Tujuan Uji Pembebanan Statik Loading Test

2.7.3. Tujuan Uji Pembebanan Statik Loading Test

Tujuan dilakukukannya percobaan pembebanan statik loading test terhadap pondasi tiang bor bored pile adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui hubungan antara beban dan penurunan pondasi akibat beban rencana. 2. Untuk menguji bawah pondasi tiang bor bored pile yang dilaksanakan mampu mendukung beban rencana dan membuktikan bahwa dalam pelaksanaan tidak terjadi kegagalan. 3. Untuk menentukan daya dukung ultimit sebagai kontrol dari hasil perhitungan berdasarkan formula statis maupun dinamis. 4. Untuk mengetahui kemampuan elastisitas dari pada tanah, mutu beton dan mutu besi beton. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada waktu pelaksanaan percobaan pembebanan adalah sebagai berikut : 1. Berapa lama setelah dibuat tiang itu dapat dilakukan percobaan. Untuk mengetahui hal ini belum ada peraturan yang tegas kapan tiang bor bored pile sudah dapat ditest. Untuk tiang-tiang beton cast in place tentu saja percobaan dapat dilakukan setelah beton mengeras 28 hari di samping mungkin ada persyaratan lainnya. Untuk tiang-tiang yang dipancang pre cast ada beberapa pendapat kapan tiang dapat ditest. Menurut Terzaghi, tiang-tiang yang diletakkan di atas lapisan yang permeable pasir maka percobaan sudah dapat dilakukan 3 hari setelah pemancangan. Pada tiang- tiang yang dimasukkan dalam lapisan lanau dan lempung, maka percobaan ini hendaknya dilakukan setelah pemancangan berumur satu bulan. Universitas Sumatera Utara 2. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah berapa panjang tiang menonjol di atas tanah. Pada prinsipnya penonjolan ini harus sependek mungkin untuk menghindari kemungkinan terjadinya tekuk. Untuk loading test yang dilakukan di darat, maka sebanyak tinggi bagian yang menonjol ini tidak lebih dari 1 satu meter. Sedangkan loading test yang dilakukan di tengah sungai, dimana air cukup dalam, maka tiang dapat saja menonjol beberapa meter di atas dasar dasar sungai muka tanah, tetapi dengan catatan harus ada kontrol terhadap kemungkinan terjadinya tekuk. 3. Percobaan pembebanan loading test yang menggunakan alat pancang hydraulic jack sebagai beban untuk percobaan, maka jack harus ditempatkan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari. Karena jika jack ini diletakkan pada tempat yang panas, maka oli jack tersebut akan memuai yang mana akan mengakibatkan tidak konstannyabertambah besar beban. Yang terpenting adalah dari hasil nilai uji pembebanan statik, seorang praktisi dalam rekayasa pondasi dapat menentukan mekanisme yang terjadi, misalnya dengan melihat kurva beban-penurunan, besarnya deformasi plastis tiang, kemungkinan terjadinya kegagalan bahan tiang, dan sebagainya. Pengujian hingga 200 dari beban kerja sering dilakukan pada tahap verifikasi daya dukung, tetapi untuk alasan lain misalnya untuk keperluan optimasi dan untuk kontrol beban ultimit pada gempa kuat, seringkali diperlukan pengujian sebesar 250 hingga 300 dari beban kerja. Beban kontra dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama dengan menggunakan sistem kentledge seperti ditunjukkan pada Gambar 2.14. Cara kedua Universitas Sumatera Utara dapat menggunakan kerangka baja atau jangkar pada tiang seperti ilustrasi Gambar 2.15. Pembebanan diberikan pada tiang dengan menggunakan dongkrak hidrolik. Pergerakan tiang dapat diukur menggunakan satu set dial gauges yang terpasang pada kepala tiang. Toleransi pembacaan antara satu dial gauge lainnya adalah satu milimeter. Perlu diperhatikan bahwa pengukuran pergerakan relatif tiang sangatlah penting. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dari interaksi tanah dengan tiang, pengujian tiang sebaiknya dilengkapi dengan instumentasi. Instrumentasi yang dapat digunakan adalah strain gauges yang dapat dipasang pada lokasi-lokasi tertentu sepanjang tiang. Tell-tales pada kedalaman-kedalaman tertentu atau load cells yang ditempatkan di bawah kaki tiang. Instrumentasi dapat memberikan informasi mengenai pergerakan kaki tiang, deformasi sepanjang tiang, atau distribusi beban sepanjang tiang selama pengujian. American Society Testing and Materials, 2010 . Gambar 2.14 Pengujian dengan Kentledge System Coduto,2001 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.15 Pengujian dengan Tiang Jangkar Tomlinson, 1980 2.8.Metode Pembebanan Terdapat empat metode pembebanan, yaitu : a. Prosedur Pembebanan Standar SML Monotonik Slow Maintained Load Test SML menggunakan delapan kali peningkatan beban. Direkomendasikan oleh ASTM D1143-81 1989, metode uji standart ASTM; umum digunakan pada penelitian di lapangan sebelum dilakukan pekerjaan selanjutnya, terdiri atas : 1. Beban tiang dalam delapan tahapan yang sama yaitu 25, 50, 75, 100, 125, 150, 175, dan 200 hingga 200 beban rencana. 2. Setiap penambahan beban harus mempertahankan laju penurunan lebih kecil 0,01 injam 0,25 mmjam. 3. Mempertahankan 200 beban selama dua puluh empat jam. 4. Setelah waktu dibutuhkan diperoleh, lepaskan beban dengan pengurangan sebesar 25 dengan jarak waktu satu jam diantara pengurangan. Universitas Sumatera Utara 5. Setelah beban diberikan dan dilepas ke atas, bebani tiang kembali untuk pengujian beban dengan penambahan 50 dari beban desain, menyediakan waktu dua puluh menit untuk penambahan beban. 6. Kemudian tambahkan beban dengan penambahan 10 beban desain. b. Quick Load Test Quick ML Karena prosedur standar membutuhkan waktu yang cukup lama, maka para peneliti membuat modifikasi untuk mempercepat pengujian. Direkomendasikan oleh Dinas Perhubungan Amerika Serikat, Pengelola Jalan Raya dan ASTM 1143-81 opsional, terdiri atas : 1. Bebani tiang dalam penambahan dua puluh kali hingga 300 dari beban desain masing-masing tambahan adalah 15 dari beban desain. 2. Pertahankan tiap beban selama lima menit, bacaan diambil setiap 2,5 menit. 3. Tambahkan peningkatan beban hingga jacking continue dibutuhkan untuk mempertahankan beban uji. 4. Setelah interval lima menit, lepaskan atau hilangkan beban penuh dari tiang dalam empat pengurangan dengan jarak diantara pengurangan lima menit. Universitas Sumatera Utara Metode ini lebih cepat dan ekonomis, lebih mendekati suatu kondisi. Waktu ujinya 3-5 jam. Metode ini tidak dapat digunakan untuk estimasi penurunan karena metode cepat. Gambar 2.16. Contoh Hasil Uji Pembebanan Statik Aksial Tekan Tomlinson,2001 c. Prosedur Pembebanan Standar SML Siklik Metode pembebanan sama dengan SML monotonik, tetapi pada tiap tahapan beban dilakukan pelepasan beban dan kemudian dibebani kembali hingga tahap beban berikutnya unloading-reloading. Dengan cara ini, rebound dari setiap tahap beban diketahui dan perilaku pemikulan beban pada tanah dapat disimpulkan dengan lebih baik. Metode ini membutuhkan waktu yang lebih lama daripada metode SML monotonik . d. Prosedur Pembebanan dengan Kecepatan Konstan Constant Rate of Penetration Method atau CRP Metode CRP Constant Rate of Penetration merupakan salah satu alternatif lain untuk pengujian tiang secara statis. Metode ini Universitas Sumatera Utara disarankan oleh Komisi Pile Swedia, departemen Perhubungan dan ASTND 1143-81. Prosedurnya adalah sebagai berikut : 1. Kepala tiang didorong untuk settle pada 0,05 inmenit 1,25 mmmenit. 2. Gaya yang dibutuhkan untuk mencapai penetrasi akan dicatat. 3. Uji dilakukan dengan total penetrasi 2-3 in 50-70 mm. Keuntungan utama dari metode ini adalah lebih cepat 2-3 jam dan lebih ekonomis. Hasil pengujian tiang dengan metode CRP Constant Rate of Penetration menunjukkan bahwa beban runtuh relatif tidak tergantung oleh kecepatan penetrasi bila digunakan batasan kecepatan penurunan kurang dari 1,25 mmmenit. Kecepatan yang lebih tinggi dapat menghasilkan daya dukung yang sedikit. Beban dan pembacaan deformasi diambil setiap menit. Pengujian dihentikan bila pergerakan total kepala tiang mencapai 10 dari diameter tiang bila pergerakan displacement sudah cukup besar.

2.8.1. Interpretasi Hasil Uji Pembebanan Statik