52
b. Triangulasi pengamat Teknik keabsahan data ini pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa
hasil pengumpulan data. c. Triangulasi teori
Teknik ini menggunakan teori yang belainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat.
d. Triangulasi metode Teknik ini menggunakan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti
metode wawancara dan metode observasi. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada Sugiyono, 2010:83.
3.7.2 Keabsahan Internal
Keabsahan internal merupakan konsep yang mebgacu pada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya
3.7.3 Keabsahan Eksternal
Keabsahan eksternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kasus lain.
a. Keajegan
Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila penelitian yang sama
dilakukan kembali.
53
Untuk membuktikan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Dengan teknik triangulasi sumber data
maka penelitian ini: 1 Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara 2 Membandingkan keadaan dengan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat atau pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan, orang yang berada atau pemerintah, 3 Membandingkan hasil
wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan. Prosedur dalam penggunaan triangulasi sumber adalah sebagai berikut:
a. Peneliti membandingkan data hasil pengamatan atau observasi di Desa Vokasi Candi tentang kegiatan perencanaan pelatihan keterampilan kecakapan hidup di
Desa Vokasi Candi dengan wawancara langsung kepada pihak-pihak yang terlibat antara lain: ketua Desa Vokasi, Kepala Desa Candi, dan masyarakat yang
memiliki usaha hasil pelatihan yang diselenggarakan. b. Peneliti membandingkan apa yang diketahui masyarakat dalam proses kegiatan
pelatihan keterampilan kecakapan hidup. c. Peneliti membandingkan hasil wawancara ketua Desa Vokasi dan Kepala Desa
dengan isi suatu dokumen yang berkaitan dengan perencanaan pelatihan keterampilan kecakapan hidup.
d. Peneliti membandingkan hasil wawancara masyarakat yang memiliki usaha hasil pelatihan yang diselenggarakan di desa vokasi candi.
Sedangkan prosedur triangulasi metode adalah menggunakan berbagai metode untuk meneliti, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang
dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.
54
3.8 Tekhnik Analisis Data
Bodgan dan Biklen 1982 dalam Moleong 2011:248 berpendapat bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Sedangkan Taylor Afifuddin dan Saebani, 2009:145
mendefinisikan analisis data sebagai proses yang memerinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan dan
sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Analisis data secara sistematis dilakukan dengan tiga langkah secara
bersamaan, yaitu: 1. Reduksi Data
Analisis reduksi atas data adalah bentuk analisis yang mempertajam, menggolongkan,
mengarahkan, membuang
yang tidak
perlu dan
mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian Data Penyajian data yaitu penyajian sekumpulan informasi sistematis yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian tersebut dapat berbentuk matrik, grafik, jaringan, dan bagan.
3. Penarikan KesimpulanVerifikasi
55
Penarikan simpulanverifikasi dilakukan sejak permulaan, pengumpulan data, pembuatan pola-pola, penjelasan konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, dan
alur sebab akibat serta proposisi. Kesimpulan yang ditarik segera diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali sambil melihat catatan
lapangan agar memperoleh pemahaman yang lebih tepat. Komponen-komponen analisis data interaktif dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Diagram Proses Analisis Data Dikutip dari Milles dan Huberman dalam Burhan, 2001:99
Pengumpulan Data
Simpulanverivikasi Reduksi Data
Penyajian Data
56
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran umum 4.1.1 Gambaran Umum Desa Vokasi
Dalam penelitian ini gambaran umum meliputi latar belakang, visi, misi, tujuan, fungsi, struktur orgnisasi, sasaran program desa vokasi.
4.1.1.1 Latar Belakang Berdirinya Program Desa Vokasi
Pengembangan program desa vokasi di Kabupaten Semarang sudah mulai sejak tahun 2009 melalui pilot proyek pengembangan model desa vokasi oleh
P2PNFI Regional II Semarang yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang. Desa vokasi
merupakan implementasi program “Mbangun Desa Natha Kutha” karena melalui
model Desa Vokasi berbagai program pendidikan nonformal atau pendidikan masyarakat dapat diintegrasikan dan dikembangkan secara terfokus di suatu desa.
Tahun 2014 Kabupaten Semarang telah memiliki 8 Delapan desa vokasi, yaitu: desa vokasi Reksosari Kecamatan Suruh, desa vokasi Gemawang
Kecamatan Jambu, desa vokasi Kopeng Kecamatan Getasan, desa vokasi Kopeng kecamatan Getasan, desa vokasi Ujung-Ujung Kecamatan Pabelan, desa vokasi
Bringin Kecamatan Bringin, desa vokasi Asinan Kecamatan Bawen, dan desa vokasi Candi Kecamatan Bandungan. Masing-masing desa tersebut memiliki
potensi yang berbeda-beda, sehingga keunggulan komparatif yang dihasilkan pun berbeda. Dari delapan desa vokasi tersebut salah satunya adalah desa vokasi di
Desa Candi Kecamatan Bandungan, dimana desa ini merupakan proyek percontohan program desa vokasi di Indonesia. Adapun Desa Candi dijadikan