Sehingga untuk pembuatan 1 liter larutan H
2
SO
4
1 M diperlukan 55,56 ml H
2
SO
4
pekat.
3. Pembuatan Larutan H2So4 1,2 M
Untuk proses pembuatan 1 liter H
2
SO
4
dengan konsentrasi 1,2 M maka H
2
SO
4
pekat yang di butuhkan adalah: Massa H
2
SO
4
= 98 Massa jenis H
2
SO
4
= 1,8 kgliter M =
=
98 ×1.8×10 98
= 18 M Maka :
= = 18.
= 1,2.1000 =
, .
= = 66,67
Sehingga untuk pembuatan 1 liter larutan H
2
SO
4
1,2 M diperlukan 66,67 ml H
2
SO
4
pekat.
2. Proses Aktivasi
Proses aktivasi pertama yang dilakukan adalah dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan H
2
SO
4
0.8 M Kemudian aktivasi dilakukan dengan mecampur bentonit dan larutan H
2
SO
4
sambil diaduk, dan di biarkan selama 24 jam hingga bentonit
mengendap. Proses selanjutnya adalah mendekantasi yaitu dengan memisahkan larutan dan endapan bentonit. Setelah itu bentonit
disaring, lalu di cuci dengan aquades, kemudian dikeringkan pada suhu 105
o
C sampai beratnya konstan. Setelah kering bentonit dihaluskan dan dipanaskan kembali pada suhu 105
o
C. Diulangi perlakuan yang sama untuk proses pembuatan
menggunakan larutan H
2
SO
4
1 M dan 1.2 M. Setelah kering dan semuanya siap maka bentonit yang telah teraktivsi siap digunakan
untuk menimbun lubang pentanahan. Secara sederhana, proses pembuatan bentonit teraktivasi dapat
dilihat dari bagan 3.1 berikut.
Gambar 3.1 Proses aktivasi bentonit
Pada peoses aktivasi ini peranan asam sulfat yaitu sebagai katalis, katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia
pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan
sebagai pereaksi. Asam sulfat berpungsi untuk memisahkan air dari kandungan bentonit. Berikut ini adalah reaksi antara bentonit dan
asam sulfat. Al
2
O
3
.4SiO
3
.H
2
O+ H
2
SO
4
→ Al
2
O
3
.4SiO
3
+H
2
O
3.4.4 Perancangan Pengujian
Sebelum dilakukan pengambilan data, maka diperlukan perancangan pengujian yaitu dengan membuat lubang pentanahan dan melakukan
penanaman elektroda pentanahan. 1.
Pembuatan Lubang Pentanahan Pembuatan lubang pentanahan dilakukan agar terdapat ruang untuk
mengisi bentonitnya. Pembuatan lubang dibuat pada tanah ladang dan tanah lempung dengan kedalaman 100 cm dan diameter 10 cm
dengan menggunakan bor biopori.
Gambar 3.2 Variasi pengujian bentonit: a. Tanpa zat adiktif; b. Dengan bentonit; c. Bentonit teraktivasi 0,8 M,
d.Bentonit teraktivasi 1 M; e. Bentonit teraktivasi 1,2 M
Setiap jenis tanah yang akan di uji akan dibuat 5 buah lubang dengan kedalaman dan diameter yang sama untuk pengujian tanpa
penambahan zat adiktif, penambahan bentonit tanpa aktivasi, penambahan bentonit teraktivasi H
2
SO
4
0.8 M, penambahan bentonit teraktivasi H
2
SO
4
1 M, dan penambahan bentonit teraktivasi H
2
SO
4
1.2 M. 2.
Penanaman batang elektroda pentanahan Setelah lubang selesai dibuat masing-masing lubang dimasukkan
satu batang elektroda pentanahan yang telah diklem dengan kawat pentanahan. Lubang-lubang tersebut kemudian diisi dengan bahan
yang berbeda. Lubang 1 tanpa penambahan zat adiktif, Lubang 2 dengan bentonit tanpa aktivasi, Lubang 3 dengan bentonit
teraktivasi H
2
SO
4
0.8 M, Lubang 4 dengan bentonit teraktivasi H
2
SO
4
1 M, dan lubang 5 dengan bentonit teraktivasi H
2
SO
4
1.2 M. Masing-masing lubang diisi dengan bentonit sebanyak 10 Kg.
Setelah masing-masing pentanahan siap, dilakukan pengukuran nilai masing-masing pentanahan dengan menggunakan earth tester.
3.4.5 Pengukuran Nilai Tahanan Pentanahan
Pengukuran nilai tahanan pentanahan pada masing-masing lubang pentanahan dilakukan dengan menggunakan alat ukur earth tester
model 3235 dengan menggunakan metoda 3 titik. Pengukuran tahanan pentanahan pada tanah lempung dilakukan dengan
cara sebagai berikut : 1.
Hubungkan panel berwarna hijau pada elektroda pentanahan yang akan di ukur, panel berwarna kuning pada elektroda bantu 1 dan
panel berwarna merah pada elektroda bantu 2. 2.
Elektroda pentanahan dan elektroda bantu harus satu garis.
3. Untuk memastikan bahwa baterai masih layak pakai, baterai dapat
dicek dengan cara set selektor swicth pada posisi B, lalu tekan
botton switch.
4. Checking tegangan tanah Earth voltage dengan cara sebagai
berikut :
• Set selector switch pada posisi V, besar tegangan Ev dibaca
pada galvanometer. •
Bila Ev 10 volt, pengukuran tahanan pentanahan dapat dilakukan.
• Bila Ev 10 volt, pengukuran tahanan pentanahan tidak dapat
dilakukan. Agar pengukuran dapat dilakukan maka elektroda pengukuran E dijauhkan dari pentanahan alat-alat listrik yang
ada di tempat tersebut. •
Bila Ev tidak diperoleh, maka jarak elektroda E dan P harus diperbesar 10-20 m.
5. Set selector switch pada posisi Ω, lalu tekan botton switch sambil
mengatur piringan skala dial hingga jarum penunjuk pada golvanometer menunjuk angka nol, Saat penunjukan galvanometer
nol dicatat nilai yang ditunjukkan pada piringan skala dial.
Nilai yang dibaca tersebut adalah harga tahanan pentanahan yang diukur Rp.
Berikut ini adalah rangkaian skematik pengukuran nilai tahanan pentanahan pada masing-masing pengujian: