3 Pindah posisi arloji perlahan-lahan menjauhi telinga dan suruh pasien menyatakan bila tak dapat mendengar lagi. Normalnya detak arloji
masih dapat didengar sampai jarak sekitar 30 cm dari telinga. 4 Bandingkan telinga kanan dan telinga kiri.
Pemeriksaan pendengaran dengan garpu tala :
1 Tujuan : untuk mengetahui kualitas pendengar secara lebih teliti 2 Pemeriksaan garpu tala dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
pemeriksaan rinne dan pemeriksaan weber. 3 Pemeriksaan rinne dilakukan untuk membandingkan antara konduksi
udara dengan konduksi tulang. Normalnya konduksi udara lebih baik ddibandingkan dengan konduksi tulang.
4 Pemeriksaan weber digunakan untuk mengetahui lateralisasi fibrasi getaran, yang dirasakan baik oleh telinga kanan maupun kiri.
Normalnya vibrasisuara dirasakan ditengah-tengah kepala atau seimbang antara 2 telinga.
5. PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG DAN SINUS-SINUS
a. Tujuan : Untuk mengetahui keadaan bentuk dan fungsi hidung. Pemeriksaan hidung dimulai dari bagian luar, bagian dalam lalu sinus-sinus-
sinus, pasien dipersiapkan dalam posisi duduk bila memungkinkan. b. Peralatan yang dipersiapkan, antara lain :
→ otoskop. → spekulum hidung.
→ cermin kecil. → Sumber peneranganlampu.
c. Cara kerja pemeriksaan fisik hidung dan sinus-sinus
Inspeksi dan palpasi hidung bagian luar palpasi sinus-sinus: 1 Duduklah menghadap pada pasien.
2 Atur penerangan dan amati hidung bagian luar sisi depan,samping dan
sisi atas.perhatikan bentuktulang hidug dari ketiga sisi ini. 3 Amati keadaan kulit hidung terhadap warna dan pembengkakan.
4 Amati kesimentrisan lubang hidung. 5 Lanjutkan dengan melakukan palpasi hidung luar dan catat bila
ditemukan ketidaknormalan kulittulang hidung. 6 Kaji mobilitas septum hidung.
7 Palpasi sinus maksilaris,frontalis dan etmoidalis,perhatikan terhadap
adanya nyeri tekan.
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU 35
Inpeksi hidung bagian dalam:
1 Duduklah menghadap pada pasien. 2 Pasang lampu kepala.
3 Atur lampu sehingga sisi untuk menerangi lubang hidung. 4 Elevasikan ujung hidung pasien dengan cara menekan hidung secara
ringan dengan ibu jari anda,kemudian amati bagian anterior lubang hidung.
5 Amati posisi septum hidung dan kemungkinan adanya perfusi. 6 Amati bagian turbin interior.
7 Pasang ujung spekulum hidung pada lubang hidung sehingga rongga
hidung dapat diamati. 8 Untuk memudahkan pengamatan pada dasar hidung maka atur posisi
kepala sedikit menengadah. 9 Dorong kepala menengadah sehingga bagian atas rongga hidung mudah
diamati. 10 Amati bentuk dan posisi septum, kartilago dan dinding-dinding rongga
hidung serta selaput lendir pada rongga hidungwarna, sekresi, bengkak.
11 Bila sudah selesai,lepas spekulum secara perlahan-lahan.
6. PEMERIKSAAN FISIK MULUT DAN FARING
a. Tujuan : Untuk mengetahui keadaan mulut dan faring Pemeriksaan mulut dan faring dilakukan dengan posisi pasien duduk.
Pencahayaan harus baik sehingga semua bagian dalam mulut dapat diamati
dengan jelas. Pemeriksaan dimulai dengan mengamati bibir, gigi, gusi, selaput lendir, pipi
bagian dalam,lantai dasar mulut dan palatumlangit-langit mulut,kemudian faring.
b. Cara kerja pemeriksaan mulut dan faring
Inspeksi : 1 Bantu pasien duduk berhadapan dengan anda,dengan tinggi yang
sejajar. 2 Amati bibir untuk mengetahui adanya kelainan kongenital,bibir
sumbing,warna bibir,ulkus,lesi dan massa. 3 Lanjutkan pengamatan pada gigi dengan pasien dianjurkan membuka
mulut.
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU 36
4 Atur pencahayaan yang memadai dan bila diperlukan gunakan penekan lidah untuk menekan lidah sehingga gigi akan tampak lebih jelas.
5 Amati keadan setiap gigi mengenai posisi,jarak,gigi rahang atas dan rahang bawah, ukuran, warna, lesiadanya tumor. Amati juga secara
khusus pada akar-akar gigi dan gusi. 6 Pemeriksaan setiap gigi dengan cara mengetuk secara sistematis,
bandingkan gigi bagian kiri, kanan, atas dan bawah dan anjurkan pasien untuk memberitahu bila merasa nyeri sewaktu diketuk.
7 Perhatikan pula ciri-ciri umum sewaktu melakukan pengkajian, antara lain kebersihan mulut, dan bau mulut.
8 Lanjutkan pengamatan pada lidah dan perhatikan kesimetrisannya. Suruh pasien menjulurkan lidah dan amati mengenai kelurusan, warna,
ulkus, maupun setiap ada kelainan. 9 Amati selaptu lendir mulut secara sistematis pada semua bagian mulut
mengenal warna, adanya pembengkakan, tumor, sekresi, peradangan, ulkus, dan pendarahan.
10 Beri kesempatan pasien untuk istirahat dengan menutup mulut sejenak bila capai, lalu lanutkan dengan inpeksi faring dengan cara pasien
dianjurkan membuka mulut, tekan lidah ke bawah pasien sewaktu pasien berkata ”ah”. Amati faring terhadap kesimentrisan ovula.
Palpasi
1 Palpasi pada pemeriksaan mulut dilakukan terutama bila dari inspeksi belum diperoleh data yang menyakinkan.
2 Tujuan : untuk mengetahui bentuk dan setiap ada kelainan pada mulut yang dapat diketahui dengan palpasi, meliputi pipi, dasar mulut,
palatumlangit-langit mulut dan lidah. 3 Palpasi harus dilakukan secara hati-hati dan perlu diupayakan agar
pasien tidak muntah, yaitu:
Atur posisi pasien duduk menghadap anda.
Anjurkan pasien membuka mulut.
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU 37
Pegang pipi diantara ibu jari dan jari telunjuk jari telunjuk berada
didalam. Palpasi pipi secara sistematis dan perhatikan terhadap adanya tumorpembengkakan.Bila pembengkakan deter minasikan
menurut ukuran, konsistensi, hubungan dengan daerah sekitarnya dan adanya nyeri.
4 Lanjutkan dengan palpasi pada palatum dengan jari telunjuk dan rasakan terhadap adanya pembengkakan dan fisura.
5 Palpasi dasar mulut dengan cara pasien disuruh mengatakan ”el” kemudian palpasi dilakukan pada dasar mulut secara sistematis dengan
jari penunjuk tangan kanan. Bila diperlukan beri sedikit penekanan dengan ibu jari dari bawah dagu untuk mempermudah palpasi.Catat
bila didapatkan pembengkakan. 6 Palpasi lidah dengan cara pasien disuruh menjulurkan lidah, pegang
lidah dengan kassa steril menggunakan tangan kiri.Dengan jari penunjuk tangan kanan lakukan palpasi lidah terutama bagian
belakang dan batas-batas lidah.
7. PEMERIKSAAN FISIK LEHER