C. Macam-Macam Metode Dakwah
Al-Qur’an merupakan sumber utama rujukan dakwah. Al-Qur’an banyak mengemukan metode dakwah untuk dijadikan panduan pleh para da’I,
tiga cara berdakwah yang dikemukakan firman Allah Swt dalam Q.S. An- Nahl : 125, yang berbunyi :
☺ ☺
☺ ☺
Artinya : Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk” Q.S.An-Nahl : 125.
15
Ayat tersebut mengandung arti tentang cara menjalakan dakwah atau seruan terhadap manusia,agar mereka berjalan di atas jalan Allah dengan
memakai tiga macam cara, yaitu :
a. Al – Hikmah Kebijaksanaan
Kata “hikmah” seiring disebut dalam Al- Qur’an baik dalam bentuk nakiroh maupun ma’rifat. Bentuk masdarnya adalah “ hukman “
yang diartikan secara makana aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari kezhaliman, jika dikaitkan dengan
15
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h.421.
dakwah maka berarti menghindari hal-hal yang kurang relavan dalam melaksanakan tugas dakwah.
Al-Hikmah diartikan pula sebagai al’adl keadilan, al-haq kebenaran, al hilm ketabahan, al’ilm pengetahuan, terakhir dan
Nubuwwah kenabian. Disamping itu, al-Hikmah juga diartikan juga sebagai menempatkan sesuatu pada propesinya.
Hikmah dalam bahasa arab berarti kebijaksanaan, pandai,adil,lemah lembut, kenabian, sesuatu yang mencegah kejahilan dan
kerusakan, keilmuan,dan pemaaf. Perkataan hikmah seringkali diterjemahkan dalam pengertian bijaksana yaitu suatu pendekataan hikmah
seringkali pihak objek dakwah mampu melaksanakan apa yang di dakwahkan atas kemauannya sendiri, tidak ada paksaan, konflik, maupun
rasa ketakutan.
16
Menurut M.Abduh, seperti yang di kutif H.Munzier Suparta, M.A dalam bukunya Metode dakwah berpendapat bahwa, hikmah mengetahui
rahasia dan faedah di dalam tiap-tiap hal. Hikmah juga digunakan alam arti ucapan yang sedikit lapazh akan tetapi banyak makna ataupun
diartikan meletakan sesuatu pada tempat atau semestinya. Dalam bahasa komunikasi, hikmah ini menyangkut situasi total
yang mempengaruhi sikap pihak komunikan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa apa yang di sebut dengan bil hikmah itu merupakan suatu
metode pendekatan komunikasi yang dilakukan atas dasar persuasif.
17
jadi
16
Hamka, tafsir Al-azhar, Jakarta : Pustaka Panjimas,1983,h.321.
17
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakata : Gaya Media Pratama, 1997, cet ke – 1, h 43
perkataan hikmah kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut, melainkan termasuk juga tindakan, perbuatan, dan keyakinan, serta
peletakan sesuatu pada tempatnya. Sebagai metode dakwah, al-hikmah diartikan bijaksana, akal budi
yang mulia, ada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian orang kepada agama atau tuhan.
Ibnu Qoyim dalam bukunya At-Tafsirul Qoyyim berpendapat bahwa pengertian hikmah yang paling tepat adalah yang seperti yang
dilakukan oleh mujahid dan malik yang mendefinisikan bahwa hikmah adalah pengetahuan tentang kebenaran dan pengamalanya, ketepatan
dalam perkataan dan kebenaranya. Hal ini tidak dapat dicapai kecuali dengan memahami al-Qur’an, mendalami Syariat-syariat Islam serta
hakikat iman.
18
Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa al-hikmah adalah merupakan kemampuan da’I dalam memilih dan menyelaraskan teknik
dakwah dengan kondisi objektif mad’u. di samping itu juga al-hikmah merupakan kemampuan da’I dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam
serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang kumunikatif. Oleh karena itu, al-hikmah adalah sebagai sebuah sistem
yang menyatukan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam dakwah.
20
Sebagai contoh hikmah dalam dakwah. Di dalam dunia dakwah adalah penentu sukses tidaknya dakwah. Dalam menghadpi mad’u yang beragam
18
Munzir Suparta,.cet ke- 1 h 10
20
Hamka, tafsir Al-azhar, Jakarta : Pustaka Panjimas,1983,h.321.
tingkat pendidikan, strata social, dan latar belakang budaya, para da’I memerlukan hikmah, sehingga ajaran Islam mampu memasuki ruang hati
para mad’u dengan tepat. oleh karena itu, para da’I dituntut untuk mampu mengerti dan memahami sekaligus memanfaatkan latar belakangnya,
sehingga ide-ide yang diterima dirasakan sebagai sesuatu yang menyentuh dan menyejukan kalbunya.
Ada saatnya diamnya dai’I Menjadi efektif dan berbicara membawa bencana, tetapi disaat lain terjadi sebaliknya, diam malah
mendatangkan bahaya besar dan berbicara mendatangkan hasil yang gemilang. kemampuan da’I menempatkan dirinya, kapan harus berbicara
dan kapan harus memilih diam, juga adalah hikmah yang menentukan keberasilan dakwah.
Dalam dunia dakwah, hikmah adalah penentu sukses tidaknya dakwah. Dalam menghadapi mad’u yang beragam tingkat pendidikan,
strata social, dan latar belakang budaya, para da’I memerlukan hikmah, sehingga ajaran Islam mampu memasuki ruang hati paramad’u dengan
tepat. Oleh karena itu, para da’I dituntut untuk mampu mengerti dan memahami sekaligus memanfaatkan latarbelakangnya, sehingga ide-ide
yang diterima dirasakan sebagai sesuatu yang menyentuh dan menyejukan kalbunya, da’I yang sukses biasanya juga berangkat dari kepiawaiannya
dalam memilih kata. pemilihan kata adalah hikmah yang sangat diperlukan dakwah.
b. Al-Mau’idzatil Hasanah Nasehat yang baik