1.2. Rumusan Masalah
Penelitian mengenai dampak merokok terhadap penyakit seperti katarak, degenerasi makular dan lainnya telah banyak diteliti. Namun, penelitian mengenai
pengaruh asap rokok terhadap permukaan mata masih sedikit walaupun merokok telah dikenal sebagai zat iritan. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dampak asap rokok terhadap frekuensi mengedip yang dipengaruhi oleh kontinuitas film air mata, dan keluhan yang dirasakan pada mata.
Rumusan masalah yang akan dievaluasi penulis adalah sebagai berikut. Apakah terjadi perubahan frekuensi mengedip pada mata dan bagaimana keluhan-
keluhan yang dirasakan pada mata yang sering terpapar dengan asap rokok?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Yang menjadi tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara frekuensi mengedip dan keluhan yang dirasakan
pada mata yang sering terpapar dengan asap rokok dengan mata yang jarang terpapar.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan frekuensi mengedip dan keluhan yang dirasakan serta frekuensinya
pada mata yang sering terpapar dengan asap rokok dibandingkan dengan mata yang jarang terpapar.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan: a. Meningkatkan pengetahuan baik mahasiswa kedokteran ataupun masyarakat
mengenai dampak paparan asap rokok pada mata. b. Masyarakat lebih peduli terhadap bahaya paparan asap rokok pada mata
perokok sendiri maupun orang disekitar yang juga terpapar.
Universitas Sumatera Utara
c. Kesadaran masyarakat terutama mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk tidak merokok atau mengurangi jumlah konsumsi rokok
setiap harinya. d. Pemerintah, pemerintah setempat ataupun instansi-instansi dapat membentuk
kawasan bebas rokok dan membangun smoking area untuk perokok. e. Mahasiwa kedokteran lainnya dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai
dasar pertimbangan atau stimulus untuk memperluas ataupun meneliti dari sudut pandang yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Ada berbagai mekanisme untuk melindungi permukaan okuler dari hal-hal yang berbahaya seperti refleks dan alis mata serta struktur mata sendiri yaitu bulu mata,
kelopak mata palpebra, film prekorneal atau film air mata dan epitel pada permukaan mata. Berikut adalah penjelasan dari palpebra dan film prekorneal
yang berhubungan dengan penelitian ini Encyclopædia Britannica, 2007.
2.1. Palpebra
2.1.1. Anatomi
A. Struktur
Struktur mata yang berfungsi sebagai proteksi lini pertama adalah palpebra. Fungsinya adalah mencegah benda asing masuk, dan juga membantu
proses lubrikasi permukaan kornea. Pembukaan dan penutupan palpebra diperantarai oleh muskulus orbikularis okuli dan muskulus levator palpebra.
Muskulus orbikularis okuli pada kelopak mata atas dan bawah mampu mempertemukan kedua kelopak mata secara tepat pada saat menutup mata. Pada
saat membuka mata, terjadi relaksasi dari muskulus orbikularis okuli dan kontraksi dari muskulus levator palpebra di palpebra superior. Otot polos pada
palpebra superior atau muskulus palpebra superior Müller muscle juga berfungsi dalam memperlebar pembukaan dari kelopak tersebut. Sedangkan, palpebra
inferior tidak memiliki muskulus levator sehingga muskulus yang ada hanya berfungsi secara aktif ketika memandang kebawah Encyclopædia Britannica,
2007 Selanjutnya adalah lapisan superfisial dari palpebra yang terdiri dari kulit,
kelenjar Moll dan Zeis, muskulus orbikularis okuli dan levator palpebra. Lapisan dalam terdiri dari lapisan tarsal, muskulus tarsalis, konjungtiva palpebralis dan
kelenjar meibom Wagner, 2006.
Universitas Sumatera Utara