Penelitian yang Relevan
2.5 Penelitian yang Relevan
2.5.1 Penelitian yang dilakukan oleh Adining Astuti (2016) dengan judul “Pelatihan Kecakapan Hidup (Life skill) dalam Membangun Sikap Kewirausahaan (Studi Pada Pusat Pengembangan Anak (PPA) IO-583 Condorokusumo, Kota Semarang)”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pelatihan kecakapan hidup, mendeskripsikan hasil dari pelatihan kecakapan hidup dalam membangun sikap kewirausahaan, dan mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi dalam membangun sikap kewirausahaan. Hasil penelitian adalah a) Pelaksanaan pelatihan kecakapan hidup di PPA IO-583 Condrokusumo sesuai dengan indikator pelaksanaan pelatihan antara lain: adanya identifikasi kemampuan, pemberian motivasi, penggunaan media sarana prasarana, penggunaan metode, iklim belajar yang menyenangkan, interaksi yang terjalin dengan baik antara tutor dan anak binaan dan adanya evaluasi. b) Hasil dari pelatihan kecakapan hidup yaitu adanya sikap percaya diri, berorintasi pada tugas dan hasil, kepemimpinan, berani menanggung risiko, keorisinilan, dan berorientasi ke masa depan. c) Kendala atau faktor penghambat yang dihadapi adanya faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang menghambat adalah anak terkendala dengan waktu. Faktor eksternal antara lain sarana prasarana yang masih terbatas dan jaringan dalam memasarkan produk.
2.5.2 Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Puji Lestari (2015) dengan judul “Pola Pembelajaran Program Kecakapan Hidup (Life SkilI) Menjahit di Balai Latihan Kerja Kabupaten Pekalongan”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana pola pembelajaran pendidikan kecakapan hidup (Life Skill) kursus menjahit di BLK Kabupaten Pekalongan 2) Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan kecakapan hidup (life skill) kursus menjahit di BLK Kabupaten Pekalongan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 1) Menciptakan iklim pembelajaran menjahit, meliputi merumuskan tujuan, materi yang akan diajarkan, metode, strategi, media, sumber belajar, serta perencanaan evaluasi. 2) Pelaksanaan pembelajaran, instruktur melakukan inovasi pembelajaran sesuai dengan kemampuan warga belajar, instruktur selalu membantu warga belajar yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. 3) Evaluasi pembelajaran, prosedur evaluasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran dengan teknik mengamati bagaimana sikap warga belajar dan diberi tugas-tugas yang harus diselesaikan dan pengamatan dilakukan sesuai dengan instrumen yang telah disiapkan. Diakhir masa pembelajaran dengan cara tes tertulis dan praktek yang dinilai dalam tes praktek yaitu hasil atau produknya apakah sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai penilaian menggunakan instrumen. 4) Faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran kursus, faktor penghambatnya adalah adanya latar belakang pendidikan yang berbeda di warga belajar sehingga mempengaruhi kemampuan dalam penyerapan materi yang berbeda, ada yang 2.5.2 Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Puji Lestari (2015) dengan judul “Pola Pembelajaran Program Kecakapan Hidup (Life SkilI) Menjahit di Balai Latihan Kerja Kabupaten Pekalongan”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana pola pembelajaran pendidikan kecakapan hidup (Life Skill) kursus menjahit di BLK Kabupaten Pekalongan 2) Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan kecakapan hidup (life skill) kursus menjahit di BLK Kabupaten Pekalongan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 1) Menciptakan iklim pembelajaran menjahit, meliputi merumuskan tujuan, materi yang akan diajarkan, metode, strategi, media, sumber belajar, serta perencanaan evaluasi. 2) Pelaksanaan pembelajaran, instruktur melakukan inovasi pembelajaran sesuai dengan kemampuan warga belajar, instruktur selalu membantu warga belajar yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. 3) Evaluasi pembelajaran, prosedur evaluasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran dengan teknik mengamati bagaimana sikap warga belajar dan diberi tugas-tugas yang harus diselesaikan dan pengamatan dilakukan sesuai dengan instrumen yang telah disiapkan. Diakhir masa pembelajaran dengan cara tes tertulis dan praktek yang dinilai dalam tes praktek yaitu hasil atau produknya apakah sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai penilaian menggunakan instrumen. 4) Faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran kursus, faktor penghambatnya adalah adanya latar belakang pendidikan yang berbeda di warga belajar sehingga mempengaruhi kemampuan dalam penyerapan materi yang berbeda, ada yang
2.5.3 Penelitian yang dilakukan oleh Rizky Ajharie (2015) dengan judul “Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal melalui Kecakapan Hidup Warga Belajar Paket C pada Keterampilan Menjahit di SKB Susukan Kabupaten Semarang”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang perencanaan dan pelaksanaan keterampilan menjahit, manfaat keterampilan menjahit serta kendala yang dihadapi dalam keterampilan menjahit. Hasil penelitian yaitu perencanaan meliputi rekrutmen tutor keterampilan, persiapan warga belajar mulai dari pengenalan alat dan bahan untuk menjahit, pemberian materi dengan teori kemudian praktek, persiapan sarana prasarana, dan pengecekan peralatan menjahit sebelum digunakan. Pelaksanaan dimulai dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi dan penugasan, teori di kelas, praktek dilaksanakan di ruang menjahit, proses keterampilan menjahit, dan evaluasi dilakukan dengan cara ujian tertulis, ujian keterampilan. Manfaat program keterampilan menjahit adalah mendapatkan bekal keterampilan dan kemandirian mental agar bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri. Kendala yang dihadapi yaitu rendahnya motivasi warga belajar 2.5.3 Penelitian yang dilakukan oleh Rizky Ajharie (2015) dengan judul “Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal melalui Kecakapan Hidup Warga Belajar Paket C pada Keterampilan Menjahit di SKB Susukan Kabupaten Semarang”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang perencanaan dan pelaksanaan keterampilan menjahit, manfaat keterampilan menjahit serta kendala yang dihadapi dalam keterampilan menjahit. Hasil penelitian yaitu perencanaan meliputi rekrutmen tutor keterampilan, persiapan warga belajar mulai dari pengenalan alat dan bahan untuk menjahit, pemberian materi dengan teori kemudian praktek, persiapan sarana prasarana, dan pengecekan peralatan menjahit sebelum digunakan. Pelaksanaan dimulai dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi dan penugasan, teori di kelas, praktek dilaksanakan di ruang menjahit, proses keterampilan menjahit, dan evaluasi dilakukan dengan cara ujian tertulis, ujian keterampilan. Manfaat program keterampilan menjahit adalah mendapatkan bekal keterampilan dan kemandirian mental agar bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri. Kendala yang dihadapi yaitu rendahnya motivasi warga belajar
2.5.4 Penelitian yang dilakukan oleh Sholikhul Amin (2015) dengan judul “Pelaksanaan Pembelajaran Program Pendidikan Kecakapan Hidup
(Pelatihan Life Skill Computer di Pondok Pesantren Salafiyyah Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara tahun 2015)”. Penelitian ini bertujuan untuk:
1) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pelatihan LSC. 2) Mengetahui kendala dalam pembelajaran pelatihan LSC. 3) Mendeskripsikan cara mengatasi kendala dalam pembelajaran pelatihan LSC di Pondok Pesantren Salafiyyah Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini: 1) Pelaksanaan pembelajaran ada tiga tahap:
a) perencanaan, sudah disesuaikan dengan standart; b) pelaksanaan, ada beberapa aspek yang diteliti diantaranya: media dan kurikulum, pengelolaan warga belajara, perilaku tutor, dan waktu pembelajaran; c) evaluasi, tertulis dan praktek. 2) Hambatan, masalah motivasi belajar dan alokasi waktu yang kurang efektif. 3) Cara mengatasi dengan melakukan pendekatan secara personal dan memberikan motivasi belajar, serta jam tambahan pembelajaran pelatihan LSC.
2.5.5 Penelitian yang dilakukan oleh Eva Wahyuningtyas (2013) dengan judul “Pengelolaan Program Pelatihan Menjahit Tingkat Dasar Pada Anak Putus Sekolah Di Balai Latihan Kerja (BLK) Demak”. Tujuan penelitian ini meliputi: (1) Untuk mengetahui pengelolaan program pelatihan; (2) Untuk mengetahui faktor yang menjadi penghambat pengelolaan program pelatihan;
(3) Untuk mengetahui faktor yang menjadi pendukung pengelolaan program; (4) Untuk mengetahui manfaat hasil pelatihan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini: (1) Pengelolaan program pelatihan meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan penilaian; (2) Faktor yang menjadi penghambat dalam pengelolaan program yaitu perencanaan terdapat penyusunan program yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan hasil akhir kegiatan program, dalam pengorganisasian kurangnya instruktur yang ahli dalam bidang, kurangnya pengawasan dalam penggerakan, dalam penilaian ketidaksesuaian antara hasil nyata dengan hasil yang dicapai (3) Faktor pendukung dalam pengelolaan program yaitu faktor dari dalam diantaranya pendidik, peserta, pengelola, sarana prasarana media, faktor dari luar mitra kerja; (4) Dampak positif yang diperoleh yaitu pengetahuan baik keterampilan maupun sikap.