KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

79

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab berikut ini akan berisi mengenai kesimpulan atas sejumlah hasil yang diperoleh dalam penelitian ini. Selanjutnya kesimpulan ini akan didiskusikan berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, dan pada akhir bab akan dikemukakan saran bagi penelitian selanjutnya serta berbagai pihak yang terkait dengan tema permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. V.A. Kesimpulan Sesuai dengan hipotesa dalam penelitian ini, dapat ditarik sejumlah kesimpulan berdasarkan analisa dan interpretasi data penelitian yang ada, yaitu : 1. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan loneliness pada individu yang melajang ditinjau dari locus of control. Hasil ini juga menggambarkan bahwa individu yang berorientasi eksternal lebih merasa lonely dibandingkan dengan individu yang berorientasi internal . 2. Hasil penelitian ini menunjukkan skor rata-rata tingkat loneliness subjek penelitian lebih rendah daripada skor rata-rata loneliness pada umumnya berdasarkan skala loneliness yang disusun oleh peneliti mean empirik mean hipotetik. 3. Hasil tambahan penelitian menunjukkan bahwa : a. Aspek loneliness yang paling sering dirasakan oleh individu adalah aspek depression, diikuti oleh aspek impatient boredom, kemudian aspek desperation, dan terakhir aspek self-deprecation. Universitas Sumatera Utara 80 b. Aspek locus of control yang paling besar menyebabkan loneliness adalah kesempatan, diikuti oleh pengaruh orang lain, usaha, kemampuan, dan terakhir nasib. Namun, hanya nasib yang signifikan terhadap loneliness. c. Ada perbedaan loneliness bila ditinjau dari usia dan status pekerjaan. d. Tidak ada perbedaan loneliness bila ditinjau dari jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. V.B. Diskusi Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu lajang yang memiliki locus of control eksternal cenderung lebih merasa lonely dibandingkan dengan individu yang memiliki locus of control internal. Sesuai dengan pendapat Rotter yang menyatakan individu yang Hal ini memperkuat pendapat Jones dalam Baron Byrne, 1992 yang menyatakan bahwa individu dewasa yang tidak memiliki hubungan kedekatan emosional yang intim dengan seseorang merupakan akibat dari kurang atau tidak adanya kontrol yang dilakukan individu dalam menghadapi loneliness tersebut. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan Stone dan Jackson dalam Howard, 1996 bahwa individu yang lebih berorientasi internal berkeyakinan bahwa mereka mempunyai kontrol yang lebih dalam mengendalikan kejadian yang dialaminya loneliness dibandingkan individu yang lebih berorientasi eksternal. Hal ini terlihat dari hasil penelitian dimana skor rata-rata individu dengan locus of control eksternal lebih tinggi daripada individu dengan locus of control internal yang berarti individu lajang menganggap bahwa loneliness yang dialaminya lebih disebabkan oleh faktor-faktor diluar dirinya yang Universitas Sumatera Utara 81 tidak dapat dikendalikan bukan karena perilakunya sendiri. Bila dari aspek locus of control terlihat hasilnya bahwa aspek eksternal kesempatan dan pengaruh orang lain lebih menyebabkan munculnya loneliness daripada aspek internal usaha dan kemampuan. Hal ini sejalan dengan pendapat Rotter dalam Schultz Schultz, 1994 bahwa individu yang mengembangkan orientasi internal lebih bertanggung jawab terhadap kejadian yang dialami sehingga bila mengalami kegagalan mereka akan bekerja keras untuk mengatasinya. Berbeda dengan individu yang mengembangkan orientasi eksternal, mereka kurang bertanggung jawab dan tidak mau bekerja keras terhadap kegagalan yang dialaminya sehingga individu cenderung bersikap pasrah conform terhadap kejadian yang dialaminya. Dengan demikian, dapat dinyatakan individu yang berorientasi eksternal mempunyai kecenderungan untuk mengalami loneliness lebih tinggi daripada individu yang berorientasi eksternal. Berdasarkan empat aspek perasaan loneliness yang dirasakan individu yaitu desperation, impatient boredom, self-deprecation, dan depression ditunjukkan bahwa perasaan yang paling sering dirasakan oleh individu adalah perasaan depression rasa sedih yang mendalam dan terus menerus dan perasaan yang jarang dirasakan adalah self-deprecation menyalahkan diri sendiri. Hal ini dapat saja terjadi karena didalam perasaan depression, merupakan suatu kondisi atau situasi faktor eksternal yang menyebabkan munculnya rasa lonely tersebut seperti rasa sedih, kosong, terkucil, diasingkan, murung, dan ingin bersama seseorang yang khusus, dibandingkan dengan perasaan self-deprecation yang Universitas Sumatera Utara 82 indikator kesemuanya mengarah pada diri sendiri faktor internal seperti merasa diri tidak menarik, rendah diri, bodoh, malu, dan tidak nyaman. Bila dikaitkan dengan locus of control, data ini mendukung hasil penelitian bahwa orang yang memiliki tingkat loneliness tinggi cenderung menyalahkan keadaan atau situasi eksternal daripada menyalahkan perilaku diri sendiri internal. Ditinjau dari segi usia, individu yang berusia 33-39 tahun lebih merasakan lonely saat mereka tidak mempunyai pasangan dibandingkan individu yang berusia 19-25 tahun. Hal ini mendukung pernyataan Peplau, Russell, dan Heim, serta Perlman dan Peplau dalam Brehm et al, 2002 bahwa pertambahan usia dapat mempengaruhi keinginan individu untuk berhubungan dengan orang lain dimana kebutuhan seseorang akan suatu hubungan yang memiliki komitmen secara emosional akan semakin meningkat seiring dengan usia yang terus bertambah, dan bila tidak mendapatkannya individu akan merasa lonely. Jika dilihat dari jenis kelamin, laki-laki dan perempuan ditemukan tidak memiliki perbedaan dalam menghadapi loneliness tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Borys dan Perlman dalam Dane, Deaux, Wrightsman, 1993 yang menyatakan bahwa hal ini bisa saja terjadi karena laki-laki dan perempuan menunjukkan frekuensi yang sama saat mengalami loneliness, karena itu ketika laki-laki dan perempuan tidak memiliki pasangan mereka tidak terlalu menunjukkan loneliness yang berbeda. Dari data terlihat bahwa perempuan lebih merasa lonely dibandingkan dengan laki-laki. Hasil ini mendukung pernyataan Borys dan Perlman dalam Brehm et al, 2002 yang menyatakan bahwa perempuan lebih mudah menunjukkan ekspresi lonely dibandingkan laki-laki. Universitas Sumatera Utara 83 bahwa laki-laki lebih sulit menyatakan loneliness secara tegas dibandingkan perempuan dimana sebagian besar dari laki-laki menyangkal bahwa dirinya sedang merasa lonely. Namun, dalam penelitian ini ekspresi lonely tidak diteliti. Bila dikaitkan lagi dengan usia, Spelman dan Rider 2003 serta Hurlock 1999 menyatakan bahwa perempuan lajang yang usianya sudah seharusnya menikah, tetapi belum juga memiliki pasangan akan membuat loneliness menjadi semakin meningkat. Diperkuat lagi oleh pendapat Basow 1992 yang menyatakan bahwa walaupun laki-laki maupun perempuan tidak dapat memenuhi kebutuhan intimasinya need for intimacy, mereka dapat memenuhi kebutuhan tersebut melalui hubungannya dengan orang lain need for affiliation sehingga mereka mendapat banyak dukungan sosial dari orang lain dan memperoleh kepuasan atas hubungan yang dimilikinya tersebut. Dalam hal ini, hubungan dengan orang lain tersebut dapat diperoleh melalui keluarga dan teman-teman terdekat. Dari tingkat pendidikan dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara individu yang tingkat pendidikannya tinggi dengan individu yang tingkat pendidikannya rendah. Hasil ini tidak sesuai dengan pendapat Page dan Cole’s dalam Brehm et al, 2002 yang menyatakan bahwa pendidikan mempunyai memiliki korelasi terbalik dengan loneliness. Namun, hal tersebut bisa saja terjadi, Azwar 1995 menyatakan bahwa lembaga pendidikan turut meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Socrates dalam Ahmadi, 2002 juga menyatakan bahwa dengan pendidikan, seseorang dapat mengembangkan daya pikirnya sehingga memungkinkan untuk mengerti Universitas Sumatera Utara 84 pokok-pokok kesusilaan. Dengan begitu, individu yang sudah memiliki pendidikan menganggap bahwa loneliness bukanlah suatu keadaan yang perlu untuk dikhawatirkan. Penjelasan teori ataupun pendapat tokoh mengenai hubungan tingkat pendidikan dengan loneliness yang dialami individu masih kurang sehingga perlu diteliti lebih lanjut. Pada status pekerjaan yang dimiliki oleh individu ditunjukkan bahwa ada perbedaan perasaan lonely yang dialami oleh individu yang bekerja dengan yang tidak bekerja dimana individu yang bekerja lebih merasa lonely dibandingkan individu yang tidak bekerja. Dalam hal ini, bisa saja individu yang tidak bekerja itu merupakan individu yang sedang mulai mempersiapkan karir mereka, dan individu yang bekerja merupakan individu yang sudah memiliki pendapatan. Hasil ini dapat memperkuat pernyataan yang dikemukakan Peplau, Russell, dan Heim, serta Perlman dan Peplau dalam Brehm et al, 2002 bahwa saat individu sedang mulai mempersiapkan karirnya, kebutuhan akan keterlibatan emosional yang dekat dengan seseorang bukanlah merupakan hal yang begitu diinginkannya. Akan tetapi, saat individu merasa bahwa karir atau pekerjaannya sudah mapan maka individu mulai merasakan kebutuhan yang besar akan seseorang yang dekat secara emosional dengan dirinya. Rubenstein dan Shaver dalam Brehm et al, 2002 juga menyatakan bahwa ketidakadekuatan hubungan yang disebabkan individu sedang memulai pekerjaannya dislocation dapat menimbulkan perasaan lonely dalam dirinya. Hal ini terlihat dari data penelitian dimana individu yang bekerja memang memiliki loneliness yang lebih tinggi daripada individu yang Universitas Sumatera Utara 85 tidak bekerja. Dengan demikian, status pekerjaan memang memiliki korelasi dengan loneliness. Akan tetapi, jika status pekerjaan yaitu pada individu yang bekerja, bila dikaitkan dengan tingkat pendapatan yang dimilikinya terlihat bahwa tidak ada perbedaan antara individu yang memiliki pendapatan tinggi, individu yang memiliki pendapatan sedang, dan individu yang memiliki pendapatan rendah. Tingkat pendapatan yang dimiliki individu ini berkaitan dengan status sosial ekonomi yang dimilikinya. Hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Weiss dalam Brehm et al, 2002 bahwa status sosial ekonomi memiliki korelasi dengan loneliness dimana individu yang memiliki pendapatan rendah cenderung lebih merasa lonely dibandingkan yang memiliki pendapatan tinggi. Namun, penelitian dan penjelasan lebih lanjut mengenai tingkat pendapatan yang dimiliki individu sehubungan dengan loneliness yang dialaminya masih kurang sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi. V.C. Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka ada beberapa saran yang diberikan oleh peneliti untuk menyempurnakan penelitian lebih lanjut, antara lain: 1. Saran untuk Individu Hubungan kedekatan emosional dengan seseorang merupakan hal yang penting dimiliki oleh individu. Hilang atau ketiadaan hubungan dengan pasangan dapat menimbulkan perasaan lonely yang dalam diri seseorang Universitas Sumatera Utara 86 sehingga membawa dampak negatif bagi kesehatan individu, karena itu individu perlu mengurangi dan mengatasi rasa lonely tersebut. Cara yang mungkin dapat dilakukan individu antara lain mengembangkan sikap yang positif terhadap orang lain, menggunakan cara yang aktif dalam menjalin suatu hubungan, meningkatkan keterampilan sosialnya untuk membangun suatu kedekatan emosional dengan seseorang, meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri dengan tidak menghindari kontak-kontak sosial ataupun pertemuan-pertemuan yang dapat membantu individu untuk menjalin dan membangun suatu hubungan, mencari pertemanan untuk menghabiskan waktu senggang bersama-sama. Dengan mengemabangkan perilaku interpersonal yang baik diharapkan dapat membantu indvidu mengurang dampak negatif dari loneliness tersebut. 2. Saran untuk penelitian selanjutnya a. Pada penelitian ini, peneliti menyadari bahwa hasil yang diperoleh belum tergali secara mendalam, oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan metode lebih mendalam untuk melengkapinya melalui wawancara sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai penghayatan loneliness yang dirasakan oleh individu. Seperti yang diketahui bahwa loneliness ini merupakan pengalaman subjektif individu yang mana dalam memaknainya setiap orang memiliki interpretasi yang berbeda-beda. Universitas Sumatera Utara 87 b. Penelitian ini menggunakan teknik yang non random probability sehingga kurang mewakili populasi, untuk penelitian selanjutnya diharapkan melakukan teknik pengambilan sampel yang lebih representatif seperti teknik random sampling sehingga didapatkan sampel yang dapat mewakili setiap individu dan didapatkan variasi subjek yang lebih banyak didalam populasi. c. Penelitian selanjutnya juga disarankan untuk meneliti lanjut mengenai tingkat loneliness yang dirasakan oleh individu bila ditinjau berdasarkan usia dengan menggunakan sampel penelitian yang berada pada tingkat usia yang bervariasi. Dengan demikian dapat diketahui sejauhmana tingkat usia mempengaruhi tingkat loneliness yang dialami oleh seseorang. d. Penelitian selanjutnya disarankan juga untuk melihat tingkat loneliness yang dirasakan individu dari subjek yang bekerja dan tidak bekerja, sehingga dapat diperoleh bagaimana status pekerjaan seseorang mempengaruhi loneliness yang dihadapi oleh individu. Universitas Sumatera Utara 88 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. 2000. Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Azwar, S. 2005. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar Azwar, S. 2002. Reliabiltas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, S. 1997. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, R. A., Byrne, D. 1992. Social Psychology: Understanding Human Interaction, 6 th edition. USA: Allyn Bacon Basow, S. 1992. Gender, Stereotype, Role. California: Brooks-Cole Publishing Company Brehm, S. S., Campbell, S. M., Miller, R. S., Perlman, D. 2002. Intimate Relationships, 3 th edition. New York: McGraw-Hill Corcoran, K Fisher, J. 1987. Measures for Clinical Practice. New York: The Free Press Dane, F. C., Deaux, K., Wrightsman, L. S. 1993. Social Psychology in the 90’s, 6 th edition. USA: Brooks-Cole Publising Company Feist Feist 2002. Theories of Personality. California: Brooks-Cole Publishing Company Hadi, S. 2000. Metodologi Research jilid I-IV. Yogyakarta: Penerbit Andi Hawkley, L. C., Burleson, M. H., Berntson, G. G., Cacioppo, J. T. 2003. Loneliness in Everyday Life : Cardiovascular, Psychososial context, and Universitas Sumatera Utara 89 Health Behavior. Journal of Personality and Social Psychology, 85, pp.105- 120 Hendrick, S., Hendrick, S. 1992 Liking, Loving, and Relating, 2 nd edition. California: Brooks-Cole Publishing Company Hofmann, L., Paris, S., Hall, E. 1994. Developmental Psychology Today, 4 th . New York: Mc-Graw Hill Hogg, M. A., Vaughan, G. M. 2002. Social Psychology, 3 th edition. London: Pearson Education Limited Howard, D. E. 1996. The Relationship of Internal Locus of Control and Female Role Models in Female College Students. Doctoral Dissertation. www.dianehoward.comDissertation.html. Tanggal akses 30 Agustus 2007. Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Masa Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga Joyner, T. E., Latanzaro, S. J., Rudo, M. D., Rajab, M. H. 1999. The Case for A Hierarchical, Oblique, and Bidimensional Structure of Loneliness. Journal of Social and Clinical Psychology, 18, pp.47-75 Kerlinger, F. 2002. Asas-asas Penelitian Behavioral. Edisi ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Langdridge, D. 2004. Research Methods and Data Analysis in Psychology. England: Pearson Prentice Hall Morris, C G., Maisto, A. A. 2005. Basic Psychology. New Jersey: Prentice- Hall Myers, D.G. 1999. Social Psychology, 5 th edition. New York: McGraw-Hill Universitas Sumatera Utara 90 Papalia, D. E., Olds, S. W., Feldman, R. D. 2004. Human Development, 10 th edition. USA: McGraw-Hill Partosuwido, S. R. 1993. Penyesuaian Diri Mahasiswa dalam Kaitannya dengan Konsep Diri, Pusat Kendali, dan Status Perguruan Tinggi. Jurnal Psikologi. Yogyakarta No. 1, 32-47 Pervin, L. A., Cervone, D., John, O. P. 2005. Personality Theory and Research. USA: Wiley International Phares, J. E. 1992. Clinical Psychology: Concepts, Methods, Profession, 4 th edition. California: Brooks-Cole Publishing Company Robinson, K., Bessel, S. 2002. Women In Indonesia: Gender, Equity, and Development. Indonesia Assessment Series. Singapore: Institute of Shoutheast Asian Studies Rokach, A. 1998. The Relation of Cultural Background to The Causes of Loneliness. Journal of Social and Clinical Psychology, 17, pp.75-88 Santrock, J. W. 1995. Life-Span Development. Edisi kelima, jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga Santrock, J.W. 2002. Life-Span Development, 8 th edition. USA: Mc-GrawHill Schultz, D., Schultz, S. E. 1994. Theories of Personality, 5 th edition. California: Brooks-Cole Publishing Company Taylor, S. E., Peplau, A. L., Sears, D. O. 2000. Social Psychology, 10 th edition. USA: Prentice Hall Weiten , W., Llyod, M. 2006. Psychology Applied to Modern Life, 8 th edition. Singapore: Thomson Wadsworth Universitas Sumatera Utara Dengan hormat, Dalam rangka menyelesaikan studi di Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Saya bermaksud mengadakan penelitian. Untuk itu Saya membutuhkan sejumlah data yang hanya Saya peroleh dengan adanya kerjasama dari Anda dalam mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, dimana setiap bagian memiliki petunjuk pengisian masing-masing. Saya berharap agar Anda memperhatikan setiap petunjuk dari kuesioner dengan baik. Baca dan pahamilah setiap pernyataan, dan kemudian berilah jawaban pada pernyataan yang menggambarkan diri Anda, sesuai dengan petunjuk pengisian pada setiap bagian. Setelah itu, periksalah kembali jawaban Anda supaya tidak ada pernyataan yang terlewati. Pilihlah pernyataan yang benar-benar sesuai dengan diri Anda yang sesungguhnya. Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda-beda sehingga tidak ada jawaban yang benar dan tidak ada jawaban yang salah. Karena itu, Saya berharap Anda bersedia memberikan jawaban Anda sendiri sejujur-jujurnya, tanpa mendiskusikannya dengan orang lain. Semua jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini saja. Bantuan Anda dalam menjawab setiap pernyataan pada kuesioner ini merupakan bantuan yang amat besar artinya bagi kualitas penelitian ini. Untuk itu, Saya mengucapkan terima kasih. Hormat Saya, Peneliti Astry Evana P.Y.H Universitas Sumatera Utara IDENTITAS DIRI 1. Usia : tahun 2. Jenis kelamin : L P 3. Pendidikan Terakhir : SDSMPSMUD1D2D3S1S2 4. Suku : Coret yang tidak sesuai Saat ini Anda : beri tanda checklist Bekerja, dengan pendapatan: lingkari pilihan Anda a. Rp 500.000,00 b. Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 c. Rp 1.000.001,00 – Rp 2.000.000,00 d. Rp 2.000.001,00 – Rp 3.000.000,00 e. Rp 3.000.001,00 – Rp 4.000.000,00 f. Rp 4.000.000,00 Tidak Bekerja Universitas Sumatera Utara

Bagian 1 PETUNJUK PENGISIAN