e. Lakukan kalibrasi strain transducer dan accelerometer.
f. Masukkan seluruh data tiang, hammer dan instrument lain sebagai data
masukan input PDA model PAX. g.
Lakukan pemeriksaan kembali terhadap data masukan yang diperoleh sehingga pengujian dapat terlaksana dengan baik.
Setelah tahap persiapan selesai dilakukan, pengujian dilakukan dengan pemukulan hammer seberat 7,5 ton dengan tinggi jatuh 1,5 m untuk mendapatkan
energi yang cukup dan tegangan yang terjadi pada kepala tiang tidak menyebabkan kerusakan tiang. Selama pemukulan hammer, variabel-variabel
yang diperoleh dari pengujian dimonitor dan dievaluasi.
2.10. Penurunan Elastis Tiang Tunggal
Penurunan kepala tiang yang terletak pada tanah homogen dengan modulus elastis dan angka Poisson yang konstan dapat dihitung dengan
persamaan yang disarankan oleh Poulus dan Davis 1980, sebagai berikut : a.
Untuk tiang apung atau friksi =
.
.
………………………………………………………………2.18 dimana :
= .
�
.
ℎ. �
……………………………………………………...2.1λ
b. Untuk tiang dukung ujung
=
.
.
……………………………………………………………….2.20 dimana :
= .
�
.
. �
……………………………………………………...2.21
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : S = besar penurunan yang terjadi mm
Q = besar beban yang bekerja kg D = diameter tiang cm
Es = modulus elastisitas bahan tiang kgcm
2
I = faktor pengaruh penurunan tiang yang tidak mudah mampat
Incompressible dalam massa semi tak terhingga Rk = faktor koreksi kemudahmampatan tiang untuk
s
=0,35 Rh = faktor koreksi untuk ketebalan lapisan yang terletak pada
tanah keras R = faktor koreksi angka Poisson
Rb = faktor koreksi untuk kekakuan lapisan pendukung H = kedalaman m
K adalah suatu ukuran kompressibilitas relatif dari tiang dan tanah yang dinyatakan oleh Persamaan 2.22 berikut.
=
�
.
…………………………………………………………….2.22 Dimana :
=
�
�
…………………………………………………………….2.23 Dengan :
K = faktor kekakuan tiang Ep = modulus elastisitas dari bahan tiang kgcm
2
Es = modulus elastisitas tanah di sekitar tiang kgcm
2
Eb = modulus elastisitas tanah di dasar tiang kgcm
2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.20. Faktor Penurunan I Poulus dan Davis, 1980
Gambar 2.21. Faktor Penurunan R
µ
Poulus dan Davis, 1980
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.22. Faktor Penurunan R
k
Poulus dan Davis, 1980
Gambar 2.23. Faktor Penurunan R
h
Poulus dan Davis, 1980
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.24. Faktor Penurunan R
b
Poulus dan Davis, 1980
Universitas Sumatera Utara
2.11. Metode Elemen Hingga
Metode elemen hingga dalam rekayasa geoteknik adalah metode yang membagi-bagi daerah yang akan dianalisis kedalaman bagian-bagian yang kecil.
Bagian-bagian yang kecil inilah yang disebut dengan elemen. Semakin banyak pembagian elemen maka hasil perhitungan numeriknya akan semakin mendekati
kondisi asli. Metode elemen hingga pada rekayasa geoteknik memiliki sedikit perbedaan dengan metode elemen hingga pada rekayasa struktur, sebab dalam
rekayasa geoteknik terjadi interaksi elemen yang memiliki kekakuan yang berbeda. Seperti halnya pondasi dan tanah, dalam menganalisis pondasi dengan
metode elemen hingga terdapat perbedaan kekakuan antara dua elemen, yaitu elemen tanah dan elemen struktur atau pondasi itu sendiri.
2.12. Plaxis