina, jumlah SDMI dengan sikat gigi masal,
jumlah murid kelas selektif selesai perawatan dan jumlah kunjungan petugas ke SDMI untuk pembinaan. Cakupan pelayanan UKGS di Kota Binjai Tahun
2006 dapat dilihat melalui laporan bulanan puskesmas selama tahun 2006, yaitu pencatatan kegiatan harian puskesmas baik di dalam gedung dan di luar
gedung puskesmas salah satunya pelaksanaan program UKGS.
a. Sekolah yang dibina adalah jumlah sekolah yang telah direncanakan dan
menjadi sasaran pelayanan UKGS oleh puskesmas dimana sesuai dengan sasaran yang ditetapkan Depkes RI 1996 bahwa sasaran SDMI UKGS
dalam wilayah kerja puskesmas adalah 100. 1. Baik : apabila 80 jumlah SDMI yang melaksanakan UKGS.
NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAHKOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.
30
2. Cukup : apabila 60 - 80 jumlah SDMI yang melaksanakan UKGS 3. Kurang : apabila 60 jumlah SDMI yang melaksanakan UKGS.
b. SDMI dengan sikat gigi masal adalah jumlah SDMI yang telah
melaksanakan paket program sikat gigi bersama dengan atau tanpa kegiatan kumur-kumur fluor dibawah asuhanbinaan gurupetugas UKGS
puskesmas. Menurut Depkes RI 1996, target atau sasaran yang telah ditetapkan adalah minimal 80 SDMI melaksanakan sikat gigi masal.
1. Baik apabila 80 SDMI dalam wilayah kerja puskesmas melaksanakan sikat gigi massal dibawah bimbingan guru atau petugas
puskesmas. 2. Cukup apabila 60 – 80 SDMI dalam wilayah kerja puskesmas
melaksanakan sikat gigi massal dibawah bimbingan guru atau petugas puskesmas.
3. Kurang apabila 60 SDMI dalam wilayah kerja puskesmas melaksanakan sikat gigi massal ke SDMI dibawah bimbingan guru
atau petugas puskesmas. c.
Siswa kelas selektif yang mendapat perawatan kesehatan gigi dan mulut adalah jumlah kelas yang dipilih yaitu pada siswa kelas 6 dilakukan
penjaringan dan pemeriksaan gigi dan mulut kemudian siswa yang mempunyai keluhan penyakit gigi dan mulut dirawatdiobati sesuai dengan
permintaan dan kebutuhannya. Menurut Depkes RI 1996, target atau sasaran yang telah ditetapkan adalah minimal 80 SDMI mendapatkan
perawatan gigi dan mulut berdasarkan permintaan dan kebutuhan.
NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAHKOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.
31
1. Baik : apabila 80 siswa kelas 6 yang memerlukan perawatan mendapatkan perawatan kesehatan gigi dan mulut.
2. Cukup apabila 60 - 80 siswa kelas 6 yang memerlukan perawatan. mendapatkan perawatan kesehatan gigi dan mulut.
3. Kurang apabila 60 siswa kelas 6 yang memerlukan perawatan mendapatkan perawatan kesehatan gigi dan mulut.
d. Frekuensi kunjungan petugas ke sekolah adalah banyaknya jumlah
kunjungan petugas UKGS ke sekolah untuk pembinaan. Menurut Depkes RI 2000, target atau sasaran yang telah ditetapkan adalah minimal 2 kali
petugas UKGS melakukan pembinaan ke SDMI. 1. Baik : apabila petugas UKGS melakukan pembinaan ke SDMI 2 kali
pertahun. 2. Cukup apabila petugas UKGS melakukan pembinaan ke SDMI 2 kali
pertahun . 3. Kurang apabila petugas UKGS melakukan pembinaan ke SDMI 2
kali pertahun. 2. Status kesehatan gigi dan mulut murid SD adalah kondisi derajat kesehatan
gigi dan mulut yang diukur berdasarkan indikator :
a. DMF-T rata-rata adalah jumlah seluruh nilai DMF dibagi dengan jumlah
siswa yang diperiksa pada satu lokasi sekolah berdasarkan indikator WHO Tabel 3.3.
NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAHKOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.
32
Tabel 3.3. Klassifikasi Tingkat Keparahan Karies Gigi Menurut WHO
DMF-T Tingkat Keparahan
0,0 – 1,1 Sangat rendah
1,2 – 2,6 Rendah
2,7 – 4,4 Sedang
4,5 – 6,5 Tinggi
6,6 keatas Sangat tinggi
b. Indeks CPITN adalah pemeriksaan kondisi jaringan periodontal
berdasarkan indeks gigi tertentu dalam sekstan tertentu dengan kriteria :
1. Baik apabila siswa mempunyai rata-rata sekstan gusi sehat 3 2. Cukup apabila siswa mempunyai rata-rata sekstan gusi sehat 2,1-2,9
3. Kurang apabila siswa mempunyai rata-rata sekstan gusi sehat 2
c. OHIS yaitu indeks oral higiene Green dan Vermillion yang merupakan
penjumlahan dari indeks oral debris dan indeks kalkulus dengan kriteria:
1. Baik apabila nilai OHIS diantara 0 – 1,2. 2. Cukup apabila nilai OHIS diantara 1,3 – 3
3. Kurang apabila nilai OHIS diantara 3,1 – 6.
3.5.3. Variabel moderator = Lokasi sekolah
Lokasi sekolah adalah jarak tempuh letak sekolah tempat pelaksanaan program UKGS dari Puskesmas dengan kriteria lokasi terdekat dan terjauh dari
Puskesmas. Lokasi merupakan variabel moderator karena mempengaruhi
NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAHKOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.
33
memperkuat atau memperlemah hubungan antara karakteristik organisasi dengan kinerja program UKGS.
Penetapan lokasi sekolah adalah untuk melihat status kesehatan gigi dan mulut anak sekolah dasar pada lokasi terdekat dan terjauh dari Puskesmas terpilih,
sehingga diketahui apakah pelaksanaan program UKGS di sekolah dasar berjalan atau tidak. Dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan
gigi pada anak usia sekolah, Direktorat Kesehatan Gigi Departemen Kesehatan R.I. sejak tahun 19811982 telah menyediakan bantuan kepada daerah dalam
bentuk set peralatan Klinik Gigi Lapangan KGL. Sedang sejak tahun pertama dalam Pelita IV bantuan kepada daerah tersebut tidak hanya set peralatan KGL,
tapi diperluas dengan adanya set obat-obatan untuk UKGS di Puskesmas. Pengadaan bantuan set peralatan KGL dan set obat-obatan, selain untuk
peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan gigi pada anak usia sekolah khususnya UKGS, juga merangsang bagi daerah supaya merencanakan
pembinaan terhadap pelayanan UKGS yang telah berjalan tadi sesuai dengan kemampuan daerah masing-masing.
Set peralatan KGL dan set obat-obatan untuk UKGS ditempatkan di suatu sekolah dasar yang agak jauh dari Puskesmas untuk beberapa waktu lamanya
guna menyelesaikan perawatan paripurna dan perawatan atas permintaan sekolah- sekolah di area sekitarnya sehingga merupakan ”pusat rujukan kecil”, kemudian
dipindahkan kesekolah lainnya dengan pola penyelenggaraan yang sama.
NETTY PRATIWI : HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAHKOTA BINJAI TAHUN 2006, 2008.
34
3.6. Metode Pengukuran