LSM WATALA Keluarga Pecinta Alam

a. Visi Berdaulatnya masyarakat pesisir-laut dan pulau-pulau kecil Lampung dalam pengelolaan sumber daya alam secara demokratis, adil dan berkelanjutan. b. Misi 1. Memperkuat Mitra Bentala melalui peningkatan kapasitas personil dan lembaga 2. Membangun kelembagaan masyarakat pesisir laut dan pulau-pulau kecil Lampung untuk meningkatkan kesejahteraannya dan kelesatarian ekosistem. 3. Mendorong lahirnya kebijakan yang berpihak pada masyarakat pesisir laut dan pulau pulau kecil Lampung melalui pelibatan publik dalam mendukung pengelolaan secara demokratis, adil dan berkelanjutan. c. Tujuan 1. Mengurangi pengerusakan dan rusaknya ekosistem laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil mangrove, lamun, terumbu karang 2. Mendorong adanya pengelolaan sumber daya alam pesisir-laut dan pulau-pulau kecil Lampung yang terpadu dan berkelanjutan 3. Mendorong dan meningkatkan keberdayaan masyarakat pesisir-laut dan pulau-pulau kecil. d. Kapasitas Lembaga Didalam menjalankan program-programnya MITRA BENTALA didukung oleh managemen lembaga dan personil yang memiliki kapasitas di bidang CO Community Organiser, Investigasi, Advokasi, Gender, Pemetaan Partisipatif, Pesisir dan Kelautan, kesemuanya diberdayakan melalui pelatihan dan magang di beberapa lembaga yang berkompeten www.mitrabentala.org diakses pada 12 Juni 19.00.

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa LSM lingkungan yaitu WALHI, WATALA, dan Mitra Bentala, sudah melakukan kegiatan pelestarian yang terkait dengan RTH yang ada di Kota Bandar Lampung. Upaya pelestarian RTH Ruang Terbuka Hijau tersebut dapat dilihat dari tiga peranan yaitu : penyeimbang, pemberdayaan dan Lembaga perantara. LSM WALHI yang banyak melakukan peran penyeimbang dimana didalam peran penyeimbang tersebut terdapat kegiatan seperti advokasi, pernyataan politik, petisi, dan aksi demonstrai yang tentu sejalan dengan visi, misi, dan tujuan LSM WALHI itu sendiri yaitu lebih ke arah advokasi isu-isu lingkungan hidup. WALHI yang memang menajamkan fokus dan prioritas dalam mengelolan kampanye dan advokasi untuk isu air, pangan dan keberlanjutan, hutan, perkebunan, hutan, tambang, pesisir dan laut, serta isu-isu perkotaan memang tidak menunjukan fokus kerjanya pada isu RTH. WALHI sendiri memiliki jaringan kerja hingga tingkat internasional ini memang mebatasi diri dari kegiatan kerjasama baik dengan pemerintah maupun pihak swasta karena