PEMERIKSAAN FISIK LEHER Cara Kerja : 

 Pegang pipi diantara ibu jari dan jari telunjuk jari telunjuk berada didalam. Palpasi pipi secara sistematis dan perhatikan terhadap adanya tumorpembengkakan.Bila pembengkakan deter minasikan menurut ukuran, konsistensi, hubungan dengan daerah sekitarnya dan adanya nyeri. 4 Lanjutkan dengan palpasi pada palatum dengan jari telunjuk dan rasakan terhadap adanya pembengkakan dan fisura. 5 Palpasi dasar mulut dengan cara pasien disuruh mengatakan ”el” kemudian palpasi dilakukan pada dasar mulut secara sistematis dengan jari penunjuk tangan kanan. Bila diperlukan beri sedikit penekanan dengan ibu jari dari bawah dagu untuk mempermudah palpasi.Catat bila didapatkan pembengkakan. 6 Palpasi lidah dengan cara pasien disuruh menjulurkan lidah, pegang lidah dengan kassa steril menggunakan tangan kiri.Dengan jari penunjuk tangan kanan lakukan palpasi lidah terutama bagian belakang dan batas-batas lidah.

7. PEMERIKSAAN FISIK LEHER

a Tujuan secara umum : Untuk mengetahui bentuk leher serta organ-organ penting berkaitan. Dalam pemeriksaan, baju pasien dilepas sehinga leher dapat diperiksa dengan mudah. Pemeriksaan dimulai dengan inspeksi kemudian palpasi lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan mobilitas leher. b Cara Kerja Pemeriksaan Leher  INSPEKSI: 1 Anjurkan pasien untuk melepas baju. 2 Atur pencahayaan yang baik. 3 Lakukan inspeksi leher mengenai bentuk leher, warna, kulit, adanya pembengkakan, jaringan parut dan adanya massa. 4 Inspeksi dilakukan secara sistematis mulai dari garis tengah sisi depan leher, dari samping dan dari belakang. PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU 38 5 Bentuk leher yang panjang dan ramping umumnya ditemukan pada orang berbentuk ektomorf, orang dengan gizi jelekorang dengan tbc paru. 6 Bentuk leher pendek dan gemuk di dapatkan pada orang berbentuk endomorfobesitas. 7 Warna kulit leher normalnya sama dengan kulit sekitarnya. Dapat menjadi kuning pada semua jenis ikterus, dan menjadi merah, bengkak, panas dan nyeri tekan bila mengalami peradangan. 8 Inspeksi tiroid dengan cara pasien disuruh menelan dan amati gerakan kelenjar tiroid pada takik supraternal.Normalnya gerakan kelenjar tiroid tidak dapat dilihat, kecuali pada orang yang sangat kurus. PALPASI KELENJAR LIMFE, KELENJAR TIROID DAN TRAKEA: 1. Duduklah dihadapan pasien. 2. Anjurkan pasien untuk menengadah ke samping menjauhi pemeriksa sehingga jaringan lunak dan otot-otot akan relaks. 3. Lakukan palpasi secara sistematis dan determinasikan menurut lokasi, batas- batas, ukuran, bentuk, dan nyeritekan pada setiap kelompok kelenjar limfe yang terdiri dari: - Preaurikular-di depan telinga. - Posterior aurikuler-superpisial terhadap prosesus mastoidius. - Osipital-di dasar posterior tulan kepala. - Tonsilar-di sudut mandibula. - Submaksilaris-di tenmgah-tenngah antara sudut dan ujung mandibula. 4. Lakukan palpasi secara sistematis dan determinasikan menurut lokasi, batas- batas, ukuran, bentuk, dan nyeri tekan pada setiap kelompok kelenjar limfe yang tidak :  Submental- pada garis tengah beberapa cm di belakang ujung mandibula.  Servikal supersial-supersial terhadap stenomastidius.  Servikal dalam- dalam sternomastoid dan sering tidak dapat di palpasi.  Supraklavikula- dalam suatu sudut yang terbentuk oleh klavikula dan sternomastidius. 4. Lakukan palpasi kelenjar tiroid dengan cara: 1. Letakkan tangan anda pada leher pasien. 2. Palpasi pada fossa supraternal dengan jari penujuk dan jari tengah. 3. Suruh pasien menelanminum untuk memudahkan palpasi. PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU 39 4. Palpasi dapat pula dilakukan dengan bidan berdiri di belakang pasien, tangan diletakkan mengelilingi leher dan palpasi dilakukan dengan jari kedua dan ketiga. 5. Bila teraba kelenjar tiroid, maka determinasikan menurut bentuk, ukuran, konstitensi, dan permukannya. 6. Lakukan palpasi trakea dengan casra berdiri di samping kanan pasien.Letakkan jari tengah pada bagian bawah trakea dan trakea ke atas, ke bawah, dan ke samping sehingga kedudukan trakea dapat diketahui. MOBILITAS LEHER: 1. Dilakukan paling akhir pada pemeriksaan leher. 2. Untuk mendapatkan data yang akurat, maka leher dan dada bagian atas harus bebas dari pakaian dan bidan berdiriduduk di belakang pasien. 3. Lakukan pemeriksaan mobilitas secara aktif.Suruh pasien menggerakan leher dengan urutan : 1. Anteflekksi, normalnya 45 2. Dorsifleksi, normalnya 60 3. Rotasi ke kanan, normalnya 70 4. Rotasi ke kiri, normalnya 70 5. Lateral fleksi ke kiri, normalnya 40 6. Lateral fleksi ke kanan, normalnya 40 4. Determinasikan sejauh mana pasien mampu menggerakkan lehernya. Normalnya gerakan dapat dilakukan secara terkoordinasi, tanpa gangguan. 5. Bila diperlukan lakukan pemeriksaan mobilitas secara pasif dewngan cara kepala pasien dipegang dengan dua tangan kemudian digerakkan dengan urutan yang sama seperti pada pemeriksaan mobilitas leher secara aktif.

8. PEMERIKSAAN FISIK DADA DAN PARU-PARU a. Tujuan : Untuk mengetahui keadaan dada dan paru-paru.