Interpretasi Hasil Uji Pembebanan Statik

disarankan oleh Komisi Pile Swedia, departemen Perhubungan dan ASTND 1143-81. Prosedurnya adalah sebagai berikut : 1. Kepala tiang didorong untuk settle pada 0,05 inmenit 1,25 mmmenit. 2. Gaya yang dibutuhkan untuk mencapai penetrasi akan dicatat. 3. Uji dilakukan dengan total penetrasi 2-3 in 50-70 mm. Keuntungan utama dari metode ini adalah lebih cepat 2-3 jam dan lebih ekonomis. Hasil pengujian tiang dengan metode CRP Constant Rate of Penetration menunjukkan bahwa beban runtuh relatif tidak tergantung oleh kecepatan penetrasi bila digunakan batasan kecepatan penurunan kurang dari 1,25 mmmenit. Kecepatan yang lebih tinggi dapat menghasilkan daya dukung yang sedikit. Beban dan pembacaan deformasi diambil setiap menit. Pengujian dihentikan bila pergerakan total kepala tiang mencapai 10 dari diameter tiang bila pergerakan displacement sudah cukup besar.

2.8.1. Interpretasi Hasil Uji Pembebanan Statik

Dari hasil uji pembebanan, dapat dilakukan interpretasi untuk menentukan besarnya beban ultimit. Ada berbagai metode interpretasi, yaitu : a. Metode Chin Dasar dari teori ini, diantaranya sebagai berikut Gambar 2.17.: 1. Kurva load settlement digambar dalam kaitannya dengan SQ, dimana : ⁄ = . + ……………………………………2.14 Universitas Sumatera Utara 2. Kegagalan beban Q f atau beban terakhir Qult digambarkan sebagai : = …………………………………………….2.15 dimana : S : settlement cm Q : penambahan beban ton C 1 : kemiringan garis lurus Gambar 2.17. Grafik Hubungan Beban dengan Penurunan Menurut Metode Chin Kegagalan metode Chin dapat digunakan untuk tes beban dengan cepat dan tes beban yang dilakukan dengan lambat. Biasanya memberikan perilaku yang tidak realistik untuk kegagalan beban, jika tidak digunakan suatu kenaikan waktu yang konstan pada uji tiang. Jika sepanjang kemajuan tes beban statis, keruntuhan pada tiang akan bertambah maka garis Chin akan menunjukkan suatu titik temu, oleh karena itu dalam merencanakan tiap pembacaan metod Chin perlu dipertimbangkan. Metode Chin memperhatikan batasan beban yang diregresikan linier yang mendekati nilai satu dalam mengambil suatu hasil tes beban statis, dengan dasar nilai-nilai yang ditentukan dari dua cara yang telah disebutkan. Secara umum dua titik akan Universitas Sumatera Utara menentukan satu garis dan titik ketiga pada garis yang sama mengkorfimasikan suatu garis Fellenius, Bengt H. 2001. b. Metode Davisson 1972 Prosedur penentuan beban ultimit dari pondasi tiang dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut : Gambarkan kurva beban terhadap penurunan. 1. Penurunan elastis dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : = � � � …………………………………………..2.16 dimana : S e = Penurunan elastis mm Q = Beban uji yang diberikan ton L = Panjang tiang m A p = Luas penampang tiang m 2 E p = Modulus elastisitas tiang tonm 2 2. Tarik garis OA seperti gambar berdasarkan persamaan penurunan elastis S e . 3. Tarik garis BC yang sejajar dengan garis OA dengan jarak X, dimana X adalah : � = . + ⁄ ….. dalam inch ………………………2.17 Dengan D adalah diameter atau sisi tiang dalam satuan inch. 4. Perpotongan antara kurva beban-penurunan dengan garis lurus merupakan daya dukung ultimit. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.18. Interpretasi Daya Dukung Ultimit dengan Metode Davisson 2.9. Uji Beban Dinamis Dynamic Loading Test Uji pembebanan dinamis yang mulai berkembang digunakan adalah uji Pile Driving Analyzer PDA yang dikembangkan oleh Professor Goble di Case Institute of Technology, Ohio. Uji pembebanan dinamis awal dikembangkan hanya untuk pondasi tiang pancang, namun dengan cara analog uji pembebanan dinamis dapat diaplikasikan pada bored pile. Pengetesan dilakukan dengan konsep 1 satu dimensi gelombang yang diakibatkan oleh pukulan pada tiang tersebut. Dengan demikian tiang yang dipikul akan memberikan energi tertentu yang menghasilkan kapasitas daya dukung tiang. Instrumentasi yang digunakan adalah berupa 1 satu transducer dan 1 satu pasang accelerometer. Kedua pasang alat tersebut diletakkan pada bagian atas tiang dengan jarak min 2D di bawah top level tiang. Pengukuran dicatat oleh alat dan dianalisis dengan menggunakan Indowap Software 1 satu dimensi teori gelombang. Indowap analisis akan memberikan gambaran terhadap kapasitas daya dukung ujung dan friksi. Hasil Universitas Sumatera Utara dari uji PDA kemudian dianalisa lebih jauh menggunakan Case Pile Wave Analysis Program CAPWAP. Alat dan Perlengkapan pengujian Pile Driving Analyzer yang digunakan antara lain : a. PDA-Model PAX. b. Empat 4 strain transducer dengan kabel. c. Empat 4 accelerometer dengan kabel. d. Alat bantu, seperti bor beton, baut fischer, kabel gulung dan perlengkapan keamanan. Gambar 2.19. PDA Instrumen dan Aksesoris Pendukung Persiapan Pengujian yang dilakukan sebelum pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut : a. Kepala tiang harus tegak, lurus dengan permukaan yang rata. b. Siapkan hammer dan cushion tiang pada kepala tiang. c. Strain transducer dan accelerometer dipasang pada 2 sisi tiang yang saling berseberangan dengan jarak minimal 50 cm dari ujung kepala tiang. Keempat pasang sensor tersebut dipasang vertikal atau sejajar as tiang. d. Periksa hubungan antara seluruh instrumen dengan PDA. Universitas Sumatera Utara e. Lakukan kalibrasi strain transducer dan accelerometer. f. Masukkan seluruh data tiang, hammer dan instrument lain sebagai data masukan input PDA model PAX. g. Lakukan pemeriksaan kembali terhadap data masukan yang diperoleh sehingga pengujian dapat terlaksana dengan baik. Setelah tahap persiapan selesai dilakukan, pengujian dilakukan dengan pemukulan hammer seberat 7,5 ton dengan tinggi jatuh 1,5 m untuk mendapatkan energi yang cukup dan tegangan yang terjadi pada kepala tiang tidak menyebabkan kerusakan tiang. Selama pemukulan hammer, variabel-variabel yang diperoleh dari pengujian dimonitor dan dievaluasi.

2.10. Penurunan Elastis Tiang Tunggal