Hemodialisis Pembatasan Garam pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik

Klasifikasi tersebut tampak pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik Berdasarkan Derajat Penyakit Derajat Penjelasan LFG mlmenit1,73m2 1 Kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal yang masih normal ≥ 90 2 Kerusakan ginjal dengan penurunan ringan fungsi ginjal 60-89 3 Kerusakan ginjal dengan penurunan sedang fungsi ginjal 30-59 4 Kerusakan ginjal dengan penurunan berat fungsi ginjal 15-29 5 Gagal ginjal, umumnya membutuhkan tindakan terapi pengganti berupa hemodialisis, peritoneal dialisis atau transplantasi ginjal 15 Klasifikasi berdasarkan diagnosis etiologi, penyakit ginjal dibagi dalam tiga kelompok yaitu : 1. Penyakit ginjal diabetik 2. Penyakit ginjal non diabetik 3. Penyakit ginjal transplantasi Di Indonesia penyebab terbanyak dari GGK yang menjalani HD adalah Glomerulonefritik kronik, namun pada masa sekarang ini terlihat kecendrungan peningkatan penyakit DM terutama DM tipe 2 sebagai salah satu alasan memerlukan terapi pengganti ginjal.

2.2. Hemodialisis

Hemodialisis merupakan terapi pengganti faal ginjal dengan tujuan untuk mengeluarkan eliminasi sisa-sisa metabolisme protein dan koreksi gangguan keseimbangan air dan elektrolit antara kompartemen darah pasien dengan kompartemen larutan dialisat melalui selaput membran semipermeabel yang bertindak sebagai ginjal buatan artificial kidney atau dializer. Pasien hemodialisis harus mendapat asupan makanan yang cukup agar tetap dalam gizi yang baik. Gizi kurang merupakan prediktor yang penting untuk terjadinya kematian pada pasien hemodialisis. Asupan protein diharapkan 1-1,2 Universitas Sumatera Utara gkgBBhari dengan 50 terdiri atas protein dengan nilai biologis tinggi. Asupan kalium diberikan 40-70 mEqhari. Pembatasan kalium sangat diperlukan karena itu makanan tinggi kalium seperti buah-buahan dan umbi-umbian tidak dianjurkan dikonsumsi. Jumlah asupan cairan dibatasi sesuai dengan jumlah air kencing yang ada ditambah insesible water loss. Asupan natrium dibatasi 40-120 mEqhari guna mengendalikan tekanan darah dan edema. Asupan tinggi natrium akan menimbulkan rasa haus yang selanjutnya mendorong pasien untuk minum. Bila asupan cairan berlebihan maka selama periode di antara dialisis akan terjadi kenaikan berat badan yang besar. Hemodialisis di Indonesia dimulai pada tahun 1970 dan sampai sekarang telah dilaksanakan di banyak rumah sakit rujukan. Di Indonesia hemodialisis dilakukan 2 kali seminggu dengan setiap hemodialisis dilakukan 2 kali seminggu dengan setiap hemodialisis dilakukan selama 5 jam, di sentral dialisis lain ada juga dialisis yang dilakukan 3 kali seminggu dengan lama dialisis 4 jam.

2.3. Pembatasan Garam pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik

Para ahli penyakit ginjal telah mengetahui dampak asupan tinggi natrium pada tekanan darah, gangguan keseimbangan cairan tubuh, dan meningkatnya berat badan antara waktu dialisis pada pasien penyakit ginjal kronik. Penelitian Bellizzi dkk 2007 yang melibatkan 110 pasien penyakit ginjal kronik stadium 4 dan 5 menunjukkan bahwa penurunan asupan garam selama 6 bulan penelitian, ternyata dapat mengendalikan tekanan darah. Peranan pembatasan asupan garam pada pasien dialisis diperkuat juga oleh Dr. Paul W. Sanders, dari Universitas Alabama, Birmingham 2007 yang menegaskan kaitan antara pembatasan asupan garam dengan penurunan volume cairan ekstraselular dapat meningkatkan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik stadium terminal. Kidney Disease Outcome Quality Initiative KDOQI dalam pedoman tatalaksana hipertensi pada pasien penyakit ginjal kronik menganjurkan untuk membatasi asupan garam sebesar 2,4gramhari, sehingga dapat mengurangi masuknya cairan yang berlebih ke ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah. Universitas Sumatera Utara

2.4. Hipertensi Pada Pasien Hemodialisis

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Gagal Ginjal yang Menjalani Hemodialisis di RSUP. H. Adam Malik pada Tahun 2013

0 45 64

Perbedaan Angka Kejadian Tension-Type Headache Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis dengan Orang Yang Sehat (Normal) di RSUP. H. Adam Malik Medan

3 60 60

Hubungan Penyakit Ginjal Kronis dengan Kondisi Higiene Oral pada Penderita Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Stabil di RSUP H.Adam Malik Medan

1 76 115

Gambaran Tingkat Depresi dan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011.

8 114 68

Perbedaan Angka Kejadian Tension-Type Headache Pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis dengan Orang Yang Sehat (Normal) di RSUP. H. Adam Malik Medan

1 39 60

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di RSUP H Adam Malik Medan terhadap Kebiasaan Minum

1 40 59

Tingkat Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Reguler dalam Menjaga IDWG Normal di RSUP H. Adam Malik Medan September-Oktober 2014

3 73 81

Gambaran Klinis Penderita Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang

0 1 9

Hubungan Penyakit Ginjal Kronis dengan Kondisi Higiene Oral pada Penderita Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Stabil di RSUP H.Adam Malik Medan

0 0 24

HUBUNGAN PENYAKIT GINJAL KRONIS DENGAN KONDISI HIGIENE ORAL PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL YANG MENJALANI HEMODIALISIS STABIL DI RSUP H.ADAM MALIK MEDAN

0 0 12