PEMERIKSAAN FISIK DADA DAN PARU-PARU a. Tujuan : Untuk mengetahui keadaan dada dan paru-paru.

4. Palpasi dapat pula dilakukan dengan bidan berdiri di belakang pasien, tangan diletakkan mengelilingi leher dan palpasi dilakukan dengan jari kedua dan ketiga. 5. Bila teraba kelenjar tiroid, maka determinasikan menurut bentuk, ukuran, konstitensi, dan permukannya. 6. Lakukan palpasi trakea dengan casra berdiri di samping kanan pasien.Letakkan jari tengah pada bagian bawah trakea dan trakea ke atas, ke bawah, dan ke samping sehingga kedudukan trakea dapat diketahui. MOBILITAS LEHER: 1. Dilakukan paling akhir pada pemeriksaan leher. 2. Untuk mendapatkan data yang akurat, maka leher dan dada bagian atas harus bebas dari pakaian dan bidan berdiriduduk di belakang pasien. 3. Lakukan pemeriksaan mobilitas secara aktif.Suruh pasien menggerakan leher dengan urutan : 1. Anteflekksi, normalnya 45 2. Dorsifleksi, normalnya 60 3. Rotasi ke kanan, normalnya 70 4. Rotasi ke kiri, normalnya 70 5. Lateral fleksi ke kiri, normalnya 40 6. Lateral fleksi ke kanan, normalnya 40 4. Determinasikan sejauh mana pasien mampu menggerakkan lehernya. Normalnya gerakan dapat dilakukan secara terkoordinasi, tanpa gangguan. 5. Bila diperlukan lakukan pemeriksaan mobilitas secara pasif dewngan cara kepala pasien dipegang dengan dua tangan kemudian digerakkan dengan urutan yang sama seperti pada pemeriksaan mobilitas leher secara aktif.

8. PEMERIKSAAN FISIK DADA DAN PARU-PARU a. Tujuan : Untuk mengetahui keadaan dada dan paru-paru.

 INSPEKSI : → Dada di inspeksi terutama mengenal postur, bentuk dan kesimentrisan, ekspansi serta keadan kulit. → Bentuk dada berbeda antara bayi dan orang dewasa. → Dada bayi berbentuk melingkar dengan diameter dari depan ke belakang anteroror-pasterior sama dengan diameter transversal. → Pada orang dewasa perbandingan antara diameter anteroropasterior dengan diameter transversal adalah 1:2. PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU 40 → Inspeksi dada dikerjakan baik pada saat dada bergerak atau pada saat diam terutama sewaktu dilakukan pengamatan pergerakan pernafasan. → Sedangkan untuk mengamati adanya kelainan bentuk tulang punggung kiposis, lordosis, skoliosis akan lebih mudah dilakukan pada saat dada tidak bergerak.  Berbagai kelainan bentuk dada : 1. Pigoen chest : bentuk dada yang ditandai dengan diameter transversal sempit, diameter antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan. 2. Funnel chest : bentuk dada yang tidak normal sebagai kelainan bawaan yang mempunyai ciri-ciri berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior yang mengecil. 3. Barel chest : bentuk dada yang ditandai dengan diameter anteroposterior dan transversal yang mempunyai perbandingan 1:1.  Pola pernafasan : 1. Eupnea : Irama dan kecepata pernafasan. 2. Takipnea : Peningkatan kecepatan pernafasan. 3. Bradipnea : Lambat tetapi merupakan pernafasan normal. 4. Apnea : Tidak terdapatnya pernafasan mungkin secara periodik. 5. Hyperventilasi :pernafasan dalam kecepatan normal.  Pola pernafasan 1. Cheyne-stokes : Pernafasan yang secara bertahap menjadi cepat dan dalam dari normal, kemudian melambat, diselingi dengan periode apnea. 2. Blots : Pernafasan cepat dan dalam dari normal, dengan terhenti tiba-tiba diantaranya, pernafasan mempunyai kedalaman yang sama. 3. Kussmaul : Pernafasan cepat dan tanpa terhenti. 4. Apneustik : Inspirasi tersengal-sengal, lama di ikuti ekspirasi yang sangat pendek.

b. Cara kerja pemeriksaan inspeksi dada