Pelaksana Seksi Pelayanan Lelang Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL Semarang Zaenal Arifin, Hakim Pengadilan Negeri Ungaran Andri
Sufari, S.H.,M.Hum, Panitera Pengadilan Negeri Ungaran Suwignyo, S.H, dan Juru Sita Pengadilan Negeri Ungaran Raharjo serta Pemenang Lelang Hazwar
Sutejo, S.P.d. Disamping itu peneliti juga mengecek kebenaran data hasil wawancara dengan Triangulasi teori, yaitu membandingkan teori yang ditemukan berdasarkan
kajian lapangan dengan teori-teori yang telah ditemukan oleh para pakar ilmu sosial sebagaimana yang telah diuraikan dalam bab landasan teori yang telah ditemukan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan informasi yang diinginkan, antara lain dengan:
1. Wawancara
Menurut Nurul Zuriah 2005: 179 wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab
secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi interviewer dan sumber informasi interviewe.
Wawancara secara umum dapat dibedakan dalam 2 dua jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Wawancara terstruktur
Dalam wawancara berstruktur, pertanyaan dan alternatif jawaban yang diberikan kepada interviewe telah ditetapkan terlebih dahulu. Keuntungan
pendekatan ini adalah bahwa pendekatan ini telah dibakukan. Oleh karena itu, jawabannya
dapat dengan
mudah dikelompokkan
dan dianalisis.
Kelemahannya, pendekatan ini kalau dilakukan, dalam teknik ini dapat meningkatkan
realibilitas wawancara,
tetapi dapat
menurunkan kemampuannya mendalami persoalan yang diselidiki.
b. Wawancara tak terstruktur
Menurut Margono dalam Nurul Zuriah 2005: 178 wawancara ini lebih bersifat informal. Pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan hidup,
sikap, keyakinan subjek, atau tentang keterangan lainnya dapat diajukan secara bebas kepada subjek. Wawancara seperti ini bersifat luwes dan
biasanya direncanakan agar sesuai dengan subjek dan suasana pada saat wawancara dilaksanakan. Teknik wawancara ini tidak dapat segera
dipergunakan untuk pengukuran, mengingat subjek mendapat kebebasan untuk menjawab sesuka hatinya, dan pertanyaan yang diajukan interviewer
dapat menyimpang dari rencana semula. Namun, wawancara semacam ini dapat membantu menciptakan dan menjelaskan dimensi-dimensi yang ada
dalam topik yang sedang dipersoalkan. Apabila dilihat dari pengertian wawancara terstruktur dan tidak terstruktur,
maka jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Karena disini pewawancara yang menetapkan sendiri masalah dan
pertanyaan-pertanyaan disusun terlebih dahulu sebelum diajukan. Pertanyaan yang disusun didasarkan atas masalah dalam rancangan penelitian. Berarti disini data yang
diungkap adalah mengenai prosedur eksekusi pengosongan tanah beserta bangunan hasil lelang hak tanggungan dan perlindungan hukum bagi pemenang lelang atas
penguasaan barang jaminan yang dibeli berdasarkan lelang. Data yang diungkap ini adalah hasil dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara yang ada
didalam format wawancara. Wawancara dalam penelitian ini adalah dengan Pelaksana Seksi Pelayanan
Lelang Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL Semarang, Hakim Pengadilan Negeri Ungaran, Panitera Pengadilan Negeri Ungaran, dan Juru Sita
Pengadilan Negeri Ungaran serta Pemenang Lelang.
2. Dokumentasi