Partisipasi masyarakat TEMUAN DAN ANALISIS DATA
ulang sampah para ibu-ibu aktif membuat dan memasarkan hasil kerajinannya pada saat pameran-pameran ataupun pesanan langsung dari pembeli.
4
Merujuk pada Bab II hal 36 tentang definisi Kelompok Usaha Bersama KUBE Departemen Sosial Republik indonesia, Pada saat itu belum banyak di
daerah depok yang mendirikan bank sampah. Dan tidak semua bank sampah mempunyai kegiatan membuat pembuatan kerajinan adalah bank sampah yang
sudah berjalan lebih lama dan cenderung lebih stabil operasioanalnya. Hal tersebut dapat terlihat dari salah satu bank sampah yaitu bank sampah WPL yang
sudah ada kegiatan pemilahannya sejak tahun 2009 dan mempunyai kegiatan kerajinan sebagaimana yang diungkapkan informan sebagai berikut:
”Jadi awalnya kan pemilahan sampah tahun 2009. Terus berubah jadi bank sampah tahun 2011. Awalnya kan karena ada kebutuhan untuk bikin anyaman
kerajinan dari sampah”.
5
Untuk kegiatan pembuatan kerajinan, pengrajin mendapatkan 70 dari hasil penjualan dan sisanya 30 untuk membeli modal pembuatan kerajinan. Bahan
baku pembuatan kerajinan didapat dari sedekah yang diminta bank sampah kepada warga. Hal tersebut dikemukakan oleh informan sebagai berikut:
”30 untuk modal. Kalo kerajinan sih kita modal dengkul ya. Karena tadinya kita kan minta sedekah sampah. Jadi kita minta sampah-sampah dari pedagang
gitu. Untuk kerajinan kita sih sudah sepakat dari hasil penjualan, ibu-ibu penghasilnya dapat 70. Misalnya hasilnya dijual seharga 10 ribu, berarti 7
ribu buat ibu-ibu pengrajin dan 3 ribunya diputar lagi buat modal kaya beli benang, beli kain pelapis, beli resleting”.
6
4
Observasi pribadi kepada WLN, Jumat 22 November 2013.
5
Wawancara pribadi dengan WLN, kamis 21 November 2013.
6
Wawancara pribadi dengan SS, Jumat 22 November 2013.
Merujuk pada Bab II hal 21 tentang tujuan partisipasi menurut Henry Sanoff bahwa tujuan utama dari partisipasi masyarakat adalah membentuk partisipasi
anggota bank sampah dengan memberikan pelatihan kerajinan, membuat kerajinan dan sosialisasi kepada masyarakat lainnya diantaranya:
a. Melibatkan masyarakat perumahan Pancoran Mas Depok dalam merancang program, melakukan proses kegiatan yang ada di Bank Sampah Iburatu
recycle, serta memonitoring dan mengevaluasi hasil kegiatan yang ada di Bank Sampah untuk diperbaiki kedepannya. Dari hasil pengamatan yang
penulis lakukan Bank Sampah Iburatu Recycle juga melaksanakan evaluasi setelah mengadakan pameran ataupun sosialisasi yang dipimpin oleh Bapak
BRN.
7
b. Pemerintah dan pengurus memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar dapat berpartisipasi di dalam Bank Sampah Iburatu Recycle dengan cara
mengajak masyarakat perumahan Pancoran Mas Depok untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini juga diungkapkan sebagai berikut oleh salah satu
informan:
”Mereka juga yang membuat kerajinan, mereka juga yang mengadakan sosialisasi dan pelatihan kalo lagi ada, mereka juga yang turun
mengajarkan”.
8
7
Observasi kepada BRN, Jumat 22 November 2013.
8
Wawancara pribadi dengan SS, Jumat 22 November 2013.
Berdirinya Bank Sampah Iburatu Recycle merupakan perkumpulan ibu-ibu PKK setempat dan tidak bekerja sama dengan pihak pemerintahan Kota Depok
seperti dituturkan oleh informan sebagai berikut: ” Bank Sampah ini berdiri awal mulanya dari perkumpulan ibu-ibu PKK RT sih,
tidak ada kerja sama dengan pemerintah awalnya”.
9
Namun setelah berjalannya waktu pemerintah Kota Depok turut memberikan bantuan dan perhatian terhadap Bank Sampah Iburatu Recycle setelah Bank
Sampah ini telah dikenal oleh banyak masyarakat. Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu informan sebagai berikut:
” Ada sih perhatian dan bantuannya, tapi setelah kegiatannya berjalan ya. Sesudah kita dikenal. Tapi saya sih engga merasa apa ya, karena saya pikir kan
kita cuma kegiatan disini-sini aja. Bahkan saya ngerasa engga perlu ngasih tau lurah, ngasih tau camat. Jadi jalan, jalan aja gitu. Jadi swadaya aja gitu, tapi
kemudian belakangan ini banyak perhatian dari pihak pemerintah juga. Banyak juga yang memberikan bantuan”.
10
Merujuk pada Bab II hal 23 dapat dikatakan bahwa kegiatan partisipasi diperlukan suatu keterampilan dan pengetahuan agar dapat mencapai bebagai
tingkatan partisipasi. Menurut hoofsteede seperti dikutip Khairuddin tingkatan partisipasi yang diperlukan antara lain:
a. Partisipasi inisiasi inisiation participation
adalah partisipasi yang
dimaksutkan bahwa Bapak BRN merupakan ketua dari Bank Sampah Iburatu Recycle mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap suatu kegiatan yang
9
Wawancara pribadi dengan BRN, Jumat 22 November 2013.
10
Wawancara pribadi dengan BRN, Jumat 22 November 2013.
di rancang tetapi masyarakat lingkungan sekitar tetap bisa memberikan masukan serta usulan terhadap kemajuan Bank Sampah Iburatu recycle. Dari
hasil pengamatan yang peneliti lakukan kegiatan sosialisasi yang dibawakan oleh Bapak BRN sangatlah berpengaruh kepada masyarakat yang turut
berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi tersebut dalam hal pemilahan sampah rumah tangga. Serta memonitoring kegiatan yang telah di rencanakan agar
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
11
b. Partisipasi Legitimasi legitimation participation adalah di Bank Sampah Iburatu recycle siapa saja mempunyai tingkat pembicaraan yang sama pada
saat diadakannya rapat evaluasi dan keputusan juga dapat di diskusikan bersama dengan tim pengurus Bank Sampah Iburatu Recycle. Seperti yang
peneliti saksikan pada saat tim pengurus Bank Sampah Iburatu recycle mengadakan rapat program kerja dan rapat evaluasi semua peserta rapat
mempunyai hak yang sama dalam mengusulkan pendapatnya. Dan hasil yang diperoleh oleh Bank Sampah Iburatu Recycle pun melalui tahap musyawarah
atau diskusi dengan tim pengurus lainnya.
12
c. Partisipasi Eksekusi execution participation
adalah pada tingkat pelaksanaannya pengurus Bank Sampah Iburatu Recycle menjalankan
tugasnya sesuai dengan fungsinya masing-masing. Tetapi karena penggiat dan anggota pengurus Bank Sampah yang bergabung belum memadai, maka dar
11
Observasi Kepada BRN, Jumat 22 November 2013.
12
Observasi Kepada SS, Kamis 21 November 2013.
itu ada beberapa anggota yang turut membantu dalam pemilahan sampah, kerajinan tangan dll. Seperti yang yang telah di kemukakan oleh informan
sebagai berikut: ” Kita kan penggiatnya engga banyak mbak, kita kan disini Cuma ber 5, dari
sekian banyak jd mengerucut tinggal 5. Nah mereka sebenarnya pengrajin. Tapi karena mereka juga butuh sampah untuk buat kerajinan, akhirnya
mereka juga bantu pengurus untuk memilah sampah, ada pelatihan, ada sosialisasi, ada pameran. Ya orang-orangnya dia-dia juga. Yang pemilahan
sampah itu juga orangnya sibuk ikut memilah sampah dan lainnya. Tapi sekarang saya coba bagi tugas ya. Saya cari orang buat memilah sampah,
karena tenaga laki-laki nya juga baru sedikit, dan yang laki-laki untuk mengerjakan pekerjaan yang berat. Yang perempuan nya saya suruh memilah
sampah untuk kerajinan saja”.
13
Melihat pada Bab II hal 25 partisipasi memiliki tahapan-tahapan agar
dapat berjalan sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Tahap Perencanaan, Partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan dalam program pengembangan
atau pembangunan masyarakat, indikatornya dapat dilihat, pada keikutsertaan anggota masyarakat dalam musyawarah penentuan program, identifikasi masalah
ataupun pembuatan formula kegiatan atau program kemasyarakatan tersebut. a. Tahap pelaksanaan, partisipasi pada tahap ini, masyarakat ikut serta dalam
pelaksanaan program yang telah direncanakan oleh Bank sampah Iburatu recycle. Warga masyarakat meliputi pengurus, pengarajin, serta nasabah aktif
sebagai pelaksana maupun pemanfaat program. Masyarakat sebagai pelaksana, mereka misalnya berpartisipasi dalam agenda rapat kerja program
dari Bank Sampah Iburatu Recycle, aktif dalam pelaksanaan program itu
13
Wawancara pribadi dengan BRN, Jumat 22 November 2013.
sendiri. Masyarakat sebagai pemanfaat program Bank Sampah mereka bertanggung jawab penuh terhadap program yang diberikan oleh Bank
Sampah Iburatu recycle. Dilihat dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan, Bank Sampah Iburatu Recycle juga melaksanakan rapat untuk menentukan
program kerja dan juga melaksanakan evaluasi setelah mengadakan pameran ataupun sosialisasi yang dipimpin oleh bapak BRN.
14
b. Tahap Pelembagaan Program, partisipasi pada tahap ini, pengurus merancang serta merumuskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan di Bank Sampah
Iburatu Recycle. Dari hasil pengamatan peneliti Ibu SS sebagai pengrajin sering kali membuat kerajinan tangan berupa tas, dompet kecil dsb dikerjakan
di rumahnya. Sesuai dengan pesanan dan kebutuhan pembeli.
15
c. Tahap Monitoring dan Evaluasi, pada tahap ini, masyarakat ikut serta mengawasi pelaksanaan program yang diadakan oleh Bank Sampah Iburatu
Recycle. Pengawasan ini menjadi penting agar program yang dilakukan tersebut dapat dimiliki kinerja yang baik secara administratif
maupun subtantif. Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan kegiatan sosialisasi
yang dibawakan oleh bapak BRN sangatlah berpengaruh kepada masyarakat yang turut berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi tersebut dalam hal
14
Observasi Kepada BRN, Jumat 22 November 2013.
15
Observasi kepada SS, Jumat 22 November 2013.
pemilahan sampah rumah tangga. Serta memonitoring kegiatan yang telah direncanakan agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
16
bentuk partisispasi sosialisasi dengan memberikan pemahaman tentang bank sampah kepada masyarakat lainnya juga dikemukakan oleh salah satu informan
yang menjadi pengurus bank sampah iburatu recycle: ”jadi awalnya kita ngadain sosialisasi dulu. Tapi kemudian ada juga kemudahan
yang saya peroleh. Jadi kerajinan sampah itu menjadi pembuka lah awalnya gitu. Jadi hubungannya dengan itu. Jadi saya bilang saya jamin ga bau kok. Jadi kita
kasih pemahaman tentang bank sampah itu apa”.
17
Merujuk pada Bab II hal 29 teori Franchetti mengatakan bahwa prinsip 3R dan 2E sebagai pendekatan pengelolaan sampah disebutkan adanya nilai
ekonomis dalam bank sampah ini adalah karena dalam kegiatan bank sampah ini, masyarakat melakukan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga dimana
sampah yang ada dirumah tangga dipilah sesuai dengan jenis sampah masing- masing. Kemudian, sampah yang sudah dipilah tersebut setelah terkumpul banyak
kemudian disetor ke bank sampah iburatu recycle. di bank sampah iburatu recycle, sampah yang disetor oleh masyarakatnasabah akan dihargai dengan
rupiah sesuai dengan harga jenis sampah yang disetorkan. Mengenai nilai uang yang diperoleh oleh nasabah dari hasil penimbangan, informan menyatakan
bahwa nilai tergantung dari jenis sampah yang disetorkan. Hal tersebut diungkapkan oleh informan sebagai berikut:
16
Observasi kepada BRN, Jumat 22 November 2013.
17
Wawancara pribadi dengan WLN, kamis 21 November 2013.
”Plastik daur ulang itu dihargai kurang lebih seribuan sekilo.kalo plastik yang cup gitu seribuan juga. Karena kan belum bersih. Kalo udah bersih dua ribu
harganya”.
18
Kurangnya tenaga kerja juga sangat mempengaruhi dan menjadi salah satu faktor kendala dalam kegiatan menjalankan kegiatan yang berada di bank sampah
Iburatu Recycle. Hal tersebut juga diungkapkan oleh informan: ”kalo saat ini kayanya ibu WLN masih kekurangan tenaga ya. Selama ini kan
mengandalkan ibu-ibu. Sementara kan ibu-ibu sudah repot masak dirumah, urusan rumah tangga. Terus mereka kan ada yang mengolah plastik rumah
tangga, menganyam gitu kan, terus harus memilah lagi yang ada di sini. Itu kayanya kurang gitu orangnya”.
19
Dilihat dari modal operasional yang diperoleh Bank Sampah Iburatu Recycle salah satu pengurus Bank Sampah mengatakan sebagai berikut:
”Modal yang kita peroleh didapat dari pkk gitu, dari RT kita. Modal ini digunakan untuk membeli kebutuhan-kebutuhan lainnya dalam proses kegiatan di
Bank sampah ini”
20
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa Bank Sampah Iburatu Recycle sudah terlebih dahulu melaksanakan kegiatannya sebelum adanya
sosialisasi dari pemerintah mengenai pengelolaan sampah melalui Bank Sampah. Kegiatan Bank Sampah Iburatu Recycle juga masih mengandalkan swadaya dari
masyarakat untuk operasional Bank Sampah. Swadaya dari masyarakat terhadap Bank Sampah Iburatu Recycle
menunjukkan bahwa masyarakat sudah memberikan bantuan terhadap pelaksanaan kegiatan Bank Sampah Iburatu
Recycle.
18
Wawancara pribadi dengan EV, jumat 22 November 2013.
19
Wawancara pribadi dengan EV, jumat 22 November 2013.
20
Wawancara pribadi dengan WLN, kamis 21 November 2013.
Dengan berdirinya Bank Sampah Iburatu Recycle, tidak semua warga yang berada di lingkungan tersebut ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang di
laksanakan oleh Bank Sampah Iburatu Recycle. Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu warga yang mengatakan:
”ya engga, bukan gitu. Kita kan udah tua. Jadi gimana gitu kayaknya, udah berkurang sekali minatnya, maunya santai aja. Ya mungkin karena udah tua juga
kitanya”.
21
Alasan lain masyarakat tidak ikut terlibat dalam kegiatan Bank Sampah adalah karena merasa sudah mampu dan tidak membutuhkan uang dari hasil
pemilahan sampah tersebut. Hal ini diungkapkan oleh salah satu nasabah Bank Sampah sebagai berikut:
”mungkin dia orang berada kali ya. Ah engga perlu ah ini, mending dibuang aja. Paling ditimbang sekian cuman. Kan ada kan orang yang begitu”
22
Meskipun ada warga yang tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang ada di Bank sampah iburatu recycle, tetapi warga tersebut ikut mendukung kegiatan
yang berjalan di Bank sampah Iburatu recycle. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, ibu HD tidak ikut bergabung dalam pemilahan sampah
yang di sosialisasikan oleh Bank Sampah Iburatu Recycle, namun ibu HD sangat mendukung dengan adanya program-program yang dilaksanakan oleh Bank
Sampah Iburatu Recycle.
23
21
Wawancara pribadi dengan HD, Senin 25 November 2013.
22
Wawancara pribadi dengan EV, jumat 22 November 2013.
23
Observasi kepada HD, Senin 25 November 2013.
Dilihat dari peran pemerintah mengenai adanya Bank Sampah yang ada di kota Depok, salah satunya Bank Sampah Iburatu Recycle mengatakan bahwa
peran pemerintah dalam mensosialisasikan pemilahan sampah dirasa belum memuaskan. Dan perlu pembinaan lebih lanjut, hal ini diungkapkan juga oleh
salah satu informan sebagai berikut: ”ya harus dibina lah, biar bisa jalannya lebih maju. Dari pihak pemerintah
ataupun dari pihak kelurahan”
24
Dari kutipan wawancara tersebut dapat terlihat bahwa masyarakat masih membutuhkan perhatian dari pemerintah secara penuh berupa pembinaan melalui
bantuan atau pendampingan. Dengan adanya partisipasi dari warga dalam sebuah program kegiatan maka
tidak mustahil untuk mewujudkan warga yang berdikari, karena tujuan akhir dari sebuah program kegiatan adalah keberlanjutan, proses belajar sosial serta
perubahan pada sikap dan prilaku atau nilai. Keberlanjutan disini tidak hanya dalam tatanan bagaimana warga dapat mandiri secara individu namun mereka
mandiri secara komunitas, kemandirian tersebut tidak akan berjalan lancar tanpa adanya intervensi dari berbagai pihak luar.
24
Wawancara pribadi dengan EV, Jumat 22 November 2013.
SISTEM DAN MEKANISME PERAN SERTA MASYARAKAT
Iburatu Recycle Masyarakat
Umum Masyarakat yang
menjadi nasabah Bank sampah
Iburatu Recycle Pemerintahan
Kota Depok
Bank Sampah juga melakukan
Komposting Di lakukan oleh:
Pengarajin, penganyam,
pemilah sampah Program di Bank
Sampah Iburatu Recycle:
• Reduksi
sampah •
Pemakaian kembali
• Daur ulang
Pemilahan sampah dibagi menjadi:
• Sampah-
sampah non organik
• Sampah
organik •
Sampah B3 Kerjasama
dengan dunia usaha dengan
menjual hasil kerajinan pada
saat event-event ataupun pameran
berlangsung. Dalam pengoperasian
Bank Sampah Iburatu recycle mempunyai
beberapa SDM yang diperlukan untuk
menunjang keberlangsungan program
yaitu:
• Mobil bak
pengangkut sampah yang telah
di pilah dari nasabah
• Tempat-tempat
untuk membuat pupuk kompos
• Dan relasi untuk
mengadakan sosialisasi
mengenai penti ngnya program
Bank Sampah Kegiatan ekonomi
• Kerajinan
• Daur ulang
• Bahan baku
produksi
Skema: sistem dan mekanisme peran serta masyarakat Berbagai langkah dapat dilakukan masyarakat dalam rangka menanggulangi
timbunan sampah lihat skema. Hal ini dapat dilakukan apabila tumbuh kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Dalam hal ini, masyarakat dapat mengambil peran sebagai: a. Pengelola mengurangi timbunan sampah dari sumbernya
b. Pengawas mengawasi tahapan pengelolaan agar berjalan dengan benar c. Pemanfaat memanfaatkan sampah secara individu, kelompok atau
kerjasama dengan dunia usaha d. Pengolah mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana
pengolah sampah Dari skema tersebut dapat dilihat peran yang dapat diambil oleh masyarakat
dalam hal ini pengelolaan sampah, baik secara langsung maupun tidak langsung, mulai dari peran pengelola, yakni dengan mengurangi timbunan sampah sejak
dari sumbernya, sampai kepada peran pengawas, tergantung dari kesanggupan dan kesadaran warga masyarakat sendiri. Tentu saja akan menjadi ideal apabila
masyrakat dapat berperan diseluruh bagian yang mungkin diperankan oleh masyarakat.
Peran serta masyarakat disini menjadi penting, karena berbagai dampak negatif akan muncul tanpa keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Dengan demikian, pengelolaan sampah berbasis masyarakat tidak hanya menyelesaikan masalah sampah, tetapi juga dapat menghindarkan masyarakat dari
masalah-masalah lainnya aseperti ekonomi, spiritual, sosial, dan juga masalah ekologi.