3. Kapasitas vital paksa 4. Kapasitas total paru-paru.
2.2. Latihan fisik
Latihan fisik olah raga adalah pergerakan tubuh yang dilakukan oleh otot dengan terencana dan berulang yang menyebabkan peningkatan pemakaian energi dengan
tujuan untuk memperbaiki kebugaran fisik Committee on sports medicine and fitness, 1994.
Pada umumnya, latihan fisik menggambarkan proses metabolik yang menyediakan energi untuk kontraksi otot seperti aerobik dengan oksigen
ataupun anaerobik tanpa oksigen Homsby, 2005. Derajat beratnya latihan fisik dibuat berdasarkan:
a. keluaran energi energy expenditure menit. Pemakaian energi adalah
besarnya oksigen yang digunakan O
2
uptake per menit; b.
kekuatan Watt; c.
nadi pulse rate. Tabel 2.1. Gradasitingkatan latihan fisik
Jenis latihan fisik
O2 uptake litermenit
Kekuatan Watt
Nadi pulse rate.
Maksimal 2,5
≥ 850 175
Sangat berat 2-2,5
700-850 150-175
Berat 1,5-2
500-700 120-150
Sedang 1-1,5
350-500 100-120
Ringan Sampai 1
170-350 Sampai 100
Sumber: Chaudhuri SK 2004
2.2.1. Treadmill
2.2.1.1 Pengertian
Menurut Wilmore 2008, treadmill merupakan salah satu alat ergometer yang paling sering digunakan. Ergometer adalah alat olahraga yang intensitas kerjanya
dapat dikontrol dan diukur. Treadmill secara umum memiliki nilai kepercayaan tinggi dalam memperlihatkan nilai denyut jantung, kebutuhan oksigen serta
ventilasi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Suyono 2004 dalam Makmur 2008, kerja treadmill ditandai oleh adanya peningkatan pada setiap kemiringan yang dinyatakan sebagai persen
, kecepatan treadmill atau keduanya. Derajat kemiringan menunjukkan jumlah elevasi jarak dengan menggunakan satuan kaki feet untuk setiap 100 kaki jarak
perjalanan.
2.2.1.2 Langkah kerja
Menurut Jones 2007, treadmill test dapat dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama digunakan untuk menentukan kebutuhan oksigen dan respon denyut
jantung terhadap rentang kecepatan berlari. Dimana setiap tahapan berdurasi 3 menit dan ditingkatkan 1,0 km per jam untuk setiap tahapan. Subjek minimal
dapat menyelesaikan 5 tahapan pertama dan maksimal 9 tahapan. Menurut Brown 2006, protokol Bruce merupakan salah satu protokol
treadmill yang paling sering digunakan. Menurut protokol ini, kecepatan dan tingkatan diubah setiap 3 menit. Keuntungan dari protokol ini, test yang dilakukan
relatif singkat. Protokol Bruce yang dimodifikasi berfungsi agar individu tersebut dapat melakukan pemanasan sebelum masuk ke tahap pertama.
Menurut Brown 2006, protokol Balke digunakan untuk kecepatan berjalan yang spontan dengan penambahan tingkatan 2,5 setiap 2 menit.
Protokol Balke merupakan alat test diagnostik terbaik untuk individu dengan kapasitas fungsional yang rendah. Selain itu terdapat juga protokol Balke
modifikasi, dimana kecepatan treadmill dimulai dengan kecepatan 2,0 kmjam dan penambahan setiap tingkatan 3,5 untuk setiap tingkatan pada lima tingkat
pertama.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Protokol Bruce Tahap
Kecepatan kmjam
Tingkatan Durasi
menit Metabolic
equivalent 1,7
3 1,7
0,5 1,7
5 3
2,9 1
1,7 10
3 4,7
2 2,5
12 3
7,1 3
3,4 14
3 10,2
4 4,2
16 3
13,5 5
5,0 18
3 20,4
6 5,5
20 3
20,4 7
6,0 22
3 23,8
tahap 0 dan 0,5 disebut sebagai protokol bruce modifikasi Sumber : Brown 2006
Tabel 2.3. Protokol Balke Tahap
Kecepatan kmjam
Tingkatan Durasi
menit Metabolic
equivalent 1
3,0 2,5
2 4,3
2 3,0
5,0 2
5,4 3
3,0 7,5
2 6,4
4 3,0
10,0 2
7,4 5
3,0 12,5
2 8,5
6 3,0
15,0 2
9,5 7
3,0 17,5
2 10,5
8 3,0
20,0 2
11,6 9
3,0 22,5
2 12,6
Sumber : Brown 2006 Tabel 2.4. Protokol Balke modifikasi
Tahap Kecepatankmjam Tingkatan
Durasimenit Metabolic
Equivalent 1
2,0 3
2,5 2
2,0 3,5
3 3,5
3 2,0
7,0 3
4,5 4
2,0 10,5
3 5,4
5 2,0
14,0 3
6,4 6
2,0 17,5
3 7,4
7 3,0
12,5 3
8,5 8
3,0 15,0
3 9,5
9 3,0
17,5 3
10,5 10
3,0 20,0
3 11,6
11 3,0
22,5 3
12,6 Sumber : Brown 2006
Universitas Sumatera Utara
2.3. Pengaruh latihan fisik terhadap sistem pernapasan respirasi