Jenis Penelitian Validitas Data Analisis Data

hasil lelang hak tanggungan dan perlindugan hukum bagi pemenang lelang atas penguasaan barang jaminan yang dibeli berdasarkan lelang. Dengan demikian, penelitian ini nantinya akan menghasilkan suatu uraian yang bersifat deskriptif analitis. Deskriptif berarti bahwa penelitian ini penulis bermaksud untuk menggambarkan dan melaporkan secara rinci, sistematis, dan menyeluruh mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan Pelaksanaan Eksekusi Pengosongan Tanah Beserta Bangunan Hasil Lelang Hak Tanggungan sedangkan analitis mengandung suatu arti mengelompokkan, menghubungkan data-data yang diperoleh baik dari segi teori maupun praktik yang kemudian akan dianalisis guna memperoleh gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang masalah-masalah yang akan penulis teliti. Jadi melalui penelitian ini, penulis dapat memperoleh gambaran mengenai keadaan, dengan cara memaparkan data yang diperoleh sebagaimana adanya dan kemudian dianalisis dan selanjtnya menyusun kesimpulan. Dengan metode tersebut, penulis akan memberikan analisa mengenai prosedur eksekusi pengosongan tanah beserta bangunan hasil lelang hak tanggungan beserta analisa mengenai perlindugan hukum bagi pemenang lelang atas penguasaan barang jaminan yang dibeli berdasarkan lelang.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian Yuridis Sosiologis. Jenis penelitian Yuridis Sosiologis adalah penelitian hukum yang menggunakan data sekunder sebagai data awalnya, yang kemudian dilanjutkan dengan data primer atau data lapangan, sebagai alat pengumpul datanya terdiri dari studi dokumen, pengamatan observasi, dan wawancara interview.

3.3 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Menurut J. Moleong Lexy 2004: 157 data primer merupakan data pokok yang diperlukan dalam penelitian yang berasal dari responden dan informan dan merupakan sumber data utama, yang diperoleh peneliti dari: a. Responden Responden adalah sumber data yang berupa orang dan terkait dengan penelitian Moleong, 2004: 180. Dalam penelitian ini yang dijadikan responden adalah pemenang lelang bernama Hazwar Sutejo, S.Pd. yang mengajukan permohonan eksekusi pengosongan ke Pengadilan Negeri Ungaran. Dari responden tersebut diharapkan terungkap kata-kata atau tindakan dari orang yang diamati dan diwawancarai sehingga dapat dijadikan sebagai sumber data utama. b. Informan Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian Moleong, 2004: 168. Informan dalam penelitian ini adalah Pelaksana Seksi Pelayanan Lelang Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL SemarangZaenal Arifin, Hakim Pengadilan Negeri Ungaran Andri Sufari, S.H.,M.Hum, Panitera Pengadilan Negeri Ungaran Suwignyo, S.H, dan Juru Sita Pengadilan Negeri Ungaran Raharjo. Alasan pemilihan informan tersebut karena dianggap mampu memberikan informasi terhadap data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Data Sekunder

Menurut Hanitijo Soemitro 1994: 5 data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bahan kepustakaan. Data sekunder ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1. Bahan hukum primer, terdiri dari: a Herzein Inlandsch Reglement HIR. b Reglement Tot Regeling Van Het Rechtswezen In De Gewesten Buiten Java En Madura RBg. c Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. d Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. e Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok –Pokok Agraria. f Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. g Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106PMK.062013 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93PMK.062010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. 2. Bahan hukum sekunder, terdiri dari: a Kepustakaan yang berhubungan dengan prosedur eksekusi pengosongan tanah dan bangunan hasil lelang hak tanggungan dan perlindungan hukum bagi pemenang lelang atas penguasaan barang jaminan yang dibeli berdasarkan lelang dalam hal debitur tidak mengosongkan barang jaminannya. b Hasil penemuan ilmiah yang berkaitan dengan materi penelitian. 3. Bahan hukum tersier, terdiri dari: a Kamus Hukum b Kamus Besar Bahasa Indonesia c Buku Pedoman Penulisan Skripsi

3.4 Validitas Data

Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Menurut J. Moleong Lexy 2004: 330 triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Untuk membuktikan keabsahan data dalam penelitian ini digunakan triangulasi sumber. Keabsahan data dilakukan peneliti dengan cara membandingkan hasil wawancara yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada Pelaksana Seksi Pelayanan Lelang Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL Semarang Zaenal Arifin, Hakim Pengadilan Negeri Ungaran Andri Sufari, S.H.,M.Hum, Panitera Pengadilan Negeri Ungaran Suwignyo, S.H, dan Juru Sita Pengadilan Negeri Ungaran Raharjo serta Pemenang Lelang Hazwar Sutejo, S.P.d. Disamping itu peneliti juga mengecek kebenaran data hasil wawancara dengan Triangulasi teori, yaitu membandingkan teori yang ditemukan berdasarkan kajian lapangan dengan teori-teori yang telah ditemukan oleh para pakar ilmu sosial sebagaimana yang telah diuraikan dalam bab landasan teori yang telah ditemukan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan informasi yang diinginkan, antara lain dengan:

1. Wawancara

Menurut Nurul Zuriah 2005: 179 wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi interviewer dan sumber informasi interviewe. Wawancara secara umum dapat dibedakan dalam 2 dua jenis, yaitu sebagai berikut: a. Wawancara terstruktur Dalam wawancara berstruktur, pertanyaan dan alternatif jawaban yang diberikan kepada interviewe telah ditetapkan terlebih dahulu. Keuntungan pendekatan ini adalah bahwa pendekatan ini telah dibakukan. Oleh karena itu, jawabannya dapat dengan mudah dikelompokkan dan dianalisis. Kelemahannya, pendekatan ini kalau dilakukan, dalam teknik ini dapat meningkatkan realibilitas wawancara, tetapi dapat menurunkan kemampuannya mendalami persoalan yang diselidiki. b. Wawancara tak terstruktur Menurut Margono dalam Nurul Zuriah 2005: 178 wawancara ini lebih bersifat informal. Pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan hidup, sikap, keyakinan subjek, atau tentang keterangan lainnya dapat diajukan secara bebas kepada subjek. Wawancara seperti ini bersifat luwes dan biasanya direncanakan agar sesuai dengan subjek dan suasana pada saat wawancara dilaksanakan. Teknik wawancara ini tidak dapat segera dipergunakan untuk pengukuran, mengingat subjek mendapat kebebasan untuk menjawab sesuka hatinya, dan pertanyaan yang diajukan interviewer dapat menyimpang dari rencana semula. Namun, wawancara semacam ini dapat membantu menciptakan dan menjelaskan dimensi-dimensi yang ada dalam topik yang sedang dipersoalkan. Apabila dilihat dari pengertian wawancara terstruktur dan tidak terstruktur, maka jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Karena disini pewawancara yang menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan disusun terlebih dahulu sebelum diajukan. Pertanyaan yang disusun didasarkan atas masalah dalam rancangan penelitian. Berarti disini data yang diungkap adalah mengenai prosedur eksekusi pengosongan tanah beserta bangunan hasil lelang hak tanggungan dan perlindungan hukum bagi pemenang lelang atas penguasaan barang jaminan yang dibeli berdasarkan lelang. Data yang diungkap ini adalah hasil dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara yang ada didalam format wawancara. Wawancara dalam penelitian ini adalah dengan Pelaksana Seksi Pelayanan Lelang Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL Semarang, Hakim Pengadilan Negeri Ungaran, Panitera Pengadilan Negeri Ungaran, dan Juru Sita Pengadilan Negeri Ungaran serta Pemenang Lelang.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Teknik dokumentasi ini dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila terjadi suatu kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Data yang didapat dari metode dokumentasi ini adalah data yang berupa tabel data perkara eksekusi pengosongan di Pengadilan Negeri Ungaran dalam setahun terakhir, penjelasan tertulis tentang pelaksanaan eksekusi pengosongan hasil lelang hak tanggungan, peraturan-peraturan terkait, buku- buku penunjang skripsi ini, dan data dari internet. Menurut Nurul Zuriah 2005: 19 dalam penelitian kualitatif, teknik ini merupakan alat pengumpul data yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori, atau hukum-hukum yang diterima, baik mendukung maupun yang menolong hipotesis tersebut.

3.6 Analisis Data

Menurut J. Moleong Lexy 2001: 103 analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankan data. Analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung secara interaktif, dimana pada setiap tahapan kegiatan tidak berjalan sendiri-sendiri. Tahap penelitian dilakukan sesuai dengan kegiatan yang direncanakan. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1 Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan yang dilakukan terhadap berbagai jenis dan bentuk data yang ada di lapangan kemudian data tersebut dicatat. Data-data yang terkumpul diperoleh melalui penelitian berupa wawancara dan dokumen. Data tersebut berkaitan dengan bagaimana prosedur eksekusi pengosongan tanah beserta bangunan hasil lelang hak tanggungan dan perlindungan hukum bagi pemenang lelang atas penguasaan barang jaminan yang dibeli berdasarkan lelang dalam hal debitur tidak mengosongkan barang jaminannya tersebut. 2 Reduksi Data Menurut Miles dan Huberman 1992: 17 reduksi data adalah proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. 3 Penyajian Data Menurut Miles dan Huberman 1992: 18 penyajian data adalah pengumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 4 Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Menurut Miles dan Huberman 1992: 19 verifikasi data adalah sebagian dari suatu kegiatan utuh, artinya makna yang muncul dari data telah disajikan dan diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya. Keempat komponen tersebut saling interaktif, yaitu saling mempengaruhi terkait. Pertama-tama peneliti melakukan penelitian di lapangan dengan mengadakan wawancara yang disebut tahap pengumpulan data. Karena data-data yang dikumpulkan banyak, maka diadakan reduksi data. Setelah direduksi kemudian diadakan sajian data, selain itu pengumpulan data juga digunakan untuk menyajikan data. Apabila ketiga tahap tersebut selesai dilakukan, maka akan diambil suatu kesimpulan atau verifikasi. 98 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN