2.4. Hipertensi Pada Pasien Hemodialisis
Pasien-pasien yang menjalani hemodialisis reguler sering bersamaan dengan hipertensi yang mengakibatkan pembesaran jantung kiri LVH. Salah
satu faktor penyebab tersering keadaan tersebut adalah kelebihan volume cairan tubuh dan kelebihan garam.
Dalam keadaan normal ginjal berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan volume cairan tubuh intra dan ekstraselular tetap konstan agar sel
berfungsi adekuat. Keseimbangan ini dipertahankan dengan mengatur ekskresi urin dan elektrolit sesuai dengan jumlah masukan dan produksi endogen tubuh.
Dalam konsep pressure-natriuresis, Guyton mengajukan pendapatnya mengenai dominannya peran fungsi ekskresi volume ginjal dalam mengatur
tekanan darah. Manusia pada umumnya mempunyai masukan garam, air, dan seluruh komponen cairan ekstraselular. Bila tekanan darah meningkat maka
pengeluaran akan melebihi masukan, dan volume cairan tubuh menurun sehingga tekanan darah kembali pada nilai awal. Bila tekanan ini di bawah nilai awal
tersebut maka pengeluaran menurun sehingga pemasukan melebihi pengeluaran, dan tekanan darah meningkat lagi ke nilai awal ataupun nilai imbang.
Kemampuan mekanisme ginjal untuk mengembalikan tekanan darah ke nilai ambang berjalan secara dinamik diantara pemasukan dan pengeluaran, dan
merupakan ciri sistem kendali tekanan darah. Keadaan ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti neurohormonal, gemetik dan kelainan ginjal yang
mempengaruhi kemampuannya untuk mengeluarkan cairan dan garam. Terjadinya hipertensi disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal
mengeluarkan sejumlah cairan dan garam yang cukup dengan tekanan darah yang normal. Akibatnya adalah penumpukan cairan dan garam yang membuat tekanan
darah meningkat. Hipertensi dan penyakit ginjal kronik memiliki kaitan yang erat.
Hipertensi mungkin merupakan penyakit primer dan menyebabkan kerusakan pada ginjal, sebaliknya penyakit ginjal kronik dapat menyebabkan hipertensi atau
ikut berperan pada hipertensi melalui mekanisme retensi natrium dan air,
Universitas Sumatera Utara
pengaruh vasopressor dari sistem renin-angiotensin, dan mungkin pula melalui defisiensi prostaglandin.
2.5. Perilaku