Sistematika Penulisan Pengertian Koperasi

catatan tertulis di lapangan. Penyajian data adalah suatu penyajian sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. 5 Adapun sistem penulisan skripsi ini, mengacu pada “Buku Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan, skripsi ini dibagi menjadi 5 lima bab dengan rincian sebagai berikut: BAB I, merupakan pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub-Bab yaitu Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Pelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II, menjelaskan kajian materi berkenaan dengan judul penelitian. Bagian ini membahas konsep dasar koperasi dalam Islam, meliputi: Pengertian Koperasi, Landasan Hukum dan Asas Koperasi, Tujuan dan Fungsi Koperasi, Koperasi Simpan Pinjam. BAB III, memaparkan gambaran umum koperasi USP Darul Muttaqien yang meliputi: Sejarah berdirinya, Struktur Organisasi, Manajemen dan Sistem Operasional, Fungsi Sosial dan Ekonomi. BAB IV, menjelaskan tenteng tinjauan hukum Islam terhadap sistem operasional koperasi USP Darul Muttaqien, yang mencakup: Karakteristik Bagi 5 Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisa Data Kualitatif: buku tentang Sumber Metode-metode baru , Jakarta: UI Press, 1992 h.18. Hasil, Unsur Riba Uang, Relevansi Hukum Islam terhadap Sistem Operasional Koperasi USP Darul Muttaqien. BAB V, merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dari berbagai temuan dengan desertai saran-saran yang ditujukan kepada koperasi yang bersangkutan. BAB II KONSEP DASAR KOPERASI DALAM ISLAM

B. Pengertian Koperasi

Koperasi secara etimologi atau menurut bahasa berasal dari kata “cooperation” dari bahasa Inggris yang berarti kerjasama. Akan tetapi tidak semua bentuk usaha bersama disebut koperasi. Bisa saja tiga atau empat orang yang mengangkat barang yang berat bekerja bersama akan tetapi tidak bisa disebut koperasi. Secara umum yang dimaksud dengan koperasi adalah: “suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya” . Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka. 6 6 G. Kartasaputra, Koperasi Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, cet. Ke-5, h.1. Menurut undang-undang No.12 tahun 1967 pasal 3 menyatakan bahwa: “Koperasi Indonesia adalah organisasi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.” 7 Pengertian koperasi Indonesia secara yuridis dapat dilihat pada Undang- undang di atas yang menekankan pada pengertian koperasi sebagai organisasi ekonomi, yang berwatak sosial, dan dikelola berdasarkan kekeluargaan. Dari pengertian tersebut di atas sudah jelas bahwa koperasi seharusnya menjadikan anggotanya sebagai kekuatan inti. Jadi anggotalah yang berperan serta secara aktif dalam kegiatan kopersi. Sebagai contoh, ada beberapa orang yang mempunyai tujuan bersama membeli kain dimana wadah kegiatannya dikelola secara bersama perusahaan pembeli kain untuk mencukupi kebutuhan bahan kain tersebut. Pembelian bahan kain diusahakan dengan harga yang semurah- murahnya sesuai dengan kualitas yang dikehendaki, sehingga ada efisiensi biaya yang dikeluarkan. 8 Dalam rangka mewujudkan cita-cita tata perokonomian nasional yang disusun bersama menurut asas kekeluargaan, maka koperasi perlu membangun diri. Untuk menyelaraskannya dengan keadaan, ketentuan perkoperasian di Indonesia telah diperbaharui, yaitu dengan Undang-undang perkoperasian No.25 tahun 1992. pada Bab 1 pasal 1 ayat 1 UU 251992 yang berbunyi: 7 Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, Praktek, Jakarta: Ghalia Indonesia. 2002, cet. Ke-1, h.40. 8 Ign Sukamdiyo, Manajemen Koperasi, Jakarta: Erlangga, 1996, h.5. “ yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”. 9 Definisi lain tentang koperasi dikemukakan oleh Paul Hubert Casselman dalam bukunya berjudul: “ The Cooperative Movement and some of its Problems” mengatakan: “ Cooperation is an economic system with social contrast” koperasi adalah suatu sistem ekonomi yang mengandung unsur sosial. 10 Definisi Casselman di atas nampak sederhana, tetapi di dalamnya terkandung makna yang luas. Koperasi mengandung dua unsur, yaitu unsur ekonomi dan unsur sosial. Koperasi merupakan suatu sistem dan sebagaimana diketahui sistem itu merupakan himpunan komponen-komponen atau bagian yang saling berkaitan yang secara bersama-sama berfungsi mencapai tujuan. Tujuan ekonomi yang dimaksud adalah bahwa koperasi harus bekerja berdasarkan motif ekonomi atau mencari keuntungan, sedangkan unsur sosial yang terdapat dalam definisi tersebut bukan dalam arti kedernawanan, tetapi lebih untuk menerangkan kedudukan anggota dalam organisasi, hubungan antar sesama anggota dan hubungan anggota dengan pengurus. Juga unsur sosial ditemukan dalam cara kerja koperasi yang demokratis, kesamaan derajat, kebebasan keluar 9 Ibid, h.6 10 Firdaus dan Susanto, Perkoperasian Sejarah, teori dan Praktek, h.39 masuk bagi anggota, calon anggota, persaudaraan, pembagian sisa hasil usaha kepada anggota secara proporsional dengan jasanya serta menolong diri sendiri. Menurut kamus umum bahasa Indonesia, pengertian koperasi disebutkan sebagai “ perkumpulan yang berusaha di lapangan ekonomi, tetapi tidak bermaksud mencari keuntungan.” 11 Adapun yang dimaksud tidak mencari keuntungan disini, mereka bekerja berdasarkan semangat kekeluargaan, tidak mementingkan untung dan rugi bagi dirinya sendiri, melainkan bekerja demi kesejahteraan bersama. Apa yang dikejar dalam koperasi adalah tidak hanya kesejahteraan ekonomi, namun kesejahteraan sosial. Kesejahteraan ekonomi berarti koperasi berkawajiban melayani kebutuhan anggotanya dengan harga yang relatif lebih murah. Apabila dalam usaha itu mendapatkan keuntungan, maka masing-masing anggota menerima pembagian keuntungan secara adil sesuai dengan kadar kerjanya. Adapun kesejahteraan sosial yang dimaksudkan dalam koperasi adalah semua anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama equal treatment, yang merupakan prinsip dasar dalam demokrasi. Perlakuan sama inilah yang akan menciptakan suasana kekeluargaan, yang akan saling mengingatkan satu sama lainnya, karena semua anggota merupakan pasar sekaligus pemilik dari koperai, sense of belonging dan sense of 11 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: P.H. Balai Pustaka, 1976, h.522. responsibility rasa saling memiliki dan tanggung jawab akan senantiasa melekat pada diri anggota. Prof. R.S. Soerja Atmadja memberikan definisi tentang koperasi sebagai berikut: “Koperasi adalah perkumpulan dari orang-orang yang berdasarkan persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak membedakan haluan agama atau politik dengan sukarela masuk untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atau tanggung jawab.” 12 Jadi koperasi Indonesia adalah kumpulan orang-orang yang secara bersama-sama bergotong-royong, bekerja untuk mewujudkan kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan masyarakat di sekitarnya. Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, koperasi memiliki peran yaitu: 1. Mempersatukan, mengerahkan, membina dan mengembangkan potensi, daya kreasi dan daya usaha rakyat untuk meningkatkan produksi dan mewujudkan tercapainya pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata. 2. Mempertinggi taraf hidup dan tingkat kecerdasan rakyat. 3. Membina kelangsungan dan perkembangan demokrasi ekonomi. 13 Dalam khazanah ilmu pengetahuan Islam, kata koperasi sangat sulit ditemukan, apalagi jika merujuk literatur-literatur klasik. Namun secara 12 Hendrojogi, Koperasi Azas-azas, Teori dan praktek, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000, cet ke-4, h.22. 13 Sagimun MD, Koperasi Soko Guru Ekonomi Nasional Indonesia, Jakarta: Haji Masagung, 1989, h.15 terminologi ada sebuah akad yang mirip terminologi koperasi. Akad tersebut dalam khazanah fiqih disebut dengan syirkah atau musyarakah. Akad syirkah dipraktekkan dari zaman Rasulullah SAW sampai sekarang. Secara etimologi, al-syirkah berarti percampuran, yaitu percampuran antara sesuatu dengan yang lainnya, sehingga sulit dibedakan. Sedangkan secara terminologi, ada beberapa definisi al-syirkah yang dikemukakan oleh para ulama fiqih. Pertama, dikemukakan oleh ulama Malikiyah. Menurut mereka syirkah adalah suatu keizinan untuk bertindak secara hukum bagi dua orang yang bekerjasama terhadap harta mereka. Kedua, definisi yang dikemukakan oleh ulama Syafi’iyah dan Hanabilah, syirkah adalah hak bertindak hukum bagi dua orang atau lebih pada sesuatu yang mereka sepakati. Ketiga, definisi yang dikemukakan oleh ulama Hanafiyah, syirkah adalah akad yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerjasama dalam modal dan keuntungan. 14 Sebagian ulama menyebut koperasi dengan syirkah ta’awuniyah persekutuan tolong menolong yaitu suatu perjanjian kerjasama antara dua orang atau lebih, yang satu pihak menyediakan modal usaha sedangkan pihak lain melakukan usaha atas dasar profit sharing menurut perjanjian. Maka dalam koperasi terdapat unsur mudharabah karena satu pihak memiliki modal dan pihak lain melakukan usaha atas modal tersebut. Menurut Mahmud Syaltut syirkah ta’awuniyah merupakan syirkah baru yang belum dikenal oleh para fuqoha terdahulu akan tetapi syirkah ini diciptakan 14 Nasroen Haroen, Fiqih Mu’amalah, Jakarta: Gaya media Pratama, 2002, cet. Ke-1, h.165. oleh para ahli ekonomi, yang banyak sekali manfaatmya yaitu memberi keuntungan kepada para anggota, memberikan lapangan pekerjaan kepada karyawan, memberikan bantuan keuangan dan lain sebagainya. Sehingga dengan demikian dalam syirkah ini tidak ada unsur kezaliman dan pemerasan dari orang kaya terhadap orang miskin. Berdasarkan pengertian diatas maka menurut Mahmud Syaltut syirkah ta’awuniyah dapat dibenarkan dalam Islam. Demikian juga dengan Kopontren USP Darul Muttaqien termasuk syirkah ta’awuniyah, karena usaha bersama di bidang ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat pesantren Darul Muttaqien Parung ini banyak memberikan manfaat bagi para anggotanya yang membutuhkan tambahan modal untuk pengembangan usahanya, serta membantu mereka menghindari jeratan rentenir ketika mereka sedang kesulitan keuangan.

C. Landasan Hukum dan Asas Koperasi