Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

a. Membagi sampel awal menjadi dua bagian kemudian membandingkan hasil faktor sampel satu dengan sampel dua. Jika hasil tidak banyak perbedaan, bisa dikatakan faktor yang terbentuk telah valid. b. Dengan melakukan metode Comfirmatory Faktor Analysis CFA dengan cara Structural Equation Modelling SEM. Proses ini bisa dibantu dengan Software khusus, seperti Lisrel atau Amos.

2.3. Landasan Teori

Menurut BKKBN usia yang ideal untuk hamil dan melahirkan yaitu 20-30 tahun, lebih atau kurang dari usia tersebut adalah beresiko. Dengan kata lain disebut reproduksi yang sehat untuk wanita saat hamil dan melahirkan, karena pada masa hamil banyak terjadi perubahan-perubahan baik secara fisik maupun psikologi untuk itu diperlukan persiapan dalam menghadapi masa kehamilan tersebut. Persiapan tersebut ada tiga hal yaitu persiapan phisik, persiapan mental emosi psikologi dan persiapan sosial ekonomi Manuaba, IBG. 2010. Pada umumnya proses kehamilan menjadi hal yang bahagia bagi pasangan yang terikat oleh jalinan perkawinan namun sebaliknya proses kehamilan itu akan menjadi malapetaka bagi pasangan yang belum terikat perkawinan yang sah atau bisa di sebut hubungan seksual pranikah. Istilah “hubungan seksual pranikah” sudah merupakan hal yang tidak asing lagi, baik di kalangan masyarakat ilmuan maupun di kalangan masyarakat awam. Yang dimaksud dengan hubungan seksual Universitas Sumatera Utara pranikah adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh sepasang insan sebelum mereka diikat oleh tali perkawinan Lesnapurnawan, 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan usia muda ≤ 20 tahun dapat menggunakan pendekatan faktor prilaku pada kerangka kerja. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku menurut Lawrence Green 1980 dalam Notoatmojo 2007 ada 3 faktor utama yaitu : a. Faktor predisposisi predisposing factor di dalamnya termasuk pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, tradisi, nilai–nilai, tingkat sosial ekonomi dan lain sebagainya. b. Faktor pemungkin enabling factor yang terwujud dalam lingkungan phisik, sumber daya, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan. c. Faktor penguat reinforcing factor yang terwujud di dalam sikap dan prilaku petugas kesehatan, maupun petugas lain, teman, tokoh yang semuanya bisa menjadi kelompok referensi dari prilaku masyarakat termasuk juga undang- undang, peraturan-peraturan. Dari faktor–faktor di atas dapat disimpulkan bahwa prilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan kehamilan usia muda ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang yang bersangkutan. Di samping itu ketersediaan fasilitas kesehatan dan prilaku petugas kesehatan juga mendukung dan memperkuat terbentuknya prilaku. Berarti secara umum prilaku tergantung faktor intern dari dalam individu dan faktor ekstern dari luar individu yang saling memperkuat. Jadi Universitas Sumatera Utara kalau kita ingin merubah prilaku kita harus memperhatikan faktor–faktor tersebut di atas. Dengan demikian landasan teori dari faktor-faktor yang memengaruhi kehamilan usia muda tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Lesnapurnawan, 2009 dan Dianawati, 2005 Gambar 2.1. Landasan Teori Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kehamilan Usia Muda ≤ 20 Tahun. Modifikasi dari Romauli, S. 2011, Aryani, R. 2009, Manuaba, IBG.2010 Lesnapurnawan, 2009 dan Dianawati, 2005, Lawrence Green dalam Notoatmojo, 2007 Faktor Predisposisi : − Tingkat pendidikan − Ekonomi − Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi tabu − Adat istiadat atau pandangan masyarakat − Pandangan terhadap konsep cinta Kehamilan di Usia Muda ≤ 20 Tahun Faktor Pemungkin : − Dorongan biologis melakukan hubungan seksual karena pengaruh buku, film, majalah yang menampilkan gambar –gambar erotis yang mudah diakses melalui telepon genggam atau internet − Kesempatan kesibukan orang tua, kurang perhatian terhadap anak, fasilitas yang berlebih uang Faktor Penguat : − Keimanan dan etika moral yang dimiliki remaja − Kepatuhan terhadap orang tua − Hukum dan peraturan Universitas Sumatera Utara

2.4. Kerangka konsep