Identitas Informan TEMUAN DAN ANALISIS DATA

oleh karena itu bapak BRN sangat antusias menggarap program- program yang akan dilaksanakan kedepannya. 3. Nama : SS Jenis Kelamin : Perempuan Status : Pengrajin SS adalah pengrajin yang ikut membantu kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Bank Sampah Iburatu Recycle terutama kerjainan tangan yang dihasilkan melalui sampah-sampah dari kaleng susu, bungkus kopi, dll. Ibu SS mempunyai satu orang suami dan tiga orang anak. 4. Nama : EV Jenis Kelamin : Perempuan Status : Nasabah Bank Sampah Iburatu Recycle EV adalah nasabah bank sampah yang sudah sejak tahun 2010 ikut bergabung dan ikut berkontribusi dalam program-program yang di laksanakan oleh Kube Iburatu recycle. Ibu EV mempunyai satu orang suami dan dua orang anak. 5. Nama : HD Jenis Kelamin : Perempuan Status : Bukan Nasabah Bank Sampah Iburatu Recycle HD adalah salah satu warga yang tinggal di dekat Kube Iburatu Recycle. Menurut ibu HD berdirinya bank sampah Iburatu recycle sama sekali tidak membawa mengaruh negative, bahkan menurut penuturan ibu HD berdirinya Kube Iburatu Recycle sangat memberikan pengaruh yang sangat positif bagi warga sekitar meskipun beliau tidak ikut bergabung dalam Kube Iburatu Recycle. Ibu HD mempunyai satu orang suami dan satu orang anak. Pada Bab ini peneliti akan membahas tentang Bank Sampah Iburatu recycle yang berdiri kelurahan pancoran mas depok. Dengan menggabungkan dan mengkaji antara temuan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan teori-teori yang telah dijelaskan pada Bab II. Dari hasil penelitian, peneliti menemukan beberapa hal mengenai cara pengelohan sampah melalui daur ulang sampah, keterampilan sampah, pembuatan pupuk dll.

B. Partisipasi masyarakat

Pada awal mulanya sebelum berdirinya bank sampah ibu ratu recycle, dinamakan WPL ”WPL adalah Wanita peduli Lingkungan. Jadi semacam LSMnya gitu, tapi ketika kita sudah berjalan, bank sampah nya belum punya nama jadi dinamain saja WPL gitu. Tapi disini kan karena yang nabung bukan hanya perempuan aja gitu kan, nah makanya di ganti namanya menjadi Warga Peduli Lingkungan”. 1 1 Wawancara pribadi dengan WLN, kamis 21 November 2013. Merujuk pada Bab II hal 20 dikatakan bahwa dapat dilihat sumbangan dalam berpartisipasi dapat dirinci menurut jenis-jenisnya: a. Partisipasi Buah Pikiran, rapat atau kegiatan yang diusulkan pada saat program kerja Iburatu Recycle dilakukan. Dari observasi yang saya lakukan Bank Sampah Iburatu Recycle juga melaksanakan rapat untuk menentukan program kerja dan juga melaksanakan evaluasi setelah mengadakan pameran ataupun sosialisasi. 2 b. Partisipasi Tenaga, dilakukan oleh para anggota dan pengrajin yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Bank Sampah. Dari observasi yang saya lakukan pada saat ini Bank Sampah Iburatu Recycle masih kekurangan tenaga. Karena selama ini masih mengandalkan tenaga dari ibu-ibu, sementara ibu-ibu nya banyak yang sudah repot dengan urusan rumah tangga, memasak, dll. Sementara kegiatan yang ada di Bank Sampah terdiri dari menganyam, memilah, dll. 3 c. Partisipasi Keterampilan dan Kemahiran, yang dimaksud adalah pengrajin yang membuat kerajinan tangan melalui daur ulang sampah. Menurut observasi yang saya lakukan pada saat membuat kerajinan tangan dari daur 2 Observasi pribadi kepada BRN, Jumat 22 November 2013. 3 Observasi pribadi kepada SS, Kamis 21 November 2013. ulang sampah para ibu-ibu aktif membuat dan memasarkan hasil kerajinannya pada saat pameran-pameran ataupun pesanan langsung dari pembeli. 4 Merujuk pada Bab II hal 36 tentang definisi Kelompok Usaha Bersama KUBE Departemen Sosial Republik indonesia, Pada saat itu belum banyak di daerah depok yang mendirikan bank sampah. Dan tidak semua bank sampah mempunyai kegiatan membuat pembuatan kerajinan adalah bank sampah yang sudah berjalan lebih lama dan cenderung lebih stabil operasioanalnya. Hal tersebut dapat terlihat dari salah satu bank sampah yaitu bank sampah WPL yang sudah ada kegiatan pemilahannya sejak tahun 2009 dan mempunyai kegiatan kerajinan sebagaimana yang diungkapkan informan sebagai berikut: ”Jadi awalnya kan pemilahan sampah tahun 2009. Terus berubah jadi bank sampah tahun 2011. Awalnya kan karena ada kebutuhan untuk bikin anyaman kerajinan dari sampah”. 5 Untuk kegiatan pembuatan kerajinan, pengrajin mendapatkan 70 dari hasil penjualan dan sisanya 30 untuk membeli modal pembuatan kerajinan. Bahan baku pembuatan kerajinan didapat dari sedekah yang diminta bank sampah kepada warga. Hal tersebut dikemukakan oleh informan sebagai berikut: ”30 untuk modal. Kalo kerajinan sih kita modal dengkul ya. Karena tadinya kita kan minta sedekah sampah. Jadi kita minta sampah-sampah dari pedagang gitu. Untuk kerajinan kita sih sudah sepakat dari hasil penjualan, ibu-ibu penghasilnya dapat 70. Misalnya hasilnya dijual seharga 10 ribu, berarti 7 ribu buat ibu-ibu pengrajin dan 3 ribunya diputar lagi buat modal kaya beli benang, beli kain pelapis, beli resleting”. 6 4 Observasi pribadi kepada WLN, Jumat 22 November 2013. 5 Wawancara pribadi dengan WLN, kamis 21 November 2013. 6 Wawancara pribadi dengan SS, Jumat 22 November 2013.