Evaluasi Proteksi Lemak dalam Rumen Secara In Vitro

Penelitian I. Evaluasi Proteksi Lemak dalam Rumen Secara In Vitro

Penelitian tahap I ini bertujuan untuk menemukan metode efektif proteksi lemak terhadap degradasi mikrobia rumen. Pada tahap ini dilakukan proteksi lemak nabati, yaitu minyak sawit dengan mengadopsi 2 metode yaitu metode penyabunan dan gabungan metode kapsulasi dan formaldehid. Penelitian tahap ini dilaksanakan di Laboratorium Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan UGM.

Materi

Materi yang digunakan pada penelitian tahap ini adalah minyak sawit mentah (CPO /crude palm oil ), susu skim afkir produk PT. Sari Husada, CaCl 2 , NaOH, formaldehid, sapi perah berfistula rumen, reagen untuk analisis protein kasar (Lampiran 7), reagen untuk analisis asam lemak bebas (Lampiran 6), reagen untuk analisa angka yod (Lampiran 8) dan reagen untuk analisa protein terdegradasi (Lampiran 5).

Metode

Metode yang diadopsi yaitu metode penyabunan dengan garam kalsium dan metode kapsulasi dengan matriks protein yang terproteksi formaldehid. Prinsip dari metode penyabunan lemak adalah dengan menggunakan larutan

NaOH dan garam kalsium CaCl 2 (Jenkins dan Palmquist, 1984; Doreau dan

Chilliard, 1996). Hasil dari penyabunan diperoleh Ca-soaps . Pada pra penelitian dilakukan uji untuk mengetahui konsentrasi NaOH optimal, demikian juga

imbangan antara minyak sawit, NaOH serta CaCl 2 , sehingga diperoleh konsentrasi untuk NaOH adalah 5% dan imbangan minyak:NaOH:CaCl 2 adalah 4:1:1. Konsentrasi CaCl 2 yang digunakan yaitu 0,25, 0,5, 0,75, dan 1,0%. Hasil

sabun yang diperoleh berbentuk cream . Metode selengkapnya untuk pembuatan sabun dapat dilihat pada Lampiran 1.

Pada metode kapsulasi/pembungkusan dengan matriks protein ( Na- caseinate ) yang diproteksi dengan formaldehid, uji metodologi juga dilakukan terhadap kadar formaldehid (0,5, 1,0, 1,5,, dan 2,0%) dalam campuran protein minyak, sehingga diketahui kadar formaldehid yang optimal. Matriks protein yang digunakan untuk kapsulasi digunakan susu skim afkir. Kapsulasi minyak sawit dengan matriks protein mengacu pada rekomendasi Cook et al . (1970) yang dimodifikasi oleh Sklan (1989) sebagai berikut : jumlah yang sama antara lemak dan natrium-caseinate (atau sumber protein lain) dicampur secara merata kemudian campuran disemprot dengan formalin (mengandung 37% formaldehid). Pada penelitian ini, setelah dilakukan pra penelitian untuk mengetahui imbangan susu dan minyak yang optimal akhirnya diperoleh imbangan susu skim:minyak adalah 3:1. Metode selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

Lemak yang sudah terproteksi dari kedua metode tersebut kemudian diuji secara in vitro 2 tingkat menurut metode Tilley dan Terry (1963) yang dimodifikasi. Tingkat 1 diasumsikan pencernaan di dalam rumen sedangkan tingkat 2 diasumsikan pencernaan di dalam abomasum. Metode kecernaan in vitro menurut Tilley dan Terry dapat dilihat pada Lampiran 3. Parameter yang diamati untuk uji kecernaan in vitro metode penyabunan adalah kecernaan bahan

Analisis bahan kering dan bahan organik menggunakan metode AOAC (2005) (Lampiran 13 dan Lampiran 14), asam lemak bebas menggunakan metode Mehlenbacher (1960) sesuai Sudarmadji et al . (1984) seperti pada Lampiran 6, angka yod mengikuti metode Sudarmadji et al . (1984) (Lampiran 8), protein kasar menggunakan metode Kjeldahl (AOAC, 2005) (lampiran 7) dan protein terdegradasi menggunakan metode Lowry (Plummer, 1971) (Lampiran 5).

Setelah dilakukan uji kecernaan in vitro dari kedua metode proteksi, kemudian dilanjutkan dengan uji kecernaan in sacco dari metode yang lebih baik hasilnya saat uji in vitro yaitu metode kapsulasi dan formaldehid, untuk mengetahui bagaimana degradasinya di dalam rumen ternak. Pada uji in sacco , parameter yang diamati adalah persen kehilangan bahan kering. Metode selengkapnya untuk uji in sacco bisa dilihat di Lampiran 4.

Analisis data Data yang diperoleh dianalisis variansi dengan rancangan acak lengkap pola tersarang dan perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (Astuti, 1981).