Partisipasi masyarakat TEMUAN DAN ANALISIS DATA

ulang sampah para ibu-ibu aktif membuat dan memasarkan hasil kerajinannya pada saat pameran-pameran ataupun pesanan langsung dari pembeli. 4 Merujuk pada Bab II hal 36 tentang definisi Kelompok Usaha Bersama KUBE Departemen Sosial Republik indonesia, Pada saat itu belum banyak di daerah depok yang mendirikan bank sampah. Dan tidak semua bank sampah mempunyai kegiatan membuat pembuatan kerajinan adalah bank sampah yang sudah berjalan lebih lama dan cenderung lebih stabil operasioanalnya. Hal tersebut dapat terlihat dari salah satu bank sampah yaitu bank sampah WPL yang sudah ada kegiatan pemilahannya sejak tahun 2009 dan mempunyai kegiatan kerajinan sebagaimana yang diungkapkan informan sebagai berikut: ”Jadi awalnya kan pemilahan sampah tahun 2009. Terus berubah jadi bank sampah tahun 2011. Awalnya kan karena ada kebutuhan untuk bikin anyaman kerajinan dari sampah”. 5 Untuk kegiatan pembuatan kerajinan, pengrajin mendapatkan 70 dari hasil penjualan dan sisanya 30 untuk membeli modal pembuatan kerajinan. Bahan baku pembuatan kerajinan didapat dari sedekah yang diminta bank sampah kepada warga. Hal tersebut dikemukakan oleh informan sebagai berikut: ”30 untuk modal. Kalo kerajinan sih kita modal dengkul ya. Karena tadinya kita kan minta sedekah sampah. Jadi kita minta sampah-sampah dari pedagang gitu. Untuk kerajinan kita sih sudah sepakat dari hasil penjualan, ibu-ibu penghasilnya dapat 70. Misalnya hasilnya dijual seharga 10 ribu, berarti 7 ribu buat ibu-ibu pengrajin dan 3 ribunya diputar lagi buat modal kaya beli benang, beli kain pelapis, beli resleting”. 6 4 Observasi pribadi kepada WLN, Jumat 22 November 2013. 5 Wawancara pribadi dengan WLN, kamis 21 November 2013. 6 Wawancara pribadi dengan SS, Jumat 22 November 2013. Merujuk pada Bab II hal 21 tentang tujuan partisipasi menurut Henry Sanoff bahwa tujuan utama dari partisipasi masyarakat adalah membentuk partisipasi anggota bank sampah dengan memberikan pelatihan kerajinan, membuat kerajinan dan sosialisasi kepada masyarakat lainnya diantaranya: a. Melibatkan masyarakat perumahan Pancoran Mas Depok dalam merancang program, melakukan proses kegiatan yang ada di Bank Sampah Iburatu recycle, serta memonitoring dan mengevaluasi hasil kegiatan yang ada di Bank Sampah untuk diperbaiki kedepannya. Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan Bank Sampah Iburatu Recycle juga melaksanakan evaluasi setelah mengadakan pameran ataupun sosialisasi yang dipimpin oleh Bapak BRN. 7 b. Pemerintah dan pengurus memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar dapat berpartisipasi di dalam Bank Sampah Iburatu Recycle dengan cara mengajak masyarakat perumahan Pancoran Mas Depok untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini juga diungkapkan sebagai berikut oleh salah satu informan: ”Mereka juga yang membuat kerajinan, mereka juga yang mengadakan sosialisasi dan pelatihan kalo lagi ada, mereka juga yang turun mengajarkan”. 8 7 Observasi kepada BRN, Jumat 22 November 2013. 8 Wawancara pribadi dengan SS, Jumat 22 November 2013. Berdirinya Bank Sampah Iburatu Recycle merupakan perkumpulan ibu-ibu PKK setempat dan tidak bekerja sama dengan pihak pemerintahan Kota Depok seperti dituturkan oleh informan sebagai berikut: ” Bank Sampah ini berdiri awal mulanya dari perkumpulan ibu-ibu PKK RT sih, tidak ada kerja sama dengan pemerintah awalnya”. 9 Namun setelah berjalannya waktu pemerintah Kota Depok turut memberikan bantuan dan perhatian terhadap Bank Sampah Iburatu Recycle setelah Bank Sampah ini telah dikenal oleh banyak masyarakat. Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu informan sebagai berikut: ” Ada sih perhatian dan bantuannya, tapi setelah kegiatannya berjalan ya. Sesudah kita dikenal. Tapi saya sih engga merasa apa ya, karena saya pikir kan kita cuma kegiatan disini-sini aja. Bahkan saya ngerasa engga perlu ngasih tau lurah, ngasih tau camat. Jadi jalan, jalan aja gitu. Jadi swadaya aja gitu, tapi kemudian belakangan ini banyak perhatian dari pihak pemerintah juga. Banyak juga yang memberikan bantuan”. 10 Merujuk pada Bab II hal 23 dapat dikatakan bahwa kegiatan partisipasi diperlukan suatu keterampilan dan pengetahuan agar dapat mencapai bebagai tingkatan partisipasi. Menurut hoofsteede seperti dikutip Khairuddin tingkatan partisipasi yang diperlukan antara lain: a. Partisipasi inisiasi inisiation participation adalah partisipasi yang dimaksutkan bahwa Bapak BRN merupakan ketua dari Bank Sampah Iburatu Recycle mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap suatu kegiatan yang 9 Wawancara pribadi dengan BRN, Jumat 22 November 2013. 10 Wawancara pribadi dengan BRN, Jumat 22 November 2013. di rancang tetapi masyarakat lingkungan sekitar tetap bisa memberikan masukan serta usulan terhadap kemajuan Bank Sampah Iburatu recycle. Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan kegiatan sosialisasi yang dibawakan oleh Bapak BRN sangatlah berpengaruh kepada masyarakat yang turut berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi tersebut dalam hal pemilahan sampah rumah tangga. Serta memonitoring kegiatan yang telah di rencanakan agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 11 b. Partisipasi Legitimasi legitimation participation adalah di Bank Sampah Iburatu recycle siapa saja mempunyai tingkat pembicaraan yang sama pada saat diadakannya rapat evaluasi dan keputusan juga dapat di diskusikan bersama dengan tim pengurus Bank Sampah Iburatu Recycle. Seperti yang peneliti saksikan pada saat tim pengurus Bank Sampah Iburatu recycle mengadakan rapat program kerja dan rapat evaluasi semua peserta rapat mempunyai hak yang sama dalam mengusulkan pendapatnya. Dan hasil yang diperoleh oleh Bank Sampah Iburatu Recycle pun melalui tahap musyawarah atau diskusi dengan tim pengurus lainnya. 12 c. Partisipasi Eksekusi execution participation adalah pada tingkat pelaksanaannya pengurus Bank Sampah Iburatu Recycle menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsinya masing-masing. Tetapi karena penggiat dan anggota pengurus Bank Sampah yang bergabung belum memadai, maka dar 11 Observasi Kepada BRN, Jumat 22 November 2013. 12 Observasi Kepada SS, Kamis 21 November 2013. itu ada beberapa anggota yang turut membantu dalam pemilahan sampah, kerajinan tangan dll. Seperti yang yang telah di kemukakan oleh informan sebagai berikut: ” Kita kan penggiatnya engga banyak mbak, kita kan disini Cuma ber 5, dari sekian banyak jd mengerucut tinggal 5. Nah mereka sebenarnya pengrajin. Tapi karena mereka juga butuh sampah untuk buat kerajinan, akhirnya mereka juga bantu pengurus untuk memilah sampah, ada pelatihan, ada sosialisasi, ada pameran. Ya orang-orangnya dia-dia juga. Yang pemilahan sampah itu juga orangnya sibuk ikut memilah sampah dan lainnya. Tapi sekarang saya coba bagi tugas ya. Saya cari orang buat memilah sampah, karena tenaga laki-laki nya juga baru sedikit, dan yang laki-laki untuk mengerjakan pekerjaan yang berat. Yang perempuan nya saya suruh memilah sampah untuk kerajinan saja”. 13 Melihat pada Bab II hal 25 partisipasi memiliki tahapan-tahapan agar dapat berjalan sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Tahap Perencanaan, Partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan dalam program pengembangan atau pembangunan masyarakat, indikatornya dapat dilihat, pada keikutsertaan anggota masyarakat dalam musyawarah penentuan program, identifikasi masalah ataupun pembuatan formula kegiatan atau program kemasyarakatan tersebut. a. Tahap pelaksanaan, partisipasi pada tahap ini, masyarakat ikut serta dalam pelaksanaan program yang telah direncanakan oleh Bank sampah Iburatu recycle. Warga masyarakat meliputi pengurus, pengarajin, serta nasabah aktif sebagai pelaksana maupun pemanfaat program. Masyarakat sebagai pelaksana, mereka misalnya berpartisipasi dalam agenda rapat kerja program dari Bank Sampah Iburatu Recycle, aktif dalam pelaksanaan program itu 13 Wawancara pribadi dengan BRN, Jumat 22 November 2013. sendiri. Masyarakat sebagai pemanfaat program Bank Sampah mereka bertanggung jawab penuh terhadap program yang diberikan oleh Bank Sampah Iburatu recycle. Dilihat dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan, Bank Sampah Iburatu Recycle juga melaksanakan rapat untuk menentukan program kerja dan juga melaksanakan evaluasi setelah mengadakan pameran ataupun sosialisasi yang dipimpin oleh bapak BRN. 14 b. Tahap Pelembagaan Program, partisipasi pada tahap ini, pengurus merancang serta merumuskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan di Bank Sampah Iburatu Recycle. Dari hasil pengamatan peneliti Ibu SS sebagai pengrajin sering kali membuat kerajinan tangan berupa tas, dompet kecil dsb dikerjakan di rumahnya. Sesuai dengan pesanan dan kebutuhan pembeli. 15 c. Tahap Monitoring dan Evaluasi, pada tahap ini, masyarakat ikut serta mengawasi pelaksanaan program yang diadakan oleh Bank Sampah Iburatu Recycle. Pengawasan ini menjadi penting agar program yang dilakukan tersebut dapat dimiliki kinerja yang baik secara administratif maupun subtantif. Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan kegiatan sosialisasi yang dibawakan oleh bapak BRN sangatlah berpengaruh kepada masyarakat yang turut berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi tersebut dalam hal 14 Observasi Kepada BRN, Jumat 22 November 2013. 15 Observasi kepada SS, Jumat 22 November 2013. pemilahan sampah rumah tangga. Serta memonitoring kegiatan yang telah direncanakan agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 16 bentuk partisispasi sosialisasi dengan memberikan pemahaman tentang bank sampah kepada masyarakat lainnya juga dikemukakan oleh salah satu informan yang menjadi pengurus bank sampah iburatu recycle: ”jadi awalnya kita ngadain sosialisasi dulu. Tapi kemudian ada juga kemudahan yang saya peroleh. Jadi kerajinan sampah itu menjadi pembuka lah awalnya gitu. Jadi hubungannya dengan itu. Jadi saya bilang saya jamin ga bau kok. Jadi kita kasih pemahaman tentang bank sampah itu apa”. 17 Merujuk pada Bab II hal 29 teori Franchetti mengatakan bahwa prinsip 3R dan 2E sebagai pendekatan pengelolaan sampah disebutkan adanya nilai ekonomis dalam bank sampah ini adalah karena dalam kegiatan bank sampah ini, masyarakat melakukan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga dimana sampah yang ada dirumah tangga dipilah sesuai dengan jenis sampah masing- masing. Kemudian, sampah yang sudah dipilah tersebut setelah terkumpul banyak kemudian disetor ke bank sampah iburatu recycle. di bank sampah iburatu recycle, sampah yang disetor oleh masyarakatnasabah akan dihargai dengan rupiah sesuai dengan harga jenis sampah yang disetorkan. Mengenai nilai uang yang diperoleh oleh nasabah dari hasil penimbangan, informan menyatakan bahwa nilai tergantung dari jenis sampah yang disetorkan. Hal tersebut diungkapkan oleh informan sebagai berikut: 16 Observasi kepada BRN, Jumat 22 November 2013. 17 Wawancara pribadi dengan WLN, kamis 21 November 2013. ”Plastik daur ulang itu dihargai kurang lebih seribuan sekilo.kalo plastik yang cup gitu seribuan juga. Karena kan belum bersih. Kalo udah bersih dua ribu harganya”. 18 Kurangnya tenaga kerja juga sangat mempengaruhi dan menjadi salah satu faktor kendala dalam kegiatan menjalankan kegiatan yang berada di bank sampah Iburatu Recycle. Hal tersebut juga diungkapkan oleh informan: ”kalo saat ini kayanya ibu WLN masih kekurangan tenaga ya. Selama ini kan mengandalkan ibu-ibu. Sementara kan ibu-ibu sudah repot masak dirumah, urusan rumah tangga. Terus mereka kan ada yang mengolah plastik rumah tangga, menganyam gitu kan, terus harus memilah lagi yang ada di sini. Itu kayanya kurang gitu orangnya”. 19 Dilihat dari modal operasional yang diperoleh Bank Sampah Iburatu Recycle salah satu pengurus Bank Sampah mengatakan sebagai berikut: ”Modal yang kita peroleh didapat dari pkk gitu, dari RT kita. Modal ini digunakan untuk membeli kebutuhan-kebutuhan lainnya dalam proses kegiatan di Bank sampah ini” 20 Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa Bank Sampah Iburatu Recycle sudah terlebih dahulu melaksanakan kegiatannya sebelum adanya sosialisasi dari pemerintah mengenai pengelolaan sampah melalui Bank Sampah. Kegiatan Bank Sampah Iburatu Recycle juga masih mengandalkan swadaya dari masyarakat untuk operasional Bank Sampah. Swadaya dari masyarakat terhadap Bank Sampah Iburatu Recycle menunjukkan bahwa masyarakat sudah memberikan bantuan terhadap pelaksanaan kegiatan Bank Sampah Iburatu Recycle. 18 Wawancara pribadi dengan EV, jumat 22 November 2013. 19 Wawancara pribadi dengan EV, jumat 22 November 2013. 20 Wawancara pribadi dengan WLN, kamis 21 November 2013. Dengan berdirinya Bank Sampah Iburatu Recycle, tidak semua warga yang berada di lingkungan tersebut ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang di laksanakan oleh Bank Sampah Iburatu Recycle. Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu warga yang mengatakan: ”ya engga, bukan gitu. Kita kan udah tua. Jadi gimana gitu kayaknya, udah berkurang sekali minatnya, maunya santai aja. Ya mungkin karena udah tua juga kitanya”. 21 Alasan lain masyarakat tidak ikut terlibat dalam kegiatan Bank Sampah adalah karena merasa sudah mampu dan tidak membutuhkan uang dari hasil pemilahan sampah tersebut. Hal ini diungkapkan oleh salah satu nasabah Bank Sampah sebagai berikut: ”mungkin dia orang berada kali ya. Ah engga perlu ah ini, mending dibuang aja. Paling ditimbang sekian cuman. Kan ada kan orang yang begitu” 22 Meskipun ada warga yang tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang ada di Bank sampah iburatu recycle, tetapi warga tersebut ikut mendukung kegiatan yang berjalan di Bank sampah Iburatu recycle. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, ibu HD tidak ikut bergabung dalam pemilahan sampah yang di sosialisasikan oleh Bank Sampah Iburatu Recycle, namun ibu HD sangat mendukung dengan adanya program-program yang dilaksanakan oleh Bank Sampah Iburatu Recycle. 23 21 Wawancara pribadi dengan HD, Senin 25 November 2013. 22 Wawancara pribadi dengan EV, jumat 22 November 2013. 23 Observasi kepada HD, Senin 25 November 2013. Dilihat dari peran pemerintah mengenai adanya Bank Sampah yang ada di kota Depok, salah satunya Bank Sampah Iburatu Recycle mengatakan bahwa peran pemerintah dalam mensosialisasikan pemilahan sampah dirasa belum memuaskan. Dan perlu pembinaan lebih lanjut, hal ini diungkapkan juga oleh salah satu informan sebagai berikut: ”ya harus dibina lah, biar bisa jalannya lebih maju. Dari pihak pemerintah ataupun dari pihak kelurahan” 24 Dari kutipan wawancara tersebut dapat terlihat bahwa masyarakat masih membutuhkan perhatian dari pemerintah secara penuh berupa pembinaan melalui bantuan atau pendampingan. Dengan adanya partisipasi dari warga dalam sebuah program kegiatan maka tidak mustahil untuk mewujudkan warga yang berdikari, karena tujuan akhir dari sebuah program kegiatan adalah keberlanjutan, proses belajar sosial serta perubahan pada sikap dan prilaku atau nilai. Keberlanjutan disini tidak hanya dalam tatanan bagaimana warga dapat mandiri secara individu namun mereka mandiri secara komunitas, kemandirian tersebut tidak akan berjalan lancar tanpa adanya intervensi dari berbagai pihak luar. 24 Wawancara pribadi dengan EV, Jumat 22 November 2013. SISTEM DAN MEKANISME PERAN SERTA MASYARAKAT Iburatu Recycle Masyarakat Umum Masyarakat yang menjadi nasabah Bank sampah Iburatu Recycle Pemerintahan Kota Depok Bank Sampah juga melakukan Komposting Di lakukan oleh: Pengarajin, penganyam, pemilah sampah Program di Bank Sampah Iburatu Recycle: • Reduksi sampah • Pemakaian kembali • Daur ulang Pemilahan sampah dibagi menjadi: • Sampah- sampah non organik • Sampah organik • Sampah B3 Kerjasama dengan dunia usaha dengan menjual hasil kerajinan pada saat event-event ataupun pameran berlangsung. Dalam pengoperasian Bank Sampah Iburatu recycle mempunyai beberapa SDM yang diperlukan untuk menunjang keberlangsungan program yaitu: • Mobil bak pengangkut sampah yang telah di pilah dari nasabah • Tempat-tempat untuk membuat pupuk kompos • Dan relasi untuk mengadakan sosialisasi mengenai penti ngnya program Bank Sampah Kegiatan ekonomi • Kerajinan • Daur ulang • Bahan baku produksi Skema: sistem dan mekanisme peran serta masyarakat Berbagai langkah dapat dilakukan masyarakat dalam rangka menanggulangi timbunan sampah lihat skema. Hal ini dapat dilakukan apabila tumbuh kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan sampah. Dalam hal ini, masyarakat dapat mengambil peran sebagai: a. Pengelola mengurangi timbunan sampah dari sumbernya b. Pengawas mengawasi tahapan pengelolaan agar berjalan dengan benar c. Pemanfaat memanfaatkan sampah secara individu, kelompok atau kerjasama dengan dunia usaha d. Pengolah mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana pengolah sampah Dari skema tersebut dapat dilihat peran yang dapat diambil oleh masyarakat dalam hal ini pengelolaan sampah, baik secara langsung maupun tidak langsung, mulai dari peran pengelola, yakni dengan mengurangi timbunan sampah sejak dari sumbernya, sampai kepada peran pengawas, tergantung dari kesanggupan dan kesadaran warga masyarakat sendiri. Tentu saja akan menjadi ideal apabila masyrakat dapat berperan diseluruh bagian yang mungkin diperankan oleh masyarakat. Peran serta masyarakat disini menjadi penting, karena berbagai dampak negatif akan muncul tanpa keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Dengan demikian, pengelolaan sampah berbasis masyarakat tidak hanya menyelesaikan masalah sampah, tetapi juga dapat menghindarkan masyarakat dari masalah-masalah lainnya aseperti ekonomi, spiritual, sosial, dan juga masalah ekologi.

C. Manfaat daur ulang sampah

Manfaat daur ulang sampah yang dilakukan di Bank Sampah Iburatu Recycle sangat memberikan nilai positif terhadap warga sekitar yang ikut berpartisipasi dalam menjalankan program-program yang telah disepakati. Kegiatan tersebut merupakan kunci utama bagi tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat. Sebab, kesempatan dan kemauan yang cukup, belum merupakan jaminan bagi tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat, jika mereka sendiri tidak memiliki kemauan untuk turut membangun. Sebaliknya, adanya kemauan akan mendorong seseorang untuk meningkatkan kemampuan dan aktif memburu serta memanfaatkan setiap kesempatan. Pihak Kube Iburatu recycle mampu membuat penyandaran dan kemauan warga untuk berkontribusi terhadap program sanitasi lingkungan berbasis masyarakat, dengan menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi produksi sampah, memanfaatkan kembali sampah dan memberikan pelajaran mengenai jenis-jenis sampah melalui tahapan pemilahan sampah. Dapat di lihat juga dari hasil penelitian bahwa pemahaman masyarakat mengenai Bank Sampah adalah sebagai wadah untuk menunjang kegiatan pemilahan, sebagai salah satu bentuk upaya mengurangi jumlah sampah yang ada, dan sebagai sarana untuk mengubah pandangan masyarakat bahwa sampahnya sebetulnya memiliki nilai ekonomis. Bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sampah melalui Bank Sampah di Kube Iburatu Recycle terbagi menjadi 2, yaitu partisipasi fisik physical participation berupa keikutsertaan menjadi pengurus atau nasabah Bank Sampah dan tenaga membantu memilah, serta partisipasi keahlian participation with skill berupa keahlianketerampilan melatih membuat kerajinan dari sampah, melatih membuat kompos, sosialisasi tentang Bank Sampah. Dari pengamatan yang peneliti lakukan di dalam rumah ibu WLN terlihat banyak hasil kerajinan olahan sampah non organik yang dipajang dalam lemari hasil kerajinan yang dibuat oleh pengarajin di Bank Sampah iburatu Recycle yang akan dipasarkan melalui mulut ke mulut ataupun event-event tertentu dimana Bank Sampah Iburatu Recycle diundang untuk menghadirinya. 25 Dalam operasional Bank Sampah masih terdapat permasalahan di dalamnya, yaitu tempat operasional Bank Sampah yang masih menumpang di rumah salah satu pengurus Kube Iburatu Recycle, sarana dan prasarana yang ada di Kube tersebut belum sepenuhnya menunjang sehingga masih banyak yang dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada di Kube Iburatu Recycle. Pengamatan yang peneliti lakukan menunjukan bahwa sampah yang demikian banyak menumpuk di depan rumahnya tersebut memang belum dijual. Dan masih 25 Observasi kepada WLN Kamis 21 November 2013. ada lagi sampah yang belum terjual yang ditaruh di lahan belakang tempat bank Sampah Iburatu Recycle beroperasional. Lahan tempat Bank Sampah yang ada dibelakang itu merupakan lahan milik orang lain yang disewa untuk operasional Bank Sampah sebesar 50 ribu per bulannya. 26 Dilihat dari segi kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi di Bank Sampah Iburatu Recycle masih dianggap kurang terhadap pentingnya kegiatan Bank Sampah. Alasan masyarakat belum berpartisipasi dalam kegiatan Bank Sampah diantaranya adalah karena malas dan repot, merasa sudah tua, tidak butuh nilai ekonomis dari hasil pemilahan, dan adanya anggapan persaingan dengan pemulung bila ikut Bank Sampah. Solusi dari masyarakat sendiri sudah diberikan seperti adanya penjemputan sampah oleh pengurus bagi masyarakat yang malas mengantar sampah ke Bank Sampah dan adanya sosialisasi untuk membedakan sampah rumah tangga dengan sampah dijalanan serta membagi 2 sampah, untuk pemulung dan Bank Sampah. Perhatian dari pemerintah terhadap kegiatan Bank Sampah selama ini khususnya di Bank Sampah Iburatu Recycle belum adanya pendampingan serta bantuan yang diberikan kepada Bank Sampah, baik oleh pemerintah Kota Depok BLH dan DKP maupun dari Kecamatan Pancoran Mas Depok. Kegiatan yang dilakukan oleh instansi-instansi pemerintah tersebut hanya berupa sosialisasi saja 26 Observasi kepada WLN, Kamis 21 November 2013.