103
peralatan infrastruktur tertentu dengan peralatan baru. Sehingga menyebabkan bertambahnya jumlah aktiva yang dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk. Sedangkan secara keseluruhan dapat dilihat bahwa pertumbuhan aktiva PT. Telekomunikasi Indonesia mengalami penurunan dari tahun 2005 sebesar 9,49
menjadi 1,95 pada tahun 2010. Penurunan tersebut sebagian besar dikarenakan adanya bencana alam sehingga mengakibatkan beberapa asset seperti gedung dan
perangkat-perangkat yang dimiliki perusahaan mengalami kerusakan dan tidak dapat beroperasi. Hal tersebut berdampak pada menurunnya jumlah asset yang
dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
4.2.2 Perkembangan Risiko Bisnis pada PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk
Berikut disajikan tabel dan grafik risiko bisnis PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk periode tahun 2005-2010 beserta perkembangannya.
Tabel 4.2 Perkembangan Risiko Bisnis PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk
Tahun 2005-2010
Tahun EAT
Total Equity Risiko Bisnis ROE Perkembangan
2005 7.993.566
23.292.401 34,32
2006 11.005.577
28.068.689 39,21
14,25 2007
12.857.018 33.748.579
38,10 -2,84
2008 10.619.470
34.314.071 30,95
-18,76 2009
11.398.826 38.652.260
29,49 -4,71
2010 11.536.999
44.418.742 25,97
-11,93
Sumber: Laporan Keuangan Konsolidasi PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk
104
Grafik 4.2 Tren Risiko Bisnis PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk
Tahun 2005-2010
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, diketahui bahwa risiko bisnis PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk yang diukur dengan ROE yaitu perbandingan
antara EAT Earning After Tax atau laba setelah pajak dengan Total Equity, mengalami peningkatan dan penurunan. ROE pada tahun 2005 sebesar 34,32.
Berikutnya pada tahun 2006 terjadi peningkatan sebesar 14,25 dari tahun sebelumnya menjadi 39,21. ROE tahun 2007 mengalami penurunan sebesar
2,84 dari tahun 2006 menjadi 38,10, kemudian kembali menurun pada tahun 2008 sebesar 18,76 dari tahun sebelumnya menjadi 30,95. Tahun berikunya,
tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 4,71 dari tahun sebelumnya menjadi 29,49 dan tahun 2010 menurun sebesar 11,93 dari tahun sebelumnya menjadi
25,97. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 risiko bisnis PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami penurunan yang paling signifikan
dan secara keseluruhan bahwa risiko bisnis ROE PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami kecenderungan menurun dari tahun 2005 sebesar 34,32 menjadi
25,97 pada tahun 2010. Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya laba setelah pajak setiap tahunnya. Menurunnya laba setelah pajak dikarenakan
34,32 39,21
38,10 30,95
29,49 25,97
5 10
15 20
25 30
35 40
45
2005 2006
2007 2008
2009 2010
P e
r se
n ta
se
105
meningkatnya biaya administrasi, biaya keuangan, adanya ekspansi besar-besaran serta terjadinya bencana alam yang mempengaruhi kegiatan operasional
perusahaan. Karena hal tersebut menjadi penghambat PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dalam meningkatkan perolehan laba bersih setiap tahunnya.
Akibat kurang meningkatnya laba yang diperoleh, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk masih menggunakan tambahan modal eksternal berupa hutang pinjaman.
Penambahan modal pinjaman akan mengakibatkan tingginya resiko yang akan dihadapi oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
4.2.3 Perkembangan Struktur Modal pada PT. Telekomunikasi Indonesia