Metode dakwah KH. Kosim Nurzeha

(1)

METODE DAKWAH KH. KOSIM NURZEHA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos. I)

oleh :

Muhammad Maulana NIM. 104051001794

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H / 2008 M


(2)

METODE DAKWAH KH. KOSIM NURZEHA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakutas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :

MUHAMMAD MAULANA NIM : 104051001794

Di Bawah Bimbingan

Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf . MA NIP. 150 198 859

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


(3)

ABSTRAK

METODE DAKWAH KH.KOSIM NURZEHA

Secara hakikat dakwah Islamiyah merupakan aktualisasi iman yang dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia yang mengarah kepada nilai-nilai ajaran Islam , Kegiatan dakwah merupakan suatu aktifitas yang mulia, dimana setiap muslim dapat melakukan amar ma’ruf nahi munkar, sehingga tujuan dakwah yang hakiki yakni membentuk khairul ummah dapat terwujud, demi terwujudnya ajaran Islam dalam segi kehidupan.

Dalam upaya menunjang keberhasian dakwah, seorang da’I harus memiliki starategi yang bijak dan metode yang strategis sebagai bentuk proses membangun kesadaran masyarakat dalam menjalankan nilai-nilai ajaran Islam. Dengan demikian diharapkan terwujudnya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Dalam hal ini dilakukan oleh KH.Kosim Nurzeha dalam menerapkan konsep dakwahnya guna untuk menciptakan generasi yang Mukmin dan Muttaqin demi beguna bagi pertumbuhan dan perkembangan Agama, Nusa, dan Bangsa.


(4)

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ahmat serta hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang bejudul “ Metode Dakwah KH.Kosim Nurzeha “ yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Sarjana pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Shalawat beriringkan salam kita limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya sampai yaumil qiyamah. Dengan berkatnyalah yang telah menyebarkan agama Islam hingga sampai pada kita berupa kebenaran yang nyata serta mendidik umat manusia melalui contoh yang baik (Uswatun Hasanah).

Dalam pembuatan skripsi ini, seringkali penulis menjumpai berbagai macam kesulitan baik teknis maupun materi, terutama mengenai objek peneltian saya yang sedang mengalami sakit yang cukup lama, dan tidak dapat memberikan apa yang dinginkan oleh penulis, akan tetapi dalam hal ini beliau memberikan serta menyerahkan kepada keponakan beliau yang banyak mengetahui betul tentang dakwah KH.Kosim Nurzeha yakni Bpk Arismanto. Dan penulis merasa sangat terbantu sekali. Alhamdulillah berkat bimbingan, bantuan dan saran-saran dari bebagai pihak, sehingga kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik.

Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada :


(5)

1. Bapak Dr. Murodi, M.A. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam bentuk karya tulis. 2. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Yunan Yusuf. MA. Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu mencurahkan segenap perhatian untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk yang sangat berharga. 3. Ibu Dra. Umi Musyaroffah. Seketaris Jurusan komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan pengarahan dalam menyelesaikan skipsi ini.

4. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan ilmu serta berbagai macam pengalaman selama menuntut ilmu, tidak lupa staf perpustakaan baik umum maupun fakultas, yang telah memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani Studi UIN Syarif Hidatullah Jakarta.

5. Bapak Arismanto Selaku Ketua Bagian Administrasi IPRIJA, yang telah bersedia membantu untuk diwawancarai sehingga tersusun menjadi sebuah skripsi.

6. Ust. Muhammad Irwan Husaeni dan Ust. Muhammad.Ali.S.Pd.I selaku sahabat karib saya yang telah membantu penyusun dari awal hingga akhir skripsi ini terselesaikan.

7. Kedua orang tua tercinta, yaitu Ayahanda Marhasan, dan Ibunda Nimah, beserta adik-adiku tercinta, yang dengan ketulusan hati memberikan dorongan moral maupun materil serta iringan do’a kepada penulis untuk menuntut ilmu sampai saat ini.


(6)

8. Untuk rekanku Asmunih. Ridwanullah, dan Muhammad Haris teman seperjuangan di KPI, yang telah banyak memberikan motivasi dan semangat dalam menyusun skripsi ini

9. Rekan-rekan mahasiswa KPI B angkatan 2004 dan rekan- rekan dilingkungan penulis tinggal yang telah memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini, sehingga dapat menyelesaikan dengan baik.

10. Untuk rekan-rekan team Hajir Marawis dan Hadroh Al-Maula : Andri Budiman, Rizki Muttaqien, Rizki Zam-Zami, Farid Lukmasyah, Muhammad Ridwan Fadhilah, Rojalih, Fikky Ramadhan, Dwi Prasetya, Baharudin, Ahmad Faisal, Ahmad Noval, Hardian, Ahmad Baihaqi. yang telah memberikan semangat.serta do’anya sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

11. Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga penulisan ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kiranya demikianlah, hanya ucapan terima kasih tiada hingga yang dapat penulis haturkan kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penulisan skripsi ini. Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala budi baik dan bantuan semua pihak yang telah diberikan kepada penulis.

Jakarta, 17 Juni 2008


(7)

DAFTAR ISI ABSTRAK

………..i

KATA PENGANTAR ……….. ii

DAFTAR ISI

………...v BAB I

PENDAHULUAN………1 A. Latar Belakang

………...1 B. Pembatasan Masalah

………

C. Perumusan Masalah………... D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

………

E. Metode Penelitian ……… F. Sistematika Penulisan ………..

BAB II TINJAUAN TEOITIS……… A. Pengetian Metode ………

B. Hakekat Dakwah ……….


(8)

BAB III PROFIL KH.KOSIM NURZEHA……….. A. Riwayat Hidup KH.Kosim

Nurzeha………. B. Perjuangan Dakwah KH.Kosim

Nurzeha……….

C. Kegiatan Dakwah KH.Kosim Nurzeha………

BAB IV METODE DAKWAH KH.KOSIM NURZEHA………

A. Konsep Metode Dakwah KH. Kosim Nurzeha……… B. Perjuangan Dakwah KH. Kosim Nurzeha………... C. Hambatan-hambatan yang dihadapi Serta Penanggulanganya…

BAB V

PENUTUP……….. A. Kesimpulan

………..

B. Saran ………

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul : METODE DAKWAH KH.KOSIM NURZEHA telah diujikan dalam sidang Munaqosyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Tanggal 9 Juli 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.So.I) pada program Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 9 Juli 2008

Sidang Munaqosyah,

Ketua, Sekretaris,

Dr. Arief Subhan, M.A Umi

Musyarrofah, M.A

NIP : 150 262 442

NIP : 150 281 980

Anggota

Penguji I

Penguji

II

Dr. Asep Usman Ismail, M.A. Drs. Wahidin Saputra, M.A

NIP : 150 246 393

NIP

: 150 276 299

Pembimbing

Prof. Dr. H.M.Yunan Yusuf.M.A


(10)

LEMBAR PERYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis

Muhammad Maulana


(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Metodelogi Penelitian ... 4

E. Tinjauan Pustaka ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II ... TINJA UAN TEOITIS TENTANG METODE DAKWAH A. Pengetian Metode... 9

B. Pengertian Dakwah ... 10

C. Macam-Macam Metode Dakwah ………. 14

D. Tujuan dan Landasan Dakwah ... 22

BAB III PROFIL KH.KOSIM NURZEHA A. Riwayat Hidup KH.Kosim Nurzeha ... 24

B. Perjuangan Dakwah KH.Kosim Nurzeha ... 28


(12)

BAB IV METODE DAKWAH KH.KOSIM NURZEHA

D. Konsep Metode Dakwah KH. Kosim Nurzeha ……… 33 E. Penerapan Metode Dakwah KH.Kosim Nurzeha ……… 38 F. Hambatan-hambatan yang dihadapinya Serta Penaggulanganya. 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 50 B. Saran... 51

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara hakikat dakwah Islamiyah merupakan aktualisasi iman yang dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilandaskan secara tertentu, demi terwujudnya ajaran Islam dalam segala segi kehidupan, kegiatan tersebut sering di sampaikan secara individu ataupun kelompok melalui berbagai metode dan sarana yang bertujuan memberi perubahan dalam segi kehidupan.1

Dakwah merupakan suatu aktifitas yang mulia. Ia menjadi kewajiban bagi setiap Islam. Dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang Islam dan mengajak orang lain agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang mencerminkan nilai-nilai Islam.2 Dakwah pada hakekatnya merupakan upaya untuk mempengaruhi keperibadian baik secara individu maupun kolektif. Dan dakwahpun dapat dilakukan dengan bil-lisan yang lebih banyak memfokuskan pada penekanan informatif persuasif dan dakwah bilhal yang lebih

1

Jumantoro, Toto, Psikologi Dakwah Dengan Aspek-Aspek Kejiwaan yang Qur’ani, Wonosobo: Jakarta, 2001. h..xiii

2

Ismah Salmah, Strategi Dakwah di Era Millenium, Jurnal Kajian Dakwah dan Budaya, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2004),vol.5h.3.


(14)

menekankan pada hal-hal yang bersifat praktis yang mampu merangsang agar mad’unya lebih cepat melakukan perubahan dalam kegiatan sehari-hari.3

Dalam sejarah perubahan masyarakat, Mubalig memang memiliki peran yang sangat besar dan universal.Ia nyaris memiliki andil dalam setiap lini dan detik dalam perubahan masyarakat (Social angineering) yang bermuara pada kesadaran kolektif masyarakat untuk melakukan perubahan. Maka Mubaligh dinyatakan sebagai sumber dan inspirasi perubahan.4

Untuk itulah saya tertarik untuk meneliti seorang da’I yang berkopoten dalam dakwah Islam. Dengan ini saya meneliti mengenai metode dakwah KH. Kosim Nurzeha.

KH. Kosim Nurzeha adalah seorang da’I yang sangat dikenal dimasyarakat luas karena beliau mampu memberikan suatu ajaran berupa pendidikan yang baik terhadap masyarakat dengan cara ataupun metode yang beliau miliki. Seperti ceramah agama di mimbar, pengajian di majlis-majlis taklim, dan diskusi mengenai agama yang beliau lakukan.

KH. Kosim Nurzeha juga mempunyai keistimewaan ketika sedang memberikan ceramahnya yakni dengan menggunakan gaya bahasa khas tersendiri yakni lemah lembut dan santun.

Kosim Nurzeha adalah seorang da’I yang memahami betul tentang permasalahan agama dan mengetahui betul situasi apa yang dibutuhkan ditengah-tengah masyarakat.

3

Djamal Abidin ASS, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta : Gema Insani Press, 1996), cet.ke-1,h.1

4

Fathiy Syamsuddin, Menguatkan Peran dan Fungsi Peran Ulama, Majalah Al-Wa’ie, no 80 (April 2007), h.13.


(15)

Menurut KH. Kosim Nurzeha kita sebagai manusia yang diberikan pengetahuan lebih terutama dalam agama tentunya harus dapat mengaplikasikanya kepada masayarakat terutama masyarakat yang awam akan ilmu agama. beliau mempunyai tujuan dalam berdakwah yakni membawa kepada ajaran agama Allah SWT dan mampu membawa kepada keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, menurut beliau beriman dan bertakwa kepada Allah SWT merupakan prinsip dalam ajaran Islam. Konsep tentang orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dalam Alqur’an dan Hadits sangat akurat untuk dimanifestasikan dalam kehidupan yang riil secara individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Menurut KH. Kosim Nurzeha dalam dakwah dibutuhkan orang yang mampu berbuat dan bertanggung jawab karena dakwah merupakan proses menuju perubahan yang lebih baik, dan dibutuhkan kesabaran dan perjuangan. Dalam upaya meninjau bagaimana format metode dakwah, terhadap seorang da’I dalam menyampaikan pesan kepada mad’unya. Maka penulis tertarik untuk mengkajinya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Metode Dakwah KH. Kosim Nurzeha“. Dan penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai dakwah yang dilakukan beliau terhadap masyarakat terutama mengenai Metode dakwah beliau di masyarakat luas. Dalam hal ini penulis tidak langsung kepada objek penelitian dikarnakan sedang mengalami sakit yang berkepanjangan, dan dalam hal penulisan ini dibantu oleh Bpk. Drs. Arismanto selaku orang yang mengetahui betul tentang dakwah yang dilakukan oleh KH.Kosim Nurzeha.


(16)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pada uraian latar belakang di atas dapat dipahami bahwa batasan masalah hanya pada metode dakwah KH.Kosim Nuzeha saja.

Berdasarkan pembatasan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Apa metode dakwah KH. Kosim Nurzeha ?

2. Bagaimana penerapan metode dakwah KH. Kosim Nurzeha ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana konsep metode dakwah KH. Kosim Nurzeha.

b. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode dakwah KH. Kosim Nurzeha.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis :Memberikan wawasan dan pengetahuan dalam upaya mengembangkan studi komunikasi dan dakwah. Sehingga pesan-pesan dakwah dapat di terima oleh masyarakat sesuai dengan tujuan.

b. Manfaat praktis : Untuk menambah wawasan aktivitas akademi dan praktis dakwah agar dapat mengembangkan metode dakwahnya di lapangan serta dakwah yang di sampaikanya mudah di mengerti dan diterima.


(17)

D. Metodologi Penelitian 1. Metodelogi Penelitian

Pada penyusunan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau prilaku yang dapat diamati. Untuk memahami penelitian kualitatif perlu kiranya dikemukakan beberapa definisi di antaranya :

Pertama, baqdan dan Taylor (1975) mendefinisikan “metode kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis dari orang0orang dan prilaku yang dapat diamati. Kedua, Kirk dan Miller (1986) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah : Tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasanya sendiri berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristirahatannya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah, cara menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati, dengan desain penelitianya deskritif analisis, yaitu kegiatan penelitian yang pencarian faktanya dengan mengembangkan teori-teori yang ada serta mengadakan pengamatan langsung dilapangan mengenai objek yang akan diteliti :

2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data penelitian dilakukan melalui :. c. Wawancara

Dalam hal ini wawancara digunakan untuk mencari informasi tentang metode dakwah KH. Kosim Nurzeha. Tehnik yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu penulis mengajukan


(18)

pertanyaan yang telah disiapkan kemudian langsung dijawab oleh informan dengan bebas terbuka. Wawancara cara ini ditujukan kepada Drs Arismanto sebagai Narasumber dan juga pada para jama’ah yang sering mengikuti dakwah beliau sebanyak lima orang untuk melengkapi penelitian ini.

d. Dokumetasi

Dokumetasi data-data yang diperlukan adalah buku-buku mengenai KH.Kosim Nurzeha seperti Profil Mukmin dan Muttaqien, dan berkas-berkas lain yang berkaitan dengan metode dakwah KH. Kosim Nurzeha. Dokumen ini digunakan untuk melengkapi data-data hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu melalui wawancara.

3. Teknik analisis Data

Data yang diperoleh dari lapangan diolah dan analisa sesuai dengan jenis data yang terkumpul, yaitu dengan menggunakan metode deskritif analisis, yaitu suatu tehnik analisis data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh darai hasil pengamatan kemudian menganlisanya dengan berpedoman kerpada sumber-sumber yang tertulis.

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku

Pedoman Penulisan Skripsi. Tesis dan Disertasi cetakan ke-2 yang diterbitkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2002.


(19)

Penulisan iini terilhami dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, seperti berikut ini :

1. Metode Dakwah Yusuf Mansur, yang membahas mengenai metode dakwah yusuf mansur mengenai konsep sedakah, Wisata hati, dan mengenai penerapan metode dakwah yusuf mansur. Penyusun Agus Salim Wahid Lulusan 2007.UIN Syarif Hidayatullah.

2. Metode Dakwah Hasan Al-Banna, yang membahas mengenai metode dakwah Hasan Al-Banna mengenai kiprah dakwahnya sebagai juru dakwah Penyusun Ratna Sari Dewi Angkatan 2005 Universitas Ibnu Khaldun Bogor.

Secara umum pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah sama yaitu mengenai metode dakwah seorang tokoh. Namun perbedaan dan yang menjadi kelebihan dari penelitian ini yaitu terletak pada objek penelitian, yakni seorang da’i yang sudah dikenal pada masyarakat luas yakni KH.Kosim Nurzeha

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terbagi menjadi lima bab, dengan sistematika penyusunanya sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan,Yang meliputi Latar Belakang, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penyusunan.

BAB II Pengertian Metode, yang meliputi Pengertian, Hakekat Dakwah, Macam-Macam Dakwah, dan Tujuan dan Landasan Dakwah.


(20)

BAB III Pembahasan Mengenai Riwayat Hidup KH. Kosim Nurzeha, Perjuangan Dakwah KH.Kosim Nurzeha, Kegiatan Dakwah KH. Kosim Nurzeha.

BAB IV Pembahasan Mengenai Konsep Metode Dakwah KH. Kosim Nurzeha, Penerapan Metode Dakwah KH. Kosim Nurzeha, Hambatan-Hambatan Yang dihadapi Serta Penanggulanganya. BAB V Penutup Meliputi, Kesimpulan, Saran, Daftar Pustaka, dan


(21)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG METODE DAKWAH

A. Pengertian Metode

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “ meta “ (melalui) dan “hodos” (jalan, cara).dengan demikian kita dapat artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman methodica, artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata

methodos artinya jalan, yang dalam bahasa Arab disebut thariq.

Methode berasal dari Inggris : methode yang artinya “ cara “ Yaitu Suatu cara untuk mencapai suatu cita-cita. Metode lebih umum dari teknik yang dalam bahasa inggrisnya : Technique. Dalam the concise oxford Dictionary (1995) dinyatakan bahwa method is a special from of procedure esp. in any branch of mental activity.Technique adalah a means or method of achieving one’s purpose, esp. skill fully yang maknanya sesuatu alat atau cara untuk tujuan dengan cekatan atau praktis.1

K. Prente, menerjemahkan methodus sebagai cara mengajar.2 dalam bahasa Inggris disebut method, dan dalam bahasa Arab di sebut dengan istilah

1

Wardi Bahtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta :Logos, 1997), cet, ke-1, h. 59

2

Woyo Wasito, Kamus Inggris- Indonesia, (Jakarta : Cy Press, 1974 ), h.208


(22)

uslub, tarikh, minhaj, dan nizam.3 jadi metode adalah cara yang telah diatur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai sutau maksud.4

Dari Pengertian diatas Penulis dapat mengambil Kesimpulan bahwa pengertian metode adalah cara atau jalan dengan sistematis untuk merah hasil yang sempurna dan memuaskan.

B. Pengertian Dakwah

Ditinjau dari segi bahasa dakwah berarti : Panggilan, Seruan atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa arab disebut masdar. Sedang bentuk kata kerja atau fiilnya adalah da’a yad’u yang berarti memanggil, menyeru mengajak.5

Sedangkan dakwah secara istilah mempunyai bermacam-macam pengertian, Tarmizi Taher mendefinisikan dakwah sebagai upaya untuk mengajak seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) agar memeluk dan mengamalkan ajaran Islam kedalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan menurut Dr. Anwar Harjono dalam bukunya yang berjudul dakwah dan masalah social kemasyarakatan mengatakan mengatakan : “ dakwah berarti mengajak manusia untuk senantiasa berbuat baik dalam hal ini mentaati nilai-nilai yang sudah di sepakati bersama dan sebaikya mencegah

3

Elyas Anten, Injililizi Arabi, ( Mesir : Elyas Modern Press,1951),h.438. 4

Munzir Suparta, Metode Dakwah,(Jakarta : Putra Grafik, 2003), cet ke-2 h. 6. 5

Abdul Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah. Jakarta : Bulan Bintang,h..7 6

Anwar Harjono Dakwah dan Masalah Sosial Kemasyarakata, Jakarta : Media Dakwah, 1985 h..3


(23)

manusia dari perbuatan munkar dalam hal ini melanggar nilai-nilai bersama tersebut.6

Menurut M. Nasarudin Latif dalam bukunya Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah menyatakan bahwa :

“Berarti sikap usaha atau aktivitas baik lisan maupun tulisan yang bersikap menyeru, memanggil manusia untuk mentaati Allah SWT. Sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariat serta akhlak Islamiyah.7

Arifin HM, dalam bukunya Psikologi dan beberapa Aspek Kehidupan, Dakwah adalah :

“Kegiatan, ajaran baik tulisan, lisan dan tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi manusia baik individual maupun kelompok, supaya dalam dirinya ada suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan, serta pengalaman agama sebagaimana pesan yang disampaikan padanya tanpa ada unsur paksaan.8

Memang tugas dakwah ini tidak dapat dijalankan oleh setiap orang yang sedang berada dipihak atas saja maupun dipihak bawahan saja, melainkan kedua pihak tersebut mempunyai kewajiban yang sama.9

7

Nasarudin Latif, Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah, (Jakarta : Firma). 8

Arifin, Psikologi dan beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia,(Jakarta : Bulan Bintang, 1976).)

9

Anwar Harjono Dakwah dan Masalah Sosial Kemasyarakata, Jakarta : Media Dakwah, 1985 h..3


(24)

Dakwah Islamiyah adalah satu kewajiban yang terpikul diatas pundak setiap muslim dalam posisi, propesi dan dimanapun mereka berada baik secara perorangan ataupun secara kelompok.10

Allah SWT akan meninggikan derajat seseorang yang mengajak orang lain kejalannya, sebagaimana firmanya:

Artinya :“Siapakah ucapan yang lebih baik dari pada perkataan orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan menyatakan “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.(Al-fuslihat 33)11

Dalam sambutan Buku Fiqih dakwah, bahwa kata dakwah berasal dari Al-qur’an dan mulai dikenal luas oleh masyarakat di tanah air luas sejak di pakai oleh Bapak Moh.Natsir pada setiap,ceramah dan dalam pidato-pidatonya.

Sedangkan menurut mantan menteri agama Malik Fajar dalam kesempatan serupa menyatakan Islam itu merupakan agama dakwah dan tidak ada Islam jika ada dakwah, dakwah menurut beliau mempunyai arti membawa perubahan dari kondisi tertentu kekondisi tertentu lainnya yang lebih baik, lebih nyaman, tentram bagi tatanan kehidupan manusia.12

10

Muhammad Nasir, Fiqh Dakwah, Jakarta : Media Dakwah, 1996 h…viii 11

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung : Diponogoro ,2000, h.383

12

Anwar Harjono Dakwah dan Masalah Sosial Kemasyarakata, Jakarta : Media Dakwah, 1985 h..3


(25)

Dalam pengertian yang integralistik, dakwah merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengemban sasaran dakwah agar bersedia masuk kejalan Allah dan secara bertahap menuju perikehidupan yang islami.13

Tarmizi Taher menyatakan berdakwah itu harus bisa menjadi bagian hidup seorang muslim, namun berdakwah jangan sekedar diartikan sebagai memberikan ceramah dimasjid saja, tetapi juga berperilaku sebagai muslim.

Dalam psikologi dakwah dinyatakan bahwa mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual ataupun secara kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai messege yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.14

Dari uraian diatas disimpulkan pada dasarya da’wah itu adalah mengajak kepada jalan yang baik atau lebih baik lagi menuju jalan Allah, baik secara langsung ataupun tidak. Dalam mengajak tentunya tidak diperkenankan dengan cara-cara yang memaksa,menghakimi dan sebisa mungkin menghidari konformasi yang akan merugikan dan merusak da’wah.

13

Strategi Dakwah Harus Bina Solidaritas “ Kompas, Edisi 23 2005 14


(26)

C. Macam-Macam Metode Dakwah

Al-Qur’an merupakan sumber utama rujukan dakwah. Al-Qur’an banyak mengemukan metode dakwah untuk dijadikan panduan pleh para da’I, tiga cara berdakwah yang dikemukakan firman Allah Swt dalam Q.S. An-Nahl : 125, yang berbunyi :

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S.An-Nahl : 125).15

Ayat tersebut mengandung arti tentang cara menjalakan dakwah atau seruan terhadap manusia,agar mereka berjalan di atas jalan Allah dengan memakai tiga macam cara, yaitu :

a. Al – Hikmah (Kebijaksanaan)

Kata “hikmah” seiring disebut dalam Al- Qur’an baik dalam bentuk nakiroh maupun ma’rifat. Bentuk masdarnya adalah “ hukman “ yang diartikan secara makana aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari kezhaliman, jika dikaitkan dengan

15


(27)

dakwah maka berarti menghindari hal-hal yang kurang relavan dalam melaksanakan tugas dakwah.

Al-Hikmah diartikan pula sebagai al’adl (keadilan), al-haq (kebenaran), al hilm (ketabahan), al’ilm (pengetahuan), terakhir dan

Nubuwwah (kenabian). Disamping itu, al-Hikmah juga diartikan juga sebagai menempatkan sesuatu pada propesinya.

Hikmah dalam bahasa arab berarti kebijaksanaan, pandai,adil,lemah lembut, kenabian, sesuatu yang mencegah kejahilan dan kerusakan, keilmuan,dan pemaaf. Perkataan hikmah seringkali diterjemahkan dalam pengertian bijaksana yaitu suatu pendekataan hikmah seringkali pihak objek dakwah mampu melaksanakan apa yang di dakwahkan atas kemauannya sendiri, tidak ada paksaan, konflik, maupun rasa ketakutan.16

Menurut M.Abduh, seperti yang di kutif H.Munzier Suparta, M.A dalam bukunya Metode dakwah berpendapat bahwa, hikmah mengetahui rahasia dan faedah di dalam tiap-tiap hal. Hikmah juga digunakan alam arti ucapan yang sedikit lapazh akan tetapi banyak makna ataupun diartikan meletakan sesuatu pada tempat atau semestinya.

Dalam bahasa komunikasi, hikmah ini menyangkut situasi total yang mempengaruhi sikap pihak komunikan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa apa yang di sebut dengan bil hikmah itu merupakan suatu metode pendekatan komunikasi yang dilakukan atas dasar persuasif.17 jadi

16

Hamka, tafsir Al-azhar, (Jakarta : Pustaka Panjimas,1983),h.321. 17

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakata : Gaya Media Pratama, 1997), cet ke – 1, h 43


(28)

perkataan hikmah (kebijaksanaan) itu bukan saja dengan ucapan mulut, melainkan termasuk juga tindakan, perbuatan, dan keyakinan, serta peletakan sesuatu pada tempatnya.

Sebagai metode dakwah, al-hikmah diartikan bijaksana, akal budi yang mulia, ada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian orang kepada agama atau tuhan.

Ibnu Qoyim dalam bukunya At-Tafsirul Qoyyim berpendapat bahwa pengertian hikmah yang paling tepat adalah yang seperti yang dilakukan oleh mujahid dan malik yang mendefinisikan bahwa hikmah adalah pengetahuan tentang kebenaran dan pengamalanya, ketepatan dalam perkataan dan kebenaranya. Hal ini tidak dapat dicapai kecuali dengan memahami al-Qur’an, mendalami Syariat-syariat Islam serta hakikat iman.18

Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa al-hikmah adalah merupakan kemampuan da’I dalam memilih dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’u. di samping itu juga al-hikmah merupakan kemampuan da’I dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang kumunikatif. Oleh karena itu, al-hikmah adalah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam dakwah.20 Sebagai contoh hikmah dalam dakwah. Di dalam dunia dakwah adalah penentu sukses tidaknya dakwah. Dalam menghadpi mad’u yang beragam

18

Munzir Suparta,.cet ke- 1 h 10 20


(29)

tingkat pendidikan, strata social, dan latar belakang budaya, para da’I memerlukan hikmah, sehingga ajaran Islam mampu memasuki ruang hati para mad’u dengan tepat. oleh karena itu, para da’I dituntut untuk mampu mengerti dan memahami sekaligus memanfaatkan latar belakangnya, sehingga ide-ide yang diterima dirasakan sebagai sesuatu yang menyentuh dan menyejukan kalbunya.

Ada saatnya diamnya dai’I Menjadi efektif dan berbicara membawa bencana, tetapi disaat lain terjadi sebaliknya, diam malah mendatangkan bahaya besar dan berbicara mendatangkan hasil yang gemilang. kemampuan da’I menempatkan dirinya, kapan harus berbicara dan kapan harus memilih diam, juga adalah hikmah yang menentukan keberasilan dakwah.

Dalam dunia dakwah, hikmah adalah penentu sukses tidaknya dakwah. Dalam menghadapi mad’u yang beragam tingkat pendidikan, strata social, dan latar belakang budaya, para da’I memerlukan hikmah, sehingga ajaran Islam mampu memasuki ruang hati paramad’u dengan tepat. Oleh karena itu, para da’I dituntut untuk mampu mengerti dan memahami sekaligus memanfaatkan latarbelakangnya, sehingga ide-ide yang diterima dirasakan sebagai sesuatu yang menyentuh dan menyejukan kalbunya, da’I yang sukses biasanya juga berangkat dari kepiawaiannya dalam memilih kata. pemilihan kata adalah hikmah yang sangat diperlukan dakwah.


(30)

Terminology mau’idzhah hasanah dalam perspektif dakwah sangat populer, bahkan dalam acara seremonial seperti maulid Nabi dan Isra’Mi’raj, istilah mau’izhah hasanah mendapat porsi khusus dengan sebutan “ acara yang ditunggu-tunggu “ yang merupakan inti acara dan biasanya menjadi salah satu target keberhasilan sebuah acara dijelaskan pengertian mau’izhah hasanah.

Secara bahasa, maud’izhah hasanah terdiri dari dua kata, mu’izhah dan hasanah kata mau’izhah hasanah mendapat porsi khusus dengan sebutan “Acara yang ditunggu-tunggu” yang merupakan inti acara dan biasanya menjadi salah satu target keberhasilan sebuah acara. Namun demikian agar tidak menjadi kesalah pahaman, maka akan dijelaskan pengertian mau’idzah hasanah.

Secara bahasa, mau’izhah hasanah terdiri dari dua kata, mu’izhah dan hasanah. Kata ma’uizhah berasal dari kata wa’adza-ya’idzu-wa’idzatan yang berarti : nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan21, sementara hasanah merupakan kenabalikan dari sayyi’ah yang artinya kebaikan lawanya kejelekan.

Adapun pengertian secara istilah, ada beberapa pendapat antara lain :

1. Menurut Iman Abdullah bin Ahmad an-Nasafi yang dikutip oleh Hasanuddin adalah “Perkataan-perkataan yang tidak tersembunyi

21


(31)

bagi mereka, bahwa engkau memberikan nasehat dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan al – Qur’an.22

2. Menurut Adb. Hamid al-Bilali al- Mau’ izhah al-Hasanah merupakan salah satu manhaj [metode] dalam dakwah untuk mengajak kejalan Allah dengan memberikan nasehat atau membimbing dengan lemah lembut agar mereka mau berbuat baik.

Mau’izhah hasanah dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif [wasiat] yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.

Al-Mau’ idzatil hasanah artinya memberi nasehat pada orang lain dengan cara yang baik, berupa petunjuk-petunjuk kearah kebaikan dengan bahasa yang baik yang dapat mengubah hati.23 agar nasehat tersebut dapat diterima, berkenan dihati, enak didengar, menyentuh perasaan, tulus difikiran, menghadapi sikap kasar, dan tidak boleh mencaci atau menyubut kesalahan audiens, sehingga pihjak objek dakwah.

Dengan rela hati atas kesadaran dapat mengikuti ajaran yang di sampaikan oleh pihak subjek dakwah. Nasehat biasanya dilakukan oleh orang yang levelnya lebih tinggi kepada yang lebih rendah, bailk tingkat umur maupun pengaruh, misalnya nasehat orang tua kepada anak.

Mau’izhah hasanah dalam bentuk bimbingan, pendidikan, dan pengajaran ini seringkali digunakan dalam bentuk kelembagaan [institisi] formal dan

22

Hasanuddin, hukum dakwah, (Jakarta :Pedoman Ilmu Jaya,`1996) h,37 23


(32)

non formal, misalnya; mau,izhah Nabi kepada umatnya, guru kepada muridnya, Kyai kepada istrinya, Mursyid kepada pengikutnya dan lain-lain.

Jadi kalau kita telusurui kesimpulan dari mau’izhah hasanah, akan mengandung arti kata- kata yang masuk kedalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan kedalam perasaan dengan penuh kelembutan; tidak membongkar atau membeberkan kesalahan orang lain sebab kelemah-kelembutan dalam menasehati seringkali dapat meluluhkan hati yang keras dan menjinakan kalbu yang liar, ia lebih mudah melahirkan kebaikan dari pada larangan dan ancaman .

c. Al-Mujadalah Bi-al Lati Hiya Ahsan (berdebat dengan cara yang lebih baik).

Dari segi etimologi (bahasa) lapazh mujadalah terambil dari kata

“jadala” yang bermakna memintal, melilit. Apabila ditambahkan alif pada huruf jim yang mengikuti wazan faala, “njaa dala” dapat bermakna bedebat, dan “mujaadalah” perdebatan.24

Kata“ jadala“ dapat bermakna menarik tali dan mengikatnya guna menguatkan sesuatu. Orang yang berdebat bagaikan menarik, dengan ucapan untuk menyakinkan lawanya dengan menguatkan pendapatnya melalui argumentasi yang disampaikan.25

Dari segi istilah (terminologi) terdapat beberapa pengertian al-Mujadalah (al-Hiwar) dari segi istilah. Al-Mujadalah (al-Hiwar) berarti

24

Quraiy Shihab, Tafsir al-Misbah, (Lentera Hati, 2000), cet, ke-1,h.553. 25


(33)

upaya tukar pendapat yang dilkakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara keduanya.26

Kalau terpaksa timbul perbantahan antara da’I dan mad’u atau pertukaran pikira, yang disebut polomik, maka dapat direlakan lagi, pilihan jalan yang sebaik-baiknya, disadarkan dan diajak kepada jalan pikiran yang benar, sehingga dia menerima.27 tujuan berdebat bukan untuk bertengkar dan menyakiti hati lawan, tetapi untuk meluruskan akidah yang batil. Bermujadalah merupakan salah satu tehnik terbaik dalam dakwah. Bermujadalah juga mempunyai tujuan untuk menguji sejauh mana kebenaran Islam yang coba diketengahkan kepada orang lain.

Sebagai contoh dalam mujadalah, yaitu bertahan dengan baik, dengan jalan yang sebaik-baiknya dalam bermujadalah, antara lain dengan perkataan yang lemah lembut, tidak dengan ucapan yang kasar atau dengan mempergunakan sesuatu (perkataan) yang dapat menyadarkan hati, membangun jiwa dan menerangi akal pikiran, ini merupakan penolakan bagi orang yang enggan melakukan perdebatan dalam agama.

Dari pengertian di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa, al-Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Dalam pelaksanaan dakwah ada beberapa bentuk

26

Quraiy Shihab, Tafsir al-Misbah, (Lentera Hati, 2000), cet, ke-1,h.553. 27


(34)

metode dakwah yang lainya diantaranya : ceramah, tanya jawab, diskusi, seminar, demonstrasi, dialog. dan sebagainya.

D. Tujuan dan Landasan Dakwah

Didalam kehidupan perubahan akan selalu terjadi, pasang surut kehidupan makanan setiap hari, hidup bagaikan roda yang berputar selalu berganti.demikian juga iman dan taqwa seseorang selalu mengalami naik turun, adakalanya iman seseorang mantap, namun dilain waktu iman surut, tinggal bagaimana seseorang dapat mempertahankan kadar keimananya.

Dr Wardi Bahtiar mengungkapkan tujuan dakwah adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur serta mendapat ridha Allah.17

Sedangkan menurut Tarmizi taher bahwa hakekat tujuan dakwah adalah mempertemukan kembali fitrah manusia dengan agama atau menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran Islam dan mau mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi orang baik.18

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya tujuan dakwah adalah adanya perubahan yang positif pada seseorang dari yang buruk kearah yang baik dan dari baik kearah lebih baik lagi.

Tujuan utama dakwah menurut Abdul Rosyad saleh adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan tindakan

17

Wardi Bahtiar, Metodologi PenelitianIlmu Dakwah,Jakarta : logos, 1997h..37 18

Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, Jakarta : Grafindo, 2005,h..98


(35)

dakwah. Untuk tercapainya tujuan utama inilah maka rencana dan tindakan dakwah harus ditunjukan dan diarahkan.19

Agar terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup diduniya dan diakherat yang di ridhoi allah SWT itu adalah nilai atau hasil yang di harapkan dapat dicapai oleh keseluruh dakwah.ini berarti bahwa usaha dakwah, baik dalam bentuk menyeru atau mengajak umat manusia agar bersedia menerima dan memeluk Islam,maupun dalam bentuk amar ma”ruf nahi munkar, tujuannya adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahtraan hidup di dunia dan diakhirat yang diridhoi oleh allah SWT,sedangkan nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai oleh keseluruhan usaha dakwah itu pada hakekatnya merupakan akibat atau konsekuensi logis saja dari dilaksanakanya itu.

19


(36)

BAB III

PROFIL.KH.KOSIM NURZEHA

A. Riwayat Hidup KH.Kosim Nurzeha

Riwayat hidup beliau. Kosim Nurzeha adalah nama beliau Yang diberikan oleh kedua orang tuanya sejak kecil. Sampai sekarang beliau dikenal dengan nama Kosim Nurzeha. Beliau lahir di tegal pada tanggal 12 Juli 1936. sekarang beliau tinggal bersama keluarganya di Kompleks PTB, Blok II G No. 2 & 3 Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.

Ketika Usia 5 tahun beliau sekolah Rakyat Negeri 8 Tegal pada tahun 1950. memang beliau sejak kecil tidak pernah mengalami yang namanya pesantren, tetapi pendidikan agama beliau sangat kuat sekali karena di lingkungan keluarga beliau sangat kental dari nilai- nilai agama Islam selain orang tua beliau, beliau juga mempunyai guru guru yang mengajari ilmu agama yakni diantaranya guru beliau KH.Ghopar Ismail ayah

Beliau banyak belajar pula dari kedua orang tuanya yang membesarkanya. dari sinilah beliau banyak mendapatkan masukan-masukan dan ilmu. Memang ketika masih kecil beliau dikenal orang yang pantang menyerah dalam menuntut ilmu, memang dari keluarga serta kemauan yang tinggi apalagi masalah pendidikan selalu di kedepankan.

Kemudian ketika sudah selesai dari sekolah Rakyat beliau melanjutkan ke sekolah Menengah Pertama Negeri Tegal tahun 1950 di waktu


(37)

masih belajar di sekolahnya beliau memang sudah dikenal dengan segala prestasinya dan diakui oleh para guru-guru beliau, setelah selesai belajar di sekolah menengah pertama beliau memilih meneruskan di sekolah guru negeri semarang pada tahun 1957.memang beliau mempunyai keinginan ataupun cita-cita beliau ingin menjadi Guru, supaya bisa memberikan sesuatu yang terbaik buat orang banyak. Dengan dengan dorongan motivasi kedua orang tuanya, dan kemauan yang besar untuk menjadi orang yang bermanfaat beliau tak terhenti disini saja setelah lulus dari sekolah guru negeri semarang pada tahun 1957 beliau lalu melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi. Dan beliapun menjabat pada waktu itu sebagai Ketua Persatuan Pelajar Sekolah Guru (PPSG) pada tahun 1953 sampai dengan tahun 1956.

Kemudian, pada tahun 1958 beliau melanjutkan di FKIP UNDIP Semarang dengan mengambil jurusan jasmani. Dan pada waktu yang bersamaan pula beliau pada waktu itu kuliah di dua tempat, beliau kuliah di Universitas terkemuka di Semarang yakni Universitas Sultan Agung Semarang dengan mengambil jurusan Hukum di Fakultas Syari’ah Universitas Sultan Agung Semarang dan juga pada waktu itu beliau menjbat sebagai Ketua Umum Pelajar Islam Indonesia Wilayah Jawa Tengah, dan dan menjabat pula sebagai Angota Pengurus Koordinator Jawa Tengah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Banyak sekali pengalaman oganisasi yang belaiu jalni ketika beliau menjadi Mahasiswa dan segala pestasi telah diukir beliau, dan pada tahun 1963 beliau selesai kuliah dan mendapatkan gelar sarjana muda jurusan Jasmani FKIP UNDIP Semarang.


(38)

Pada waktu yang bersamaan beliau juga telah menyelesaikan kuliahnya dan mendapatkan gelar sarjana muda Faklutas Syari’ah Universitas Sultan Agung semarang.

Segala aktifitas kegiatan mengajar dan aktifitas yang dilakukan ditengah-tengah masyarakat dan keorganisasian beliau masih meluangkan waktunya untuk mengambil Sarjana Muda II Fakultas Hukum Universitas Sultan Agung Semarang dan beliau selesaikan dengan baik pada Tahun 1975.

Kemudian dengan niat yang tulus beliau hijrah kejakarta, sekaligus meniti karir pendidikan yang lebih baik, dengan kesungguhan dan ketukanan beliau dan diiringi doa kedua orang tuanya maka beliau putuskan untuk menempuh hidup di Jakarta.

Ketika beliau di Jakarta beliau di masih sempatkan waktunya untuk kuliah lagi, pada hal kesibukan beliau sangat padat selian mengajar beliau pun sudah dikenal sebagai seorang mubaligh. Pada tahun 1996 telah menyelesaikan Sarjana Agama Institut Pembina Rohani Islam Jakarta.

Dua tahun Kemudian setelah itu beliau juga mendapatkan gelar Doktor Honoris Kausa, American World University pada tahun 1998. Dari sinilah kita dapat bercermin kepada beliau bahwa sosoknya juga dapat dijadikan contoh untuk kita semua. Dengan kesungguhan beliau mencari ilmu dan memberikan ilmu tanpa ada lelah karena beliau mempunyai prinsip yang dijalani yakni sebaik-baiknya manusia bermanfaat bagi orang lain dengan pengertian apapun yang kita bisa lakukan baik secara moril tenaga maupun ilmu yang kita miliki.


(39)

Beliau banyak sekali mendapat prestasi berupa jabatan baik jabatan dipemerintahan yang bersifat formal maupun jabatan yang didapat beliau baik dalam organisasi sosial ataupun pengabdian pada masyarakat luas.

Dalam lembaga Organisasi Formal beliau pada tahun 1961-1963 menjabat sebagai Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Semarang. Pada tahun 1966-1974 beliau menjabat sebagai Sekretaris Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Semarang. Pada tahun 1974 -1983. Pada Tahun 1983-1990 Menjabat sebagai Kepala Bagian Pelayanan Rohani Islam Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat. Pada Tahun 1990-1991 Menjabat Staf Ahli Kepala Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat / KASAD. Pada Tahun 1987 sampai sekarang Menjabat Ketua Yayasan Pembina Rohani Islam (YAPRI) Jakarta. Dan pada tahun pernah Menjabat sebagai Ketua 1 Majelis Da’wah Islam (MDI) .

Dan Jabatan- Jabatan Organisasi Sosial atau Kemasyarakatan yang pernah beliau jabat diantaranya Menjabat sebagai Ketua Persatuan Pelajar Sekolah Guru (PPSG) Cabang Semarang Pada Tahun 1960-1965. dan menjabat sebagai Anggota Pengurus Koordinator Jawa Tengah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pada Tahun 1960-1975. belioau juga menjabat Anggota Pengurus Tabigh Muhammadiyah Wilayah Jawa Tengah Pada Tahun 1961-1971. dan beliau juga menjabat sebagai Pengurus Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Wilayah Jawa Tengah 1961-1964. Beliau juga menjabat sebagai Pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Wilayah Jawa Tegah Pada Tahun 1962-1967. Beliau juga pernah menjabat Pengurus Persatuan Warga Tegal di Jakarta Pada Tahun 1986-1995.


(40)

Beliau juga Menjabat Sebagai Pengurus Redaksi Majalah Budhi Disbintalad Pada Tahun 1975 sampai sekarang. Beliau juga Menjabat Pengurus Redaksi Renungan Ramadhan Disrohis TNI AD 1987- sampai sekarang.

Mudah-mudahan apa yang menjadi impian beliau kita sama-sama do’akan mudah-mudahan Allah SWT mengabulkan segala niat tulus beliau. Amiin.

B. Perjuangan Dakwah KH. Kosim Nurzeha

Perjalanan dakwah beliau dimulai dengan adanya niat, tekad, semangat yang tinggi, serta dorongan orang tuanya. Dan beliau mempunyai prinsip dalam berdakwah “ sebaik-baiknya manusia ialah yang bermanfaat bagi orang lain” ini yang menjadi kunci sukses beliau, tentunya kita harus senatiasa barengi dengan berzhikir kepada Allah dan menjalankan apa yang diperintahkanya.insyaallah segala apa yang kita hendaki pasti Allah akan Hendaki.

Pada tahun 1960 beliau menikah dengan Hj, Winawati dari sinihlah karir beliau mulai meningkat segala kegiatan beliau jalani hingga beliau dikenal khalayak. beliau dikaruniai 7 0rang anak diantaranya : Ir. Syahadat Indiarto Ir. Suporojo laksono, Endang Piistrianti, SH.,Ir. H.Jamaludin Qossim, Yenni Kustianto, S.E., Yudi Kustianto BSA.,Nugroho.

Dari kesemua anak beliau beliau, sudah 5 orang yang berkeluarga diantara mantu-mantunya ialah : Ir. Hanny Setyawati, Dra.Lilik Sri Agung, Danardono Hermawan,S.H., Ir.Ire Pupa Wardhani,M.M., Ir.Herry Hikmanto. Dan dari pada kesemua pasangan anak-anaknya beliau, sudah mempunyai


(41)

beberapa anak, dan beliau sangat gembira sekali mempunyai cucu-cucu yang lucu, dan kata beliau cucu-cucunya adalah obat penghibur kami diwaktu tua, diantara cucunya diberi nama : Muhammad Nurhandoyo Syahadat, Khairun Nisa Nurhandayani, Muhammad Bagus Ramadhan, Muhammad Satrio Hermawan, Muhammad Rifqi Ramadhan, Muhammad Fajar Fikriyanto, Muhammmad Arif Wicaksono, Muhammad Rizky Himanto, Syifa Elsya Hikmanto.

Beliau banyak belajar dari guru-gurunya diantaranya KH.Ghopar Ismail disinilah beliau banyak belajar agama, dari sejak kecil beliau memang sudah bisa membaca kitab-kitab kuning yang diajari oleh KH.Ghopar Ismail dan beliau di kenal sebagai murid yang cerdas dan pintar. Dan tek heran beliau sudah pandai dalam menjwab-pertanyaan seputar agama, padahal pendidikan beliau kebanyaan di sekolah-sekolah umum, dan kebanyakan karir beliau terjun didunia pendidikan.

Beliau adalah seoarang da’i yang aktifitasnya sangat padat, dikarnakan kegiatan beliau yang begitu banyak baik kegiatan beliau di Masyarakat, Pemerintahan, Militer, maupun dikalangan Kampus.

Perjuangan beliau dimulai beliau pada tahun 1957, beliau sudah mulai mengajar di sekolah sebagai Guru Sekolah Dasar Negeri tepatnya di bandung Ambarawa dan pada waktu itu beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah sampai tahun 1960, disinilah beliau mulai meniti karir.

Pada tahun 1960 beliau aktifitasnya sudah mulai padat setelah beliau keluar mengajar di Ambarawa lalu beliau kembali mengajar di Jawa Tengah tepatnya di Semarang sebagai Guru Sekolah Menengah Pertama Islam Badan


(42)

Wakaf Sultan Agung Semarang, dan beliau menjabat sebagai Sekretaris Badan Wakaf Sultan Agung Semarang. Pada tahun yang sama beliau juga mengajar disekolah Menengah Petama dan Menengah Atas Muhammadiyah Semarang sampai tahun 1963, selain menjadi guru disekolah beliau sudah mulai banyak berdakwah di tengah-tengah masyarakat baik di majlis taklim maupun di masjid-masjid.

Di tahun 1963 beliau sudah menjadi Asisten Dosen di Sekolah Tinggi Olah Raga Negeri Semarang, setelah itu beliau menjadi dosen Akademi Pemerintahan Dalam Negeri Semarang pada tahun 1963 sampai dengan 1964 disini beliau mendidik calon-calon pegawai dalam negeri. setelah itu beliau menjadi dosen tetap di Universitas Sultan Agung Semarang beliau mengajar di beberapa Fakultas diantaranya Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi,Tehnik. Sampai dengan tahun 1974.

Pada tahun 1974 setelah berhenti mengajar menjadi dosen di Universitas Sultan Agung Semarang, beliau lalu hijrah ke Jakarta dan disnilah Karir beliau mulai maju, dan beliau banyak berdakwah di tengah-tengah masyarakat, beliaupun pada tahun 1974sampai dengan 1992 bekerja sebagai Pembina Rohani Mental Angkatan Darat di Jakarta. Dan perjuangan beliau berjalan sampai saat ini hari-hari beliau diisi dengan berdakwah di masjid-masjid, majlis taklim, acara (PHBI) peringatan hari besar Islam seperti Maulid, Isra Mi’raj, dan juga banyak diminta pula beliau untuk mengisi ceramah di kepemerintahan sampai sekarang, dakwah beliaupun merambah kemedia Massa Baik eloktronik Maupun cetak seperti di beberapa stasiun televisi/radio RCTI,TPI,TVRI, dengan menjadi narasumber yang membahas


(43)

permasalahan agama, dan di radio kayu manis Jakarta beliau mengisi tiap harinya dengan mengambil tema santapan rohani tafsir Alqur’annul Karim. Aktifitas beliaupun terus bergulir beliau pun mengajar di salah satu institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta yakni IIQ pada tahun 1995.

Pada tahun 1987 beliau menjabat sebagai Rektor Institut Pembina Rohani Jakarta (IPRIJA) sampai sekarang. Namun sekarang segala aktifitas beliau terhenti baik segala aktifitas beliau di dunia pendidikan, Kemiliteran, maupun dalam berdakwah di tengah-tengah masyarakat dikarnakan beliau sakit yang sudah cukup lama kurang lebih sudah 7 tahun. tetapi walaupun sakit beliau tetap mempunyai semangat yang tinggi dalam membangun bangsa ini dengan terus memberikan semangat untuk berdakwah dan jangan penah lelah demi kejayaan Islam dan bangsa ini.

C. Kegiatan Dakwah Kosim Nurzeha

Kegiatan dakwah yang beliau lakukan sama seperti para mubaligh-mubaligh lain lakukan tetapi ada yang menjadi perbedaan mengenai konsep dan tujuan berdakwah. Beliau lebih kepada penekanan nilai-nilai rohani Islam, Mengenai nilai- nilai rohani Islam. Konsep rohani inilah yang menjadi kunci sukses beliau .

Beberapa acara yang beliau laksanakan baik berupa karya ilmiah, seminar, stadium general maupun ceramah-ceramah agama pasti beliau mempunyai konsep tersendiri tak lepas dari pada konsep rohani tersebut. Menurut beliau manusia haruslah mengenal akan tuhanya dan selalu ingat akan perintah-perintah tuhanya. Dengan pengertian janganlah lalai akan


(44)

kemanisan dunia padahal kemanisan dunia bersifat sementara tetepi kemanisan yang sesungguhnya adalah kemanisan di akhirat nanti. Penekan ini yang beliau berikan pada semua mad’unya.

Kegiatan beliau selain banyak dihabiskan dimasyarakat banyak juga dilakukan di kemiliteran yang menagani Mental dan Pembinaan Rohani Islam baik TNI Angkatan Darat, Laut dan udara. Beliau bisa dikatakan Kyainya TNI sampai sekarang.

Tetapi pada tahun 2001 beliau mengalami sakit berkepanjangan sampai sekarang ini sehingga aktifitas beliau banyak mulai berkurang. Tetapi semangat beliau terus membara tentunya beliau memberikan pesan kepada yang muda untuk terus berdakwah dijalan Allah. Aktifitas beliau sekarang ini banyak digantikan oleh anak-anaknya dan murid-murid beliau sehingga apa yang didambakan beliau tidak terhenti ditengah jalan.

Ditengah-tengah kesibukan beliau juga masih dapat menyempatkan waktunya untuk mengadakan acara karya ilmiah baik kegiatan karya ilmiah beliau yang dilakukan ditengah-masyarakat, lingkungan kampus, maupun lingkungan kepemerintahan itu merupakan kesungguhan beliau dalam memberikan sesuatu yang terbaik buat masyarakat luas.


(45)

BAB IV

METODE DAKWAH KH.KOSIM NURZEHA

A. Konsep Dakwah KH.Kosim Nurzeha

Dengan berpedoman pada kitab suci Alquran dan akidah tauhid yang ditaklifkan Allah di dalamnya, orang beriman melakukan amal salehnya dengan cara berdakwah yakni mengajak kepada kebenaran dan kejalan yang diridhoi Allah SWT. Adapun konsep dakwah beliau adalah sesuai yang tertera dalam Alqur’an surat An-Nahl ayat 125.

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. An-Nahl ayat 125 ).1

Adapun metode dakwah beliau yang bisa direalisasikan dalam berdakwah dan dikembangkanya antara lain :

1. Metode Ceramah

Sesuai yang dijelaskan dalam Al- Qur’an dalam surat An-Nahl Ayat 125. bahwa ketika berdakwah serulah mereka dengan Hikmah: ialah

1


(46)

Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Setiap seorang yang berdakwah dalam penyampaian materi dakwahnya tentunya harus dibawakan dengan tegas dan benar agar mad’u yang diseru dan memahami betul apa yang disampaikan. Dan harus berani mengatakan kebenaran walaupun itu terasa pahit pada diri seorang pendakwah.

Yang kedua dalam Al-qur’an yaitu penyampaian harus dengan

Mauizhah Hasanah yakni memberikan contoh yang baik. Dalam diri seorang pendakwah harus mempunyai dan wajib mempunyai karekter ini agar seorang pendakwah tidak dikatakan orang yang munafik artinya ketika berdakwah mengajak dan memerintahkan seperti ini tetapi untuk realisasinya dalam kehidupanya tidak terapkan ini yang ditakutkan oleh setiap pendakwah atau da’I.

Yang ketiga Mujadalah Bil Lati Hiya Ahsan .Dalam penerapan metode ini dengan cara yang yang lemah lembut dan juga baik. Bukan dengan cara saling menjatuhkan antar satu dengan yang lain.

Penyampaian materi harus mempunyai sikap bijaksana,tegas, sehingga dapat menarik simpati dari jama’ah dan yang terpenting materi yang diberikan berupa nasehat-nasehat serta dibarengi dengan mencontohkanya didalam kehidupan sehari-hari.

Metode beliau juga lebih mengarah kepada ilmiah, objektif, dan selalu menjelaskan dengan logika. Dikatakan lebih ilmiah yakni diukur dari beberapa segi ilmu baik ilmu umum mapun agama yang dihasilkan dari penelitian, ataupun tentunya sesuai penjelasan dan tafsir yang ada di Qur-an dan


(47)

Al-Hadits agar referensi yang berikan jelas. Objektif dalam penyampaian tidak mengada-ada, dan memang terdapat sumbernya, artinya sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Qur-an dan Al-Hadits dan beliau selalu menjelaskan menggunakan dengan logika tentunya sesuai penalaran manusia. Karena dalam Alquran banyak contoh yang mungkin tidak mudah dicerna manusia dengan logika tentunya bisa membuka fikiran manusia melalui penjelasan dan diberikan contoh yang simpel dan mudah dipahami. Contoh penjelasan beliau : dalam Al’qur’an bahwa yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas seperti daging ayam itu halal, dan daging babi itu haram maka untuk memakanya haram dan diataranya keduanya ada yang sisebut subhat (samara-samar) dan dilarang kepada manusia untuk mendekati sesuatu yang subhat karena sesuatu yang subhat mendekati keharaman. Oleh karena itu bagi masyaakat yang belum mengerti apa itu subhat maka kita selaku da’I harus memberikan penjelasan dan pengarahan agar mereka mengetahui betul apa yang dimaksudkan dalam Al-qur’an. Oleh karena itu bagi masyarakat yang awam ataupun yang kurang memahami kita harus memberikan satu contoh yang fleksibel dan mudah dipahami tentunya dengan menggunakan logika yang logis.

Beliau mempunyai gaya bahasa yang khas gaya bahasa ini biasanya muncul ketika beliau sedang berpidato dan ketika sedang menjelaskan satu masalah. Gaya bahasa beliau sejuk dan tutur katanya lembut, ini lah yang menjadi kunci sukses beliau ketika berdakwah.2

2


(48)

2. Metode Tanya Jawab

Metode ini pasti hampir setiap da’i menerapkanya, karena sangat efisien sekali untuk membantu mad’u memahami apa yang dijelaskan da’i. biasanya setelah da’I memberikan materi melalui ceramah, maka da’I akan memberikan waktu pada jamah untuk bertanya, bilaman ada materi yang belum dipahami. Dengan adanya metode ini diharapkan da’I dan para jama’ah dapat berkomunikasi secara efektif.

Dan biasanya jamaah’ akan melontarkan beberapa pertanyaan- pertanyaan kepada da’I yang berkaitan langsung dengan materi dan pembahsan yang telah disampaikan. Walaupun terkadang dalam metode ini banyak pertanyaan yang menyimpang keluar dari topik yang dibahas. Dan yang paling terpenting seorang da’I harus mempersiapkan bahan-bahan materi yang akan dibahas. Banyak sekarang ini da’i yang tidak menguasai bertul materi yang disampaikan pada akhirnya orang ragu untuk bertanya, oleh karena itu harus dipersiapkan dengan matang oleh para da’i.

Metode tanya jawab ini bukan saja cocok pada ruang tanya jawab, baik di radio maupun di media surat kabar di majalah, akan tetapi cocok pula untuk mengimbangi dan memberikan selingan ceramah. Metode ini sangat berguna untuk mengurangi kesalahfahaman para pendengar, menjelaskan perbedaan pendapat, menerangkan hal-hal yang belum dimengerti.


(49)

Metode ini sangat bagus untuk merangsang daya pikir jama’ah dan mendorong agar jama’ah giat dalam melaksanakan ibadah. Akan tetapi metode ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan, diantaranya:

a. Tanya jawab dapat dipantaskan melalui radio, televisi, dan sebagainya. b. Dapat dipergunakan sebagai komunikasi dua arah (interaksi antara da’I

dan mad’u).

c. Bila Tanya jawab sebagai selingan ceramah, maka audien atau forum dapat hidup ( aktif ).

d. Timbulnya perbedaan pendapat terjawab antara audien.

e. Mendorong audien (objek dakwah) lebih aktif dan bersungguh-sunguh hidup ( aktif ).

f. Da’i dapat mengetahui dengan mudah tingkatan pengetahuan dan pengalaman.

g. Meningkatkan martabat dan harga diri da’I jika semua pertanyaan dapat dijawab dengan baik

3. Metode Demonstrasi / Praktek

Metode ini bisanya digunakan apabila ada materi ceramah yang belum jelas dikarnakan pemahaman orang berbeda-beda ada yang cepat menagkap materi yang disampaikan da’I ada pula yang lemah dalam daya tangkap. Maka metode Praktek disini sangat diperlukan sekali memang ada beberapa materi yang sulit dipahami contoh mengenai tata cara wudhu yang benar, shalat, thaharah. Dan banyak lagi pembahasan yang mana memerlukan praktek.


(50)

Disinilah fungsi seorang da’I dibutuhkan untuk memberikan uswah dan pelajaran yang baik yaitu dengan cara mempraktekan apa yang mad’u belum memahami. Karena tanpa adanya bimbingan seorang da’I terkadang mad’u banyak mengerjakan tanpa ilmunya contoh orang shalat tetapi hanya sekadar shalat tanpa adanya kehati-hatian dalam menjalankanya. Adapun dari cara ini akan suatu hasil yang sangat baik yakni keseragaman dalam pelaksanaan ibadah tentunya sesuai apa yang jelaskan Qur’an dan Al-Hadits.

B. Penerapan Metode Dakwah KH. Kosim Nurzeha 1. Penerapan Metode Ceramah

Dalam menerapkan metode ceramah beliau sudah menerapkan metode ini. Metode ceramah ini sangat sesuai dengan model penyampaian informasi atau pesan agama yang bersifat pengetahuan yang sifatnya memberikan lmu secara mendalam.

Dalam penyampaian materi metode ceramah ini beliau biasanya memberikan materi dalam bentuk uraian dan penjelasan secara lisan oleh beliau yang sedang dibahas, sedangkan jama’ah duduk melihat, mendengarkan dan menyimak apa yang disampaikan da’i.

Dengan cara ini beliau memberikan ceramah dan para jama’ah mendengarkan, dan adapula dari jamaah yang mencatat apabila ada materi yang perlu ditulis agar mudah dingat dan agar mudah juga dipraktekan.

Biasanya Kosim Nurzeha mempunyai pembahasan khusus dalam pemberian materi- materi ceramah beliau yakni berkenaan dengan Tafsir


(51)

Al-qur’an, Tauhid dan Ketaqwaan, Fiqih, dan Materi yang lainya.. Beliau mempunyai ciri khas dalam ceramah selain beliau menggunakan logika dalam pembahasan ceramah beliau juga mempunyai gaya bahasa yang lembut dan sejuk sehingga mad’u yang mendengarkan merasa enak apabila beliau sedang ceramah, dan tak lupa juga beliau selau diiringi dengan humor dan canda agar para mad’u yang mendengarkan tidak merasa jenuh dan monoton karna ini adalah bagian resep para dai dalam berpidato diiringi dengan humor yang mendidik.dengan penerapan metode ini banyak sekali membawa hasil yang diiginkan seorang da’i3.

Kelebihan metode ceramah yang digunakan oleh KH.Kosim Nurzeha : 1 Dalam waktu relatif singkat dapat menyampaikan materi dakwah sebanyak-banyaknya.

2. Da’i lebih mudah menguasai seluruh audien.

3. Bila penyampian materi di sampaikan dengan baik, audien akan dapat mempelajari kandungan materi yang telah diceramahkan.

Kekurangan metode ceramah yang digunakan KH.Kosim Nurzeha. 1. Metode ceramah bersifat satu arah.

2 Da’i sukar menjajaki pola pikir audien dan pusat perhatian. 3 Da’i cenderung bersifat otoriter.

4 Da’i sukar untuk mengetahui pemahaman audien terhadap materi yang disampaikan.

1. Contoh Teks Ceramah KH. Kosim Nurzeha

3


(52)

HAKIKAT MANUSIA DALAM ALQURAN

Manusia, bani Adam, diciptakan Allah dari ekstrak tanah. Pada air yang mengalir dalam tanah terkandung berbagai macam zat mineral yang anorganis. Berkat kodrat dan iradat Allah berlaku hukum bumbung kapilarita pada akar tumbuh-tumbuhan sehingga meresaplah air itu ke dalamnya. Karena daya tekanan akar, merambatlah air itu ke batang, dahan, ranting dan daun. Di dalam daun bertemu dengan butir hijau daun lalu masuk CO2 (zat asam arang) dan sinar matahari sehingga terjadi proses asimilasi, zat mineral yang

anorganis diubah menjadi zat organis. Dalam pada itu terjadilah pucuk, daun, buah-buahan, biji-bijian, dan sayur-sayuran, yang dikonsumsi oleh manusia. Melalui proses fisilogis, dalam tubuh manusia di antaranya tejadilah nutfah, benih suci manusia. Setelah terjadi fertilisasi (pertumbuhan) dan konsepsi (kehamilan), selanjutnya terjadi proses evolusi penjaninan mulai dari’ alaqah, mudgah, izaman, dan dibungkus dengan lahman berakhir dengan wujud khalqan akhar, mahluk yang bersifat lain dan berbeda ; semula hanya berwujud jasad mengalami perkembangan, karena Allah meniupkan ke dalamnya roh yang diciptakan-Nya. Dengan roh al-insan itu manusia mempunyai akal. Ia mampu menganalisa data akurat yang ada di alam raya ini secara rasional, objektif sistematis, kritis, dan mengambil konklusi serta mengavaluasi ; hasilnya berupa ilmu pengetahuan dan teknologi, ilmu teoi dan ilmu teapan. Fakta ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam Alquran :

1


(53)

Artinya : Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (QS.Al-Mukminun Ayat 12 s/d 14).

Ilmu pengetauhan dan teknologi itu dimanfaatkan manusia untuk mengadakan eksplorasi, produksi, distribusi, dan konsumsi dalam memenuhi hidupnya di dunia. Ilmu kemasyarakatan (social science) dan kemanusiaan (human science) dipergunakan atau dimanfaatkan untuk mengadakan interaksi dan interelasi antar individu dalam lingkungan kecil. Pada lingkup yang lebih luas, ilmu tersebut dimanfaatkan untuk berkehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam. Kecerdesan dan keterampilan inilah merupakan kelebihan manusia di atas makhluk lain, sehingga Allah SWT meletakkan pada martabat yang paling tinggi diantara makhluk lainya dan dimuliakan – Nya. Kenyataan ini terdapat dalam firman-Nya.

.Atinya : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . Kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).(QS.At-Tin Ayat 4).


(54)

Artinya : Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS.Al-Israa Ayat 70).

karena kelebihan inilah Allah memilih manusia menjadi khalifah di bumi dengan mengemban tugas memakmurkan bumi dengan segala isinya, untuk memenuhi hajat hidupnya, disertai tugas suci menegakkan kebenaran, kejujuran, dan keadilan. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur’an :

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (QS.Al-Baqarah Ayat 2).

Semua kelebihan tersebut telah dikaruniakan Allah SWT kepada manusia. Ini bukan berarti manusia boleh berbuat semena-mena mengikuti dorongan hawa nafsu. Dipikulkan kepadanya tanggung jawab sebagai seorang’ abid (hamba) yang semua perbuatanya mengandung nilai pengabdian (ibadah) ke hadirat Allah SWT sebagai bukti syukur kepada-Nya. Demikian manusia sebagai abid berperilaku sesuai dengan stategi Allah SWT menciptakanya..Firman Allah SWT dalam Alquran.

Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(QS.Adz-Dzaariyat Ayat 56).


(55)

Inti semua perbuatan yang bernilai ibadah kepada Allah SWT adalah bermuatan ikhlas, yaitu hanya mengaharap kaeridaan Allah SWT semata, tidak dibenarkan berkiblat selain kepada rida Allah. Firman Allah dalam Al-Qur’an :

Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Dengan rasa tanggung Jawab Bersama, kita dapat membina dan mengembangkan sibgahnya atau jati diri sebagai makhluk yang paling tinggi martabatnya, dimuliakan Allah, Khalifah Allah di bumi dan’abid yang ikhlas. Kita wujudkan insan indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Yang Maha Esa dalam perilaku sehari-hari.4

2. Penerapan Metode Tanya Jawab

Metode ini adalah metode pelengakap dari metode ceamah dan biasanya dibawakan ketika setelah selesai memberikan ceramah . dan biasanya di berikan waktu oleh seorang da’I untuk bertanya, bilamana ada materi yang diberikan terdapat ketidakpahaman mad’u yang mendengarkan. Dengan adanya metode sudah dapat dikatakan berkomunikasi efektif dan lebih akrab.

4


(56)

Metode ini dimaksudkan untuk melayani masyarakat sesuai dengan kebutuhanya. Sebab dengan bertanya berarti orang ini mengerti dan dapat mengamalkanya. Oleh kaena itu jawaban petanyaan sangat diperlukan kejelasan dan pembahasan sedalam-dalamnya metode ini sering juga dilakukan oleh Rasulullah SAW dengan malaikat Jibril AS. Dan demikian juga para sahabat disaat tidak mengerti tentang sesuatu agama.

Dalam metode ini biasanya mad’u suka bertanya mengenai sesuatu masalah yang dirasakan belum dimengerti ketika da’I menjelaskan materi, dan yang menjawab atas pertanyaan mad’u adalah da’I yang menyampaikan materi tersebut. Metode Tanya jawab ini diaplikasikan untuk melayani kebutuhan jama’ah atau mad’u dan menjelaskan tentang hal-hal yang berkenaan dengan materi yang sedang dibahas, juga untuk mengurangi kesalahpahaman jama’ah5

Metode ini menjadi sangat akurat karena sebagai pendalaman materi dalam kegiatan pengajian. Dalam kegiatan yang sedemikian rupa terjalin hubungan yang erat antara seorang da’I dan mad’unya, mengenai permasalahan agama.

Metode ini bersumber dari Q.S.An-Nahl : 125 yakni mujadalah bil lati hiya ahsan. Metode ini harus diterapkan secara baik dan tidak saling menjatuhkan. Karena metode ini sangat merangsang daya pikir seorang mad’u

Tetapi walau bagaimanapun pasti beliau mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya :

Kelebihan Metode Tanya Jawab KH.Kosim Nurzeha diantaranya:

5


(57)

1. Bisanya selain dilakukan setelah ceramah, beliau sering menerapkan di radio, televisi dan madia cetak.

2. Audien lebih merasa aktip karena ada kesempatan untuk bertanya. 3. Perbedaan pendapat dapat diselesaikan diforum diskusi tersebut. 4. Da’i dapat mengetahui tingkat pengetahuan masing-masing mad’u. Kekurangan Metode Tanya Jawab yang digunakan KH.Kosim Nurzeha

1. Bila diantara da’I dan mad’u terdapat perbedaan pendapat maka akan memakan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan permasalahanya. 2. Biasanya seorang da’I mempunyai penilaian kepada seorang da’I apabila

jawaban da’I kurang jelas atau mengena maka akan terjadi pemikiran yang meremehkan da’i.

3. Biasanya seorang mad’u sulit untuk mengerti atau menyimpulkan seluruh isi materi pembicaraan seorang’ da’i.

Oleh karena itu dibutuhkan penguasaan materi yang sangat mendalam agar seorang da’I bisa menjawab persoalan yang ditanyakan audien atau mad’u. semua ini akan menjadi tantangan seorang da’I.

3. Penerapan Metode Demontrasi / Paktek

Penerapan metode ini mungkin sudah setiap kali beliau terapkan pada saat beliau memberikan pembahasan mengenai shalat, tata cara berwudhu yang baik dan benar maka beliau pasti mencontohkan apa yang dilakukan atau dipraktekan oleh beliau.


(58)

Metode ini sebagai pelengkap dari metode ceramah dan Tanya jawab bisaya diterapkan apabila ada keterangan yang memang harus dipraktekan langsung, dan digunakan materi tersebut

Metode ini didapatkan dan seringkali didapat ketika beliau sedang mengadakan diskusi mengenai seputar permasalahan agama yang menyangkut masalah fiqih. Adapun materi ini terdapat kelebihan dan kekurangan diantarnya :

Kelebihan Metode Demonstrasi / Praktek KH.Kosim Nurzeha diantaranya : 1. Dapat memudahkan da’I untuk dalam penyampaian materi yang

disampikan sehingga penerapan mad’u dapat realisasikan langsung oleh audien / mad’u.

2. Da’I akan lebih dihormati karena selain penyampiannya jelas dan ternyata dalam hal praktek mengusai betul.

Kekurangan Metode Demonstrasi / Praktek yang digunakan KH.Kosim Nurzeha.

1. Mad’u tidak merasa yakin terhadap apa yang disampaikan da’I diakibatkan praktek yang dilakukan da’I kurang dipahami apalagi tidak menyambung terhadap pembahasan.

2. Timbulnya praduga yang tidak menyenangkan kepada da’I.

4. Penerapan Metode Halaqoh atau Membaca bersama

Metode Halaqoh yaitu biasanya beliau membacakan kitab tertentu, sementara jama’ah mendengarkan, lalu membaca bersama dan menirukan.Jadi dalam metode ini da’I membaca kitab terlebih dahulu kemudian jama’ah menirukan apa yang akan dibaca da’i.

Dengan diaplikasikanya metode ini diharapkan agar jama’ahnya yang kurang dalam membaca dapat menirukan apa yang dibaca da’I terutama


(59)

dalam membaca huruf hijaiyah, makhroj huruf, dan panjang pendek bacaan. Metode ini juga diselingi dengan metode ceramah, jadi setelah da’I setelah membaca dan jama’ah menirukan apa yang akan di baca da’I kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dan uraian yang sedang dibahas disampaikan da’I dengan ceramah biasanya disajikan dalam metode halaqoh ini adalah tafsir dan hadits. Beliau sering menerapkan metode ini di beberapa majlis taklim yang beliau pimpin.

5. Penerapan Metode Melalui Tulisan (Dakwah bil Qalam )

Metode ini sebagai metode yang sangat efektif untuk mengikuti perkembangan zaman yang sekarang sangat pesat sekali. Oleh kaena itu dibutuhkan media dakwah yang sangat membantu sekali.

Contoh biasanya beliau menulis dibeberapa surat kabar ataupun media cetak yang biasanya khalayak gunakan. Dengan adanya media tulis ini sangat memudahkan sekali dan membantu agar dakwah bisa dirasakan semua khalayak. Dan bisanya sangat mengena sekali bagi masyarakat luas karena dengan membacanya kita dapat memahami isi pesan yang ditulis. Tentunya diiringi dengan bahasa yang mudah dipahami, tema yang menarik, dan isi pesan yang sangat bagus dan mengena kepada masyarakat luas terutama tema yang sedang hangat hangatnya di masyarakat. baik tema mengenai agama,ekonomi,maupun politik tentunya dikaitkan kepada nilai-nilai agama

Dalam berdakwah dengan tulisan juga perlu memerhatikan etika dalam membuat tulisan, bahasa yang ringan, sederhana. Sistematis dan lain


(60)

sebagainya serta tema tulisan yang diangkat adalah yang membangkitkan rasa keagamaan.

6. Metode Dakwah dengan Menggunakan Media Komunikasi Massa

Menurut beliau media komunikasi massa adalah sangat efektif untuk membentuk pemikiran dan khalayak banyak seperti Radio, Televisi, Bioskop dan teater digunakan sebagai sarana yang paling efektif untuk mengembangkan dakwah dilapisan masyarakat luas.

Beliau sudah menerapkan dibeberapa media dan terbukti sangat efektif sekali. Contoh beliau terapkan di beberapa stasiun televisi seperti RCTI,TVRI,TPI contoh di acara hikmah fajar yang diadakan di shubuh pagi setiap harinya. Beliau juga mengisi kegiatan ceramah di Radio Kayu Manis dengan mengusung tema Santapan Rohani Tafir Al-Qu’an bersama Kosim Nurzeha.

Namun menurut penulis dalam kondisi saat ini media massa banyak dikuasai oleh kaum kafir, karena itu umat islam bisa menguasai media ini dengan menggerakan perekonomian kita mengingat media komunikasi massa perlu materi yang tak sedikit. Atau minimal jadi pemain di balik media massa dalam mengisi dan memberi pilihan tontonan,hiburan, dan pendidikan yang bermutu dan islami melalui media massa bagi masyarakat.

4. Hambatan- hambatan yang dihadapi Serta Penaggulanganya

Keberhasilan dan kegagalan pada setiap manusia dan suatu organisasi dalam mensiarkan dakwah Islam untuk menuju sukses tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan tapi butuh perjuangan dan kesabaran itu semua


(61)

tidak terlepas dari adanya factor pendukung dan penghambat. Begitu juga yang dihadapi oleh Kosim Nurzeha dalam menyampaikan dakwahnya

Hambatan – hambatan dalam suatu kegiatan merupakan suatu ujian dalam mencapai kemajuan atau perbaikan, dan hambatan- hambatan tersebut biasanya dating dari dalam maupun dari luar.

Hambatan - hambatan yang dialami KH.Kosim Nurzeha diantaranya : 1. Dalam menyampaikan dakwahnya beliau mengalami komunikasi yang

kurang terjalin dengan baik. (kurang efektif). Biasanya sering kali ditemuai mad’u yang tidak memperhatikan atau tidak menyimak.

2. Tingkat pemahaman mad’u yang berbeda-beda

3. Sulit untuk mengetahui pemahaman audien terhadap materi yang disampaikan.

4. Biasanya seorang mad’u sulit untuk mengerti atau menyimpulkan seluruh isi materi pembicaraan seorang’ da’i.

Penaggulangan Hambatan yang diterapkan KH.Kosim Nurzeha

1. Mensiasati isi pesan yang disampaikan beliau dengan humor yang pas sehingga mad’u tidak merasa bosan.

2. Penyampian materi di sampaikan dengan baik, audien / mad’u akan dapat mempelajari kandungan serta menghayati materi yang telah diceramahkan 3. Untuk mad’u yang kurang memahami biasanya dibuka tanya jawab.

4. Menjelaskan serta melengkapi isi materi yang kurang dipahami dengan cara mempraktekan materi yang disampaikan sehingga mad’u meras jelas. 5. Penyampaian materi dibawakan dengan gaya bahasa yang khas, sopan,


(62)

Maka bagi seorang penceramah tentunya harus mempunyai siasat tersendiri ataupun metode tersendiri agar pesan yang diberikan dapat dipahami para jamaah dan pesan yang dikemaspun harus mudah dipahami dan dicerna. sudah tentunya hambatan dalam memberikan pesan sering terjadi. Yang terpenting memberikan solusi atau jalan keluarnya6

6


(63)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penelitian ini dilakukan maka penulis dapat menyimpulkan dari konsep metode dakwah Kosim Nurzeha, adapun kesimpulanya sebagai berikut :

1. konsep metode dakwah yang digunakan yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab dan metode demontrasi/ praktek. Ketiga metode inilah yang sering kali diterapkan oleh Kosim Nurzeha dalam menjalankan aktifitasnya dan menyampaikan pesan moral kepada jama’ah. Dengan tujuan agar dapat menyampaikan materi dengan tegas dan benar dan tidak keluar dari Al-Qur’an dan Al-Hadits, dan mengetahui kondisi yang dibutuhkan para jama’ah pada saat ini, dengan satu harapan agar dapat mempermudah para jama’ah dalam mengamalkan materi yang disampaikan. dan juga dapat menjadi contoh dimasyarakat luas dengan cara memperaktekan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu pula, ada ciri khas ceramah beliau yakni dengan tutur kata yang sopan, halus dan lembut.ini yang menjadi daya tarik tersendiri,

2. Penerapan metode dakwah Kosim Nurzeha beliau membuka tanya jawab dan interkatif langsung di Radio Kayu manis Jakarta bagi para jama’ah yang ingin langsung bertanya seputar masalah agama, maka beliau akan


(64)

menjelaskan secara terperinci dan jelas agar para jama’ah mengerti betul apa yang para jama’ah belum memahami.selain membuka layanan interaktif yang dilakukanya, beliau juga mempunyai Institut Pembinaan Rohani Islam Jakarta yang terletak di Cibubur Jakarta Timur dengan tujuan mencetak generasi yang Mukmin dan Muttaqien dan berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa.

B. Saran

1. Kepada da’I mubaligh agar tetap menjalankan aktiitas dakwahnya dengan benar, baik dalam penyampainya maupun praktek.

2. Bagi para da’I agar terus berjuang dan sabar dalam mensiarkan ajaran agama Islam.dan menciptakan masyarakat yang agamis, serta menjadikan Negara yang Baldatun Toyyibatun Warabun Ghopur.

3. Kepada KH.Kosim Nurzeha agar tetap mempertahankan konsep Ruhaniyah mencetak Mukmin dan Muttaqien sebagai satu tujuan membagun bagsa yang bermartabat.

4. Kepada KH.Kosim Nurzeha mudah-mudahan Allah SWT menyembuhkan penyakit beliau yang sudah cukup lama kurang lebih 7 tahun. Dan kami berdo’a untuk kesembuhan beliau dan dapat kembali lagi ditengah-tengah masyarakat.(Amiin).

5. Kepada seluruh lembaga dakwah baik formal maupun non fomal agar terus mengembangkan ajaran al-Qur’an dan Sunnah dengan cara yang baik.


(65)

6. Meningkatkan kualitas iman dan Islam, serta keyakinan terhadap agama Islam dengan cara mendalami al-Qur’an dan Sunnah.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quhtani, Said Bin Ali. Da’wah Islam Da’wah Bijak, (Jakarta : Gema Insani Press, 1994), cet.ke-1,h.96.

Arifin. Psikologi dan beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia, (Jakarta : Bulan Bintan, 1976).

Arifin, H.M, Psikologi Dakwah, (Jakarta :Bumi Aksar, 1998), h...

Ar-Rafi’I, Mustfhopa. Potret Juru Dakwah, (Jakarta : Pustaka al-Kausar, 2002), hal.51.

ASS, Djamal Abidin. Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta : Gema Insani Press, 1996), cet.ke-1h.1.

Badruttamam, Nurul. Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta : Grafindo, 2005), h..98.

Bahtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta :Logos, 1997), cet, ke-1, h. 59.

Departemen Agama. Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : Diponogoro, 2000), h.383.

Hakim, Maskur, dan Ubaidillah, Dakwah Islam Dakwah Bijak, (Jakarta :gema Insani pres, 1994), cet.ke. 1, h.84.

Hamka. Tafsir Al-azhar, (Jakarta : Pustaka Panjimas,1983), h.321.

Hamzah, Ya’qub. Publistik Islam, (Bandung :CV.Diponogoro,1981), cet.ke-2, hal.37.

Harjono, Anwar. Dakwah dan Masalah Sosial Kemasyarakatan, (Jakarta : Media Dakwah, 1985) h..3

Hasanuddin. Hukum Dakwah, (Jakarta :Pedoman Ilmu Jaya,1996), h,37 Nasarudin, Latif. Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah, (Jakarta : Firma). Nasir, Muhammad. Fiqh Dakwah, Jakarta : Media Dakwah, 1996 h…viii.

Nurzeha, Kosim. Frofil Mukmin dan Muttaqien Dalam Al-Qur’an (Institut Pembina Rohani Islam Jakarta, 1999), h.2.


(67)

Jumantoro, Toto. Psikologi Dakwah Dengan Aspek-Aspek Kewajiban Yang Qur’ani, Wonosobo : Jakarta, 2001.h..xiii.

Salmah, Ismah. Strategi Dakwah dio Era Millenium,jurnal kajian Dakwah dan Budaya, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2004 vol.5,h.3.

Shaleh, Abdul Rasyad. Manajemen Dakwah, (Jakarta : Bulan Bintang), h..7 Strategi Dakwah Harus Bina Solidaritas “ Kompas,Edisi 23 2005.

Shihab, Quraiy. Tafsir al-Misbah, (Lentera Hati, 2000), cet, ke-1,h.553.

Suparta, H.Munzier. Metode Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2003), cet.ke-1,h.18. Umam, Choirul. Rahasia Keberhasilan Dakwah K.H. Zainuddin MZ,

(Surabaya : Ampel Suci, 1994), cet.ke-1,h.1 .


(68)

AGENDA WAWANCARA

1. Bagaimana Metode dakwah Pak Kyai ? 2. Bagaimanakah konsep dakwah pak kyai ? 3. Apa pengertian metode menurut pak kyai ? 4. Bagaimana penerapan metode pak kyai ?

5. Metode apa yang pak kyai gunakan dalam berdakwah?

6. Masyarakat yang bagaimana yang menjadi objek dakwah pak kyai? 7. Apakah tujuan dakwah yang pak kyai inginkan ?

8. Langkah-langkah apa yang pak kyai lakukan dalam berdakwah sehingga dapat dikenal oleh masyarakat?

9. Apa kunci sukses dalam berdakwah?

10. Adakah hambatan-hambatan dalam berdakwah?


(69)

Lampiran 1

Hasil wawancara seputar profil dan metode dakwah KH.Kosim Nurzeha Bersama Bapak Drs.Arismanto (Keponakan KH.Kosim Nurzeha)

( Bid.Tata Usaha/ Administrasi IPRIJA )

Tanya (T): Dapatkah Bapak ceritakan tentang riwayat hidup KH.Kosim Nurzeha Jawab (J): Kosim Nurzeha adalah nama beliau Yang diberikan oleh kedua orang

tuanya sejak kecil. Sampai sekarang beliau dikenal dengan nama Kosim Nurzeha. Beliau lahir di tegal pada tanggal 12 Juli 1936. sekarang beliau tinggal bersama keluarganya di Kompleks PTB, Blok II G No. 2 & 3 Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur. Ketika Usia 5 tahun beliau sekolah Rakyat Negeri 8 Tegal pada tahun 1950. memang beliau sejak kecil tidak pernah mengalami yang namanya pesantren, tetapi pendidikan agama beliau sangat kuat sekali karena di lingkungan keluarga beliau sangat kental dari nilai- nilai agama Islam selain orang tua beliau, beliau juga mempunyai guru guru yang mengajari ilmu agama yakni diantaranya guru beliau KH.Ghopar Ismail ayah dari KH. Taufik Ismail. Dari guru – guru beliau inilah yang menjadikan beliau orang yang mengerti agama, walaupun tidak pernah menginjak di pendidikan yang agamis. Kemudian ketika sudah selesai dari sekolah Rakyat beliau


(1)

Hambatan yang biasa juga dihadapi contoh ketika beliau sedang ceramah banyak orang yang tidak mendengarkan ataupun biasanya banyak pula yang tidur maka ini menjadi hambatan beliau dalam memberikan pesan maka beliau mempunyai resep tersendiri dengan memberikan humor yang pas sehingga jamaah yang mendengarkan merasa tidak bosan maupun mengantuk. Dan cara beliau juga menaggulanginya biasanya bagi jamaah yang kurang memahami atau kurang memperhatikan pesan yang diberikan beliau maka beliau membuka interaktif di Stasiun Radio Kayu Manis seputar permasalahan agama. Dengan adanya konsep seperti ini memudahkan beliau memberikan pesan.

Maka bagi seorang penceramah tentunya harus mempunyai siasat tersendiri ataupun metode tersendiri agar pesan yang diberikan dapat dipahami para jamaah dan pesan yang dikemaspun harus mudah dipahami dan dicerna. sudah tentunya hambatan dalam memberikan pesan sering terjadi. Yang terpenting memberikan solusi dan tentunya harus berpatokan pada Al-Qur’an dan Al – Hadits.

Jakarta, 28 Mei 2008


(2)

Lampiran II

Hasil wawancara mengenai metode dakwah KH.Kosim Nurzeha Yang dilakukan oleh para jama’ah sekaligus pengemar setia ceramah

KH.Kosim Nurzeha

Tanya (T) : Menurut saudari, bagaimanakah metode ceramah yang di gunakan oleh KH.Kosim Nurzeha setiap kali anda mendengar beliau sedang ceramah?

Jawab (J) : Menurut saya, ketika beliau ceramah beliau sering sekali menerapkan metode yang begitu sangat sederhana tetapi sangat berkesan sekali dan sanagat baik diterima dan biasanya beliau sering sekali menekankan agar manusia senantisa agar selalu berbadah kepada Allah SWT. Ini yang sering kali beliau utarakan terutama mengenai ketakwaan seseorang kepada sang pecipta. dan ketika beliau masih aktif memberikan ceramah agamanya di beberapa media baik eloktronik ataupun cetak contoh : beliau sering mengisi di Radio Kayu Manis dengan mengusung tema yang begitu sederhana yaitu Santapan Rohani Tetapi didalamnya mengkaji tentang tafsir Alqur’annul Karim, bisanya beliau menjelaskan sangat detil sekali dan begitu mudah di cerna oleh


(3)

para pendengar setianya, dan tek heran radio ini selalu diminati oleh pendengar setianya. Menurut saya beliau sangat detil sekali dalam menjawab setiap kali permasalahan yang ada dan selalu diringi


(4)

(5)

Judul buku : Profil Mukmin dan Muttaqin Dalam Al-Qur’an Penulis : KH.Kosim Nurzeha

Penerbit :

Institut Pembina Rohani Islam Jakarta IPRIJA

Cetakan

: 1999

PROFIL MUKMIN DAN MUTTAQIN

DALAM ALQURAN

Prof. Dr. K.H. KOSIM NURZEHA

INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA

( IPRIJA )

1999

Naskah

Pi dato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Dakwah pada Fakultas Dakwah

Institut Pembina Rohani Islam Jakarta (IPRIJA)


(6)