hampir 50. Studi epidemiologi mengungkapkan bahwa morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular pada pasien yang menjalani dialisis lebih
tinggi 10-30 kali dibandingkan populasi umum dan meningkat 44 kali pada penderita diabetes Doloksaribu, 2008.
Masalah asupan garam ini masih menjadi problema tersendiri dalam hal pengaturan berat badan yang biasanya disebabkan oleh ketidaktahuan atau
ketidakpatuhan pasien yang menjalani hemodialisis terhadap pentingnya pembatatasan garam. Penelitian Bellizzi dkk 2007 yang melibatkan 110 pasien
penyakit ginjal kronik stadium 4 dan 5 menunjukkan bahwa penurunan asupan garam selama 6 bulan penelitian, ternyata dapat mengendalikan tekanan darah.
Peranan pembatasan asupan garam pada pasien dialisis diperkuat juga oleh Dr. Paul W. Sanders, dari Universitas Alabama, Birmingham 2007 yang
menegaskan kaitan antara pembatasan asupan garam dengan penurunan volume cairan ekstraselular dapat meningkatkan kualitas hidup pasien penyakit ginjal
kronik stadium terminal. Oleh karena itu masalah-masalah yang sudah disebutkan di atas dapat
berkembang dan sangat tergantung pada perilaku penderita penyakit ginjal kronik tentang pentingnya pembatasan garam. Sepengetahuan saya belum ada penelitian
yang meneliti pengetahuan, sikap, dan tindakan penderita penyakit ginjal kronik tentang pentingnya pembatasan garam di Indonesia terutama di Medan, sehingga
saya tertarik untuk melakukan penelitian ini.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
Bagaimana pengetahuan, sikap, dan tindakan pasien Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisis reguler di RSUP H Adam Malik Medan tentang pentingya
pembatasan garam?
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Diketahuinya pengetahuan, sikap, dan tindakan pasien Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisis reguler di RSUP H Adam Malik Medan
tentang pentingya pembatasan garam.
1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Menilai tingkat pengetahuan pasien Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani
Hemodialisis reguler di RSUP H Adam Malik Medan tentang pentingnya pembatasan garam.
b. Mengetahui sikap pasien Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisis
reguler di RSUP H Adam Malik Medan tentang pentingnya pembatasan garam.
c. Mengetahui tindakan pasien Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani
Hemodialisis reguler di RSUP H Adam Malik Medan tentang pentingnya pembatasan garam.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : a.
Dinas Kesehatan setempat Mendapatkan data sebagai bahan masukan untuk menyusun program
kesehatan dalam rangka menurunkan angka kematian. b.
Peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam meneliti.
c. Pasien
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis reguler dalam
upaya pembatasan garam.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik adalah kerusakan struktur dan penurunan fungsi ginjal yang bisa berdampak pada ketidakmampuan ginjal untuk mempertahankan
keseimbangan dan integritas tubuh yang terjadi secara bertahap hingga mencapai fase penurunan faal ginjal tahap akhir atau merupakan penurunan semua faal
ginjal secara bertahap diikuti penimbunan sisa metabolisme protein dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Akumulasi cairan dan sisa-sisa metabolisme
tubuh dapat menyebabkan suatu keadaan yang disebut azotemia dan uremia. Kriteria gagal ginjal kronik adalah :
1. Kerusakan ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan, terlihat dari abnormalitas struktur ataupun fungsi ginjal dengan atau tanpa penurunan Laju Filtrasi
Glomerulus LFG, yang bermanifestasi : •
abnormalitas secara patologik •
terdapat tanda-tanda kerusakan ginjal, termasuk abnormalitas pada komposisi darah dan urin atau abnormalitas dalam pemeriksaan pencitraan ginjal
2. Laju filtrasi glomerulus 60 mlmenit1,73m2 selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
2.1.1. Klasifikasi
Klasifikasi penyakit ginjal kronik dibagi atas dua hal yaitu, berdasarkan derajat stage penyakit dan diagnosis etiologi. Klasifikasi yang berdasarkan
derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG, yang dihitung dengan mempergunakan rumus Kockcroft-Gault sebagai berikut :
72 140
2 73
, 1
dl mg
lasma kreatininp
BB umur
m menit
ml LFG
× ×
− =
pada perempuan dikalikan 0,85
Universitas Sumatera Utara