Anatomi dan fisiologi paru-paru Uji fungsi paru

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan fisiologi paru-paru

Fungsi utama paru-paru adalah untuk pertukaran gas antara udara atmosfer dan darah. Dalam menjalankan fungsinya, paru-paru ibarat sebuah pompa mekanik yang berfungsi ganda, yakni menghisap udara atmosfer ke dalam paru inspirasi dan mengeluarkan udara alveolus dari dalam tubuh ekspirasi. Untuk melakukan fungsi ventilasi, paru-paru mempunyai beberapa komponen penting, antara lain Guyton, 1983 ; Wenzel dan Larsen, 1996 : a. Dinding dada yang terdiri dari tulang, otot, saraf perifer. b. Parenkim paru yang terdiri dari saluran napas, alveoli, dan pembuluh darah. c. Dua lapisan pleura, yakni pleura viseralis yang membungkus erat jaringan parenkim paru, dan pleura parietalis yang menempel erat ke dinding toraks bagian dalam. Di antara kedua lapisan pleura terdapat rongga tipis yang normalnya tidak berisi apapun. d. Beberapa reseptor yang berada di pembuluh darah arteri utama. Volume paru-paru dibagi menjadi empat macam, yakni Guyton, 1983 : a. Volume tidal merupakan volume udara yang diinspirasikan dan diekspirasikan pada setiap pernapasan normal; b. Volume cadangan merupakan volume tambahan udara yang dapat diinspirasikan di atas volume tidal normal; c. Volume cadangan ekspirasi merupakan jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat setelah akhir suatu ekspirasi; d. Volume residual adalah volume udara yang masih tersisa di dalam paru- paru setelah melakukan ekspirasi kuat. Dalam menguraikan peristiwa-peristiwa pada siklus paru-paru, juga diperlukan kapasitas paru-paru yaitu Guyton, 1983: 1. Kapasitas inspirasi 2. Kapasitas residual fungsional Universitas Sumatera Utara 3. Kapasitas vital paksa 4. Kapasitas total paru-paru.

2.2. Latihan fisik

Latihan fisik olah raga adalah pergerakan tubuh yang dilakukan oleh otot dengan terencana dan berulang yang menyebabkan peningkatan pemakaian energi dengan tujuan untuk memperbaiki kebugaran fisik Committee on sports medicine and fitness, 1994. Pada umumnya, latihan fisik menggambarkan proses metabolik yang menyediakan energi untuk kontraksi otot seperti aerobik dengan oksigen ataupun anaerobik tanpa oksigen Homsby, 2005. Derajat beratnya latihan fisik dibuat berdasarkan: a. keluaran energi energy expenditure menit. Pemakaian energi adalah besarnya oksigen yang digunakan O 2 uptake per menit; b. kekuatan Watt; c. nadi pulse rate. Tabel 2.1. Gradasitingkatan latihan fisik Jenis latihan fisik O2 uptake litermenit Kekuatan Watt Nadi pulse rate. Maksimal 2,5 ≥ 850 175 Sangat berat 2-2,5 700-850 150-175 Berat 1,5-2 500-700 120-150 Sedang 1-1,5 350-500 100-120 Ringan Sampai 1 170-350 Sampai 100 Sumber: Chaudhuri SK 2004

2.2.1. Treadmill

2.2.1.1 Pengertian

Menurut Wilmore 2008, treadmill merupakan salah satu alat ergometer yang paling sering digunakan. Ergometer adalah alat olahraga yang intensitas kerjanya dapat dikontrol dan diukur. Treadmill secara umum memiliki nilai kepercayaan tinggi dalam memperlihatkan nilai denyut jantung, kebutuhan oksigen serta ventilasi. Universitas Sumatera Utara Menurut Suyono 2004 dalam Makmur 2008, kerja treadmill ditandai oleh adanya peningkatan pada setiap kemiringan yang dinyatakan sebagai persen , kecepatan treadmill atau keduanya. Derajat kemiringan menunjukkan jumlah elevasi jarak dengan menggunakan satuan kaki feet untuk setiap 100 kaki jarak perjalanan.

2.2.1.2 Langkah kerja

Menurut Jones 2007, treadmill test dapat dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama digunakan untuk menentukan kebutuhan oksigen dan respon denyut jantung terhadap rentang kecepatan berlari. Dimana setiap tahapan berdurasi 3 menit dan ditingkatkan 1,0 km per jam untuk setiap tahapan. Subjek minimal dapat menyelesaikan 5 tahapan pertama dan maksimal 9 tahapan. Menurut Brown 2006, protokol Bruce merupakan salah satu protokol treadmill yang paling sering digunakan. Menurut protokol ini, kecepatan dan tingkatan diubah setiap 3 menit. Keuntungan dari protokol ini, test yang dilakukan relatif singkat. Protokol Bruce yang dimodifikasi berfungsi agar individu tersebut dapat melakukan pemanasan sebelum masuk ke tahap pertama. Menurut Brown 2006, protokol Balke digunakan untuk kecepatan berjalan yang spontan dengan penambahan tingkatan 2,5 setiap 2 menit. Protokol Balke merupakan alat test diagnostik terbaik untuk individu dengan kapasitas fungsional yang rendah. Selain itu terdapat juga protokol Balke modifikasi, dimana kecepatan treadmill dimulai dengan kecepatan 2,0 kmjam dan penambahan setiap tingkatan 3,5 untuk setiap tingkatan pada lima tingkat pertama. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Protokol Bruce Tahap Kecepatan kmjam Tingkatan Durasi menit Metabolic equivalent 1,7 3 1,7 0,5 1,7 5 3 2,9 1 1,7 10 3 4,7 2 2,5 12 3 7,1 3 3,4 14 3 10,2 4 4,2 16 3 13,5 5 5,0 18 3 20,4 6 5,5 20 3 20,4 7 6,0 22 3 23,8 tahap 0 dan 0,5 disebut sebagai protokol bruce modifikasi Sumber : Brown 2006 Tabel 2.3. Protokol Balke Tahap Kecepatan kmjam Tingkatan Durasi menit Metabolic equivalent 1 3,0 2,5 2 4,3 2 3,0 5,0 2 5,4 3 3,0 7,5 2 6,4 4 3,0 10,0 2 7,4 5 3,0 12,5 2 8,5 6 3,0 15,0 2 9,5 7 3,0 17,5 2 10,5 8 3,0 20,0 2 11,6 9 3,0 22,5 2 12,6 Sumber : Brown 2006 Tabel 2.4. Protokol Balke modifikasi Tahap Kecepatankmjam Tingkatan Durasimenit Metabolic Equivalent 1 2,0 3 2,5 2 2,0 3,5 3 3,5 3 2,0 7,0 3 4,5 4 2,0 10,5 3 5,4 5 2,0 14,0 3 6,4 6 2,0 17,5 3 7,4 7 3,0 12,5 3 8,5 8 3,0 15,0 3 9,5 9 3,0 17,5 3 10,5 10 3,0 20,0 3 11,6 11 3,0 22,5 3 12,6 Sumber : Brown 2006 Universitas Sumatera Utara

2.3. Pengaruh latihan fisik terhadap sistem pernapasan respirasi

Selama latihan fisik, jumlah oksigen yang masuk ke aliran darah pada paru meningkat karena jumlah oksigen yang ditambahkan pada tiap unit darah dan aliran darah paru per menit meningkat Ganong, 2003 ; Shepherd, 1963. Pada permulaan latihan fisik, terdapat kenaikan ventilasi yang tiba-tiba, selanjutnya diikuti oleh kenaikan yang perlahan. Pada latihan fisik sedang, peningkatan ventilasi terutama disebabkan dalamnya pernapasan, kemudian diikuti oleh peningkatan kecepatan pernapasan pada latihan fisik berat. Peningkatan yang mendadak pada permulaan latihan fisik diduga disebabkan karena rangsangan psikis dan impuls aferen propioreseptor dalam otot, tendon dan sendi. Peningkatan ventilasi sebanding dengan peningkatan konsumsi oksigen, tetapi mekanisme yang bertanggung jawab untuk perangsangan pernapasan ini tetap merupakan masalah yang masih banyak dipertentangkan. Peningkatan suhu tubuh mungkin berperan. Mungkin sensitivitas pusat pernapasan terhadap CO 2 meningkat sehingga walaupun PCO 2 rata-rata tidak meningkat, CO 2 inilah yang bertanggung jawab untuk peningkatan ventilasi. Oksigen juga berperan sebagian walaupun kekurangan oksigen menurunkan PO 2 arteri Shepherd, 1963 ; Hargeaves, 2003 ; Mcllroy, 1963. Pada saat latihan fisik berat, pendaparan buffer karena peningkatan jumlah asam laktat yang dihasilkan mengeluarkan lebih banyak CO 2 dan lebih lanjut hal ini meningkatkan vemtilasi. Dengan meningkatnya pembentukan asam, ventilasi meningkat dan pembentukan CO 2 tetap sebanding. Jadi, CO 2 alveolar dan CO 2 arteri relatif hanya sedikit berubah dan PO 2 alveolar juga turun, demikian juga PCO 2 arteri Ganong, 2003.

2.3.1. Respons paru pada saat aktivitas fisik olahraga

Jika seseorang melakukan latihan fisik tentu akan mempengaruhi fungsi paru selama latihan oleh karena peningkatan penggunaan oksigen dalam darah. Karbondioksida dalam darah yang meningkat tersebut perlu dikeluarkan melalui paru-paru. Penilaian fungsi paru setelah latihan fisik sering memberikan arti klinis Goubalt et al, 2001 ; Sabapathy et al, 2004. Perubahan yang terjadi dalam paru- Universitas Sumatera Utara paru ini dapat diukur. Spirometer digunakan untuk mengukur kapasitas vital dan subdivisinya serta kecepatan aliran ekspirasi atau inspirasi. Ada banyak penilaian yang biasa dilakukan salah satunya adalah volume ekspirasi paksa dalam satu detik VEP1 dan kapasitas vital paksa KVP Haddad, 2003.

2.4. Uji fungsi paru

Volume ekspirasi paksa pada detik pertama dan KVP adalah pemeriksaan uji fungsi paru yang sederhana dan relatif murah dimana KVP merupakan jumlah udara yang dapat dikeluarkan pada suatu ekspirasi paksa sesudah suatu inspirasi maksimal, sedangkan VEP1 adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan pada satu detik pertama suatu ekspirasi paksa sesudah suatu inspirasi maksimal. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk konfirmasi diagnosis, menentukan faktor pencetus serta menilai beratnya kelainan dan respons pengobatan Anderson, 2002; Panditi dan Silverman, 2003; Martin, Landau, dan Phelan, 1980. Nilai VEP1 80 atau VEP1KVP 80 menunjukkan indikasi obstruksi jalan napas. Perbandingan VEP1 dan KVP 80 mengindikasikan fungsi jalan napas yang normal. Dikatakan asma episodik jarang jika nilai VEP1KVP 80, episodik sering jika nilai VEP1KVP 60 - 80 dan asma persisten jika VEP1KVP 60 Rahajoe, 2004. Spirometri merupakan suatu metode sederhana yang dapat mengukur sebagian besar volume dan kapasitas paru-paru dengan menggunakan alat spirometer American Thoracic Society, 1987. Spirometer elektronik dapat mengukur berbagai macam parameter fungsi paru, misalnya VEP1, KVP, dan lain sebagainya Hodgkin, 1984; Higenbottam, 1986; American Thoracic Society,1991. Pada pemeriksaan ini diperlukan latihan fisik smapai submaksimal selama 6-8 menit. Biasanya bronkokonstriksi muncul segera setelah latihan fisik dihentikan, maksimal sesudah 3-5 menit dan kembali ke keadaan sebelumnya dalam 1-2 jam. Keadaan bronkokonstriksi setelah latihan ini biasanya didahului bronkokonstriksi sebentar selama 1-2 menit pertama latihan Munasir, 1996. Universitas Sumatera Utara 2.5. Minuman beroksigen 2.5.1.Transpor oksigen