Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Ditinjau Dari Locus Of Control Internal Dan Locus Of Control Eksternal

(1)

PERBEDAAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF

DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN

LOCUS OF CONTROL EKSTERNAL

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh :

ISHA MARIYANI

051301137

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

GENAP, 2009/2010


(2)

Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Ditinjau dari Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal

Isha Mariyani dan Emmy M, MA.Psi., Ph.D

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari locus of control. Pembelian impulsif merupakan pola pembelian konsumen yang tidak direncanakan. Pembelian impulsif dipengaruhi oleh kepribadian. Kepribadian memiliki bentuk yang bermacam-macam, salah satunya adalah locus of control. Locus of control terbagi atas 2 bagian, yaitu locus of control internal dan locus of cotrol eksternal.

Penelitian ini melibatkan 100 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Sumatera Utara sebagai subjek penelitian. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berstatus mahasiswa Fakultas Psikologi Sumatera Utara, berusia 18 – 25 tahun, dan memiliki uang saku diatas Rp 400.000/ bulan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik incidental sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua buah skala, yaitu skala kecenderungan pembelian impulsif dan skala locus of control internal dan locus of control eksternal. Skala kecenderungan pembelian impulsif memiliki nilai reliabilitas (rxx) = 0.866 dan nilai reliabilitas skala locus of control internal dan locus of control eksternal (rxx) = 0.853.

Hasil analisa data penelitian menunjukkan ada perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari locus of control internal dan locus of control eksternal dengan nilai p=0.025, dengan subjek locus of control eksternal memiliki mean score yang lebih tinggi (x=64.05) dibandingkan dengan subjek locus of control internal yang memiliki mean score (x=56.67). Sementara itu, hasil


(3)

tambahan membuktikan tidak ada perbedaan yang bermakna secara signifikan pada kecenderungan pembelian impulsif berdasarkan usia, jenis kelamin, stambuk dan uang saku pada subjek penelitian.

Kata kunci: kecenderungan pembelian impulsif, locus of control internal,


(4)

The Difference of Impulse Purchasing Tendency Considered From Internal Locus of Control and External Locus of Control

Isha Mariyani dan Emmy M, MA.Psi., Ph.D

ABSTRACT

This research’s goal is to know the different of impulse purchasing tendency considered from locus of control. The impulse purchasing is purchase consumer pattern that unplanned. The impulse purchasing is influenced by personality. It has some different forms, which one is locus of control. Locus of control consist of internal locus of control and external locus of control.

This research involve 100 students of psychology at universitas Sumatera Utara as subject. Sample criteria that used in this research is 18 – 25 ages student of psychology with income more than Rp 400.000/month. Sample acquisition using incidental sampling method. This research used two instruments, impulse purchasing tendency scale and internal and external locus of control scale. Impulse purchasing tendency scale has reliability value of (rxx) = 0.866 and internal and external locus of control scale has value of (rxx) = 0.853.

The analysis result shows tendency distinction between internal and external locus of control with p = 0.025, and external locus of control subject has mean score of (x=64.05), higher than internal locus of control subject which has mean score of (x=56.67). the additional result prove that there is no significant distinction at impulse purchasing tendency based of ages, sex, year of graduation, and income of subject.

Keyword : impulse purchasing tendency, internal locus of control, external locus of control


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Rabb alam semesta yang telah memberikan penulis kekuatan, kesabaran dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, serta shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan dan tauladan bagi kita semua Nabi Muhammad S.A.W.

Penyusunan skripsi ini yang berjudul “PERBEDAAN

KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF DITINJAU DARI LOCUS OF

CONTROL INTERNAL DAN LOCUS OF CONTROL EKSTERNAL” diajukan

guna memperoleh gelar sarjana jenjang strata satu (S1) di Fakultas Psikologi Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis menerima banyak bantuan dari berbagai pihak. Bantuan yang diberikan sangat bermanfaat bagi penulis dan patut untuk dihargai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Kedua orang tua penulis, Papa tersayang dan Mama tercinta. Terimakasih yang sebesar-besarnya atas segalanya yang senantiasa mendo’akan dan memberikan motivasi kepada penulis. Terima kasih atas segala dukungan, baik dari segi materil maupun moril, kasih sayang dan cinta yang telah diberikan. Segala ketulusan yang mama dan papa berikan sangat berarti bagi penulis. “Everything is fluent go on because of your pray. You are very important in my life, in every my breath. Really…”. Penulis akan tetap berusaha untuk selalu membahagiakan dan tidak akan mengecewakan


(6)

keduanya. Mohon do’a restu dan dukungan yang senantiasa mengiringi setiap langkah penulis sampai kapanpun. “Love you so much...

2. Kepada abang, kakak dan adik penulis. Bang Adit, Bang Rizky, Kak Nurma, Dek Fari dan Dek Fitra. Segala canda tawa, perhatian dan dukungan yang tulus membuat penulis semakin kuat dalam menghadapi setiap cobaan dalam menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Prof. dr. Chairul Yoel, Sp. A(K) selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Emmy M, MA.Psi., Ph.D selaku dosen pembimbing penulis. Terima kasih banyak kepada Ibu yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi penulis hingga penulis sidang. Semoga Allah SWT akan selalu memberikan rahmat dan hidayahnya kepada ibu.

5. Terima kasih kepada Bapak Eka Danta Jaya Ginting, M.A, dan Bapak Ferry Novliadi, M.Si., selaku dosen penguji skripsi penulis yang telah memberikan kritik dan sarannya yang sangat membangun. Semoga segala masukan yang diberikan akan sangat bermanfaat untuk penelitian skripsi penulis.

6. Bapak Ferry Novliadi, M.Si., selaku dosen akademik penulis yang telah memberikan nasihat, bimbingan serta arahan selama penulis menjalani pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

7. Ibu Etti Rahmawati, M.Si., yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi mengenai metodologi penelitian.


(7)

8. Kepada seluruh staff dan dosen pengajar di Fakultas Psikologi, terima kasih atas ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan kepada penulis. Tanpa Bapak dan Ibu, penulis bukanlah apa-apa.

9. Kepada yang terkasih, sahabat, abangda dan teman masa depan penulis Achmad Mega Perdana, S.T. Terimakasih atas segala cinta, kasih sayang, dukungan, dan nasihat yang telah tercurahkan. Terimakasih juga yang senantiasa selalu ada kapanpun dan dimanapun, baik suka maupun duka, dan selalu siap mendengarkan segala keluh kesah saat penulis dilanda kesedihan dan kesulitan. Segala yang diberikan sangat penting bagi penulis. ”You know, you are my source of powerful... ”.

10.Kepada sahabat terbaik penulis Halimatus Sakdiyah Lubis, S.Psi yang senantiasa selalu siap membantu penulis dikala penulis sedang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan skripsi dan rela jauh-jauh datang dari Tebing ke Medan hanya untuk membantu penulis. Semoga segala bantuan yang telah diberikan, kelak akan dibalas oleh Allah SWT. Amin.

11.Kepada teman-teman baik dan seperjuangan penulis Yoyo, Ratna, Diah, Leni, Mega, Cici, Ika, Ema, Noni, Neni, Qorin dan seluruh anak-anak Psikoma (Psikologi Kosong Lima) dan LCD (Lebai Community Disorder). Semua rasa yang pernah kita rasa pasti akan selalu penulis ingat dikala kita sama-sama merasakan jatuh bangun, pahit getir, dan asam manisnya di kampus Psikologi. Dan juga tak lupa untuk teman-teman alumni SMA 13 Medan 2005, khususnya personil Pergedel’z.


(8)

12.Kepada seluruh responden penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi skala tryout dan penelitian penulis. Jasa teman-teman sekalian akan selalu penulis ingat sampai kapanpun.

13.Kepada kak Erna, pustakawan yang selalu siap melayani dan tersenyum ramah setiap kali penulis mengunjungi perpustakaan (psycholib) dalam menyelesaikan skripsi.

14.Kepada seluruh senior, junior dan orang-orang yang berpengaruh dalam kehidupan penulis yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu. Semoga kita selalu menjadi orang yang berguna untuk negara. Amin. Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan saudara semua. Karena tanpa bantuan mereka penulis bukanlah apa-apa. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, karena bagaimanapun penulis hanyalah manusia biasa, kesempurnaan hanya milik Allah S.W.T. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Medan , Juni 2010 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

A. Perilaku Pembelian Impulsif ... 13

1. Pengertian Kecenderungan Pembelian Impulsif ... 13

2. Karakteristik Kecenderungan Pembelian Impulsif ... 14

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Pembelian Impulsif ... 16

4. Elemen Kecenderungan Pembelian Impulsif ... 17

5. Tipe – tipe Perilaku Pembelian Impulsif ... 18

B. Locus of Control Internal dan Locus of Control Ekaternal ... 19


(10)

2. Konsep Dasar Locus of Control ... 20

3. Jenis Orientasi Locus of Control ... 21

4. Karakteristik Locus of Control ... 23

C. Perbedaan Perilaku Pembelian Impulsif Ditinjau dari Locus of Control ... 24

D. Hipotesa Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Identifikasi Variabel Penelitian ...27

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...27

1. Kecenderungan Pembelian Impulsif ...27

2. Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal ...29

C. Populasi, Sampel, Dan Metode Pengambilan Sampel ...31

1. Karakteristik Subjek Penelitian ...31

2. Teknik Pengambilan Sampel ...33

3. Jumlah Sampel Penelitian ...33

D. Metode Pengumpulan Data ...33

1. Alat Ukur Kecenderungan Pembelian Impulsif...34

2. Alat Ukur Locus of Control internal dan Locus of Control Eksternal ...38

E. Uji Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur ...43

1. Uji Validitas ...43


(11)

3. Uji Reliabilitas Alat Ukur ...44

F. Hasil Uji Coba ...45

1. Hasil Uji Coba Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif ...45

2. Hasil Uji Coba Skala Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal ...47

G. Prosedur Penelitian ...48

1. Persiapan Penelitian ...48

2. Pelaksanaan Penelitian ...50

3. Pengolahan Data Penelitian ...50

H. Metode Analisa Data ...50

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ...52

A. Analisa Data ...52

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ...52

2. Hasil Uji Asumsi Penelitian ...58

3. Hasil Utama Penelitian ...60

4. Deskripsi Data Penelitian ...63

B. Pembahasan ...74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...80

A. Kesimpulan ...80

B. Saran ...83


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Aitem-aitem Skala Kecenderungan Pembelian

Impulsif Sebelum Uji Coba... 35

Tabel 2 Blue-print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Sebelum Uji Coba... 37

Tabel 3 Distribusi Aitem-aitem Skala Locus of Control Sebelum Uji Coba... 39

Tabel 4 Blue-print Skala Locus of Control Sebelum Uji Coba... 42

Tabel 5 Blue-print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Setelah Uji Coba... 45

Tabel 6 Blue-print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Untuk Penelitian... 46

Tabel 7 Blue-print Skala Locus of Control Setelah Uji Coba... 47

Tabel 8 Blue-print Skala Locus of Control Untuk Penelitian... 48

Tabel 9 Penyebaran Subjek berdasarkan Usia... 52

Tabel 10 Penyebaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin... 53

Tabel 11 Penyebaran Subjek berdasarkan Stambuk... 54

Tabel 12 Penyebaran Subjek berdasarkan Uang Saku... 55

Tabel 13 Gambaran Subjek berdasarkan Kategori Locus of control... 57


(13)

Tabel 15 Uji Homogenitas... 60 Tabel 16 Uji-t Perilaku Pembelian Impulsif ditinjau dari

Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal... 61 Tabel 17 Deskripsi skor Pembelian Impulsif ditinjau dari

Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal... 62 Tabel 18 Gambaran Skor Perilaku Pembelian Impulsif... 63 Tabel 19 Kategorisasi Perilaku Pembelian Impulsif Menurut

Metode Distribusi Normal... 65 Tabel 20 Gambaran mean Perilaku Pembelian Impulsif Berdasarkan

Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal... 65 Tabel 21 Deskriptif Perilaku Pembelian Impulsif

Berdasarkan Jenis Kelamin... 68 Tabel 22 Hasil Analisa Varians Perilaku Pembelian Impulsif

Berdasarkan Jenis Kelamin... 68 Tabel 23 Deskriptif Perilaku Pembelian Impulsif Berdasarkan

Uang Saku... 69 Tabel 24 Hasil Analisa Varians Perilaku Pembelian Impulsif

Berdasarkan Uang Saku... 70 Tabel 25 Deskriptif Perilaku Pembelian Impulsif Berdasarkan

Stambuk... 71 Tabel 26 Hasil Analisa Varians Perilaku Pembelian Impulsif


(14)

Tabel 27 Deskriptif Perilaku Pembelian Impulsif

Berdasarkan Usia... 72 Tabel 28 Hasil Analisa Varians Perilaku Pembelian Impulsif


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Gambaran Subjek Penelitian LAMPIRAN 2. Reliabilitas

LAMPIRAN 3. Skala Penelitian LAMPIRAN 4. Data Penelitian


(16)

Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Ditinjau dari Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal

Isha Mariyani dan Emmy M, MA.Psi., Ph.D

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari locus of control. Pembelian impulsif merupakan pola pembelian konsumen yang tidak direncanakan. Pembelian impulsif dipengaruhi oleh kepribadian. Kepribadian memiliki bentuk yang bermacam-macam, salah satunya adalah locus of control. Locus of control terbagi atas 2 bagian, yaitu locus of control internal dan locus of cotrol eksternal.

Penelitian ini melibatkan 100 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Sumatera Utara sebagai subjek penelitian. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berstatus mahasiswa Fakultas Psikologi Sumatera Utara, berusia 18 – 25 tahun, dan memiliki uang saku diatas Rp 400.000/ bulan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik incidental sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua buah skala, yaitu skala kecenderungan pembelian impulsif dan skala locus of control internal dan locus of control eksternal. Skala kecenderungan pembelian impulsif memiliki nilai reliabilitas (rxx) = 0.866 dan nilai reliabilitas skala locus of control internal dan locus of control eksternal (rxx) = 0.853.

Hasil analisa data penelitian menunjukkan ada perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari locus of control internal dan locus of control eksternal dengan nilai p=0.025, dengan subjek locus of control eksternal memiliki mean score yang lebih tinggi (x=64.05) dibandingkan dengan subjek locus of control internal yang memiliki mean score (x=56.67). Sementara itu, hasil


(17)

tambahan membuktikan tidak ada perbedaan yang bermakna secara signifikan pada kecenderungan pembelian impulsif berdasarkan usia, jenis kelamin, stambuk dan uang saku pada subjek penelitian.

Kata kunci: kecenderungan pembelian impulsif, locus of control internal,


(18)

The Difference of Impulse Purchasing Tendency Considered From Internal Locus of Control and External Locus of Control

Isha Mariyani dan Emmy M, MA.Psi., Ph.D

ABSTRACT

This research’s goal is to know the different of impulse purchasing tendency considered from locus of control. The impulse purchasing is purchase consumer pattern that unplanned. The impulse purchasing is influenced by personality. It has some different forms, which one is locus of control. Locus of control consist of internal locus of control and external locus of control.

This research involve 100 students of psychology at universitas Sumatera Utara as subject. Sample criteria that used in this research is 18 – 25 ages student of psychology with income more than Rp 400.000/month. Sample acquisition using incidental sampling method. This research used two instruments, impulse purchasing tendency scale and internal and external locus of control scale. Impulse purchasing tendency scale has reliability value of (rxx) = 0.866 and internal and external locus of control scale has value of (rxx) = 0.853.

The analysis result shows tendency distinction between internal and external locus of control with p = 0.025, and external locus of control subject has mean score of (x=64.05), higher than internal locus of control subject which has mean score of (x=56.67). the additional result prove that there is no significant distinction at impulse purchasing tendency based of ages, sex, year of graduation, and income of subject.

Keyword : impulse purchasing tendency, internal locus of control, external locus of control


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Belanja merupakan suatu aktivitas yang menyenangkan bagi banyak orang dan tidak terbatas pada kaum perempuan maupun kaum laki-laki. Secara umum orang berbelanja untuk memenuhi kebutuhan. Paling tidak sebulan sekali orang meluangkan waktunya untuk berbelanja bulanan. Meskipun demikian, sering juga orang berbelanja hanya untuk memenuhi hasrat atau dorongan dari dalam dirinya, seperti yang dikatakan oleh Tambunan (2005), belanja adalah suatu gaya hidup tersendiri, bahkan telah menjadi suatu kegemaran bagi sejumlah orang.

Banyak sekali orang yang berbelanja tanpa disertai pertimbangan secara masak. Mereka membeli barang-barang yang "menggoda mata", yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Hasrat berbelanja semakin besar ketika melihat barang-barang yang didiskon. Banyak mall atau department store yang menawarkan diskon. Tulisan sale terpajang besar-besar disertai angka diskon yang ditawarkan. Begitu masuk, pandangan konsumen akan langsung tertuju pada tulisan tersebut, kemudian muncul gairah untuk mendatangi counter yang berstempel diskon. Mereka tidak peduli lagi ketika harus berdesak-desakan dan berebut memilih barang-barang yang didiskon dalam rak. Akibatnya pengeluaran membengkak dari perkiraan semula. Kollat dan Willett (dalam Semuel, 2007) memperkenalkan tipologi perencanaan sebelum membeli yang didasarkan pada tingkat perencanaan


(20)

sebelum masuk toko, meliputi perencanaan terhadap produk dan merek produk, kategori produk, kelas produk, kebutuhan umum yang ditetapkan, dan kebutuhan umum yang belum ditetapkan. Apabila keputusan termasuk pada kategori terakhir, maka hal tersebut dapat dikategorikan sebagai pembelian impulsif secara murni.

Pembelian impulsif atau bagi beberapa pemasar yang menyebutnya sebagai pembelian tidak terencana merupakan bagian dari pola pembelian konsumen (Schiffman dan Kanuk, 2004) dan menyatakan sebagai pembelian yang tidak direncanakan (Loudon dan Bitta, 1993). Engel dan Blacwell (1995), mendefinisikan pembelian yang tidak direncanakan atau yang disebut juga pembelian impulsif sebagai suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa direncanakan sebelumnya atau keputusan pembelian yang dilakukan pada saat berada didalam toko.

Perilaku pembelian impulsif dapat dipahami sebagai suatu proses pengambilan keputusan dimana pelanggan hanya melibatkan sedikit proses kognitif tetapi juga biasanya menunjukkan tingkat emosi yang tinggi. Pembelian impulsif dilakukan tanpa direncanakan dan tanpa membuat suatu evaluasi kebutuhan. Pembelian impulsif sering terjadi dalam situasi dengan stimulasi yang kuat (Omar; Assael dalam Esch dkk, 2003 ).

Pernyataan ini didukung dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kollat dan Willett (1969), mereka juga menggunakan istilah impulse buying (pembelian impulsif) yang sama dengan unplanned purchased (pembelian tak terencana). Sejalan dengan hal itu, pembelian impulsif juga seringkali dihubungkan dengan pembelian yang dilakukan secara tiba-tiba dan


(21)

tidak direncanakan, dilakukan di tempat kejadian, dan disertai timbulnya dorongan yang besar serta perasaan senang dan bergairah (Rook dalam Verplanken dan Herabadi, 2001).

Meskipun tidak terencana merupakan ciri khas dari pembelian impulsif, tapi tidak semua pembelian tidak terencana merupakan pembelian impulsif. Pembelian impulsif terjadi ketika konsumen mengalami perasaan tiba-tiba, sering merasakan perasaan yang sangat kuat dan berkeras hati terhadap dorongan emosional untuk membeli sesuatu dengan segera (Arnould, Linda, dan George, 2002). Pembeli impulsif lebih mungkin untuk mengalami pengalaman membeli secara spontan, lebih terkesan secara tiba-tiba, dan tidak berencana untuk membeli sebelumnya (Rook dan Fisher dalam Peck dan Terry, 2006).

Loudon dan Bitta (1993) mengemukakan empat tipe dari pembelian impulsif. Keempat tipe pembelian impulsif tersebut yaitu; pembelian impulsif murni (pure impulse), pembelian impulsif secara sugesti (suggestion impulse), pembelian impulsif karena ingatan (reminder impulsif), dan pembelian impulsif yang direncanakan (planned impulse). Pembelanja yang merencanakan untuk membeli produk tetapi belum memutuskan fitur dan merek yang dibutuhkan dapat juga dikelompokkan sebagai pembeli impulsif (Rook dalam Semuel, 2007).

Berbelanja secara impulsif tentu akan menimbulkan masalah keuangan. Membeli suatu barang tanpa perencanaan akan mengakibatkan membengkaknya anggaran atau pengeluaran. Belanja impulsif dianggap sebagai perilaku belanja yang irasional, karena meskipun menyadari sebelumnya akan adanya kemungkinan merasakan penyesalan di kemudian hari tetapi orang tetap


(22)

melakukan belanja seperti itu. Karena itu, perilaku belanja impulsif diasosiasikan dengan kecenderungan mengabaikan dampak-dampak buruk yang mungkin terjadi dan yang dapat mengakibatkan penyesalan, misalnya berkaitan dengan uang yang sudah telanjur dibelanjakan atau kualitas produk yang dibeli. Peryataan ini dibenarkan oleh pendapat Thomson dkk (dalam Semuel, 2007), yang mengemukakan bahwa ketika terjadi pembelian impulsif akan memberikan pengalaman yang lebih emosional dari pada rasional, sehingga tidak dilihat sebagai suatu sugesti, dengan dasar ini maka pembelian impulsif lebih dipandang sebagai keputusan irasional dibanding rasional.

Pembelian yang tidak terencana tidak membatasi pada produk atau latar toko eceran tertentu. Fenomena yang menggambarkan mengenai pembelian dapat terjadi pada produk seperti produk yang tahan lama, perhiasan, pakaian, barang-barang yang terbuat dari logam, perabot rumah tangga, obat-obatan, perlengkapan mandi dan produk makanan. Selain itu, perilaku pembelian impulsif juga ditemukan dalam setting toko obat, supermarket, department store dan beragam toko khusus yang meliputi toko yang khusus menjual bunga, buku, alat-alat kecantikan, alat-alat yang terbuat dari logam, alat-alat keperluan mobil, dan toko perabot rumah tangga. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Negara (dalam Semuel, 2007) yang mengatakan bahwa, pada umumnya pembelian yang dilakukan pelanggan dalam pasar modern seperti supermarket atau hipermarket, tidak semuanya direncanakan. Diperkirakan 65% keputusan pembelian di seluruh supermarket dilakukan di dalam toko, dan lebih dari 50% merupakan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya (Bayley, et al. dalam Semuel, 2007).


(23)

Pembelian yang terjadi di department store dalam penelitian Bellenger, Robertson & Hirchman (dalam Matilla dan Jochen, 2007) mengatakan 27-62% terdiri dari pembelian impulsif.

Konsumen merupakan aset perusahaan yang paling berharga, sehingga diperlukan usaha untuk menciptakan sekaligus menjaga ekuitas tersebut (Abratt, et al. dalam Semuel, 2007 ). Konsumen sebagai pengambil keputusan pembelian atau yang berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan tesebut, perlu dipahami melalui suatu penelitian yang teratur.

Konsumen melaporkan bahwa mereka merasa senang ketika mereka melakukan pembelian impulsif (Cobb dan Hoyer, 1986; Rook, 1987 dalam Peck dan Terry, 2006), dan mereka mengalami bahwa kebutuhan akan kesenangan dan sesuatu yang baru pada mereka harus dipenuhi (Hausman dalam Peck dan Terry, 2006). Thompson dkk (dalam Wilkinson, 2007) menemukan bahwa pembelian impulsif akan menjadi tindakan yang bebas dalam membatasi situasi, dengan membiarkan responden untuk mengikuti keinginan mereka (lebih cenderung paksaan dari luar). Keputusan pembelian impulsif terjadi karena adanya rangsangan lingkungan belanja, merupakan implikasi yang mendukung asumsi bahwa jasa layanan fisik menyediakan lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen (Iyer, 1989; Marthur dan Smith, 1997; Negara, 2002 dalam Semuel, 2007).

Dilihat dari segi perencanaan, pembelian konsumen bisa dikategorikan ke dalam pembelian terencana dan pembelian tidak terencana (pembelian impulsif). Pembelian terencana adalah perilaku pembelian dimana keputusan tentang aitem


(24)

yang akan dibeli telah diputuskan sebelum konsumen masuk ke dalam toko. Sedangkan pembelian tidak terencana (pembelian impulsif) adalah perilaku pembelian dimana konsumen tidak mempertimbangkan untuk membeli, atau mempertimbangkan untuk membeli tetapi belum memutuskan produk apa yang akan dibeli (Dony, 2007).

Perilaku konsumen dalam membeli barang dipengaruhi oleh banyak faktor yang pada intinya dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal (Engel, Kollat, dan Blakwell, 1973; Kottler, 1982; Swastha dan Handoko, 1987 dalam Lina dkk, 2007). Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif yaitu: karakteristik produk, karakteristik pemasaran, dan karakteristik konsumen yang salah satunya adalah kepribadian konsumen (Loudon dan Bitta, 1993).

Salah satu faktor yang mempengaruhi individu dalam proses pembelian adalah faktor kepribadian. Hawkins dkk (1986) menyatakan bahwa kepribadian konsumen mengarahkan dirinya pada perilaku yang berbeda dalam setiap hal sehingga setiap individu cenderung memilih produk yang sesuai dengan kepribadiannya. Dalam mengambil keputusan membeli, konsumen dipengaruhi oleh kepribadian dalam diri. Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli (Anwar, 2005).

Allport (dalam Suryabrata, 1998) menyatakan bahwa kepribadian merupakan organisasi dinamis dalam diri individu sebagai suatu sistem psikofisis yang menetukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Setiap orang memiliki kepribadian yang unik yang


(25)

membedakannya dengan orang lain sehingga individu dapat digolongkan kedalam tipe kepribadian tertentu. Maenpa dan Dittmar (dalam Buendicho, 2003), mengusulkan bahwa identitas kepribadian dapat dihubungkan dengan pembelian impulsif.

Rotter (dalam Schultz & Schultz 1994) mendefinisikan locus of control sebagai atribut kepribadian dimana seorang individu dibedakan berdasarkan derajat keyakinan dalam mengendalikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka. Tambahan menurut Rotter (dalam Lefcourt, 1982) orientasi locus of control merupakan suatu kontinum unidimensional, dari eksternal menuju internal. Rotter (dalam Lina dkk, 1997) juga mengemukakan bahwa Locus of Control (LOC) menggambarkan keyakinan seseorang mengenai sumber penentu perilakunya. Serason (dalam Lina dkk, 1997) berpendapat serupa, bahwa locus of control merupakan suatu konsep tentang bagaimana individu memandang dirinya dalam mengontrol kehidupannya.

Beberapa individu beranggapan bahwa mereka dapat menentukan kekuatan terhadap apa yang terjadi dan merasa bahwa mereka memiliki kekuatan untuk dapat merubah atau mempengaruhi suatu peristiwa (Strickland, 1989 dalam Pinto, 2004). Individu seperti ini dikatakan memiliki locus of control internal. Sedangkan inidividu yang beranggapan bahwa penyebab dan kontrol dari peristiwa dalam hidup mereka adalah di luar dari kemampuan dan sifat yang mereka miliki yang terjadi dalam lingkungan eksternal mereka, disebut sebagai individu yang memiliki locus of control eksternal. Individu yang memiliki locus of control eksternal merasa bahwa mereka memiliki sedikit kontrol terhadap


(26)

kehidupan mereka dan percaya bahwa pengalaman hidup mereka terjadi dari “luar” (Kelley & Stack, 2000 dalam Pinto, 2004).

Petri (dalam Lina, 1997) menyatakan bahwa individu yang berlocus of control eksternal memiliki sikap patuh, lebih conform terhadap otoritas atau pengaruh-pengaruh yang ada, lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada petunjuk orang lain (Serason, 1976 dalam Lina, 1997). Sementara individu yang berlocus of control internal mempunyai karakteristik lebih mandiri, lebih ulet, mempunyai daya tahan yang kuat serta lebih tahan dalam menghadapi pengaruh sosial (Seeman dan Evans, dalam Zimbardo dan Ruch, 1976 dalam Lina, 1997), lebih mampu menunda pemuasan, tidak mudah terpengaruh, dan lebih mampu menghadapi kegagalan (Leffcourt, dalam Wolfe & Robertslaw, 1982, dalam Lina, 1997), lebih aktif dan ulet dalam mencari dan menggunakan informasi yang relevan untuk menguasai keadaan (Phares, 1976 dalam Lina, 1997).

Rook (dalam Buendicho, 2003), menegaskan bahwa perasaan keyakinan dapat dihubungkan dengan pembelian impulsif seperti “perasaan yang kuat akan membeli suatu produk dengan segera, mengabaikan konsekuensi negatif, perasaan senang, dan mengalami konflik antara kontrol dan kegemaran”. Keluarga sebagai bagian dari faktor eksternal mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan sikap dan perilaku anggotanya, termasuk dalam pembentukan keyakinan dan berfungsi langsung dalam menetapkan keputusan konsumen (Loudon dan Bitta, 1984, dalam Lina,1997). Individu yang memiliki locus of control internal cenderung lebih percaya diri, lebih independent, dan lebih yakin terhadap diri dan kemampuan mereka sendiri (Roueche & Mink, 1976; Fournier


(27)

& Jeanrie, 1999, dalam Pinto, 2004). Mereka menunjukkan lebih inisiatif dan berusaha untuk dapat mengontrol dunia sekitar mereka dan cenderung untuk mengontrol keimpulsifan atau keinginan mereka dengan lebih baik daripada individu yang memiliki locus of control eksternal (Joc, 1971, dalam Pinto, 2004).

Lingkungan ekonomi juga sangat mempengaruhi perilaku seseorang, dan bagaimana individu bereaksi atau mengadakan penyesuaian dengan lingkungannya sangat dipengaruhi oleh locus of control individu tersebut. Rotter (dalam Lina dkk, 1997), menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh interaksi antara harapan, nilai-nilai yang ada pada seseorang, serta lingkungan dimana dia berada. Harapan-harapan ini dapat menentukan kontrol seseorang apakah sebagai penguat pada kontrol internal atau eksternal.

Konteks sosial dapat mempengaruhi pembelian impulsif, khususnya ketika berbelanja untuk mengisi waktu luang bersama kelompok. Dittmar (dalam Buendicho, 2003) percaya bahwa “mengonsumsi produk menunjukkan identitas diri” dan menentukan peningkatan pada pembelian impulsif. Sesuai dengan penjelasan di atas, peneliti berasumsi bahwa pembeli yang membeli secara impulsif memiliki kecenderungan berkepribadian locus of control eksternal.

B. PERUMUSAN MASALAH

Apakah ada perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari locus of control internal dan locus of control eksternal?


(28)

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecenderungan pembelian impulsif yang ditinjau dari locus of control.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Metodologis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam pengembangan ilmu psikologi, khususnya bidang Psikologi Industri dan Organisasi terutama dalam bidang perilaku konsumen (consumer behavior) mengenai perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari locus of control internal dan locus of control eksternal dengan memberikan bukti empiris mengenai hubungan tersebut. b. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

peneliti-peneliti lain yang ingin meneliti mengenai perilaku konsumen sebagai referensi teoritis dan empiris.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari locus of control internal dan locus of control eksternal sehingga dapat menjadi masukan yang berguna bagi para pelaku pasar dalam memahami kecenderungan pembelian impulsif yang ditinjau dari sisi locus of control internal dan locus of control eksternal dan juga dapat dapat melakukan strategi-strategi pemasaran yang


(29)

disesuaikan berdasarkan karakteristik locus of control internal dan locus of control eksternal pada konsumen, sehingga menghasilkan strategi pemasaran yang lebih efektif.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan teori

Bab ini menguraikan landasan teori yang mendasari masalah yang menjadi objek penelitian. Memuat landasan teori tentang perilaku pembelian impulsif dan locus of control. Bab ini juga mengemukakan hipotesa sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang menjelaskan mengenai perbedaan kecenderungan perilaku pembelian impulsif yang ditinjau dari locus of control internal dan locus of control eksternal.

Bab III Metodologi penelitian

Bab ini menguraikan identifikasi variabel, definisi operasional variabel, metode pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan, uji daya beda item dan reliabilitas alat ukur, dan metode analisa data yang digunakan untuk mengolah hasil data penelitian.


(30)

Bab IV Analisa Data dan Pembahasan

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai gambaran umum dan karakteristik dari subjek penelitian serta bagaimana analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik. Kemudian pada bab ini juga dibahas mengenai interpretasi data yang ada serta data tambahan dengan menggunakan SPSS 15.0 For Windows yang kemudian data-data tersebut akan diuraikan kedalam pembahasan. Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini membahas mengenai kesimpulan peneliti mengenai hasil penelitian dilengkapi dengan saran-saran bagi pihak lain berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.


(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF 1. Pengertian Kecenderungan Pembelian Impulsif

Rook dan Fisher (dalam Semuel, 2007), mendefinisikan sifat pembelian impulsif sebagai “a consumers’ tendency to buy spontaneusly, immediately and

kinetically”. Pembelian impulsif adalah pembelian yang terjadi ketika konsumen mengalami perasaan tiba-tiba, penuh kekuatan dan dorongan yang kuat untuk membeli sesuatu dengan segera (Engel dan Blackwell, 1995). Engel dan Blacwell (dalam Semuel, 2007) mendefinisikan pembelian impulsif (unplanned buying) adalah suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa direncanakan sebelumnya atau keputusan pembelian dilakukan pada saat berada didalam toko.

Cobb dan Hayer (dalam Semuel, 2007), mengklasifikasikan suatu pembelian impulsif terjadi apabila tidak terdapat tujuan pembelian merek tertentu atau kategori produk tertentu pada saat masuk kedalam toko. Betty dan Ferrell (dalam Mai) mendefinisikan pembelian impulsif sebagai pembelian yang terjadi secara tiba-tiba atau segera dengan tidak adanya tujuan untuk membeli produk yang dikategorikan secara khusus sebelum berbelanja atau tidak adanya perilaku yang memenuhi tugas-tugas dalam perilaku membeli secara khusus.

Pembelian Impulsif yang dimaksud adalah pembelian yang tidak direncanakan, yang terjadi secara kebetulan, dengan segera, dan tanpa tujuan


(32)

terlebih dahulu. Hal itu cenderung secara spontan dan menggabungkan pemikiran yang tidak sungguh-sungguh (Cobb dan Hoyer, 1986). Pembelian impulsif di definisikan sebagai pembelian yang tidak terencana yang dikarakteristikkan dengan pengambilan keputusan yang relatif cepat, dan prasangka subyektif terhadap keinginan segera memiliki (Rock & Gardner dalam Lin, 2005).

Rook (dalam Wilkinson, 2007) menyatakan pembelian impulsif (impulse purchasing) sebagai gangguan perilaku pada konsumen, dan sering mengakibatkan konsumen menjadi “kehilangan control”, dengan demikian pembelian impulsif disebut sebagai perilaku yang buruk atau negatif.

Dari beberapa pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa pembelian impulsif adalah suatu gangguan pada perilaku membeli konsumen dimana konsumen melakukan pembelian tanpa adanya perencanaan, terjadi dengan tiba-tiba, dan keinginan yang kuat untuk membeli sesuatu dengan segera pada saat di dalam toko tanpa adanya suatu pertimbangan untuk konsekuensi yang akan dihadapi.

2. Karakteristik Kecenderungan Pembelian Impulsif

Adapun karakteristik pembelian impulsif yang disebutkan oleh Rook (dalam Engel dan Blackwell 1995), yaitu :

a. Spontanitas

Tidak diharapkan sebelumnya dan memotivasi konsumen untuk membeli saat itu juga, serta langsung merespon point-of-sale yang terangsang secara visual.


(33)

b. Power, paksaan/tekanan, dan perasaan yang hebat

Konsumen termotivasi untuk melakukan pembelian dan bertindak dengan segera.

c. Perasaan senang dan terangsang

Keinginan yang datang tiba-tiba untuk membeli disertai oleh adanya emosi yang dikarakteristikkan dengan perasaan “bergairah”, “sensasi” atau “liar/tidak terkendali”.

d. Mengabaikan konsekuensi

Keinginan untuk membeli yang tidak dapat ditahan serta berpotensial untuk mengabaikan konsekuensi negatif.

Adapun pendapat lain dari tokoh yang menyebutkan mengenai karakteristik dari pembelian impulsif. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

a. Relatif membuat keputusan secara cepat (Rook (1987); Rook & Hoch (1985) dalam Mai).

b. Menjadi hedonically complex dan lebih bersifat emosional daripada rasional (Bayley &Nancarrow (1998); Rook (1987); Rook & Hoch (1985) dalam Mai).

c. Tidak termasuk pembelian pada aitem yang diingat sepertit membeli bingkisan untuk seseorang yang telah direncanakan sebelumnya (Beatty & Ferrell (1998) dalam Mai).


(34)

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif

Hausman (dalam Mai) memberikan argumen mengenai faktor penting yang mempengaruhi perilaku pembelian impulsif adalah suatu pandangan yang menganggap berbelanja adalah sebagai kesenangan sosial. Dengan kata lain, pembelian impulsif menjadi lebih dapat dimengerti jika berbelanja adalah dirasionalkan sebagai pandangan kesenangan semata.

Jumlah yang terbatas dari penelitian tentang pembelian-pembelian yang tidak direncanakan menunjukkan bahwa ada beberapa karakteristik produk, karakteristik pemasaran dan karakteristik-karakteristik konsumen yang muncul sehubungan dengan proses pembelian (Loudon & Bitta, 1993).

1) Karakteristik produk yang mempengaruhi perilaku pembelian impulsif adalah :

a. Memiliki harga yang murah

b. Adanya sedikit kebutuhan terhadap produk tersebut c. Siklus kehidupan produknya pendek

d. Ukurannya kecil atau ringan e. Mudah disimpan.

2) Pada faktor marketing, hal-hal yang mempengaruhi perilaku pembelian impulsif


(35)

a. Distribusi massa pada self-service outlet terhadap pemasangan iklan besar- besaran dan material yang akan didiskon.

b. Posisi barang yang dipamerkan dan lokasi toko yang menonjol turut mempengaruhi pembelian impulsif.

3) Karakteristik konsumen yang mempengaruhi perilaku pembelian impulsif adalah:

a. Kepribadian konsumen b. Demografis

Karakteristik demografis terdiri dari jenis kelamin (gender), usia status perkawinan, penghasilan, pekerjaan dan pendidikan.

c. Karakteristik-karakteristik sosio-ekonomi yang dihubungkan dengan tingkat pembelian impulsif.

4. Elemen Kecenderungan Pembelian Impulsif

Loudon dan Bitta (1993) mengemukakan 5 elemen untuk membedakan antara perilaku konsumen yang impulsif dengan perilaku konsumen yang bukan impulsif. Elemen-elemen tersebut adalah :

a. Konsumen memiliki keinginan atau dorongan yang datang secara tiba-tiba dan spontan dalam melakukan tindakannya, yang berbeda dari perilaku sebelumnya.

b. Keinginan atau dorongan konsumen yang datang secara tiba-tiba untuk membeli yang ditandai adanya ketidakseimbangan psikologis dimana individu merasa diluar kendali yang bersifat sementara.


(36)

c. Konsumen mengalami konflik psikologis dan berusaha untuk menimbang antara melawan kepuasan dengan segera dengan konsekuensi jangka panjang dari pembelian.

d. Konsumen mengurangi evaluasi kognitif (proses berfikir) mereka terhadap fitur produk tertentu.

e. Konsumen seringkali melakukan pembelian impulsif (menurutkan kata hati) tanpa menghiraukan konsekuensi dimasa yang akan datang.

5. Tipe-tipe Perilaku Pembelian Impulsif

Seperti tertulis diatas, pada pembelian impulsif pembelian tidak secara khusus direncanakan. Loudon dan Bitta (1993) mengemukakan empat tipe dari pembelian impulsif. Keempat tipe pembelian impulsif tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pure Impulse

Pembelian impulsif tipe ini pembeli membeli tanpa melakukan pertimbangan.

b. Suggestion Impulse

Pembelian impusif tipe ini pembeli berbelanja tidak mengenal produk akan tetapi begitu melihatnya untuk pertama kali individu merasa membutuhkannya.

c. Reminder Impulsif

Pembelian impulsif tipe ini, pembeli melihat suatu produk dan teringat bahwa stok di rumah sudah hampir habis dan perlu untuk dibeli.


(37)

d. Planned Impulse

Pembelian impulsif tipe ini, pembeli memasuki toko dengan harapan dan membeli berdasarkan atas harga khusus, kupon dan lainnya seperti itu.

B. Locus of Control Internal Dan Locus of Control Eksternal

1. Pengertian Locus of Control

Locus of control merupakan suatu keyakinan mengenai sumber kontrol dari penguat (reinforcement). Locus of control internal merupakan keyakinan bahwa penguat dihasilkan dari perilaku. Locus of control eksternal merupakan keyakinan bahwa penguat berada di bawah kontrol dari orang lain, takdir atau keberuntungan (Rotter dalam Schultz & Schultz, 1994).

Locus of control menurut Rotter (dalam Lefcourt, 1982) merupakan salah satu variabel kepribadian, yang didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya individu mengontrol nasib (destiny) sendiri. Selanjutnya Rotter (dalam Hyatt & Prawitt, 2001) menyatakan bahwa locus of control baik internal maupun eksternal merupakan tingkatan dimana seorang individu berharap bahwa reinfocement atau hasil dari perilaku mereka tergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik personal mereka.

Menurut Larsen & Buss (2002) locus of control merupakan suatu konsep yang menunjuk pada keyakinan individu mengenai sumber kendali akan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya (action) dengan akibat/hasilnya (outcome).


(38)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian dari dalam diri individu dimana individu merasa yakin bahwa hasil dari perilaku atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya tergantung dari perilaku mereka sendiri atau karakteristik kepribadian yang mereka miliki.

2. Konsep Dasar Locus of control

Konsep tentang locus of control yang digunakan Rotter (dalam Lefcourt, 1982) memiliki empat konsep dasar, yaitu :

a. Potensi perilaku yaitu setiap kemungkinan yang secara relatif muncul pada situasi tertentu, berkaitan dengan hasil yang diinginkan dalam kehidupan seseorang.

b. Harapan, merupakan suatu kemungkinan dari berbagai kejadian yang akan muncul dan dialami oleh seseorang.

c. Nilai unsur penguat, adalah pilihan terhadap berbagai kemungkinan penguatan atas hasil dari beberapa penguat hasil-hasil lainnya yang dapat muncul pada situasi serupa.

d. Suasana psikologis, adalah bentuk rangsangan baik secara internal maupun eksternal yang diterima seseorang pada suatu saat tertentu, yang meningkatkan atau menurunkan harapan terhadap munculnya hasil yang sangat diharapkan.


(39)

3. Jenis Orientasi Locus of control

Rotter (dalam Schultz & Schultz 1994) membagi orientasi locus of control menjadi dua, yakni locus of control internal dan locus of control eksternal. Individu dengan locus of control internal cenderung mengangap bahwa ketrampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort) lebih menentukan apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka. Sedangkan individu yang memiliki locus of control eksternal cenderung menganggap bahwa hidup mereka terutama ditentukan oleh kekuatan dari luar diri mereka, seperti nasib, takdir, keberuntungan, dan orang lain yang berkuasa. Sedangkan mereka yang memiliki kecenderungan orientasi kontrol eksternal adalah mereka yang secara umum menganggap bahwa reinforcement positif atau negatif yang di terima berada di luar wilayah kontrolnya. Perbedaan dalam kecenderungan locus of control internal dan eksternal berhubungan dengan bentuk kontrol terhadap lingkungan. Individu yang berorientasi internal lebih aktif dan selalu berusaha menguasai kehidupan yang dijalaninya dibandingkan dengan individu yang berorientasi eksternal.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki kontrol internal lebih dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan tersebut. Mereka berusaha untuk dapat mengatasi masalah yang mereka hadapi dengan mencari berbagai alternatif pemecahan. Sebaliknya orang-orang dengan kontrol eksternal dianggap kurang memiliki usaha untuk mencari informasi, untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang mereka hadapi.


(40)

Pada orang-orang yang memiliki locus of control internal, faktor kemampuan dan usaha terlihat dominan. Oleh karena itu apabila individu dengan locus of control internal mengalami kagagalan mereka akan menyalahkan dirinya sendiri karena kurangnya usaha yang dilakukan. Begitu pula dengan keberhasilan, mereka akan merasa bangga atas hasil usahanya. Hal ini akan membawa pengaruh untuk tindakan selanjutnya di masa yang akan datang bahwa mereka akan mencapai keberhasilan apabila berusaha keras dengan segala kemampuannya Sebaliknya pada orang yang memiliki locus of control eksternal melihat keberhasilan dan kegagalan dari faktor kesukaran dan nasib, oleh karena itu apabila mengalami kegagalan mereka cenderung menyalahkan lingkungan sekitar yang menjadi penyebabnya. Hal itu tentunya berpengaruh terhadap tindakan di masa yang akan datang, karena merasa tidak mampu dan kurang usahanya maka mereka tidak mempunyai harapan untuk memperbaiki kegagalan tersebut (Lefcourt, 1982).

Menurut Rotter (dalam Lefcourt, 1982) locus of control merupakan dimensi kepribadian yang berupa kontinum dari eksternal menuju internal, oleh karenanya tidak satupun individu yang benar-benar internal atau yang benar-benar eksternal. Kedua tipe locus of control terdapat pada setiap individu, hanya saja ada kecenderungan untuk lebih memiliki salah satu tipe locus of control tertentu. Disamping itu locus of control tidak bersifat statis tapi juga dapat berubah. Individu yang berorientasi locus of control internal dapat berubah menjadi individu yang berorientasi locus of control eksternal dan begitu sebaliknya, hal


(41)

tersebut disebabkan karena situasi dan kondisi yang menyertainya yaitu dimana ia tinggal dan sering melakukan aktifitasnya.

4. Karakteristik Locus of Control

Petri, 1980 (dalam Lina, 1997) menyatakan mengenai karakteristik pada individu yang berlocus of control eksternal.

Karakteristik individu yang memiliki locus of control eksternal yaitu : a. Memiliki sikap patuh

b. Lebih conform terhadap otoritas atau pengaruh-pengaruh yang ada c. Lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada petunjuk orang lain

(Serason, 1976 dalam Lina, 1997).

Karakteristik individu yang memiliki locus of control internal yaitu :

a. Lebih mandiri, lebih ulet, mempunyai daya tahan yang kuat lebih tahan dalam menghadapi pengaruh sosial (Seeman dan Evans, dalam Zimbardo dan Ruch, 1976 dalam Lina, 1997).

b. Lebih mampu menunda pemuasan, tidak mudah terpengaruh, dan lebih mampu menghadapi kegagalan (Leffcourt, dalam Wolfe & Robertslaw, 1982, dalam Lina, 1997).

c. Lebih aktif dan ulet dalam mencari dan menggunakan informasi yang relevan untuk menguasai keadaan (Phares, 1976 dalam Lina, 1997).


(42)

C. PERBEDAAN PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF DITINJAU DARI

LOCUSOFCONTROL INTERNAL DAN LOCUS OF CONTROL EKSTERNAL.

Engel dan Blacwell (1995), mendefinisikan pembelian yang tidak direncanakan atau yang disebut juga pembelian impulsif sebagai suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa direncanakan sebelumnya atau keputusan pembelian yang dilakukan pada saat berada didalam toko.

Dalam mengambil keputusan membeli, konsumen dipengaruhi oleh kepribadian dalam diri. Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli (Anwar, 2005). Kepribadian dapat didefenisikan sebagai suatu bentuk dari sifat-sifat yang ada pada diri individu yang sangat menentukan perilakunya (Anwar, 2005). Kepribadian konsumen sangat ditentukan oleh faktor internal dirinya (motif, IQ, emosi, cara berfikir, persepsi) dan faktor eksternal dirinya (lingkungan fisik, keluarga, masyarakat, sekolah, lingkungan alam) (Anwar, 2005).

Rotter (dalam Schultz & Schultz 1994) mendefinisikan locus of control sebagai atribut kepribadian dimana seorang individu dibedakan berdasarkan derajat keyakinan dalam mengendalikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka. Tambahan menurut Rotter (dalam Lefcourt, 1982) orientasi locus of control merupakan suatu kontinum unidimensional, dari eksternal menuju internal.

Individu yang memiliki locus of control internal cenderung lebih percaya diri, lebih independent, dan lebih yakin terhadap diri dan kemampuan mereka


(43)

sendiri (Roueche & Mink, 1976; Fournier & Jeanrie, 1999, dalam Pinto, 2004). Mereka menunjukkan lebih inisiatif dan berusaha untuk dapat mengontrol dunia sekitar mereka dan cenderung untuk mengontrol keimpulsifan atau keinginan mereka dengan lebih baik daripada individu yang memiliki locus of control eksternal (Joc, 1971, dalam Pinto, 2004).

Lingkungan ekonomi juga sangat mempengaruhi perilaku seseorang, dan bagaimana individu bereaksi atau mengadakan penyesuaian dengan lingkungannya dan sangat dipengaruhi oleh locus of control individu tersebut. Rotter (dalam Lina dkk, 1997), menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh interaksi antara harapan, nilai-nilai yang ada pada seseorang, serta lingkungan dimana dia berada. Harapan-harapan ini dapat menentukan kontrol seseorang apakah sebagai penguat pada kontrol internal atau eksternal. Peneliti mengasumsikan bahwa konteks sosial dapat mempengaruhi pembelian impulsif, khususnya ketika berbelanja untuk mengisi waktu luang bersama kelompok. Dittmar (dalam Buendicho, 2003) percaya bahwa “mengonsumsi produk menunjukkan identitas diri” dan menentukan peningkatan pada pembelian impulsif.


(44)

D. HIPOTESA PENELITIAN

Ho: Tidak ada perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari locus of control internal dan locus of control eksternal.

Ha: Ada perbedaan kecenderungan pembelian impulsif ditinjau dari locus of control internal dan locus of control eksternal


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Adapun variabel yang terlibat pada penelitian ini antara lain: Variabel Bebas : Locus of Control

- Locus of Control Internal

- Locus of Control Eksternal

Variabel Tergantung : Kecenderungan Pembelian Impulsif

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN 1. Kecenderungan Pembelian Impulsif

Pembelian impulsif (impulse purchasing) adalah perilaku membeli tanpa adanya perencanaan secara khusus sebelumnya untuk membeli aitem atau merek tertentu pada saat di dalam sebuah toko perbelanjaan. Pembelian impulsif terjadi secara tiba-tiba dan dengan segera untuk membeli suatu barang atau aitem tertentu tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.

Perilaku pembelian impulsif diukur menggunakan skala Likert berdasarkan karakteristik-karakteristik pembelian impulsif yang disebutkan oleh Rook (dalam Engel dan Blackwell 1995), yaitu :


(46)

a. Spontanitas

Tidak diharapkan sebelumnya dan memotivasi konsumen untuk membeli saat itu juga, serta langsung merespon point-of-sale yang terangsang secara visual.

b. Power, paksaan/tekanan, dan perasaan yang hebat

Konsumen termotivasi untuk melakukan pembelian dan bertindak dengan segera.

c. Perasaan senang dan terangsang

Keinginan yang datang tiba-tiba untuk membeli disertai oleh adanya emosi yang dikarakteristikkan dengan perasaan “bergairah”, “sensasi” atau “liar/tidak terkendali”.

d. Mengabaikan konsekuensi

Keinginan untuk membeli yang tidak dapat ditahan serta berpotensial untuk mengabaikan konsekuensi negatif.

Hasil skor yang didapat akan menentukan bahwa subjek akan memiliki kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada kategori yang tinggi, sedang atau yang rendah. Skor yang tinggi dinyatakan sebagai subjek yang memiliki kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada kategori yang tinggi, skor yang sedang dinyatakan sebagai subjek yang memiliki kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada kategori yang sedang, dan skor yang rendah dinyatakan sebagai subjek yang memiliki kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada kategori yang rendah.


(47)

2. Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal

Locus of control merupakan suatu bentuk kepribadian dalam diri individu dimana individu memiliki keyakinan terhadap mampu atau tidaknya mereka dapat mengendalikan nasib atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka. Locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara tindakan yang dilakukannya (action) dengan akibat/hasilnya (outcome). Locus of control terbagi atas dua bagian, yaitu internal dan eksternal.

Locus of control diukur melalui skala Likert berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Rotter (dalam Schultz & Schultz 1994), yang menyatakan bahwa locus of control dibedakan atas dua, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Locus of control internal terdiri dari 2 aspek yaitu kemampuan, dan usaha. Sedangkan locus of control eksternal terdiri dari 3 aspek yaitu nasib, keberuntungan dan pengaruh orang lain.

Individu yang memiliki locus of control internal lebih menganggap bahwa apa yang terjadi dan apa yang mereka peroleh dari hidup mereka ditentukan oleh keterampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort). Individu yang memiliki locus of control internal cenderung lebih aktif, lebih dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan, serta selalu berusaha untuk dapat mengatasi masalah yang mereka hadapi dengan mencari berbagai alternatif pemecahan dibandingkan dengan individu yang memiliki locus of control eksternal.

Sedangkan individu yang memiliki locus of control eksternal cenderung lebih menganggap bahwa apa yang mereka peroleh dari hidup mereka ditentukan


(48)

oleh kekuatan atau kendali di luar diri mereka, seperti nasib, takdir atau keberuntungan.

Pada locus of control ini peneliti ingin menggolongkan subjek ke dalam masing-masing golongan. Dimana penggolongan tersebut terdiri dari subjek yang locus of control internal dengan subjek yang locus of control eksternal. Untuk menghitung skor individu pada masing-masing locus of control dilakukan hal berikut:

Internal : Xint = (ΣXi) / 20 Eksternal : Xeks = (ΣXe) / 16 Keterangan :

Xi = jumlah skor sub skala usaha dan kemampuan masing-masing subjek.

20 = jumlah item pada aspek locus of control internal

Xe = jumlah skor sub skala nasib, keberuntungan, dan pengaruh orang lain masing-masing subjek.

16 = jumlah item pada aspek locus of control eksternal

Dari distribusi kedua skor ini dapat diperoleh rata-rata (mean) dan standar deviasi masing-masing, yaitu Mint, Meks, SDint, SDeks. Kemudian skor mentah subjek dikonversikan atau diubah menjadi skor z, yaitu:

Zint = (Xint – Mint) / SDint Zeks = (Xeks – Meks) / SDeks


(49)

Skor Z inilah yang digunakan sebagai dasar kategorisasi locus of control, dengan kriteria :

Zint ≥ 0,50 dan Zeks < 0 Locus of control internal

Zeks ≥0,50 dan Zint < 0 Locus of control eksternal

Semua individu yang skor Z-nya tidak memenuhi kriteria tersebut dianggap sebagai individu dengan locus of control yang tidak tergolongkan dan dalam penelitian ini tidak diikutsertakan sebagai subjek penelitian (Azwar, 1999).

C. POPULASI, SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

Masalah populasi dan sampel yang dipakai dalam penelitian merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Populasi adalah objek, gejala atau kejadian yang diselidiki terdiri dari semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel penelitian itu akan digeneralisasikan (Hadi, 2002).

Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian, atau yang dikenal dengan nama sampel. Selanjutnya hasil penelitian diharapkan dapat digeneralisasikan kepada populasinya. Peneliti memilih mahasiswa yang sedang menjalankan pendidikan S1 di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.


(50)

1. Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Berstatus mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Menurut Kahl (dalam Engel and Blackwell, 1995), kelas sosial mempengaruhi keputusan seseorang dalam membeli. Beberapa aspek kelas sosial antara lain : pekerjaan, pendidikan dan pendapatan. Mahasiswa menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2002) adalah orang yang terdaftar dan menjalani pendidikan di perguruan tinggi. Susantoro (2001) juga mengatakan bahwa sosok mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap keilmuannya yang dalam melihat sesuatu berdasarkan kenyataan objektif, sistematis dan rasional. Jadi dapat disimpulkan bahwa status mahasiswa dapat dianggap telah memiliki pendidikan yang cukup tinggi.

b. Berusia 18 – 25 tahun.

Yang menjalani jenjang pendidikan S1 di Universitas Sumatera Utara umumnya memiliki usia dengan rentang 18-25 tahun. Bellenger dkk (dalam Semuel 2007) mengatakan bahwa pembeli dengan usia kurang dari 35 tahun lebih impulsif dibandingkan dengan usia yang berada diatasnya.


(51)

c. Mempunyai uang saku diatas Rp 400.000,00/bulan.

Pada umumnya uang saku pada kalangan mahasiswa berkisar antara Rp 250.000 sampai Rp 350.000 perbulannya (www.sinarharapan.com). Peneliti berasumsi bahwa uang saku di atas Rp 400.000 perbulan sudah termasuk kategori tinggi untuk seorang mahasiswa. Ling dan Lin (dalam Semuel 2007) juga mengatakan bahwa uang saku berhubungan positif dengan kecenderungan perilaku pembelian impulsif konsumen muda pada toko.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel (Hadi, 2000). Adapun upaya untuk memperoleh sampel penelitian dalam penelitian ini, digunakan teknik incidental sampling, dimana hanya individu-individu atau kelompok-kelompok yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai saja yang diselidiki (Hadi, 2002). Incidental Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang mana tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Teknik pengambilan sampel dari populasi ini didasarkan pada ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkan sampel sesuai dengan karakteristik tertentu (Hadi, 2000).


(52)

3. Jumlah Sampel Penelitian

Mengenai jumlah sampel tidak ada batasan mengenai berapa jumlah ideal sampel penelitian, seperti yang dikatakan Siegel (1997) bahwa kekuatan tes statistik meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah sampel. Jumlah total dalam penelitian adalah 185 orang. Dengan perincian 85 orang untuk uji coba dan 100 orang untuk penelitian. 185 orang subjek diharapkan dapat mewakili karakteristik dan sifat-sifat populasinya.

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Alat ukur yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur (Hadi, 2002). Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode skala psikologi kecenderungan pembelian impulsif dan skala locus of control internal dan locus of control eksternal.

Skala adalah suatu prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur aspek afektif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu (Azwar, 2006). Penelitian ini menggunakan penskalaan model Likert. Penskalaan ini merupakan model penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai sikap (Azwar, 2006).


(53)

1. Alat Ukur Kecenderungan Pembelian Impulsif

Alat ukur yang digunakan dalam kecenderungan pembelian impulsif adalah skala kecenderungan pembelian impulsif yang dirancang dengan menggunakan karakteristik – karakteristik pembelian impulsif yang disebutkan oleh Rook (dalam Engel dan Blackwell 1995), yaitu :

a. Spontanitas

Tidak diharapkan sebelumnya dan memotivasi konsumen untuk membeli saat itu juga, serta langsung merespon point-of-sale yang terangsang secara visual.

b. Power, paksaan/tekanan, dan perasaan yang hebat

Konsumen termotivasi untuk melakukan pembelian dan bertindak dengan segera.

c. Perasaan senang dan terangsang

Keinginan yang datang tiba-tiba untuk membeli disertai oleh adanya emosi yang dikarakteristikkan dengan perasaan “bergairah”, “sensasi” atau “liar/tidak terkendali”.

d. Mengabaikan konsekuensi

Keinginan untuk membeli yang tidak dapat ditahan serta berpotensial untuk mengabaikan konsekuensi negatif.


(54)

Tabel 1. Distribusi Aitem-aitem Skala Perilaku Pembelian Impulsif Sebelum Uji Coba Karakteristik Pembelian Impulsif Indikator Perilaku Komponen Sikap Total Jumlah F UF

1. Spontanitas - Tidak diharapkan sebelumnya dan memotivasi konsumen untuk membeli saat itu juga.

3 3

10

- Langsung merespon point-of-sale yang terangsang secara visual.

3 1

2. Power,

paksaan/tekanan, dan perasaan yang hebat

Konsumen termotivasi untuk melakukan

pembelian dan bertindak dengan segera.

8 2 10

3. Perasaan senang dan terangsang

- Keinginan yang datang tiba-tiba untuk membeli disertai oleh adanya emosi


(55)

perasaan bergairah.

- Keinginan yang datang tiba-tiba untuk membeli disertai oleh adanya emosi sensasi/ menggetarkan hati

1

- Keinginan yang datang tiba-tiba untuk membeli disertai oleh adanya emosi yang liar/tidak terkendali.

5 1

4. Mengabaikan konsekuensi

Dorongan untuk membeli yang tidak dapat ditahan serta berpotensial untuk mengabaikan konsekuensi negatif.

8 2 10


(56)

Tabel 2. Blue-print Skala Pembelian Impulsif Sebelum Uji Coba

Karakteristik Pembelian Impulsif

Favorable Unfavorable Total Persentase

1. Spontanitas

2, 6, 9, 12, 18, 31.

3, 10, 13, 19. 10 25%

2. Power, paksaan/tekanan, dan

perasaan yang hebat

4, 11, 14, 20, 27, 34,

36, 38.

1, 5. 10 25%

3. Perasaan senang dan terangsang

8, 15, 21, 26, 29, 32,

35, 39.

7, 24. 10 25%

4. Mengabaikan konsekuensi

16, 23, 25, 28, 30, 33,

37, 40.

17, 22. 10 25%

Total 20 20 40 100%

Skala ini disajikan dalam bentuk pernyataan favorable dan unfavorable. Setiap aitem pada skala terdiri dari pernyataan dengan empat alternatif jawaban, yaitu : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu : Sangat Sesuai =


(57)

4, Sesuai = 3, Tidak Sesuai = 2, Sangat Tidak Sesuai = 1. Sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu : Sangat Sesuai = 1, Sesuai = 2, Tidak Sesuai = 3, Sangat Tidak Sesuai = 4.

Skor pada masing-masing dimensi skala saling bebas satu sama lain. Skor pada masing-masing dimensi tidak berhubungan dengan skor pada dimensi lainnya dan hanya menggambarkan bagaimana skor pada dimensi tersebut. Semakin tinggi skor yang dicapai seseorang dalam tiap dimensi berarti semakin tinggi perilaku pembelian impulsifnya dalam dimensi tersebut. Skor yang tinggi menggambarkan individu yang impulsif dan sebaliknya skor yang rendah menggambarkan individu yang tidak impulsif.

2. Alat Ukur Locus of Control Internal dan Locus of Control Eksternal

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur locus of control adalah dengan menggunakan skala locus of control yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Rotter (dalam Schultz & Schultz 1994), yang menyatakan bahwa locus of control dibedakan atas dua, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Locus of control internal terdiri dari 2 aspek yaitu kemampuan dan usaha. Sedangkan locus of control eksternal terdiri dari 3 aspek yaitu nasib, keberuntungan dan pengaruh orang lain.

Skala ini disajikan dalam bentuk pernyataan favorable dan unfavorable. Setiap aitem pada skala terdiri dari pernyataan dengan empat alternatif jawaban, yaitu : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu : Sangat Sesuai = 4,


(58)

Sesuai = 3, Tidak Sesuai = 2, Sangat Tidak Sesuai = 1. Sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu : Sangat Sesuai = 1, Sesuai = 2, Tidak Sesuai = 3, Sangat Tidak Sesuai = 4.

Tabel 3 . Distribusi Aitem-aitem Skala Locus of Control Sebelum Uji Coba

Aspek – aspek Locus of Control

Indikator Perilaku

Komponen Sikap

Total Jumlah F UF

1. Locus of control internal

Kemampuan

- Memiliki keyakinan bahwa

kejadian dalam hidup ditentukan

oleh kemampuannya

sendiri.

.

7 4 11

- Dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan.


(59)

- Dapat menyesuaikan perubahan yang

terjadi dalam lingkungan

4 1 5

Usaha

- Berusaha untuk dapat mengatasi masalah yang mereka hadapi dengan mencari berbagai alternatif

pemecahan.

6 1 7

- Memiliki keyakinan bahwa keberhasilan bisa

tercapai tergantung dari seberapa banyak

usaha yang dilakukan.

8 0 8


(60)

control eksternal

anggapan bahwa keberhasilan dan

kegagalan ditentukan oleh

nasib dan kesukaran.

Keberuntungan

Memiliki anggapan bahwa

keberuntungan sangat berpengaruh

terhadap kesuksesan dan

kebahagiaan.

5 3 8

Pengaruh orang lain

- Lebih conform terhadap otoritas

atau pengaruh-pengaruh yang

ada.

4 2 6

- Lebih mudah dipengaruhi oleh

orang lain.


(61)

- Ketergantungan pada orang lain

dalam menentukan

pilihan.

5 0 5

Total 52 15 67

Tabel 4. Blue-print Skala Locus of Control Sebelum Uji Coba

Aspek-aspek

Favourable Unfavourable Total

Perse-ntase (%)

Locus of control internal

Kemampuan 1, 11, 17, 20, 22, 30, 32, 36, 42, 46, 50, 54, 57, 60, 62, 64.

6, 15, 25, 31, 37, 45, 49, 67.

24 36

Usaha 2, 12, 21, 26, 38, 43, 47, 51, 53, 55, 58, 61,

63, 65.

7. 15 22


(62)

control eksternal

66. Keberuntungan 4, 13, 23, 34,

40.

9, 18, 28. 8 12

Pengaruh orang lain

5, 14, 24, 29, 35, 39, 41, 44,

48, 52, 56, 59.

10, 19. 14 21

Total 52 15 67 100 %

E. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

Tujuan dilakukan uji coba alat ukur adalah untuk melihat seberapa jauh alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur dan seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan pengukuran (Azwar, 2006). Uji coba skala dilakukan dengan menyebarkan skala kepada responden uji coba yang memiliki karakteristik hampir sama dengan karakteristik subjek penelitian.

1. Uji Validitas

Azwar (2000) mendefinisikan validitas tes atau validitas alat ukur adalah sejauh mana tes itu mengukur apa yang dimaksudkannya untuk diukur, artinya derajat fungsi mengukurnya suatu tes atau derajat kecermatan suatu tes. Untuk mengkaji validitas alat ukur dalam penelitian ini, peneliti melihat alat ukur


(63)

berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut dengan validitas isi (content validity).

Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item yang dilihat dari isinya dapat mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas isi alat ukur ditentukan melalui pendapat professional (professional judgement) dalam proses telaah soal sehingga aitem-aitem yang telah dikembangkan memang mengukur (representatif bagi) apa yang dimaksudkan untuk diukur (Suryabrata, 2000).

2. Uji Daya Beda Item

Uji daya beda item dilakukan untuk melihat sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur (Azwar, 2000). Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi item total yang dapat dilakukan dengan menggunakan formula koefisien korelasi Product Moment dari Pearson (Azwar, 2000). Uji daya beda item ini akan dilakukan pada alat ukur yang dalam penelitian ini adalah skala locus of control dan skala psikologi perilaku pembelian impulsif. Nilai korelasi yang diterima adalah rit≥ 0,25.

3. Uji Reliabilitas Alat Ukur

Pengujian reliabilitas terhadap hasil skala dilakukan bila item-item yang terpilih lewat prosedur analisis item telah dikompilasi menjadi satu. Reliabilitas


(64)

mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2000).

Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal (Cronbach’s alpha coeffecient), yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek dengan tujuan untuk melihat konsistensi antaraitem atau antarbagian dalam skala. Teknik ini dipandang ekonomis dan praktis (Azwar, 2000).

Penghitungan koefisien reliabilitas dalam uji coba dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 15.0 For Windows.

F. HASIL UJI COBA

Uji coba skala Pembelian Impulsif dan skala Locus of Control Eksternal dan Locus of Control Internal dilakukan pada 85 orang mahasiswa/i Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

1. Hasil Uji Coba Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif

Hasil uji coba skala pembelian impulsif menghasilkan 28 aitem yang diterima dari 40 aitem yang diujicobakan. Indeks diskriminasi item rix 0.25 dengan koefisien reliabilitas rxx = 0.866. Indeks item yang memiliki daya beda tinggi bergerak dari rix = 0.269 sampai dengan rix=0.648.


(65)

Tabel 5. Blue-print Skala Pembelian Impulsif Setelah Uji Coba

Karakteristik Pembelian Impulsif

Favorable Unfavorable Total Persentase

1. Spontanitas 18, 31. 3, 13, 19. 5 18%

2. Power, paksaan/tekanan, dan

perasaan yang hebat

11, 14, 27, 34, 36, 38.

1, 5. 8 29%

3. Perasaan senang dan terangsang

15, 26, 29, 32, 35, 39.

- 6 21%

4. Mengabaikan konsekuensi

16, 23, 25, 28, 30, 33,

37, 40.

17 9 32%

Total 22 6 28 100%

Tabel 6. Blue-print Skala Pembelian Impulsif Untuk Penelitian Karakteristik

Pembelian Impulsif

Favorable Unfavorable Total Persentase


(66)

2. Power, paksaan/tekanan, dan

perasaan yang hebat

4, 6, 15, 22, 24, 26

1, 3 8 29%

3. Perasaan senang dan terangsang

7, 14, 17, 20, 23, 27

- 6 21%

4. Mengabaikan konsekuensi

8, 12, 13, 16, 18, 21,

25, 28

9 9 32%

Total 22 6 28 100%

2. Hasil Uji Coba Skala Locus of Control Internal dan Locus of Control

Eksternal

Hasil uji coba skala pembelian impulsif menghasilkan 36 aitem yang diterima dari 67 aitem yang diujicobakan. Indeks diskriminasi item rix 0.25 dengan koefisien reliabilitas rxx = 0.853. Indeks item yang memiliki daya beda tinggi bergerak dari rix = 0.254 sampai dengan rix=0.561.

Tabel 7. Blue-print Skala Locus of Control Setelah Uji Coba.

Aspek-aspek

Favourable Unfavourable Total

Perse-ntase


(67)

control internal

32, 42, 46, 57, 60 Usaha 2, 12, 21, 26,

38, 51, 53, 55, 58, 61, 65

- 11 31%

Locus of control eksternal

Nasib 3, 16, 27, 33 8 5 14%

Keberuntungan 4, 13, 34, 40 - 4 11%

Pengaruh orang lain

35, 39, 41, 44, 48, 52, 56

- 7 19%

Total 35 1 36 100 %

Tabel 8. Blue-print Skala Locus of Control Untuk Penelitian

Aspek-aspek

Favourable Unfavourable Total

Perse-ntase

Locus of control internal

Kemampuan 1, 6, 11, 14, 15, 23, 25, 32,

34

- 9 25%

Usaha 2, 7, 10, 12, 19, 27, 29, 30,

33, 35, 36

- 11 31%

Locus of control

Nasib 3, 9, 13, 16 5 5 14%


(68)

eksternal Pengaruh orang lain

18, 20, 22, 24, 26, 28, 31

- 7 19%

Total 35 1 36 100 %

G. PROSEDUR PENELITIAN 1. Persiapan Penelitian

Dalam rangka pelaksanaan penelitian ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh peneliti, antara lain :

a. Pembuatan alat ukur

Pada tahap ini, alat ukur yang terdiri dari skala pembelian impulsif dan skala locus of control dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya. Dalam melakukan penyusunan item, peneliti dibantu oleh dosen pembimbing peneliti sebagai professional judgement. Peneliti membuat 40 aitem untuk skala pembelian impulsive dan 67 aitem untuk skala locus of control. Skala pembelian impulsif dan skala locus of control dibuat dalam bentuk booklet ukuran kertas A4 dan setiap pernyataan memiliki 4 alternatif jawaban sehingga memudahkan subjek dalam memberikan jawaban.

b. Permohonan izin

Sebelum peneliti melakukan pengambilan data, terlebih dahulu diawali dengan pengurusan surat izin untuk pengambilan data di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.


(1)

UJI T

Group Statistics

loc N Mean Std. Deviation Std. Error Mean impulsif locin 15 56,67 7,228 1,866

loceks 19 64,05 10,298 2,363

Independent Samples Test

impulsif Equal

variances assumed

Equal variances not

assumed Levene's Test for

Equality of Variances

F 2,989

Sig.

,093

t-test for Equality of Means

T -2,354 -2,453

Df 32 31,635

Sig. (2-tailed) ,025 ,020

Mean Difference -7,386 -7,386

Std. Error Difference 3,137 3,011

95% Confidence Interval of the Difference

Lower -13,777 -13,521

Upper


(2)

GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN BERDASARKAN PERILAKU

PEMBELIAN IMPULSIF, LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN LOCUS OF CONTROL EKSTERNAL

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error Statistic IMPULSIF 100 42,00 81,00 60,7600 ,77409 7,74091

LOCIN 100 2,25 3,70 2,9405 ,02600 ,26002

LOCEKS 100 1,69 3,25 2,4881 ,02651 ,26512

Valid N

(listwise) 100

GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN LOCUS OF CONTROL EKSTERNAL

Descriptive Statistics

N

Minimu m

Maximu

m Mean

Std. Deviatio

n

Statisti

c Statistic Statistic

Statisti c

Std.

Error Statistic


(3)

PERBEDAAN PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error Statistic

imp_wanita 77 42 81 61,36 ,888 7,790

imp_pria 23 46 81 58,74 1,539 7,381

Valid N

(listwise) 23

Test of Homogeneity of Variances impulsif

Levene Statistic df1 df2 Sig. ,796 1 98 ,374

ANOVA impulsif

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 121,987 1 121,987 2,058 ,155

Within Groups 5810,253 98 59,288


(4)

PERBEDAAN PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF DITINJAU DARI UANG SAKU

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error Statistic

uang_saku1 51 48 81 60,04 ,910 6,502

uang_saku2 23 42 81 60,74 2,095 10,046

uang_saku3 7 46 67 58,00 2,903 7,681

uang_saku4 11 50 73 66,18 2,008 6,661

uang_saku5 8 51 72 60,38 2,659 7,520

Valid N

(listwise) 7

Test of Homogeneity of Variances impulsif

Levene Statistic df1 df2 Sig. 2,075 4 95 ,090

ANOVA impulsif

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 404,372 4 101,093 1,737 ,148

Within Groups 5527,868 95 58,188


(5)

PERBEDAAN PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF DITINJAU DARI STAMBUK

Descriptive Statistics

N

Minimu m

Maximu

m Sum Mean

Std. Deviatio

n Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error Statistic

stambuk2005 12 51 80 743 61,92 2,494 8,639

stambuk2006 23 51 81 1467 63,78 1,783 8,549

stambuk2007 23 48 76 1360 59,13 1,398 6,703

stambuk2008 21 42 73 1263 60,14 1,746 8,002

stambuk2009 21 46 73 1243 59,19 1,453 6,660

Valid N

(listwise) 12

Test of Homogeneity of Variances impulsif

Levene Statistic df1 df2 Sig. ,925 4 95 ,453

ANOVA impulsif

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 346,992 4 86,748 1,476 ,216

Within Groups 5585,248 95 58,792


(6)

PERBEDAAN PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF DITINJAU DARI USIA

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error Statistic

usia_18 12 49 73 58,58 1,773 6,142

usia_19 22 42 73 59,45 1,843 8,645

usia_20 21 50 70 60,10 1,193 5,467

usia_21 26 48 81 62,42 1,500 7,648

usia_22 14 51 81 62,79 2,825 10,570

usia_23 3 53 72 61,00 5,686 9,849

usia_24 2 58 60 59,00 1,000 1,414

Valid N

(listwise) 2

Test of Homogeneity of Variances impulsif

Levene Statistic df1 df2 Sig. 2,878 6 93 ,013

ANOVA impulsif

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 239,356 6 39,893 ,652 ,689