Teknik Belajar-Mengajar Gotong Royong

1. Teknik Belajar-Mengajar Gotong Royong

a. Mencari Pasangan (Make a Match). - Dikembangkan oleh Lama Curran (1994). - Siswa mencari pasangan sambil belaiar mengenai suatu konsep atau

topik dalam suasana yang menyenangkan. - Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. CARANYA:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa topik yang mungkin cocok untuk sesi review (persiapan menjelang tes atau ujian).

2. Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu.

3. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya, pemegang kartu yang bertuliskan

PERSEBAYA berpasangan dengan pemegang kartu SURABAYA. Atau pemegang kartu yang berisi nama SBY berpasangan dengan pemegang kartu PRESIDEN RI.

4. Siswa bisa juga bergabung dengan 2 atau 3 siswa lain yang memegang kartu yang cocok. Misalnya, pemegang kartu 3+3 membentuk

kelompok dengan pemegang kartu 2x4 dan 1x5.

b. Bertukar Pasangan.

- Memberi kesempatan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain.

- Bbisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. CARANYA:

1. Setiap siswa mendapatkan satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa melakukan prosedur teknik Mencari Pasangan).

2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.

3. Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.

4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan. Masing-masing pasangan yang baru ini kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.

5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.

c. Berpikir-Berpasangan-Berempat

- Dikembangkan oleh Frank Lyman (Think-Pair-Share) dan Spencer Kagan (Think-Pair-Square) sebagai struktur kegiatan pembelajaran gotong royong.

- Memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. - Optimalisasi partisipasi siswa. - Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju

dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas. - Memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.

- Bisa digunakan dalam semua mata pelaiaran dan untuk sernua tingkatan usia anak didik. CARANYA:

1. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas 1. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas

2. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri.

3. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya.

4. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat.

d. Berkirim Salam dan Soal.

- Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk melatih pengetahuan dan keterampilannya. - Siswa membuat pertanyaan sendiri, sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya.

- Cocok untuk persiapan menjelang tes dan ujian. - Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran daon untuk semua

tingkatan usia anak didik. CARANYA:

1. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan setiap kelompok ditugaskan untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok yang lain. Guru bisa mengawasi dan membantu memilih soal-soal yang cocok.

2. Kemudian, masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan menyampaikan salam dan soal dari kelompoknya (Salam kelompok bisa berupa sorak kelompok seperti yang dijelaskan)

3. Setiop kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.

4. Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokkan dengan jawaban kelompok yang membuat soal.

e. Kepala Bernomor (Numbered Heads). - Dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992).

- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide- ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. - Mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. - Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan

usia anak didik. CARANYA:

1. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

3. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban ini.

4. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.

f. Kepala Bernomor Terstruktur.

- Teknik belajar ini sebagai pengembangan dari teknik Kepala Bernomor. - Memudahkan dalam pembagian tugas. - Memudahkan siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya

dalam saling keterkaitan dengan rekan sekelompoknya. - Bisa digunakan untuk semua mata pelajaran serta semua tingkatan usia anak didik. CARANYA:

1. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.

2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya. Misalnya: Siswa nomor 1 bertugas membaca soal dengan benar dan mengumpulkan data yang mungkin berhubungan dengan penyelesaian soal. Siswa nomor 2 bertugas mencari penyelesaian soal. Siswa nomor 3 mencatat dan melaporkan hasil kerja kelompok.

3. Jika perlu (untuk tugas-tugas yang lebih sulit), guru juga bias mengadakan kerja sama antar kelompok. Siswa bisa disuruh keluar dari 3. Jika perlu (untuk tugas-tugas yang lebih sulit), guru juga bias mengadakan kerja sama antar kelompok. Siswa bisa disuruh keluar dari

Catatan:

Untuk efisiensi pembentukan keigmpok dan penstrukturan tugas, Teknik Kepala Bernomor ini bisa dipakai dalam kelompok yang dibentuk permanen. Artinya, siswa disuruh mengingat kelompok dan nomornya sepanjang caturwulan atau semester. Supaya ada pemerataan tanggung jawab, penugasan berdasarkan nomor bisa diubah-ubah. Misalnya, siswa nomor 1 bertugas mengumpulkan data kali ini, tapi akan disuruh melaporkan pada kesempatan yang lain.

Untuk Variasi:

Struktur Kepala Bernomor ini juga bisa dilanjutkan untuk mengubah komposisi kelompok dengan cara yang efisien. Pada saat-saat tertentu, siswa bisa keluar dari kelompok yang biasanya dan bergabung dengan siswa-siswa lain yang bernomor sama dari kelompok lain. Cara ini bisa digunakan untuk mengurangi kebosanan/kejenuhan jika guru mengelompokkan siswa secara permanen.

g. Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray). - Dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). - Dapat digunakan bersama dengan Teknik Kepala Bernomor. - Bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan

usia anak didik. - Memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. - Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu.

- Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal kenyataan hidup di luar sekolah kehidupan dan kerja saling bergantung satu dengan yang lainnya. Christophorus Columbus tidak akan menemukan benua Amerika jika tidak tergerak oleh penemuan Galileo Galilei yang menyatakan bahwa bumi itu bulat. Einstein pun mendasarkan teori pada teori Newton.

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL UNSUR BANGUN DATAR KELAS II SDN LANGKAP 01 BANGSALSARI

1 60 18

TEACHING WRITING NARRATIVE TEXT THROUGH LEARNING COMMUNITY AT THE SECOND GRADE OF SMAN 8 BANDAR LAMPUNG

0 16 215

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN LEARNING CYCLE 5E DENGAN PROBLEM BASED LEARNING

0 21 58

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

THE DEVELOPMENT OF THE INTERACTIVIE LEARNING MEDIA OF UNIFROMLY ACCELERATED MOTION (GLBB) IN CLASS X BASED-GENERIC SCIENCE SKILLS USING FLASH ANIMATION OF SENIOR HIGH SCHOOL IN WEST LAMPUNG REGENCY PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATERI GERAK L

0 35 131

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 6E PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN

2 37 45

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 1 KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 23 51

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BANJARREJO BATANGHARI LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 24 52

PENGARUH MODELPROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII DI SMP NEGERI 7BLAMBANGAN UMPU WAY KANAN TAHUN AJARAN 2014 / 2015

1 16 68