BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Setiap bangunan sipil memiliki 2 bagian, yaitu struktur atas supper structure
dan struktur bawah substructure. Struktur bagian bawah itu lebih sering disebut dengan pondasi. Fungsi pondasi ini adalah meneruskan beban
konstruksi ke lapisan tanah yang berada di bawah pondasi. Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi ke tanah
tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan Das, 1995. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembangunan
pondasi, yaitu : a.
Daya dukung pondasi harus lebih besar daripada beban yang bekerja pada pondasi baik beban statik maupun beban dinamiknya.
b. Penurunan yang terjadi akibat pembebanan tidak melebihi dari penurunan
yang diijinkan. Pondasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pondasi dangkal shallow
foundation dan pondasi dalam deep foundation. Secara umum, yang dinamakan
pondasi dangkal adalah pondasi yang mempunyai perbandingan antara kedalaman dengan lebar sekitar kurang dari empat. Apabila perbandingan antara kedalaman
dengan lebar pondasi lebih besar dari empat, pondasi tersebut diklasifikasikan sebagai pondasi dalam
.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Cone Penetrometer Test Sondering Test
Cone Penetrometer Test CPT adalah uji sederhana yang dipakai semakin
luas untuk lempung lunak dan pasir halus sampai pasir setengah kasar. Pengujian ini tidak diterapkan pada tanah berkerikil dan lempung kakukeras. Pengujian ini
dilakukan dengan mendorong kerucut baku menurut ASTM D 3441 mempunyai ujung 60° dan diameter dasar = 35,5 mm dengan luas irisan lintang 10 cm
2
ke dalam tanah dengan kecepatan 10 sampai 20 mmdetik Bowles, 1997. Dengan
pembacaan manometer yang terdapat pada alat sondir tersebut, kita dapat mengukur besarnya kekuatan tanah pada kedalaman tertentu.
Alat sondir dibedakan menjadi dua jenis yaitu sondir ringan 2 ton dan sondir berat 10 ton. Sondir ringan digunakan untuk mengukur tekanan konus
sampai 150 kgcm
2
atau penetrasi konus telah mencapai kedalaman 30 m. Sondir berat digunakan untuk mengukur tekanan konus sampai 500 kgcm
2
atau penetrasi konus telah mencapai kedalaman 50 m.
Ujung konus pada sondir mekanis terdiri dari dua tipe yaitu konus biasa dan bikonus. Pada konus biasa, yang diukur adalah perlawanan ujung konus dan
biasanya digunakan pada tanah yang berbutir kasar dimana besar perlawanan lekatnya kecil. Sedangkan bikonus, yang diukur adalah perlawanan ujung konus
dan hambatan lekatnya dan biasanya digunakan untuk tanah berbutir halus. Data sondir tersebut digunakan untuk mengidentifikasikan dari profil
tanah terhadap kedalaman. Hasil akhir dari pengujian ini didapatkan nilai jumlah perlawanan JP dan nilai perlawanan konus PK, sehingga hambatan lekat HL
didapatkan dengan menggunakan rumus :
Universitas Sumatera Utara
Hambatan Lekat HL
= −
× ……………………………………………...2.1
Jumlah Hambatan Lekat JHL
�
= ∑
�
……………………………………………………..2.2 Dimana :
PK = Perlawanan penetrasi konus kgcm
2
JP = Jumlah perlawanan perlawanan ujung konus + selimut kgcm
2
A = Interval pembacaan cm
B = Faktor alat = luas konus luas torak cm
i = kedalaman lapisan tanah yang ditinjau m
JHL = Jumlah Hambatan Lekat kgcm Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus
yang dinyatakan dalam gaya per satuan panjang.
Gambar 2.1. Konus Sondir dalam Keadaan Tertekan dan Terbentang Sosrodarsono, 2000
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Cara Pelaporan Hasil Uji Sondir Soemarno, 1993 Berikut prosedur penyelidikan tanah menggunakan alat uji sondir dapat
dijelaskan dengan skema berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tidak
Ya
Gambar 2.3. Prosedur Penyelidikan Tanah dengan Alat Uji Sondir Sosrodarsono, 2000 MULAI UJI SONDIR
2. Prosedur pengujian penekanan pipa dorong
a. Dirikan batang dalam dan pipa dorong
di bawah penekan hidraulik pada kedudukan yang tepat.
b. Dorongtarik kunci pengatur pada
kedudukan siap
tekan, sehingga
penekan hidraulik hanya akan menekan pipa dorong.
c. Putar engkol searah jarum jam
kecepatan 10 s.d 20 mms sehingga gigi penekan dan penekan hidraulik
bergerak turun dan menekan pipa luar sampai mencapai kedalaman 20 cm
sesuai interval pengujian.
d. Pada tiap interval 20 cm lakukan
penekanan batang dalam dengan menarik kunci pengatur, sehingga
penekan hidraulik menekan batang dalam saja.
1. Persiapan sebelum pengujian
a. Siapkan lubang sedalam 65 cm untuk
pemasukan pertama. b.
Masukkan 4 buah angker ke dalam tanah sesuai letak rangka pembeban.
c. Setel
rangka pembeban,
sehingga pembeban berdiri vertikal.
d. Pasang manometer untuk tanah lunak 0 s.d
2 MPa dan 0 s.d 5 MPa atau untuk tanah keras 0 s.d 5 MPa dan 0 s.d 20 Mpa.
e. Periksa sistem hidraulik dengan menekan
piston hidraulik menggunakan kunci piston dan bila kurang tambahkan oli serta cegah
terjadinya gelembung udara dalam sistem. f.
Tempatkan rangka pembeban, sehingga penekan hidraulik berada tepat di atasnya.
g. Pasang balok-balok penjepit pada jangkar
dan kencangkan dengan memutar baut pengencang.
h. Sambungkan konus ganda dengan batang
dalam dan batang dorong serta kepal pipa dorong.
3. Prosedur pengujian penekan batang dalam
a. Baca perlawanan konus pada
penekan batang dalam sedalam kira-kira 4 cm pertama, dan catat
pada formulir. b.
Baca jumlah perlawanan geser dan perlawanan konus pada
penekan batang sedalam 4 cm yang kedua dan catat pada
formulir pada kolom T
w
.
4. Lanjutkan pengujian pada kedalaman 20 cm berikutnya
Apakah qc kapasitas alat ?
5. Perhitungan dan pembuatan grafik a. Perhitungan formulir 1.
b. Pembuatan grafik hasil uji sondir.
SELESAI
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Harga-harga Empiris ϕ dan Dr Pasir dan Lumpur Kasar Berdasarkan
Sondir Penetrasi konus PK = q
c
kgcm
2
Densitas relatif Dr
Sudut geser dalam °
20 -
25 – 30
20 – 40
20 – 40
30 – 35
40 – 120
40 – 60
35 – 40
120 – 200
60 – 80
40 – 45
200 80
45 Soedarmo, 1993
2.3. Standard Penetration Test SPT