Proyeksi peta

5.1. Proyeksi peta

dengan kegepengan 1/298.257, maka rasio penyimpangan terbesar ini adalah

Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang 1/100.000. Indonesia, seperti halnya negara digunakan untuk menggambarkan sebagian lainnya, menggunakan ukuran ellipsoid ini atau keseluruhan permukaan tiga dimensi untuk pengukuran dan pemetaan di yang secara kasaran berbentuk bola ke Indonesia. WGS-84 "diatur, diimpitkan" permukaan datar dua dimensi dengan sedemikian rupa diperoleh penyimpangan distorsi sesedikit mungkin. Dalam proyeksi terkecil di kawasan Nusantara RI. Titik impit peta diupayakan sistem yang memberikan WGS-84 dengan geoid di Indonesia dikenal hubungan antara posisi titik-titik di muka sebagai datum Padang (datum geodesi bumi dan di peta.

relatif) yang digunakan sebagai titik

Bentuk bumi bukanlah bola tetapi lebih reference dalam pemetaan nasional. menyerupai ellips 3 dimensi atau ellipsoid. Sebelumnya juga dikenal datum Genuk di Istilah ini sinonim dengan istilah spheroid daerah sekitar Semarang. Untuk pemetaan yang digunakan untuk menyatakan bentuk yang dibuat Belanda, menggunakan ER bumi. Karena bumi tidak uniform, maka yang sama yaitu WGS-84. Sejak 1995 digunakan istilah geoid untuk menyatakan pemetaan nasional di Indonesia bentuk bumi yang menyerupai ellipsoid menggunakan datum geodesi absolut DGN- tetapi dengan bentuk muka yang sangat

95. Dalam sistem datum absolut ini, pusat tidak beraturan.

ER berimpit dengan pusat masa bumi.

Untuk menghindari kompleksitas model Sistem proyeksi peta dibuat untuk matematik geoid, maka dipilih model mereduksi sekecil mungkin distorsi tersebut ellipsoid terbaik pada daerah pemetaan, dengan: yaitu yang penyimpangannya terkecil

• Membagi daerah yang dipetakan terhadap geoid. WGS-84 (World Geodetic

menjadi bagian-bagian yang tidak terlalu System) dan GRS-1980 (Geodetic luas, dan

Reference System) adalah ellipsoid terbaik • Menggunakan bidang peta berupa untuk keseluruhan geoid. Penyimpangan

bidang datar atau bidang yang dapat terbesar antara geoid dengan ellipsoid

didatarkan tanpa mengalami distorsi WGS-84 adalah 60 m di atas dan 100 m di

seperti bidang kerucut dan bidang bawahnya. Bila ukuran sumbu panjang

silinder.

Tujuan Sistem Proyeksi Peta dibuat dan Pembagian Sistem Proyeksi Peta

dipilih untuk: Secara garis besar sistem proyeksi peta

• Menyatakan posisi titik-titik pada bisa dikelompokkan berdasarkan permukaan bumi ke dalam sistem pertimbangan ekstrinsik dan intrinsik. koordinat bidang datar yang nantinya

Pertimbangan Ekstrinsik

bisa digunakan untuk perhitungan jarak dan arah antar titik.

Bidang proyeksi yang digunakan: • Menyajikan secara grafis titik-titik pada

• Proyeksi azimutal / zenital: Bidang permukaan bumi ke dalam sistem

proyeksi bidang datar.

koordinat bidang datar yang selanjutnya • Proyeksi kerucut: Bidang proyeksi bisa digunakan untuk membantu studi

bidang selimut kerucut.

dan pengambilan keputusan berkaitan • Proyeksi silinder: Bidang proyeksi bidang dengan topografi, iklim, vegetasi, hunian

selimut silinder.

dan lain-lainnya yang umumnya

Persinggungan bidang proyeksi dengan bola berkaitan dengan ruang yang luas.

bumi:

Cara proyeksi peta bisa dipilih sebagai:

• Proyeksi Tangen: Bidang proyeksi • Proyeksi langsung (direct projection):

bersinggungan dengan bola bumi.

yaitu dari ellipsoid langsung ke bidang • Proyeksi Secant: Bidang Proyeksi proyeksi.

berpotongan dengan bola bumi. • Proyeksi tidak langsung (double • Proyeksi "Polysuperficial": Banyak

projection): yaitu proyeksi yang bidang proyeksi. dilakukan menggunakan "bidang" antara, ellipsoid ke bola dan dari bola ke bidang Posisi sumbu simetri bidang proyeksi

terhadap sumbu bumi:

proyeksi.

Pemilihan sistem proyeksi peta ditentukan • Proyeksi Normal: Sumbu simetri bidang berdasarkan pada:

proyeksi berimpit dengan sumbu bola bumi.

• Ciri-ciri tertentu atau asli yang ingin • Proyeksi Miring: Sumbu simetri bidang

dipertahankan sesuai dengan tujuan proyeksi miring terhadap sumbu bola

pembuatan / pemakaian peta.

bumi.

• Ukuran dan bentuk daerah yang akan dipetakan. • Letak daerah yang akan dipetakan.

• Proyeksi Transversal: Sumbu simetri • Proyeksi Matematis: Semuanya bidang proyeksi ⊥ terhadap sumbu bola

diperoleh dengan hitungan matematis. bumi.

• Proyeksi Semi Geometris: Sebagian peta diperoleh dengan cara proyeksi dan

Pertimbangan Intrinsik sebagian lainnya diperoleh dengan cara

Sifat asli yang dipertahankan:

matematis.

• Proyeksi Ekuivalen: Luas daerah Pertimbangan dalam pemilihan proyeksi

dipertahankan, yaitu luas pada peta peta untuk pembuatan peta skala besar setelah disesuaikan dengan skala peta = adalah: luas di asli pada muka bumi.

• Distorsi pada peta berada pada batas- • Proyeksi Konform: Bentuk daerah

batas kesalahan grafis.

dipertahankan, sehingga sudut-sudut • Sebanyak mungkin lembar peta yang pada peta dipertahankan sama dengan

bisa digabungkan.

sudut-sudut di muka bumi. • Perhitungan plotting setiap lembar

• Proyeksi Ekuidistan: Jarak antar titik di

sesederhana mungkin.

peta setelah disesuaikan dengan skala • Plotting manual bisa dibuat dengan cara peta sama dengan jarak asli di muka

semudah-mudahnya.

bumi. • Menggunakan titik-titik kontrol sehingga

Cara penurunan peta: posisinya segera bisa diplot.

• Proyeksi Geometris: Proyeksi perspektif atau proyeksi sentral.

Tabel 7. Kelas proyeksi peta

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24