Proses Aktivasi Bentonit Penelitian Yang Pernah Dilakukan

5. IGN Junardana, pengaruh umur pada bentonit terhadap nilai tahanan pentanahan, 2005. Penelitian ini di lakukan selama 6 bulan, dengan mevariasikan banyaknya bentonit yang akan di masukan ke dalam tanah yaitu 5kg, 10 kg dan 15 kg. Hasil dari penelitian ini di dapatkan nilai rata- rata tahanan pentanahan dengan penambahan zat aditif berupa bentonit seberat 5 kg selama 6 bulan adalah 3,25 ± 0,27 ohm. Nilai rata-rata tahanan pentanahan dengan penambahan zat aditif berupa bentonit seberat 10 kg selama 6 bulan adalah 2,51 ± 0,23 ohm. Nilai rata-rata tahanan pentanahan dengan penambahan zat aditif berupa bentonit seberat 15 kg selama 6 bulan adalah 2,01 ± 0,008 ohm.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan menganalisis pengaruh dari aktivasi kimia pada bentonit dengan mengaktivasi menggunakan asam sulfat H 2 SO 4 sebagai perbaikan nilai tahanan pentanahan. Aktivasi dilakukan dengan cara merendam bentonit pada larutan H 2 SO 4 dengan konsentrasi 0,8 M, 1 M dan 1,2 M. Dengan demikian dapat dilihat pengaruh perubahan konsentrasi pada H 2 SO 4 untuk perbaikan nilai tahanan pentanahan. Dan juga pengaruh dari varisai konsentrasi H 2 SO 4 pada tanah ladang dan tanah lempung dengan pemberian bentonit teraktivasi. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah nilai tahanan pentanahan pada setiap lubang. Metode analisis yang digunakan adalah dengan statistik dan dilakukan dengan deskriptif

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA untuk proses aktivasi dan untuk proses pengujian dilakukan pada tanah disekitar Perumahan Bataranila untuk tanah ladang, dan tanah disekitar halaman Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung untuk tanah jenis lempung. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari 2015 sampai agustus 2015.

3.3 Alat dan Bahan

Beberapa alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain: a. Batang elektroda pentanahan yang terbuat dari bahan tembaga sebanyak 10 batang dengan panjang 1 meter dan diameter 12 milimeter. b. Kawat pentanahan sebanyak 10 buah dengan panjang masing-masing 30 cm. c. Klem yang akan digunakan untuk mengaitkan antara batang pentanahan dan kawat pentanahan d. Satu set alat ukur pentanahan yaitu Earth Resistance Tester merk yokogawa dengan moodel 3235, 2 buah pasak besi, dan juga 3 buah kabel beda warna masing-masing 10 m digunakan untuk mengukur nilai pentanahan melalui batang elektroda pentanahan yang telah ditanam. e. Bor Biopori merupakan sebuah alat yang digunakan untuk membuat lubang pada tanah dengan cara memutar bor sampai kedalaman tertentu. f. Na-Bentonit sebanyak ± 80 kg. g. H 2 SO 4 asam sulfat digunakan untuk proses aktivasi. h. Aquades digunakan untuk pembuatan larutan H 2 SO 4 . i. Toples kaca, digunakan untuk tempat bentonit saat aktivasi. j. Lemari asam, tempat untuk membuat larutan H 2 SO 4 k. Meteran digunakan untuk mengukur jarak pasak besi pada saat menggunakan earth tester. l. Timbangan, ember dan peralatan lainnya yang digunakan untuk penanaman batang pentanahan.

3.4 Metode Penelitian

Dalam penyelesaian tugas akhir ini ada beberapa langkah kerja yang dilakukan diantaranya :

3.4.1 Studi Literatur

Dalam studi literatur dilakukan pencarian informasi atau bahan materi baik dari buku, jurnal, maupun sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Materi tersebut diantaranya mengenai: 1. Sistem Pentanahan 2. Karateristik Bentonit 3. Pengaruh Aktivasi Pada Bentonit

3.4.2 Pengumpulan Alat dan Bahan

Sebelum pengujian dilakukan, dilakukan pengumpulan alat dan bahan yang dipelukan untuk pengujian. Alat dan bahan tersebut yaitu yang tertera pada sub bab 3.3. Setelah alat dan bahan terkumpul maka dilakukan tahapan selanjutnya.

3.4.3 Aktivasi Bentonit

Sebelum digunakan, bentonit diaktivasi terlebih dahulu dengan tujuan meningkatkan luas permukaan dan memodifikasi struktur bentonit sehingga bentonit dapat berkerja dengan optimal. Pada penelitian ini bentonit akan di aktivasi dengan cara kontak asam. Langkah-langkah aktivasi bentonit adalah sebagai berikut: 1. Pembuatan Larutan H 2 SO 4 Pada proses pembuatan larutan untuk aktivasi bentonit dilakukan varisai konsentasi H 2 SO 4 . Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi H 2 SO 4 terhadap penurunan nilai tahanan pentanahan. Cara pembuatan larutan H 2 SO 4 ini dengan cara pencampuran antara aquades dengan H 2 SO 4 pekat. Konsentrasi yang diberikan untuk pembuatan larutan H 2 SO 4 yaitu 0,8 M, 1 M dan 1,2 M. Untuk mengetahui banyak H 2 SO 4 pekat yang di butuhkan, digunakan rumus pengenceran berikut: = Dimana : V 1 = Volume larutan sebelum diencerkan L atau mL M 1 = Maritas larutan sebelum diencerkan V 2 = Volume larutan setelah diencerkan l atau mL M 2 = Maritas larutan setelah diencerkan 1. Pembuatan Larutan H 2 SO 4 0.8 M Untuk proses pembuatan 1 liter H 2 SO 4 dengan konsentrasi 0,8 M maka H 2 SO 4 pekat yang di butuhkan adalah: Massa H 2 SO 4 = 98 Massa jenis H 2 SO 4 = 1,8 kgliter M =