oleh para ahli ekonomi, yang banyak sekali manfaatmya yaitu memberi keuntungan kepada para anggota, memberikan lapangan pekerjaan kepada
karyawan, memberikan bantuan keuangan dan lain sebagainya. Sehingga dengan demikian dalam syirkah ini tidak ada unsur kezaliman dan pemerasan dari orang
kaya terhadap orang miskin. Berdasarkan pengertian diatas maka menurut Mahmud Syaltut syirkah ta’awuniyah dapat dibenarkan dalam Islam.
Demikian juga dengan Kopontren USP Darul Muttaqien termasuk syirkah ta’awuniyah,
karena usaha bersama di bidang ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat pesantren Darul Muttaqien Parung ini banyak memberikan manfaat
bagi para anggotanya yang membutuhkan tambahan modal untuk pengembangan usahanya, serta membantu mereka menghindari jeratan rentenir ketika mereka
sedang kesulitan keuangan.
C. Landasan Hukum dan Asas Koperasi
Dalam UUD 1945 pada pasal 33 ayat 1 berbunyi: “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asa
kekeluargaan”. Dan penjelesannya berbunyi: “Dasar ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pinpinan atau pemilikan anggota
masyarakat”.
15
15
Departemen Kehakiman RI, Pokok-pokok undang-undang Dasar Tahun 1945, Jakarta: Balai Pustaka, 1991 cet. 13, h.34.
Penjelasan pasal diatas menerangkan kepada kita bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang, sebab itu
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Bumi, air Indonesia dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat Indonesia. Kekayaan alam itu harus dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat baik materil
maupun spirituil. Kekayaan alam itu harus dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia dengan menyelenggarakan susunan ekonomi atas asas kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Bangun yang sesuai dengan ini ialah koperasi. Hal ini tercantum dalam Undang-undang koperasi No 25 tahun 1992: “ Koperasi
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 serta berdasarkan atas asas kekeluargaan.”
16
Dalam Islam syirkah bentuk koperasi dibolehkan, karena koperasi termasuk dalam syirkah ta’awuniyah. Para ulama fiqih mendasarkan hal tersebut
pada firman Allah dalam surat sa 38: 24 yang berbunyi: ﺏ
ﺏ ی
+ ,
- .
1 2
: 34
5 Artinya: “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang yang berserikat itu
sebahagian mereka berbuat dzalim kepada sebahagian yang lain kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, dan amat sedikitlah mereka
itu.”
Ayat di atas menjelaskan kebolehan berserikat atau bekerjasama dalam hal kebaikan tentunya, seperti syirkah ta’awuniyah yang secara bahasa dirtikan
bekerjasama dalam tolong menolong. Ini sesuai dengan yang disyaratkan ayat
16
Sagimun , koperasi Sokoguru Ekonomi Nasional Indonesia, h.20.
tersebut di atas yaitu hanya orang yang beriman dan beramal solehlah yang mampu bekerjasama dalam kebaikan tanpa mendzalimi pihak lain atau partner
bisnisnya. Disamping ayat di atas dijumpai pada sabda Rasulullah yang
membolehkan adanya akad syirkah. Dalam sebuah hadits qudsy Rasulullah bersabda:
6ﺏ ی
7 8
9 :
- ;
ی= ;
6ﻥ ﺙ
A ی
B ی
6 ﺡ
D ﺹ
ﺡ :
9F G
ﺥ ﻥ
: ﺥ
I J
ﺏ 1
K L 8 5
Artinya: “ Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman, Aku Allah adalah orang ketiga dalam
perserikatan antara dua orang, selama salah seorang tidak mengkhianati yang lain, jika diantara mereka ada yang berkhianat maka Aku meninggalkan mereka
berdua.” HR. Muslim
Atas dasar ayat dan hadits di atas pula para ulama fiqih menyatakan
bahwa akad syirkah koperasi mempunyai landasan yang kuat dalam agama Islam.
17
Dari ketentuan-ketentuan hukum di atas baik dari segi hukum positif ataupun hukum agama Islam, jelaslah sudah bahwa koperasi boleh dilaksanakan
karena sama sekali tidak bertentangan dengan hukum, akan tetapi sesuai dengan peraturan pemerintahan dan peraturan agama, bahkan koperasi banyak sekali
memberikan manfaat bagi para anggotanya yang mayoritas kelas menengah ke bawah ini.
17
Haroen, Fiqih Mu’amalah, h.167.
D. Tujuan dan Fungsi Koperasi