non formal, misalnya; mau,izhah Nabi kepada umatnya, guru kepada muridnya, Kyai kepada istrinya, Mursyid kepada pengikutnya dan lain-
lain. Jadi kalau kita telusurui kesimpulan dari mau’izhah hasanah, akan
mengandung arti kata- kata yang masuk kedalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan kedalam perasaan dengan penuh kelembutan; tidak
membongkar atau membeberkan kesalahan orang lain sebab kelemah- kelembutan dalam menasehati seringkali dapat meluluhkan hati yang keras
dan menjinakan kalbu yang liar, ia lebih mudah melahirkan kebaikan dari pada larangan dan ancaman .
c. Al-Mujadalah Bi-al Lati Hiya Ahsan berdebat dengan cara yang
lebih baik.
Dari segi etimologi bahasa lapazh mujadalah terambil dari kata “jadala” yang bermakna memintal, melilit. Apabila ditambahkan alif pada
huruf jim yang mengikuti wazan faala, “njaa dala” dapat bermakna bedebat, dan “mujaadalah” perdebatan.
24
Kata“ jadala“ dapat bermakna menarik tali dan mengikatnya guna menguatkan sesuatu. Orang yang berdebat bagaikan menarik, dengan
ucapan untuk menyakinkan lawanya dengan menguatkan pendapatnya melalui argumentasi yang disampaikan.
25
Dari segi istilah terminologi terdapat beberapa pengertian al- Mujadalah al-Hiwar dari segi istilah. Al-Mujadalah al-Hiwar berarti
24
Quraiy Shihab, Tafsir al-Misbah, Lentera Hati, 2000, cet, ke-1,h.553.
25
Munzir Suparta,.cet ke-2 h 19
upaya tukar pendapat yang dilkakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara
keduanya.
26
Kalau terpaksa timbul perbantahan antara da’I dan mad’u atau pertukaran pikira, yang disebut polomik, maka dapat direlakan lagi,
pilihan jalan yang sebaik-baiknya, disadarkan dan diajak kepada jalan pikiran yang benar, sehingga dia menerima.
27
tujuan berdebat bukan untuk bertengkar dan menyakiti hati lawan, tetapi untuk meluruskan akidah yang
batil. Bermujadalah merupakan salah satu tehnik terbaik dalam dakwah. Bermujadalah juga mempunyai tujuan untuk menguji sejauh mana
kebenaran Islam yang coba diketengahkan kepada orang lain. Sebagai contoh dalam mujadalah, yaitu bertahan dengan baik,
dengan jalan yang sebaik-baiknya dalam bermujadalah, antara lain dengan perkataan yang lemah lembut, tidak dengan ucapan yang kasar atau
dengan mempergunakan sesuatu perkataan yang dapat menyadarkan hati, membangun jiwa dan menerangi akal pikiran, ini merupakan penolakan
bagi orang yang enggan melakukan perdebatan dalam agama. Dari pengertian di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa, al-
Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar
lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Dalam pelaksanaan dakwah ada beberapa bentuk
26
Quraiy Shihab, Tafsir al-Misbah, Lentera Hati, 2000, cet, ke-1,h.553.
27
Hamka, h. 321.
metode dakwah yang lainya diantaranya : ceramah, tanya jawab, diskusi, seminar, demonstrasi, dialog. dan sebagainya.
D. Tujuan dan Landasan Dakwah